Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Autisme terjadi pada 5 dari setiap 10.000 kelahiran, di mana
jumlah penderita laki-laki empat kali lebih besar dibandingkan
penderita wanita. (Maulana, mirza : 2008) dengan kata lain, anak
laki laki lebih rentan menyandang sindrom autisme dibandingkan
anak perempuan.
Survei menunjukkan, anak-anak autisme lahir dari ibu-ibu
kalangan ekonomi menengah keatas. Ketika dikandung asupan gizi
ke ibunya tidak seimbang ( Kompas, 2 maret 2005 ). Hal ini tampak
ketika bayi menolak sentuhan orang tuanya, tidak merespon
kehadiran orang tuanya, dan melakukan kebiasaan-kebiasaan
lainnya yang tidak dilakukan oleh bayi-bayi normal pada umumnya.
(Maulana,mirza:2008).
Sebagian besar penderita autisme mengalami gejala-gejala
negative skizoprenia, seperti menarik diri dari lingkungan, serta,
serta lemah dalam berpikir ketika menginjak dewasa. Sebagian
besar penderita autis, yakni sekitar 75% termasuk dalam kategori
keterlambatan mental. Tetapi sejumlah 10% dari mereka malah
dapat di golongkan sebagai orang jenius.
Sejak autisme mulai dapat dijabarkan dan dikenal mendunia,
berbagai

jenis

penyembuhan

telah

dilakuan.

Beberapa

implementasi penyembuhan tersebut bukan hanya bersifat psikis,


tetapi juga fisik, mental, emosional hingga fisiologis. Tetapi
penyembuhan yang diterapkan pun dilakukan dengan berbagai
varian teknik, diantaranya teknik belajar dan bermain yang dapat
dilakukan secara verbal maupun non verbal.
Beberapa jenis terapi yang telah di implementasikan secara
meluas, ada yang melibatkan peran serta orang tua dan ada juga
yang tidak. Ada yang dapat dilakukan sendiri oleh orang tua
dirumah dan ada juga terapi yang memerlukan bantuan sejumlah
ahli atau terapis. Inti dari sejumlah terapi tersebut untuk

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

mengetahui tanda yang diperlihatkan oleh penderita autisme yang


tentunya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkatan
sindrom yang disandang.
Terapi yang diberikan

kepada

setiap

anak

autisme

hendaknya tetap melibatkan peran serta orang tua secara aktif.


Tujuannya agar setiap orang tua merasa memiliki andil atas
kemajuan yang dicapai anak autisme mereka dalam setiap fase
terapi. Dengan kata lain, orang tua tidak hanya memasrahkan
perbaikan anak autisme kepada para ahli atau terapis tetapi juga
turut menentukan tingkat perbaikan yang perlu dicapai oleh si anak.
Dengan demikian,akan terbentuk suatu ikatan emosional yang lebih
kuat antara orang tua dengan anak autismenya dan hal ini
diharapkan akan mendukung perkembangan emosional dan mental
si anak menjadi lebih baik. (Purwati,H,Nyimas : 2009)
1.2.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi autisme?
2. Bagaimana tipe-tipe autisme?
3. Bagaimana etiologi autisme?
4. Bagaimana epidemiologi autisme?
5. Bagaimana pathway autisme?
6. Bagaimana manifestasi klinis autisme?
7. Bagaimana pemeriksaan autisme dengan konsultasi dan
diagnostik?
8. Bagaimana diet pada autisme?
9. Bagaimana penatalaksanaan autisme?
10. Bagaimana konsep asuhan keperawatan autisme?
11. Bagaimana peran perawat?

1.3.

Tujuan Masalah
1. Mengetahui dan memahami definisi autisme
2. Mengetahui dan memahami tipe-tipe autisme
3. Mengetahui dan memahami etiologi autisme
4. Mengetahui dan memahami epidemiologi autisme
5. Mengetahui dan memahami pathway autisme
6. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis autisme
7. Mengetahui dan memahami pemeriksaan autisme dengan
konsultasi dan diagnostik

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

8. Mengetahui dan memahami diet pada autisme


9. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan autisme
10. Mengetahui dan memahami konsep asuhan keperawatan
autisme
11. Mengetahui dan memahami peran perawat

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi Autisme
Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri.
Penyandang autisme seakan-akan hidup dalam dunianya sendiri.
Istilah autisme baru diperkenalkan oleh leo kanner sejak tahun
1943 (Handojo,2008).
Autisme bukan
sindroma

(kumpulan

perkembangan

suatu
gejala)

gejala

penyakit,

yang

terjadi

tetapi

berupa

penyimpangn

sosial, kemampuan bahasa, dan kepedulian

terhadap sekitar (Yatim,2003)


Autisme adalah ketidakmampuan

perkembangan

yang

biasanya terlihat sebelum usia dua setengah tahun dan ditandai


dengan gangguan pada wicara dan bahasa, mobilitas, persepsi,
dan hubungan interpersonal. (Speer, Kathleen Morgan. 2007)

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

Autisme adalah gangguan perkembangan yang umumnya


menimpa anak-anak.Gangguan ini membuat anak tidak mampu
berinteraksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri.
(Aizid, Rizem. 2011)
Menurut kamus psikologi, pengertian dari autisme adalah
anak dengan kecenderungan diam dan suka menyendiri yang
extrem. Anak autisme bisa duduk dan bermain berjam-jam lamanya
dengan jemarinya sendiri atau dengan serpihan kertas, serta
tampaknya mereka itu tenggelam dalam suatu dunia sendiri.

Anatomi Fisiologi Autisme

Pada kasus autisme, biasanya

mengalami

gangguan

komunikasi verbal dan non verbal, gangguan interaksi, gangguan


perilaku dan bermain, gangguan emosi, serta gangguan persepsi
sensoris. Dengan menggunakan elektrofisiologi, neurofisiologi tes
dan posmortemautopsi, serta brain imaging menunjukkan terdapat
abnormalitas di area otak penderita autism pada bagian korteks

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

cerebri (khususnya lobus frontal, lobus temporal), sistem limbik,


dan cerebellum.
Anatomi Fisiologi dari sistem saraf pusat yang berperan
dalam gangguan-gangguan yag menjadi gejala-gejala dari autisme
adalah :
1. Korteks Serebri
Korteks serebri dibagi menjadi 4 lobus frontal, lobus
temporal, lobus parietal, dan lobus oksipital.
Ada 3 jenis area fungsional di korteks serebri :
1. Area sensoris yang menerima dan menafsirkan impuls
sensorik
2. Area asosiasi yang mengintegrasikan informasi sensorik
dengan emosional, memori, pembelajaran, dan proses
berpikir rasional.
3. Area motoris yang menghasilkan impuls untuk menginervasi
otot volunter

Pada autisme sering ditemukan abnormalitas pada


korteks serebri khususnya area lobus frontal dan lobus
temporal. Pada lobus frontal terdapat area broca yag berfungsi
dalam aspek bicara sedangkan lobus temporal terdapat area

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

wernicke yang berfungsi dalam aspek bahasa. Abnormalitas


pada area-area tersebut berhubungan dengan terganggunya
fungsi komunikasi anak penderita autis, sehingga penderita
autis biasanya sering belum bisa berbicara dengan jelas dan
sering berbicara dengan bahasa planet.

2. Sistem Limbik

Penderita autisme biasanya memiliki gangguan perilaku.


Sistem limbik adalah bagian otak yang berhubungan erat
dengan perilaku. Struktur sentral serebrum basal dikelilingi
korteks serebri yang disebut korteks limbik. Korteks limbik
diduga berfungsi sebagai daerah asosiasi untuk pengendalian
fungsi tingkah laku tubuh dan sebagai gudang inforasi yang
menyimpan informasi mengenai pengalaman yang lalu seperti
rasa nyeri, senang, nafsu makan, bau, dan sebagainya. Gudang
informasi selanjutnya disalurkan ke daerah limbik. Asosiasi
Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

informasi

ini

diduga

merupakan

perangsangan

untuk

mencetuskan jawaban tingkah laku yang sesuai dengan kondisi


yang dihadapi seperti marah dan lain-lain.

