Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN DAN NYAMAN

A. DEFINISI
1. Pengertian Rasa aman dan nyaman
a) Rasa aman didefinisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry (2006) sebagai
sesuatu kebutuhan yang mendorong individu untuk memperoleh ketentraman,
kepastian dan keteraturan dari keadaan lingkungannya yang mereka tempati.
Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis ( Potter &
Perry, 2006).
b) Kenyamanan / rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang
meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi),
dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri)
(Kolcaba, 1992 dalam Potter & Perry, 2006).
2. Pengertian nyeri
a) Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau
mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2014).
b) Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari adanya kerusakan pada jaringan yang actual dan potensial. Nyeri
merupakan salah satu alasan orang mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri
terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa
pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. (Mayasari, 2016).
c) Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Wartonah, 2012).

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat
kimia seperti bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut
merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan
dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri akan
dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke hypothalamus
nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitif pada termosensitif
sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri (Potter dan Pery, 2009).
Terjadinya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat
bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin, yang tersebar pada kulit
dan mukosa, khususnya pada vicera, persendian, dinding arteri, hati dan kandung
empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau
rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti bradikinin, histamine,
prostaglandin dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada
jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik
dan mekanik.

C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO


1. Faktor Resiko
a) Nyeri Akut
 Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
 Menunjukkan kerusakan
 Posisi untuk mengurangi nyeri
 Muka dengan ekspresi nyeri
 Gangguan tidur
 Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
 Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
b) Nyeri Kronis
 Perubahan berat badan
 Melaporkan secara verbal dan non verbal
 Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
 Kelelahan
 Perubahan pola tidur
 Takut cidera
 Interaksi dengan orang lain menurun
2. Faktor Predisposisi
a) Trauma
b) Peradangan
c) Trauma psikologis
3. Faktor Presipitasi
a) Lingkungan
b) Suhu ekstrim
c) Kegiatan
d) Emosi

D. PATOFISIOLOGI
1. Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana jaringan tubuh
yang cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory neurotransmitters),
(histamine dan bradykinin) sebagai vasodilator yg kuat => edema, kemerahan
dannyeri dan menstimulasi pelepasan prostaglandins.
2. Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi elektrik,
proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik mengenai nociceptor
dihantarkan melalui serabutsaraf A dan C dihantarkan dengan cepat ke
substantiagelatinosa di dorsal horn dari spinal cord ke otak melalui spinothalamic
tracts thalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk reticular formation,
limbicsystem, dan somatosensory cortex.
3. Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses informasi dari
pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeri individu mulai
menyadari nyeri.
4. Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh melepaskan
neuromodulator, seperti opioids (endorphins and enkephalins), serotonin,
norepinephrine dan gamma aminobutyric acid menghalangi atau menghambat
transmisi nyeri dan membantu menimbulkan keadaan analgesik, serta berefek
menghilangkan nyeri
(Agen cedera, agen cedera biologis,
agen cedera kimiawi, agen pencedera,
dilatasi serviks, eksblusi fetal)

Reseptor nyeri

Persepsi Nyeri

Nyeri

Menekan saraf Mobilitas fisik terganggu

Nyeri dipersepsikan Gangguan mobilitas fisik


berhubungan dengan
faktor presipitasi
Nyeri Akut
E. TANDA DAN GEJALA
1. Vakolasi
a) Mengaduh
b) Menangis
c) Sesak nafas
d) Mendengkur
2. Ekspresi Wajah
a) Meringis
b) Mengeletuk gigi
c) Mengernyit dahi
d) Menutup mata, mulut dengan rapat
e) Menggigit bibir
3. Gerakan Tubuh
a) Gelisah
b) Imobilisasi
c) Ketegangan otot
d) Peningkatan gerakan jari dan tangan
e) Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
f) Gerakan melindungi bagian tubuh
4. Interaksi Sosial
a) Menghindari percakapan
b) Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
c) Menghindar kontak social
d) Penurunan rentang perhatian

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui
apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat
menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
1. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
2. Menggunakan skala nyeri
a) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi
dengan baik
b) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi
nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan
c) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun
terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.
d) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul

G. PENATALAKSANAAN
1. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing
klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga
secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
2. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah.
Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti
positif dan dapat mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara
sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah
stimulus nyeri.
3. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke
stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat
pertandingan, menonton televisi, dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music,
suara gemericik air), distraksi pernafasan (bernafas ritmik), distraksi intelektual
(bermain kartu).
4. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada
saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic
opioid (morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien
menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri.
5. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit
baru seperti decubitus.

