Pada Pasien
OLEH
I MADE ARI PUTRA
18.321.2869
1. Definisi Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smeltzer & Bare,
2001). Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat
individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa
disamakan satu sama lain (Asmadi, 2008). Nyeri merupakan keadaan ketika
individu mengalami sensasi ketidaknyaman dalam merespons suatu rangsangan
yang tidak menyenangkan (Lynda Juall, 2012). Nyeri adalah perasaan yang tidak
nyaman yang sangat subyektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat
menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut. Secara umum nyeri dapat
didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun sedang ( Iqbal,
2007). Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
yang disebabkan oleh stimulus tertentu (Potter&Perry, 2005).
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah perasaaan
tidak nyaman yang disebabkan stimulus.
2. Klasifikasi Nyeri
a) Menurut bentuknya
a. Nyeri akut, nyeri yang berlangsung tidak melebihi enam bulan,
serangan mendadak dari sebab yang sudah diketahui dan daerah nyeri
biasanya sudah diketahui, nyeri akut ditandai dengan ketegangan otot,
cemas yang keduanya akan meningkatkan persepsi nyeri.
b. Nyeri kronis, nyeri yang berlangsung enam bulan atau lebih, sumber
nyeri tidak diketahui dan tidak bisa ditentukan lokasinya. Sifat nyeri
hilang dan timbul pada periode tertentu nyeri menetap
3. Etiologi Nyeri
A. Faktor resiko
1) Nyeri akut
a. Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
b. Menunjukan kerusakan
c. Posisi untuk mengurangi nyeri
d. Gerakan untuk melindungi
e. Tingkah laku berhati-hati
f. Muka dengan ekspresi nyeri
g. Gangguan tidur (mata sayu, tampak lingkaran hitam, menyeringai)
h. Fokus pada diri sendiri
i. Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, tempat, dan orang,
proses berpilur)
j. Tingkah laku distraksi
k. Respon otonom (perubahan tekanan darah, suhu tubuh, nadi,
dilatasi pupil)
l. Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang,
mengeluh)
m. Perubahan nafsu makan
2) Nyeri kronis
a. Perubahan berat badan
b. Melaporkan secara verbal dan nonverbal
c. Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri
sendiri
d. Perubahan pola tidur
e. Kelelahan
f. Atrofi yang melibatkan beberapa otot
g. Takut cedera
h. Interaksi dengan orang lain menurun
B. Faktor predisposisi
1) Trauma
a) Mekanik : rasa nyeri timbul akibat ujung saraf bebas mengalami
kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, luka
b) Thermis : nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibat panas, dingin, misalnya api atau air panas
c) Khermis : nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang
bersifat asam atau basa kuat
d) Elektrik : nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot
dan luka bakar
2) Neoplasma, bersifat jinak maupun ganas
3) Peradangan
4) Kelainan pembuluh darah dan gangguan sirkulasi darah
5) Trauma psikologis
C. Faktor presipitasi
1) Ligkungan
2) Suhu ekstrim
3) Kegiatan
4) Emosi
4. Patofisiologi Nyeri
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat
kimia seperti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat
tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan
tersebut akan dihantarkan ke hypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di
korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga individu mengalami nyeri. Selain
dihantarkan ke hypothalamus nyeri dapat menurunkan stimulasi terhadap reseptor
mekanin sensitif pada termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau
mengalami nyeri (Wahit Chayatin, N.Mubarak, 2007).
Nyeri
Implementasi
1. Mengkaji faktor penyebab, kualitas, lokasi, frekuensi, dan
skala nyeri
2. Memonitor tanda-tanda vital, memperhatikan takikardia,
hipertensi, dan peningkatan pernafasan.
3. Memberikan kebutuhan kenyamanan dan aktivitas lain yang
dapat membantu relaksasi untuk memfasilitasi penurunan
nyeri
4. Memberikan Health Education (HE) tentang nyeri
5. Mengkolaborasi dalam pemberian terapi analgesik
d) Evaluasi
1) Penurunan skala nyeri, contohnya skala nyeri menurun dari 8
menjadi 5 dari 10 skala yang diberikan.
2) Merasa nyaman dan dapat istirahat
3) Tidak merasa cemas dengan kondisi yang dialami