Fungsi bagian-bagian di sistem limbik :


1. Thalamus berfungsi sebagai pusat penerimaan untuk sensor
data dan sinyal-sinyal motorik
2. Amigdala berfungsi sebagai pusat pengatur emosi. Jadi
rangsangan dan indra tubuh diteruskan ke otak kemudian
ke talamus lalu sinaps tunggal menuju ke amigdala.
Kemudian amigdala akan memberikan reaksi/respon emosi.
Emosi yang ditangkap oleh amigdala akan dirasionalisasikan
oleh korteks prefrontal, ketika amigdala mengontrol emosi,
korteks

prefrontal

seimbang.

mengendalikannya

Mekanisme

kerjanya,

dalam

amigdala

proporsi

memproses

emosi secara langsung atau melalui sistem limbik yang lain


yang sinyalnya diberikan oleh amigdala. Untuk komponen
emosi yang kerjanya dijalarkan ke hipotalamus, maka yang
menentukan komponen emosi apa yang akan timbul (senang
atau kecewa, marah atau bahagia serta komponen lain)
ditentukan oleh amigdala. Hipotalamus hanya sebagai
tempat pembentukan, tapi konsep atau pola emosi yang
akan dibentuk sudah ditentukan oleh amigdala meskipun
hipotalamus sendiri dapat menghasilkan komponen perilaku
dengan

menggunakan

rangsangan

listrik.

Terkadang

rangsangan dari talamus bekerja lebih cepat pada amigdala


daripada neurokorteks sehingga terjadi emosi yang bertindak
lebih cepat sebelum otak rasional dapat berpikir.
3. Hipotalamus
Fungsi hipothalamus :
Pengaturan suhu tubuh
Pengatur nutrisi

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

Pengaturan agar tetap sadar


Penumbuhan sifat agresif
Tempat sekresi hormon yang memengaruhi pengeluaran

hormonpada kelenjar hipofisis


Pengaturan dalam gerak refleks
Fisiologi denyut jantung
Berperan dalam pernapasan
Perlebaran dan penyempitan pembuluh darah
4. Hipocampus
Bagian dari medial korteks temporalis yang memanjng,
melipat ke atas dan ke dalam. Hipocampus dalam kegiatan
mengingat (memori).
3. Cerebellum

Cerebellum mempunyai peranan penting dalam fungsi


motorik, mengatur pergerakan otot secara terkoordinasi dan
seimbang.

Kerusakan

pada

daerah

cerebellum

dapat

menyebabkan gerakan menjadi tidak terkoordinasi dan tidak


bertujuan. Penderita autisme biasanya melakukan gerakan yang
berulang dan tidak bertujuan. Kondisi ini mungkin juga
disebabkan oleh adanya gangguan pada bagian cerebellum.
(academia.edu)
2.2. Tipe-Tipe Autisme
Autisme dikelompokkan menjadi 3 tipe, yaitu :
a. Berdasarkan perilaku
1. Aloof adalah anak autis yang berusaha menarik diri dari
kontak sosial dengan orang lain lebih suka menyendiri
2. Passive adalah anak autis yang hanya menerima kontak
sosial tapi tidak berusaha untuk menanggapinya

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

3. Active

but odd

adalah anak autis yang

melakukan

pendekatan tapi hanya bersifat satu sisi saja dan bersifat


aneh
b. Berdasarkan tingkat kecerdasan
1. Low functioning (IQ rendah)
Anak autis tipe low functioning tidak dapat mengenal huruf
dan membaca. Tuntutan yang paling penting adalah
kemandirian yang bersifat basic life skills, misalnya cara
menggunakan sabun, menggosok gigi dan sebagainya.
2. High functioning (IQ tinggi)
Anak autis tipe high functioning memiliki komunikasi yang
baik, pintar, sangat senang dan berminat pada satu bidang,
tetapi kurang berinteraksi sosial (tidak bisa bersosialisasi).
c. Berdasarkan munculnya gangguan
1. Autisme klasik adalah autisme yang disebabkan kerusakan
saraf sejak lahir. Kerusakan saraf disebabkan oleh virus
rubella (dalam kandungan) atau terkena logam berat
(merkuri dan timbal).
2. Autisme regresif adalah autisme yang muncul saat anak
berusia

antara

12-24

bulan.

Perkembangan

anak

sebelumnya relatif normal, namun setelah usia dua tahun


kemampuan anak menjad merosot.
2.3. Etiologi Autisme
Autisme dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internl meliputi genetik, psikologis, neuorobiologis, prenatal,
natal, infeksi virus, dan trauma kelahiran, sementara faktor
eksternal diantaranya lingkungan bahan kimia beracun, merkuri,
timbal, kadmium, arsenik, aluminium (Handojo,2008)

Faktor internal
1. Faktor psikologis

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

Orang tua yang emosional, kaku, dan obsesif, yang mengasu


anak mereka yang secara emosional atau akibat sikap ibu yang
dingin (kurang hangat)
2. Neurobiologis
Kelainan perkembangan sel-sel otak selama dalam kandugan
atau sudah anak lahir an menyababkan berbagai kondisiyang
mempengaruhi berbagai sistem syaraf pusat. Hal ini di duga
karena adanya disfungsi dari batang otak dan neurolimbik
3. Faktor genetik
Adanya kelainan kroosom pada anak autisme , tetapi kelinan itu
tidak berada pada kromosom yang selalu sama. Ditemukan 20
gen yang terkait dengan munculnya gangguan autisme baru
bisa muncul jika kombinasi dari banyak gen.
4. Faktor perinatal
Adanya kompikasi prenatl, perinatal, dan neonatal. Komplikasi
yang paling sering adalah perdarahan setelah trimester
pertama, fetal distres, dan penggunaan obat tertentu oleh ibu
yag sedang hamil. Komplikasi waktu bersalin, terlambat
menangis, gangguan pernafasan, dan anemia pada janin
Faktor eksternal
Faktor eksternal berasal dari lingkungan yaitukontaminasi bahan
kimia beracun dan logam berat berikut ini (yatim,2003)
1. Merkuri (Hg)
Logam berat merkuri merupakan cairan yang berwarn putih
keperakan. Paparan logam berat Hg dapat berupa metly
mercury dan etly mercury (thimerosal) dlm vaksin. Merkuri
dapat mempengaruhi otak, sitem saraf, dan saluran cerna.
Racun

mercurymenyebabkan

defisit

kognitif

dan

sosial

termasuk kehilangan kemampuan berbicara atau kegagalan


untuk mengembangkan gangguan memeori, konsentrasi yang
buruk, kesulitan dalam mengartikan kata-kata dari berbagai
macm tingakah laku autisme.
2. Timbal
Timbal dikenal sebagai neurotoksin yang diartikan sebagai
pembunuh sel-sel otak. Kadar timbal yang berlebihan pada

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

10

darah anak-anak akan mempengaruhi kemampuan belajar


anak, defisit perhatian, sindroma hiperaktivitas.
3. Kadmium (Cd)
Kadmium merupakan bahan alami yang terdapat pada kerak
bumi. Logam berat ini umurni berupa logam. Logam berwarna
putih perak unak dapat meyebabkan kerusakan sel membran
sehingga logam beratlain sipercepat atau dipermudah masuk ke
dalam sel.
4. Arsenik (As)
Arsenik banyak digunakan pengusaha atau kontraktor untuk
membangun rung bermain, gladak kapal, atau pagar rumah.
Arsenik dapat diisap, ditelan, dan diabsorbsi lewat kontak kulit.
Arsenik dapat disimpan di otak, tulang, dan jaringa tubuh, serta
akan merusak secara serius. Gejala yang berlansung lambat
dan enyebabkan diabetes dan kanker, juga dapat menyebabkan
stroke dan sakit jantung. Dalam jangka lama dapat merusak
liver, ginjal, dan susunan saraf pusat.
5. Aluminium (Al)
Keracunan aluminium adalah keadaan serius yang terjadi bila
mengabsorbsi sejumlah besar aluminium yag sering disimpan di
dalam otak. Pemaparan aluminium di dapatkan dari konsumsi
aluminium dari produk antasid da air minum (panic aluminium)
aluminium masuk kedalam tubuh lewat sistem digestif, paruparu, dan kulit sebelum masuk ke jaringan tubuh.
2.4. Epidemiologi Autisme
Di amerika serikat kelainan autisme empat kali lebih sering
ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan dan
lebih sering banyak di derita anak-anak keturunan Eropa, Amerika
dibandingkan yang lainya. Di indonesia apada tahun 2013
diperkirakan terdapat lebih dari 112.000 anak yang menderita
autisme dalam usia 5-19 tahun. Sedangkan pravalensi penyandang
autisme diseluruh dunia menurut data UNESCO pada tahun 2011
adalah 6 diantara 1000 orang mengidap autisme