H. ASUHAN KEPERAWATAN
H.1 PENGKAJIAN
1) Riwayat Keperawatan
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan pasien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan atau kelangsungan hidup
pasien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden
terjadinya penyakit dan cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan
nyaman pasien.
b) Riwayat Penyakit Dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas
operasi/bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secar
langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman pasien.
c) Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat ini bisa dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan
nyaman, karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko
terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.
2) Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara
lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.
3) Kualitas : Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri.
Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
4) Faktor presipitasi : Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara
lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
5) Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau
dapat menggunakan skala dari 0-10.
6) Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai,
berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri
terakhir timbul.
7) Karakteristik nyeri (PQRST)
a) P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
b) Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat)
c) R (region) : daerah perjalanan nyeri
d) S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri
e) T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri
8) Pengkajian Skala Nyeri
a) Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak terganggu)
b) Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)
c) Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakuka aktivitas secara mandiri)
9) Pemeriksaan Fisik
a) Ekspresi wajah
 Menutup mata rapat-rapat
 Membuka mata lebar-lebar
 Menggigit bibir dibawah
b) Verbal
 Menangis
 Beteriak
c) Tanda-tanda Vital
 Tekanan darah
 Nadi
 Pernafasan
d) Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa
yang tidak nyaman

H.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis , fisik, kimia.
2) Nyeri berhubungan dengan inflamasi
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

H.3 INTERVENSI KEPERAWATAN


1) Nyeri akut
Tujuan yang diharapkan :
a) Adanya penurunan intensitas nyeri
b) Ketidaknayaman akibat nyeri berkurang
c) Tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akut
Rencana Tindakan
Intervensi Rasional
Kaji nyeri Mengetahui daerah nyeri, kualitas, kapan
nyeri dirasakan, faktor pencetus, dan
berat ringannya nyeri yangdirasakan.
Ajarkan teknik relaksasi Untuk mengajarkan pasien apabila nyeri
kepada pasien timbul
Berikan analgetik sesuai Untuk mengurangi rasa nyeri
program
Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum pasien
2) Nyeri Kronis
Tujuan yang diharapkan :
a) Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah
b) Tidak ada posisi tubuh yang melindungi
c) Tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot
d) Tidak kehilangan nafsu makan
e) Frekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau
ringan
Rencana Tindakan
Intervensi Rasional
Kaji keadaan umum, karakteristik Untuk mengetahui keadaan umum
nyeri, tanda-tanda vital serta efek pasien, mengetahui daerah nyeri,
penggunaan obat jangka panjang kualitas, kapan nyeri dirasakan,
faktor pencetus,berat ringannya
nyeri yang dirasakan serta
mengetahui efek penggunaan obat
secara jangka panjang
Bantu pasien mengidentifikasi Untuk mengetahui tingkat nyeri
tingkat nyeri pasien
Ajarkan pola istirahat atau tidur Untuk mengurangi rasa nyeri secara
yang adekuat adekuat
Kolaborasi pemberian obat Untuk mengurangi rasa nyeri
analgesik
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jkarta: Salemba Medika.
Anonim. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman Praktik
Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan.
Azis Alimun H.2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan, Buku 1, Buku 2. Jakarta: Salemba Medika
Carpenito. (2006). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.
Nurarif A.H dan Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatn Praktis. Jakarta:Mediaction
Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik
Edisi 4. Jakarta: EGC
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta:
EGC
https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/152/1/3.%20modul%20KD%203.pdf
http://repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/1757/1/MODUL%203.pdf

Anda mungkin juga menyukai