GANGGUAN
KEBUTUHAN RASA NYAMAN “NYERI “\
3. Klasifikasi Nyeri
a) Nyeri Akut.Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan
cepat menghg tidak melebihi 6bulan dan ditandai dengan adanya
peningkatan tegangan otot berbatasan karakteristik:
Mayor : Komunikasi (verbal atau penggunaan kode) tentang
nyeri yang dideskripsikan.
Minor :
1) Mengatupkan rahang atau pergelangan tangan.
2) Perubahan kemampuan untuk melanjutkan aktivitas.
3) Agirasi / kegelisahan.
4) Rangsangan.
5) Menggosok bagian nyeri.
6) Mengerok.
7) Postur tidak biasa.
8) Ketidakaktifan fusik dan mobilitas.
9) Perubahan pada pola tidur.
10) Rasa takut mengalami cedera tulang.
11) Mata terbuka lebar dan sangat tajam.
12) Mual muntah.
b) Nyeri Kronis.Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan.
Biasanya berlangsung dalamwaktu cukup lama lebih daro 6 bulan.
Batasan karakteristik :
Mayor : Nyeri telah ada lebih dari 6 bulan.
Minor :
1) Gangguan hubungan social dan keluarga.
2) Peka rangsangan.
3) Ketidakaktifan fisik dan mobilitas.
4) Menggosok kebagian yang nyeri.
5) Tampilan yang meringis6.
6) Keletihan.
C. KLASIFIKASI NYERI
1. Menurut Tempatnya
a) Perifer Pain (Pinggiran)Nyeri yang dirasakan pada permukaan
tubuh (daerah perifer).Contoh : Nyeri pada kaki, tangan,
permukaan kulit.
b) Deep Pain (Dalam)Nyeri yang dirasakan dari struktur
tubuh yang lebih dalam.Contoh : Sendi, Otot, nyeri lambung.
c) Reffered Pain ( Nyeri Alihan)Nyeri akibat penyakit organ tubuh
yang ditransmisikan kebagian tubuh lainyang bukan
merupakan asal nyeri.Contoh : luka pada leher, nyeri pada
pundak.
2. Menurut sifatnya
a) Insidental : Nyeri yang datang secara tidak menentu.
b) Steody : Rasa Nyeri yang terus-menerus.
c) Proximal : Rasa nyeri yang dapat diketahui waktunya.
D. FISIOLOGI NYERI
Menurut Potter & Perry (2006), terdapat tiga komponen fisiologis
dalam nyeriyaitu resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri
mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri
memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute
saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di medula
spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel
saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak
atau ditransmisi tanpa hambatan ke korteks serebral, maka otak
menginterpretasi kualitas nyeri dan memproses informasi tentang
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki serta asosiasi kebudayaan
dalam upaya mempersiapkan nyeri.
1) Resepsi
Pemaparan terhadap panas atau dingin, tekanan, friksi dan
zat-zat kimia menyebabkan pelepasan substansi, seperti histamin,
bradikinin dan kalium,
yang bergabung dengan lokasi reseptor di nosiseptor
(reseptor yang berespon terhadap stimulus yang membahayakan)
untuk memulai transmisi neural, yang dikaitkan dengan nyeri.
Beberapa reseptor hanya berespon pada satu jenis nyeri,
sedangkan reseptor yang lain juga sensitif terhadap temperatur
dan tekanan.
Apabila kombinasi dengan reseptor nyeri mencapai ambang
nyeri (tingkat intensitas stimulus minimum yang dibutuhkan untuk
membangkitkan suatu impuls saraf), kemudian terjadilah aktivasi
neuron nyeri. Karena terdapat variasi dalam bentuk dan ukuran
tubuh, maka distribusi reseptor nyeri disetiap bagian
tubuh bervariasi.
Impuls saraf, yang dihasilkan oleh stimulus nyeri, menyebar
disepanjang serabut saraf perifer aferen. Dua tipe serabut saraf
perifer mengkonduksi stimulusnyeri: Serabut A-Delta yang
bermielinasi dengan cepat dan serabut C yang tidak bermielinasi
dan berukuran sangat kecil serta lambat. Serabut A mengirim
sensasitajam, terlokalisasi, dan jelas yang melokalisasi sumber
nyeri dan mendeteksiintensitas nyeri. Serabut C menghantarkan
impuls yang terlokalisasi buruk, viseral,dan terus menerus.Ketika
serabut C dan A-delta mentransmisikan impuls dari serabut
saraf perifer, maka akan melepaskan mediator biokimia yang
mengaktifkan danmembuat peka respons nyeri. Misalnya, kalium,
prostaglandin dilepaskan ketikasel-sel lokal mengalami kerusakan.
Transmisi stimulus nyeri berlanjut sampaitransmisi tersebut
berakhir dibagian kornu dorsalis medula spinalis. Di dalamkornu
dorsalis, neurotransmiter, seperti substansi P dilepaskan, sehingga
menyebabkan suatu transmisi spinalis dari saraf perifer ke saraf
traktusspinotalamus. Hal ini memungkinkan impuls nyeri
ditransmisikan lebih jauh kedalam sisitem saraf pusat.
2) Neuroregulator
Neuroregulator memegang peranan yang penting dalam
suatu pengalamannyeri. Sustansi ini ditemukan di lokasi
nosiseptor. Neuroregulator dibagi menjadi dua kelompok, yakni
neurotransmiter dan neuromodulator.
Neurotransmiter sepertisubstansi P mengirim impuls
listrik melewati celah sinap diantara dua serabut saraf (eksitator
dan inhibitor).
Neuromodulator memodifikasi aktivitas neuron
danmenyesuaikan atau memvariasikan transmisi stimulus nyeri
tanpa secara langsungmenstransfer tanda saraf melalui sebuah
sinap. Endorfin merupakan salah satucontoh neuromodulator.