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

11

Prevalensi

atau

peluang

timbulnya

penyakit

autisme

semakin tinggi. Dua puluh tahun yang lalu hanya 2 sekitar 1 dari
10.000 anak terkena autis. Lima tahun yang lalu 1 dari 1000, satu

tahun lama
yang lalu genetik
1 dari 166 anak,
dan saat
ini 1MK
dari: resti
150
anak
atauantibiotik berleb
Partus
Keracunan
logam
infeksi
Pemakaian
setiap tahun timbul sekitar 9000 anak autis baru (dwinoto,2008). Di
Gangguan nutrisi
danyang
oksigenasi
Neurotropin
danorang,
neurotropia
indonesia
berpenduduk
200 juta
hingga saat ini belum

diketahui persis jumlah anak autis namun diperkirakan dapat

Infeksi jamur

mencapai 150-200 ribu orang. Perbandinganlaki dan perempuan 4


: 1, namun pasien anak perempuan akan menunjukan gejala yang

Kerusakan pada sel purkinje dan hippocampus

Gangguan pada otak Kebocoran dan tidak sempurna pencernaan k


lebih berat. Sebagai
sindrom, autisme dapat disandang oleh semua

anak dari berbagai tingkat sosial dan kultur. Hasil survei dari
Abnormalitas
pertumbuhanbahwa
sel saraf
beberapa
negara menunjukkan
2-4 anak per 10.000 anak

berpeluang menyandang
autis dengan
rasio 3:1serotinin
untuk anak
Ganggun
keseimbang
danlaki-laki
dopamin
dan perempuan, anak laki-laki lebih rentan menyandang sindrom
autisme
dibandingkan
anak perempuan
Peningkatan
neurokimia
sel saraf(sari, 2009)

Kasein dan gluten terserap kedalam a


Gangguan pada otak kecil
Growth without guidance

Menimbulkan
efek morfin pada ota
Reaksi atensi lebih
lambat

2.5. Woc

MK : perubahan perse
autis

MK : perubahan interaksi sosial


Gangguan interaksi sosial
Gangguan komunikasi
Gangguan persepsi sensori
Gangguan perilaku

Keterlambatan
dalam dan
berbahasa
Bicara monoton
tidak dimengerti orang lain

hiperaktif

penglihatan

Acuh tak acuh terhadap


lingkungan
dan
orangorang
lain lain cahaya
Sensitif
terhadap
Sangat
agresif terhadap
Protein
terpecah
Mengabaikan dan menghindari orang lain
sampai
MK : gangguan komunikasi verbal dan non-verbal
polipedtida
pendengaran
Sistem Neurobehavior
Perilaku yang aneh
Asuhan Keperawatan Autisme

Menutup telinga bila mendengar suara


12

2.6. Manifestasi Klinis Autisme


Autisme timbul sebelum anak mencapai usia tiga tahun dan
sebagian anak memiliki gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang
ibu yang sangat cermat memantau perkembangan anaknya sudah
akan melihat beberapa keganjilan sebelum anaknya mencapai usia
satu tahun. Hal yang sangat menonjol adalah tidak adanya atau
sangat kurangnya tatapan mata.
Sebagian kecil dari penyandang

autisme

sempat

berkembang normal tetapi sebelum mencapai umur tiga tahun


perkembangan berhenti, kemudian timbul kemunduran dan mulai
tampak gejala-gejala autisme. Faktor pencetusnya misal ditinggal
orang terdekat secara mendadak, punya adik, sakit berat, bahkan
ada yang gejla timbul setelah mendapatkan imunisasi
Gejala-gejala akan tampak makin jelas setelah anak
mencapai usia tiga tahun, yaitu meliputi hal berikut. (IDAI,2004)
1. Gangguan dalam bidang komunikasi verbal dan nonverbal
a. Terlambat bicara
b. Meracau dengan bahasa yang tak dapat dimengerti orang
c.
d.
e.
f.

lain
Bila kata-kata mulai diucapkan, ia tidak mengerti artinya
Bicara tidak dipakai untuk komunikasi
Ia banyak meniru atau membeo (echolalia)
Beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian, nada,dan
kata-kata tanpa mengerti artinya. Sebagian anak ini tetap tak
dapat bicara sampai dewasa

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

13

g. Bila mengignkn sesuatu ia menarik tangan yang terdekat dan


mengharapkan

tangan

tersebut

melakukan

sesuatu

untuknya.
2. Gangguan dalam bidang interaksi sosial
a. Menolak atau menghindar untuk bertatap mata
b. Tak mau menengok jika dipanggil
c. Sering kali menolak untuk di peluk
d. Tak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang lain,
lebih asyik main sendri
e. Bila didekti untuk diajak main, ia malah marah
3. Gangguan dalam bidang perilaku
a. Perilaku ang berlebihan (excess) dan kekurangan (deficient)
1) Contoh perilaku yang berlebihan adalah adanya
hiperaktivitas motrik, seperti tidak bisa diam, jalan
mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas, melompatlompat,

berputar-putar,

memukul-mukul

pintu

atau

mejamengulang-ulang suatu gerakan tertentu


2) Contoh perilaku yang kekurangan adalah duduk diam
bengong dengan tatap mata yang kosong, melakukan
permainan yang sam atau monoton dan kurang variatif
secara berulang-ulang, sering duduk diam terpukau oleh
sesuatu misalnya banyangan dan benda yang berputar
b. Kadang-kadang ada kelekatan pada benda tertenu, seperti
kartu, kertas, gambar, gelang karet, atau apa saja yang terus
dipegang dan dibawanya kemana saja.
c. Perilaku ritual (ritualistic)
4. Gangguan dalam bidang perasaan atau emosi
a. Tidak dapat ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain,
misalnya

melihat

anak

menangis,

maka

ia

tidak

merasakasihan, tetpi merasa terganggu dan anak anak yang


menangis tersebut mungkin didatangi dan dipukul
b. Kadang tertaewa sendiri, menangis, atau marah tanpa sebab
yang nyata
c. Sering mengamuk tak terkendali (bisa menjadi agresif dan
destruktif)
5. Gangguan dalam persepsi sensori
a. Mencium atau mengigit mainan atau benda apa saja
b. Bila mendengar suara tertentu, maka ia langsung menutup
telinga
Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

14

c. Tidak menyukai rabaan atau pelukan


d. Merasa sangat tidak nyamn bila dipakaikan pakaian dari
bahan yang kasar
Gejala-Gejala Autisme Menurut Usia Anak
USIA
0-6 bulan

GEJALA-GEJALA
1. Bayi tampak terlalu tenang
(jarang menangis)
2. Terlalu
sensitif,
terganggu/terusik
3. Gerakan
tangan

cepat
dan

kaki

berlebihan terutama bila mandi


4. Tidak babling (mengoceh)
5. Tidak ditemukan senyum sosial di
atas 10 minggu
6. Tidak ada kontak mata di atas
7.

6-12 bulan

1-2 tahun

umur 3 bulan
Perkembangan

motorik

kasar/halus

tampak

sering

normal
1. Sulit bila digendong
2. Menggigit tangan dan

badan

orang lain secara berlebihan


1. Kaku bila digendong
2. Tidak mau bermain permainan
sederhana (cilukba)
3. Tidak mengeluarkan kata
4. Memperhatikan
tangannya
sendiri
5. Terdapat

keterlambatan

dan

perkembangan motorik kasar dan


halus
6. Mungkin tidak dapat menerima
makanan cair
2-3 tahun

1. Tidak tertarik untuk bersosialisasi


dengan anak lain
2. Melihat orang sebagai benda
3. Kontak mata terbatas
4. Tertarik pada benda tertentu

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

15

Dikutip dari : Galih Veskarisyanti, 2008, 12 Terapt Autis Paling


Efektif & Hemat, Percetakan Galangpress, pp21-23
Gambaran dan Perilaku Anak Autis
1. Gambaran unik anak autis
a. Selektif yang berlebihan terhadap rangsangan sehingga
kemampuan

menangkap

isyarat

yang

berasal

dari

lingkungan sangat terbatas.


b. Kurang motifasi, bukan hanya sering menarik diri dan asyik
sendiri, tetapi juga cenderung tidak termotivasi menjelajah
lingkungan baru atau memperluas lingkup perhatian mereka.
c. Memiliki respon stimulasi diri tinggi. Mereka menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk merangsang diri sendiri,
misalnya bertepuk tangan, mengepak-ngepakkan tangan,
dan memandangi jari-jemari sehingga tidak produktif.
d. Memiliki respon terhadap imbalan. Mereka belajar paling
efektif pada kondisi imbalan langsung, yang jenisnya sangat
individual. Namun, respon ini berbeda untuk setiap anak
autis.
2. Perilaku Autistik
d. Perilaku berlebihan (excessive)
1. Perilaku self-abuse (melukai diri sendiri)
2. Perilaku memukul, menggigit, dan mencakar diri diri
sendiri.
3. Agresif
4. Perilaku
5.
6.
7.
8.

menendang,

memukul,

menggigit,

dan

mencubit.
Tantrum
Perilaku menjerit, menangis, dan meloncat-loncat.
Masuk atau membuat berantakan
Masuk ke dalam lemari, memberantakkan buku-buku

dan mainan, dan bermain-main di air.


9. Perilaku stimulasi-diri
10. Menatap jari-jemari, berayun, dan mengepak-ngepakkan
tangan.
b. Perilaku Berkekurangan (deficit)
1. Kesiapan belajar
Kontak mata jika disuruh dan mengikuti perintah
sederhana, seperti tutup pintu dan duduk.
2. Keterampilan motorik kasar
Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

16

Bermain bola dan mengayuh sepeda roda tiga.


3. Keterampilan motorik halus
Menyalin garis, mewarnai, dan menggunakan gunting.
4. Imitasi non verbal
Tepuk tangan, menunjuk bagian tubuh, dan mengikuti
gerakan atau mimik mulut.
5. Imitasi verbal
Mengeluarkan suara secara spontan, meniru suku-suku
kata, dan meniru penekanan atau tinggi rendah dalam
suatu kalimat
6. Pembicaraan sederhana yang berguna
Menjawab pertanyaan-pertanyaan paling tidak satu kata,
meminta sesuatu dengan satu kata atau lebih
2.7. Pemeriksaan Autisme dengan Konsultasi dan Diagnostik
a. Dokter anak
Dokter anak melayani konsultasi untuk anak autis yang
mengalami gangguan perkembangan perilaku. Dokter anak ini
dapat mendiagnosa apakah anak menderita autisme atau tidak
dari tingkah laku pasiennya.
b. Dokter Gizi
Penderita autisme biasanya alergi terhadap makanan tertentu
dan mengalami masalah pencernaan terutama makanan yang
mengandung caseingluten (protein tepung). Peranan dokter gizi
adalah melayani kegiatan konsultasi mengenai pemberian nutrisi
yang tepat bagi penyandang autis. Selain asupan makanan yang
tepat, suplementasi pun perlu diberikan pada pasien autis
mengingat adanya gangguan metabolisme penyerapan zat gizi
(lactose intolerance) dan gangguan cerna yang diakibatkan
karena

konsumsi

antibiotik

dengan

pemberian

sinbiotic

(kombinasi Sun Hope probiotik dan enxymes sebagai prebiotik).


c. Dokter THT
Dokter THT melayani konsultasi bagi penderita autisme yang
mengalami gangguan pada komunikasi. Tahapan berbicara yang
tidak tercapai bisa terjadi karena masalah di pendengaran atau
di tenggorokannya, sehingga suara yang keluar tidak dapat kita
dengar dengan baik.
d. Neurolog

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

17

Neurolog melayani konsultasi dan pemeriksaan yang lebih


mendetail mengenai gangguan perkembangan yang berkaitan
dengan saraf. Neurolog merupakan ahli yang mengetahui secara
detail permasalahan saraf yang berhubungan dengan gangguan
yang dialami oleh penderita autisme

e. Psikolog
Psikolog melayani konsultasi mengenai perilaku menyimpang
yang

dialami

oleh

penderita

autisme.

Psikolog

bertugas

mendalami karakter anak dengan mengamati tingkah laku dan


wawancara degan pasien atau orang tua pasien.
2.8. Diet pada Autisme
Selain tindakan keperawatan harus disesuaikan dengan
masalah keperawatan, ada beberapa aturan diet khusus pada anak
autis. hal ini patut dipertimbangkan, karena faktor eksternal
penyebab autis adalah banyak yang belum dapat dijelaskan
dengan tegas, dan banyak sekali terkait dengan konsumsi
makanan yang mengandung logam berat.
a. Makanan yang boleh
1. Tepung, seperti ketan, beras, kedelai, tapioka, sagu,
hunkwe, soun, bihun, kentang
2. Buah, seperti pepaya, semangka, melon, nanas
3. Bahan pewarna alami, misalnya daun pandan, kunyit,
cokelat bubuk
4. Margarin dari tumbuhan, santan
5. Obat penurun panas, misal ibuprofen (proris)
b. Makanan yang harus dihindari
1. Gluten, yaitu pada gandum, terigu, mie, spageti,makanan
ringan dan lain-lain. Produk olahan (gluten), seperti kecp,
roti, kue dan sebagainya
2. Makanan yang mengandung penyedap rasa
3. Bahan pemanis dan pewarna buatan, seperti permen, saos
tomat, minuman kemasan (soft drink), dan lain-lain
4. Makanan yang diawetkan, seperti bakso, pangsit
5. Makanan cepat saji

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

18

6. Buah yang harus dihindari yakni pisang, apel, anggur, jeruk,


tomat
7. Semua makanan yang menjadi alergen
8. Penurun panas yang ada, misalnya salisilat, asetaminofen,
parasetamol
2.9. Penatalaksanaan Autisme
1. Terapi psikofarmaka
Kerusakan sel otak di sitem limbik,yaitu pusat emosi akan
menimbulkan gangguan emosi dan perilaku temper tantrum,
agresivitas baik terhadap diri sendiri maupun pada orang-orang
disekitarnya,

serta

hiperaktivitas

dan

stereotipik.

Untuk

mengendalikan gangguan emosi ini diperlukan obat yang


mempengaruhi berfungsinya sel otak, obat yang digunakan
antara lain sebagai berikut :
a. Haloperidol
Suatu obat antipsikotik yang mempunyai efek merendam
psikomotor,

biasanya

digunakan

pada

anak

yang

menampakkan perilaku temper tantrum yang tidak terkendali


serta mempunyai efek lain yaitu meningkatkan proses belajar
biasanya digunakan dalam dosis 0,20 mg.
b. Flenfluramin
Suatu obat yang mempunyai efek mengurangi kadar
serotonin darah yang bermanfaat pada beberapa anak
autisme.
c. Naltrexone
Merupakan obat antagonis opiat yang diharapkan dapat
menghambat opioid endogen sehingga menggurangi gejala
autisme seperti mengurangi cedera pada diri sendiri dan
mengurangi hiperaktivitas.
d. Clompramin
Merupakan obat yang berguna untuk mengurangi stereopatik,
konvulsi, perilaku ritual, dan agresivitas, serta biasanya
digunakan dalam dosis 3,75 mg
e. Lithium
Merupakan obat yang dapat digunakan untuk menguragi
perilaku agresif dan mencederai diri sendiri
f. Ritalin

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

19

Untuk menekan hiperaktivitas


2. Terapi perilaku
Penatalaksaan gangguan autisme menggunakan metode lovass.
Metode lovass adalah metode modifikasi tingkah laku yang
disebut dengan applied behaviour analysis (ABA). ABA juga
sering

disebut

sebagai

intervensi

perilaku

(behaviour

intervension) atau modifikasi (behaviour modification). Dasar


pemikirannya dalah perilaku yang diinginkan atau yang tidak
diinginkan

bisa

terkontrol

atau

dibentuk

dengan

sitem

penghargaan (reward) dan hukuman (punishment). Pemberian


penghargaan akan meningkatkan frekuensi munculnya perilaku
yang diinginkan, sedangkan hukman akan menurunkan frekuensi
muculnya perilaku yang tidak diinginkan
3. Terapi bicara
Gangguan bicra dan berbahasa diderita oleh hampir semua anak
autisme. Tata laksana melatih bicara dan berbahasa harus
dilakukan karena merupakan gangguan yang spesifik pada anak
autisme. Anak dipaksa untuk berbicara kata demi kata, sertacara
ucapan harus diperhatikan. Setelah mampu berbicara, diajak
berdialog. Anak dipaksa memandang terapis, karena anak
autisme tidak mau adu pandang dengan orang lain. Denagan
adanya kontak mata, maka diharapkan anak dapat meniru
gerakan bibir terapis
4. Terapi okupasional
Melatih anak untuk menghilangkan ganguan perkembangan
motorik halusnya dengan memperkuat otot-otot jari supaya anak
dapat menulis atau melakukan keterampilan lainnya
5. Terapi fisik
Autisme adalah suatu gangguan perkembngan pervasif. Banyak
diantara individu autis mempunyai ganguuan perkembangan
dalam

motorik

kasarnya.

Fisioterapi

dan

terapiintregerasi

sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan ototototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya
6. Terapi sosial

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

20

Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autis adalah


dalam bidang komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini
membutuhkan pertolongan dalam keterampilan berkomunikasi
dua arah dan main bersama di tempat bermain. Seorang terapis
membantu dengan memberikn fasilitas pada mereka untuk
bergaul denga teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya
7. Terapi bermain
Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autisme
membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain
dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi,
dan interaksi sosial. Seorang terapis bermain bisa membantu
anak dalam hal ini dengan tehnik-tehnik tertentu
8. Terapi perkembangan
Floortime, son-rise, dan relationship development intervention
(RDI) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak
mempelajari minatnya, kekuatan, dan tingkat perkembanganya,
kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional, dan
intelektualnya.
9. Terapi visual
Individu dengan autisme lebih mudah belajar dengan melihat
(visual learners atau visual thinkers). Hal ini yang kemudian
dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi
melalui gambar-gambar, misal dengan video games bisa juga
dipakai untuk mengembangkan keterampilan komunikasi
10. Pendidikan khusus
Anak autisme mudah terganggu perhatianya, sehingga pada
pendidikan khusus satu guru menghadapi satu anak dalam
ruangan yang tidak luas dan tidak ada gambar-gambar di dinding
atau benda-benda yang tidak perlu, yang dapat mengalihkan
perhatian anak. Setelah ada perkembangan, maka mulai
dilibatkan dalam lingkungan kelompok kecil, kemudian baru
kelompok yang lebih besar. Bila telah mampu bergaul dan
berkomunikasi, maka mulai dimasukan pendidikan biasa di TK
dan SD untuk anak normal
11. Terapi alternatif
Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

21

Terapi yang digolongkan terapi alternatif adalah semua terapi


yang masih berlanjut dengan penelitian. Salah satunya adalah
terapi detoksifikasi. Terapi ini mengguanakan nutrisi dan
toksikologi. Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan atau
menurunkan kadar bahan-bahan beracun yang lebih tinggi
dalam tubuh anak autis dibanding dengan anak normal, agar
tidak

mengancam

perkembangan

otak

kandungan

yang

dikeluarkan terutama bahan beracun merkuri atau air raksa dan


timah yang mempengaruhi kerja otak. Terapi ini meliputi mandi
sauna, pemijatan, dan shower yang di ikuti olahraga, konsumsi
vitamin

dosis

tinggi,

serta

air

putih

minimal

dua

liter

sehari.tujuannya untuk mengeluarkan racun yang menumpuk


dalam tubuh
12. Terapi Akupuntur
Terapi akupuntur merupakan terapi tusuk jarum yang diharapkan
bisa menstimulasi sistem saraf pada otak hingga dapat bekerja
kembali.
13. Terapi sensori-integrasi
Merangsang pengorganisasian informasi melalui sensori-sensori
(sentuhan,

gerakan,

kesadaran

tubuh

dan

grafitasi

keseimbangan/penciuman, pengecapan dan pendengaran).


14. Terapi kuda poni
Bertujuan untuk membentuk hubungan khusus antara pasien
dan kuda yang membuat anak merasa berharga dan dicintai,
sebagai simpati binatang yang tidak terkondisikan dan bebas
dari bentuk penilaian. Terapi kuda poni terdiri dari berbagai
macam kegiatan seperti anak di ajak berinteraksi, anak belajar
merawat dan terakhir anak belajar menunggangi kuda poni.
15. Terapi kasih sayang
Merupakan terapi yang harus dilakukan oleh setiap keluarga
penderita autisme. Setiap orang tua harus menyadari bahwa
anak adalah anugerah terindah dari Tuhan, dan orangtua
manapun harus tetap memberikan kasih sayang pada anak
mereka bagaimanapun kondisinya. Puluhan jam yang dihabiskan

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

22

untuk

berbagai

macam

terapi

mungkin

bisa

membantu

penyembuhan. Namun, lebih dari semua itu kasih sayang dan


cinta yang besar dari orangtua adalah kunci utama dalam
menangani ana autis. Kasih sayang serta kesabaran ekstra
merupakan pendekatan yang harus selalu ada
16. Terapi air
Berenang adalah latihan yang terbaik untuk penyandang autisme
dan disfungsi intehrasi sensori. Anak-anak pada umumnya
menyukai aktivitas yang dilakukan didalam air dan dapat
meningkatkan hubungan sosial yang normal.
17. Terapi lumba-lumba
Para dokter di Dolphin-Human Therapy Center percaya bahwa
lumba-lumba dapat membantu anak-anak dengan berbagai
gangguan saraf. Getar sonar lumba-lumba yang unik dapat
mengidentifikasi

gangguan

menenangkannya

sehhingga

saraf

pada

lebih

muda

manusia,
bisa

lalu

menerima

pelajaran dan penyembuhan.

18. Terapi musik


Terapi dengan menggunakan musik untuk membantu seseorang
dalam fungsi kognitif, psikologis, fisik, perilaku dan sosial yang
mengalami hambatan maupun kecacatan.
2.10. Konsep Asuhan Keperawatan Autisme
A. Pengkajian
a. Kaji riwayat kehamilan ibu, nutrisi saat hamil dan terjadi
gangguan pada saat hamil atau tidak.
1. Sering terpapar zat toksit, seperti timbal
2. Cedera otak
b. Riwayat gangguan psikiatri atau jiwa
c. Riwayat keluarga yang terkena autisme
d. Psikososial
1. Menarik diri dan tidak responsif terhadap orang tua
2. Sulit fokus pada objek dan sulit mengenali bagian
tubuh
3. Mengalami kesulitan dalam belajar
4. Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem
5. Perilaku menstimulasi diri
Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

23

6. Pola tidur tidak teratur


7. Kemampuan bertutur kata menurun
8. Peka terhadap suara-suara yang lembut bukan pada

e.

f.
g.
h.
i.

suatu pembicaraan
9. Menolak mengkonsumsi makanan yang tidak halus
Neurologis
1. Respon yang tidak sesuai terhadap stimulasi
2. Reflek menghisap buruk
3. Tidap mampu menangis ketika lapar
Gastrointestinal
1. Penurunan nafsu makan
2. Penurunan berat badan
Gangguan tingkah laku
Gangguan komunikasi verbal dan non-verbal
1. Sulit bicara
2. Bicara berulang-ulang
Gangguan pola bermain ( tidak suka bermain dengan

teman sebaya)
j. Gangguan sensori ( tidak sensitive terhadap rasa sakit
atau takut)
k. Gangguan respon emosi (sering marah dan tertawa
tanpa alasan)
l. Pemeriksaan fisik
1. Tidak ada kontak mata pada anak
2. Tidak ada expresi non verbal
3. Peka terhadap bau
4. Anak tertarik pada sentuhan (disentuh/ menyentuh)
B. Diagnosa
1. Resiko terjadi trauma berhubungan dengan keinginan
untuk bunuh diri
2. Gangguan komunikasi

verbal

berhubungan

dengan

kterlambatan dan gangguan intelektual


3. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan menarik
diri
C. Intervensi
No Dx
1. Resiko

Intervensi
terjadi 1.Bhsp

Rasional
1. Mempermudah

trauma

proses

berhubungan
dengan keinginan 2.Tidak
Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

24

memberikan

keperawatan
2. Mengurangi

untuk bunuh diri

benda berbahya
3.Kaji

atau

pantau

perilaku

yang

membahayakan
4.Memberikan

resiko

terjadi

cedera
3. Menstabikan
perilaku pasien
4. Mengetahui

aktivitas

yang

perkembangan

positif

untuk

kemampuan

mengembangkan
kemampuan
5.Ajarkan anak agar 5. Sebagai
mau

bermain

dengan

teman

sebaya
6.Gunakan

tehnik

modifikasi perilaku
yang tepat untuk

alat

agar anak tidak


menyendiri
6. Pemberian
imbalan
hukuman

atau
dapat

membantu

menghargai
perilaku positif dan
menghukum

jika

mengubah
perilaku pasien

negative
2.

1. Gangguan

1. Mempermudah

komunikasi
verbal

proses
1. Gunakan

irama,

keperawatan
2.
Gerakan
fisik
dan
suara membantu
tubuh

berhubungan

musik

dengan

gerakan

kterlambatan

untuk

dan

perkembangan

intregritas tubuh

gangguan

komunikasi

serta batasannya

intelektual

sampai

membantu

anak

mengenali

anak

memahami
bahasa
2. Menggunakan
kata-kata dengan
kalimat
Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

25

singkat

3. Kalimat
sederhanan dan
diulang-ulang

dan ulang perintah

merupakan satu-

yang diperlukan

satunya

berkomunikasi
4. Keluarga
akan

3. Melibaatkan
keluarga

dalam

tindakan terapi
4. Gunakan
tehnik
modifikasi perilaku
yang tepat untuk
menghargai
perilaku positif dan
menghukum

cra

jika

membuat pasien
merasa nyaman,
mendemonstrasi
kan

pada

keluarga

dapat

membantu anak
menerima
intervensi
5. Pemberian

negative

imbalan
hukuman

atau
dapat

membantu
mengubah
3.

perilaku pasien
1. Mempermudah

1. Gangguan
interaksi
sosial
berhubungan

proses
1. Ajak

anak

berinteraksi

memngurangi

dengan
menarik diri

keperawatan
2. Berinteraksi

2. Ajarkan anak agar


mau

berinteraksi

dengan

teman

sebayanya
3. Memberikan
sentuhan
anak

anak

untuk

menyendiri
3. Dengan
mengajarkan
berinteraksi anak

pada

tidak menyendiri
4. sentuhan
dilakukan

untuk

mengkaji respon
pasien terhadap
orang lain

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

26

D. Implementasi
1.

Tujuan : agar anak dapat 1. Bina hubungan saling percaya


2. Hindari benda yang berbahaya
menghindari benda-benda
di sekitar pasien
yang membayakan dirinya
3. Observasi
perilaku
yang
membahayakan pasien
4. Berikan aktivitas yang positif
untuk

mengembangkan

kemampuan
5. Dorong
anak
bermain

agar

dengan

mau
teman-

temannya sebagai alat agar


tidak menyendiri
6. Beri
reinforcement
(penghargaan atau hadiah) bila
anak
2.

dapat

mengurangi

perilaku yang berbahaya


Tujuan : anak dapat 1. Bina hubungan saling percaya
2. Berikan
stimuli
untuk
berkomunikasi
dengan
mengadakan interaksi dengan
verbal sehingga ia dapat
lingkungan , misal dengan alat
melakuakan
hubungan
permainan
sosial dengan orang lain
3. Gunakan
kata-kata
atau
kalimat

yang

dimengerti
4. Libatkan
keluarga

mudah
dalam

melakukan tindakan
5. Beri
reinforcement
(penghargaan
3.

atau

hadiah)

bila anak berhasil


Tujuan : anak mampu 1. Bina hubungan saling percaya
2. Seringlah berinteraksi dengan
mengadakan
interaksi
anak
sosial dengan lingkungan
3. Ajak anak untuk berinteraksi
dengan teman sebayanya
4. Beri sentuhan lembut pada

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

27

anak
D. Evaluasi
1. Memantau perilaku anak apakah masih melakuakan
tindakan yang sekiranya membahayakan dirinya
2. Mengobservasi kemampuan anak dalam berkomunikasi,
apakah ada hambatan
3. Mengobservasi anak dalam berinteraksi sosial dengan
orang lain,apakah anak sudah merasa senang dan
nyaman
2.11. Peran perawat
a. Memberikan edukasi pada keluarga
Keluarga memerankan peran yang penting dalam membantu
perkembangan anak, terdekat mereka yang dapat membantu
untuk belajar berkomunikasi, berperilaku terhadap lingkungan
dan orang sekitar, intinya keluarga adalah jendela bagi
pendertia untuk masuk ke dunia luar, walaupun diakui hal ini
bukanlah hal yang mudah.
b. Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan
pengajaran ilmu kepada ana dan keluarga, karena dalam
merubah tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari
pelayanan keperawatan
c. Konseling
Mengidentifikasi perubahan pola interaksi anak terhadap
keadaan sehat sakitnya. Adanya perubhan pola interaksi ini
merupakan dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

28

BAB III
APLIKASI TEORI
3.1.

Kasus
Anak R berusia 7 tahun dia selalu berpakaian tidak rapi, dan
dia adalah anak tunggal. Anak R tinggal dengan kedua orang
tuannya tetapi orang tuanya sibuk. Hari ini, pada siang hari dibawa
ibunya ke dokter anak di rumah sakit. Ny. A khawatir karena sejak
beberapa bulan yang lalu anak R susah berbicara saat dipanggil
pun tidak dapat menyebutkan namanya sendiri dan suaranya
kurang jelas, ia sering menyendiri dan sering tertawa sendiri.
Sejak kecil, anak R mengalami tekanan batin dari orang
tuanya sehingga anak mengalami hambatan berbicara dan
interaksi sosialnya mengalami kesusahan. Anak R paling benci
sekali dengan ibunya, karena ibunya sering menekan.
Anak R menganggap perilakunya sudah benar, tidak ada
kesalahan dalam berperilaku. Sebenarnya, ia tidak ingin menyendiri
.tetapi karena sering ditinggal orang tuannya, anak R

merasa

menyendiri lebih tenang. Setiap harinya anak R sering melakukan


hal yang tidak baik, sehingga membuat orang tuanya resah.

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

29

3.2.

Asuhan Keperawatan Autisme


A. Pengkajian
FORMULIR PENGKAJIANKEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RUANGAN RAWAT
TANGGAL DIRAWAT
I.

II.

: Ruang Mawar
: 1 Mei 2015

IDENTITAS KLIEN
Inisial
Tanggal Pengkajian

: An.R
: 1 Mei 2015

Umur
RM No.

: 7 tahun
: 10.1010.11

Informan

: Ny.A

(L/P)

ALASAN MASUK
Ibu klien mengatakan sejak beberapa bulan yang lalu An.R
susah berbicara dan suaranya kurang jelas menyendiri dan
sering tertawa sendiri

III.

FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya
Tidak
2. Pengobatan sebelumnya.
V
Berhasil
kurang berhasil
tidak berhasil
3.
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

p
x

7
30

Kekerasan dalam keluarga


Tindakan kriminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Klien pasif dalam berinteraksi diam melamun dan sering
tertawa menyendiri
Masalah Keperawatan :
Kelemahan interaksi sosial

berhubungan

dengan

ketidakmampuan untuk percaya pada orang lain


4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa ?
Ya

Tidak

Hubungan keluarga
--------------------

Gejala

Riwayat pengobatan

---------

---------------

Masalah Keperawatan :
Keluarga klien tidak ada yang pernah mengalami
gangguan jiwa
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Adanya tekanan batin dari orang tuanya sehingga anak
mengalami hambatan berbicara dan interaksi sosialnya
mengalami kesusahan.
Masalah Keperawatan :
Koping individu tidak efektif

IV.

FISIK
1. Tanda vital
:
TD : 100/80 mmHg
S : 37 o C
2. Ukur
:
TB :130 cm
3. Keluhan fisik
:

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

N
RR

: 90 x/menit
: 22 x/menit

BB

: 36 kg

V
31

Ya
Tidak
Jelaskan
:
Klien tidak mengalami gangguan pada
fisiknya
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
V.

PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan :
7
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Jelaskan
:
7
Klien adalah anak tunggal , klien tinggal dengan kedua
orang tuannya tetapi orang tuanya sibuk
Masalah Keperawatan:
Koping keluarga tidak efektif
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
:
Klien mengatakan menyukai warna kulitnya , karena
terlihat putih dan bersih
b. Identitas diri
:
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah siswa SD
dan merasa puas sebagai laki-laki
c. Peran
:
Klien mengatakan ia adalah siswa SD yang merasa
dia sudah baik sebagai anak
d. Ideal diri
:
Klien mengatakan sebenarnya

ia

tidak

ingin

menyendiri tetapi karena sering ditinggal orang


tuannya klien merasa dia tidak di perhatikan dan
memlilih menyendiri
Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

32

e. Harga diri
:
Klien mengatakan ia sudah benar berperilaku seperti
ini dan mengganggap bahwa perilakunya sudah
benar
Masalah Keperawatan

Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan menarik


diri
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan tidak ada orang yang mengertinya
karena kedua orang tuanya sibuk sendiri dan ia benci
ibunya karena suka menekan dan menyebabkan
tekanan batin klien tidak suak di tekan
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
Klien mengatakan ia suka menyendiri karena merasa
tenang
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang Lain :
Ibu klien mengatakan klien sulit berbicara dan saat
dipanggil tidak dapat menyebutkan namnya sendiri
Masalah keperawatan :
Hambatan

komunikasi

verbal

ketidakmampuan

mengungkapkan perasaan
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan ia yakin dengan agamanya
b. Kegiatan ibadah
:
Klien mengatakan ia sering lupa sholat
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
VI.

STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan :
Klien berpakaian seperti biasa tetapi tidak rapi
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah pada penampilan klien
2. Pembicaraan
Cepat
Keras

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

33

Gagap
Inkoheren
Apatis
Lambat
v
Membisu
Tidak mampu memulai
pembicaraan
v
Jelaskan :
Klien
bila
berkomunikasi
dengan
orang
lain
pembawaanya lambat dan tidak lancar serta tidak dapat
menyebutkan namnya sendiri
Masalah Keperawatan :
Hambatan komuikasi verbal

berhubungan

dengan

ketidakmampuan mengungkapan perasaan


3. Aktivitas Motorik :
Lesu
Tegang
Gelisah
Agitasi
Tik
Grimasen

Tremor
Kompulsif
Jelaskan :
Klien lebih banyak diam dan melamun tidak mau
berinteraksi
Masalah Keperawatan :
Kelemahan interaksi sosial

berhubungan

dengan

ketidakmampuan percaya pada orang lain


4. Alam perasaaan
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
Jelaskan :
v tertawa sendiri
Klien sering menyendiri dan
Masalah Keperawatan :
Gangguan interaksi berhubungan dengan menarik diri
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Jelaskan :
V
Klien kadang marah, kadang tertawa sendiri1
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
6. lnteraksi selama wawancara
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Mudah tersinggung
Kontak mata (-)
Defensif
Curiga
Jelaskan :
Klien mudah tersinggung dan marah
Masalah Keperawatan :

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

34

Koping individu tidak efektif


7. Persepsi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghirup
Jelaskan :
Klien tidak ada keluhan tentang alat indranya
Masalah Keperawatan :
Klien tidak ada masalah keperawatan
8. Proses Pikir
Sirkumtansial
Tangensial
Kehilangan asosiasi
Flight of idea
Blocking
Pengulanganpembicaraan/persevarasi
Jelaskan :
Klien tidak ada gangguan pada proses pikir
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
9. Isi Pikir
Obsesi
Fobia
Hipokondria
Depersonalisasi
Ide yang terkait
Pikiran magis
Waham
Agama
Somatik
Kebesaran
Curiga
Inhilistic
Sisip pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
Jelaskan :
Tidak ada gangguan pada proses pikir dan waham
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
10. Tingkat kesadaran
Bingung
Sedasi
Stupor
Disorientasi
Waktu
Tempat
Orang
Jelaskan :
Klien tidak mengalami gangguan kesadaran
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

35

Jelaskan :
Klien tidak ada gangguan memori
Masalah Keperawatan :
Klien tidak ada masalah keperawatan
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu konsentrasi
v
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :
Klien tidak mampu berkonsentrasi
Masalah Keperawatan :
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan
keterlambatan dan gangguan intelektual
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan :
Tidak ada gangguan untuk kemampuan penilaian
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
V
Jelaskan :
Klien sering marah terhadap ibunya karena ditekan
Masalah Keperawatan :
Risiko perilaku kekerasan
VII.

Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan
Bantuan minimal
Bantuan total
2. BAB/BAK
V
Bantuan minimal
Bantual total
Jelaskan :
V
Klien kebutuhan makan dan BAB/BAK sedikit meminta

3.
4.
5.

6.

bantuan
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
V
Berpakaian/berhias
Bantuan minimal
Bantual total
Istirahat dan tidur
V
Tidur siang lama
: tidak pernah
Tidur malam lama
: 22.30 WIB s/d 06.00 WIB
Kegiatan sebelum / sesudah tidur : Mandi dan makan
Penggunaan obat
V

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

36

Bantuan minimal
Bantual total
7. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan
Ya
Perawatan pendukung
Ya
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan
Ya
Menjaga kerapihan rumah
Ya
Mencuci pakaian
Ya
Pengaturan keuangan
Ya
9. Kegiatan di luar rumah
Belanja
Ya
Transportasi
Ya
Lain-lain
Ya
Jelaskan
:
Klien sering menyendiri dan tertawa sendiri
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan

VIII.

Mekanisme Koping
Adaptif
Bicara dengan orang lain
Mampu menyelesaikan masalah
Teknik relaksasi
Aktivitas konstruktif
Olahraga
Lainnya _______________

tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak

v
v
V
V
V
V
V
v

Maladaptif
Minum alkohol
Reaksi
lambat/berlebih
Bekerja berlebihan
Menghindar
Mencederai diri
Lainnya
berkelahi, merokok

Masalah Keperawatan :
Klien lebih sering melakukan hal yang tidak baik
IX.

Masalah Psikososial dan Lingkungan


a. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik :
Klien mengatakan tidak ada ada satu orang pun yang
mendukungnya
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik :
Klien mengatakann tidak pernah menghiraukan
lingkungannya yang bersih atau kotor

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

37

c. Masalah dengan pendidikan, spesifik :


Klien mengatakan jarang untuk mengerjakan tugas
d.
e.
f.
g.

sekolahnya
Masalah dengan pekerjaan, spesifik :
Klien belum bekerja
Masalah dengan perumahan, spesifik :
Klien tidak pernah bersih-bersih rumahnya
Masalah ekonomi, spesifik :
Klien tidak ada masalah ekonomi
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik :
Klien tidak pernah memeriksakan kesehatannya ke

Rumah Sakit bila tidak sakit


h. Masalah lainnya, spesifik
Masalah Keperawatan :
koping individu tidak efektif

X.

Pengetahuan Kurang Tentang:


Penyakit jiwa
v
v

system pendukung

Faktor presipitasi

penyakit fisik

Koping

obat-obatan

Lainnya :
Masalah Keperawatan :
Koping individu tidak efektif
XI.

Data lain-lain
Tidak ada

XII.

Aspek Medik
Diagnosa Medik
: Autisme
Terapi Medik : Terapi individu, terapi kelompok,
lingkungan.

XIII.

Daftar masalah Keperawatan


1. Hambatan komunikasi verbal
2. Kelemahan interaksi sosial
3. Koping indivudu tidak efektif

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

38

terapi

B. Analisa Data
No
1.

Ds

Data
orang

mengatakan

Etiologi
tua Ketidakmampuan
bahwa mengungkapkan

anaknya susah bicara perasaan


dan

suaranya

Problem
Hambatan
komunikasi
verbal

kurang

jelas
Do :
-

Anak tidak dapat

bericara lancar
Anak saat dipnggil
tiak

dapat

meyebutkan
namanya
tapi

sendiri

kadang anak

tersebut

melamun

dan
2.

tangannya

tidak bisa diam


Ds
:
orang
tua Ketidakmampuan
mnegatakan anak pasif untuk
dalam

Kelemahan

percaya interaksi sosial

berinteraksi dengan

orang

dengan temannya
lain
Do :
- Anak terlihat diam
-

dan melamun
Anak
sering
menyendiri

3.

dan

tertawa sendiri
Ds
:
Anak

R Perubahan dalam Koping indivudu

menganggap

pola

perilakunya
benar,
anak

sudah yang biasanya

Setiap harinya
R

melakukan
tidak

komunikasi tidak efektif

baik,

sering
hal

yang

sehingga

membuat orang tuanya


resah.

Sistem Neurobehavior
Do : anak R sering
Asuhan Keperawatan Autisme

menyendiri,

merasa

menyendiri lebih baik

39

C. Diangnosa keperawatan
1. Hambatan komunikasi

verbal

berhubungan

dengan

ketidakmampuan mengungkapkan perasaan yang ditandai


dengan :
a. Orang tua mengatakan anak susah berbicara dan
suaranya kurang jelas
b. Anak tidak dapat berbicara dengan lancar
c. Anak saat dipanggil orang tunya tidak
menyebutkan namanya sendiri
2. Kelemahan
interaksi
sosial
berhubungan

dapat
dengan

ketidakmampuan untuk percaya pada orang lain yang


ditandai dengan :
a. Orang tua mengatakan anak pasif dalam berinteraksi
dengan temannya
b. Anak trlihat diam saja dan melamun
c. Anak sering menyendiri dan tertawa sendiri
3. Ketidakefektifan koping individu berhubungan

dengan

gangguan fisiologis

D. Intervensi

Data

Tujuan

Intervensi

o
1.

Hambatan

Setelah

1. BHSP

komunikasi

dilakukan
2. Bicara jelas

ketidakmampu

keperawatan

dan

an

selama

gunakan

mengungkapk

jam diharapkan

2x24

perasaan hambatan

yang

berkurang
tua

mengataka

dengan

kriteria

hasil

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

kalimat
sederhana
3. Gunakan

ditandai komunikasi

dengan
- Orang

1. Menciptakan
hubungan

verbal dengan tindakan

an

Rasional

40

saling percaya
2. Agar
anak
mudah
mengerti
3. Kontak

mata

pendekatan

dapat

meng-

tatap muka

expresikan

untuk

minat

yang

anaknya

susah
-

- Anak
dapat

berbicara
Anaknya
tidak dapat
berbicara

meningkat-

hadiah atau

kan perasaan-

pujian atas

nya
-Anak

keberhasila
dapat

murni
4. Meningkatkan
anak

dalam

belajar

n anak

berbicara

dengan
-

berhadapan
4. Berikan

lancar
Anaknya
saat

dengan
lancar
-Anak

tidak

melamun

dibanggil
tidak dapat
menyebut
namanya
2.

sendiri
Kelemahan

Setelah dilkukan 1.Lakukan

1. Anak

autis

interaksi sosial tindakan

dengan

dapat merasa

berhubungan

keperawatan 2 x

perlahan

terancam

dengan

24

jngan

atas

ketidakmampu

diharapkan

memaksaka

rangsangan

an

untuk anak

jam
dapat

percaya pada berinteraksi


orang

lain dengan

n interaksi
2.Memberi

teman

dukungan

suatu

yang gencar
2. Kehadiran
orang

yng

telah
ditandai sebayanya
pada anak
Kriteria hasil
dipercaya
dengan
- Anak
dapat
untuk
- Orang
tua
dapat
berhubunga
berinteraksi
memberi rasa
mengataka
n
dengan
sosial
aman
n
anak
orang lain
3. Mempertahan
dengan
pasif dalam
3.Sampaikan
kan
temannya
berinteraksi
sikap yang
- Anak tidak lagi
hubungan
dengan
hangat
diam
dan
saling
temannya
melamun
percaya
- Anak terlihat
serta
tidak
diam saja
yang

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

41

dan

menyendiri

melamun
- Anak sering

dan

tertawa

sendiri

menyendiri
dan tertawa
3.

sendiri
1.Ketidakefektif Setelah
an

Tindakan

koping dilakukan

mandiri :

individu

tindakan

berhubunga

keperawatan

dengan selama

Jam Klien bisa

fisiologis

mengontrol

1. BHSP
2. Ajarkan

2X24

gangguan

emosi.
Kriteria hasil :
1. Klien

1. Mempermuda

akan

mempelajari
keterampilan

klien

proses

keperawatan
2. Penggunaan

untuk

penyaluran

menggunak

yang

sesuai

an

untuk

stress

penyaluran

akan

stress yang

mengurangu

sehat

kecelakaan

(misalnya

olahraga)

penyelesaian 3.

evaluasi

akibat
perilaku
agresif.

masalah dan

perilaku

3. Klien

koping yang

bertujuan

memperoleh

efektif

untuk

manfaat

membantu

tindakan

klien

menganalisis

mempelajari

perilaku

ketrampilan

mempelajari

komunikasi

cara-cara

dan perilaku

efektif

disfungsion

mempertahan

al

kan

dari

dan

untuk
fungsi

yang sehat.

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

42

E. Implementasi
N

Tanggal

o
dx
1.

Tindakan

Respon

Paraf

keperawatan
02

mei 1. Membina

2015
09.00 wib

1.

hubungan

mau Kita

saling berkomunikasi
2. Anak dapat merespon

percaya
2. Mengkaji

Kita

saat dipanggil

konsentrasi
dan

Klien

anak

memberikan

pertanyaan
sederhanan
misalnya
memanggil

nama

anak
3. Berkomunikasi
dengan

3.

:
4.

Anak dapat
memehami
Anak
menjadi

antusias

kalimat

dalam

belajar

sederhana
4. Memberikan
imbalan jika anak
berhasil mengikuti
2.

02

perawat
mei 1. Membina

2015
14.00 wib

hubungan

1. Klien
saling

mau Kita

berkomunikasi

percaya
2. Anak mau merespon Kita
2. Melakukan dengan
interaksi
yang
perlahan
jangan
dilakukan meskipun
memaksa
anak
hanya kontak mata
interaksi
dengan
penguatan

yang

positif pada kontak


mata
mengenalkan

serta
diri

dengan senyuman
Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

43

3. Klien mau merespon


dan
bhsp

mempererat
Kita

dan pelukan
3. Menyampaikan
3.

03

mei

2015
08.00 wib

sikap yang hangat


1. Membina
hubungan

saling

1. Mempermudah
inetraksi

percaya
pasien
2. Mengajarkan klien 2. Pasien
penyaluran

stres

dengan olahraga
3. mengevaluasi
perilaku
membantu

untuk
klien

mengikuti

Kita

dengan
dapat
proses

Kita

terapi
3. Perilaku hal yang
tidak

baik

berkurang

Kita

mempelajari
ketrampilan
komunikasi

dan

perilaku
F. Evaluasi
N

Dx/tanggal

Evaluasi

o
1.

Dx 1/03 mei S : orang tua mengatakan bahwa anak sudah


mulai bisa berbicara sedikit namun suara
kurang jelas
O : anak dapat berbicara sedikit nmun belum
lancar, suara masih kurang jelas
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi 2, 3 dilanjutkan

2.

Dx 2/03 mei S : orang tua mengatakan anak mulai mau


berinteraksi dengan orang lain
O : anak masih terlihat diam dan melamun ,
anak masih tertawa sendiri
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi 3 dilanjutkan

3.

Dx 3/04 mei S : orang tua mengatakan perilaku anak

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

44

Paraf

sedikit ada perubahan


O : anak menunjukan perilaku positif
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi 3 dilanjutkan

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
Autisme adalah ketidakmampuan perkembangan yang
biasanya terlihat sebelum usia dua setengah tahun dan ditandai
dengan gangguan pada

wicara dan bahasa, mobilitas,

persepsi, dan hubungan interpersonal. Pada pederita autisme


terjadi abnormalitas di area otak pada bagian korteks cerebri
(khususnya lobus frontal, lobus temporal), sistem limbik, dan
cerebellum.
Ada dua faktor yang menyebabkan autisme antara lain
faktor internal dan faktor eksternal. Pada faktor internal meliputi:
faktor psikologis, neurobiologis, faktor genetik dan faktor
perinatal. Sedangkan pada faktor eksternal meliputi : merkuri
(Hg), timbal, kadmium (Cd), arsenik (As), aluminium (Al).
Pada penderita autisme mengalami gangguan-gangguan
yaitu gangguan dalam bidang komunikasi verbal dan nonverbal,
gangguan dalam bidang interaksi sosial, gangguan dalam
bidang perilaku, gangguan dalam bidang perasaan atau emosi
dan gangguan dalam persepsi sensori yang nantinya dari setiap
gangguan menyebabkan terjadinya tanda dan gejala yang
muncul pada penderita autisme.
Dalam pemeriksaan bagi penderita autisme, dilakukan
pemeriksaan dengan cara konseling dan diagnostik antara lain
pemeriksaan kepada dokter anak, dokter Gizi, dokter THT,
pemeriksaan neurolog dan psikolog

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

45

Untuk pemberian terapi pada penderita autisme diakukan


berbagai macam terapi antara lain terapi psikofarmaka,, terapi
perilaku, terapi okupasional, terapi bicara, terapi fisik, terapi
sosial, terapi bermain, terapi visual, terapi perkembangan ,
4.2.

pendidikan khusus dan sebagainya.


Saran
Sebaiknya orang tua memperhatikan perkembangan
anak sejak anak lahir sampai dewasa, apakah mengalami
masalah dalam perkembangan anak tersebut. Jika dalam
perkembangan anak mengalami masalah maka dapat dilakukan
terapi

sejak

dini,

untuk

mengurangi

keterlambatan

perkembangan anak.
Orang tua pada dasarnya seharusnya ikut berperan serta
dalam

perkembangan

anak

menuju

dewasa,

dan

tetap

memperhatikan masalah-masalah yang terjadi. Dengan tujuan


agar setiap orang tua merasa memiliki andil atas kemajuan yang
dicapai anak Dengan demikian,akan terbentuk suatu ikatan
emosional yang lebih kuat antara orang tua dengan anak.

DAFTAR PUSTAKA
1. Speer, Katheleen M. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan
Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

46

Pediatrik. Jakarta : EGC.


2. Veskarisyanti, Galih. 2008.12 Terapy Autis Paling Efektif & Hemat,
Jakarta : Galangpress.
3. http://www.scribd.com/doc/97175113/askep-autis.
4. http://e-journal.uajy.ac.id/3342/3/2TA12506.pdf
5. http://e-journal.unair.ac.id/1108102.pdf
6. http://academia.edu

Sistem Neurobehavior
Asuhan Keperawatan Autisme

47

Anda mungkin juga menyukai