Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TENTANG SISTEM SENSORI

DOSEN PENGAMPU : Hipnawi ,SST.,M.Bmd

NAMA: ILHAM ALAFARISI

TINGKAT : IB

NIM: PO71200200034

POLTEKES KEMENKES JAMBI TA 2020/2021


\

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan
rahmat dan karunianya,sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan
judul sistem sensori

Melalui makalah ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada dosen


pembimbing dan pengarahannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari apabila dalam makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna.untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan dan
penyempurnaan pembuatan makalah ini dimasa yang akan datang semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Jambi 23 november 2020

Daftar Isi

KATA PENGANTAR .................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................


BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Rumusan masalah ...........................................................................


1.2 Tujuan penulisan ............................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

Anatomi Fisiologi Sistem Sensoris

A. Anatomi fisiologi sistem penglihatan (mata).........................................

B. Anatomi fisiologi sistem pendengaran (telinga)....................................

C. Anatomi fisioligi sistem penciuman (hidung)........................................

D. Anatomi fisiologi sistem peraba (kulit)..................................................


E. Anatomi fisiologi sistem perasa (lidah)...................................................

BAB III : PENUTUP

2.1 Kesimpulan..............................................................................................

2.2 Saran........................................................................................................

2.3 daftar pustaka.........................................................................................

BAB 1

PENDAHULUAN

A. RUMUSAN MASALAH
Dari pemaparan latar belakang tersebut maka di dapat kan rumusan masalah
sebagai berikut:

1. apa yang dimaksud dengan sistem sensoris

2. apa saja yang di maksud dengan sistem sensoris

3. bagaimana anatomi fisiologi sistem sensoris

B. TUJUAN

Dari rumusan masalah maka kita dapat ambil tujuan sebagai berikut:

1. mengetahui maksud dari sistem sensoris

2. mengetahui apa saja yang di maksud dengan sistem sensoris

3. bagaimana anatomi fisiologi sistem sensori

BAB 2

PEMBAHASAN

Anatomi Fisiologi Sistem Sensoris

Mata dilindungi dari kotoran dan benda asing oleh alis, bulu mata dan kelopak mata.
Konjungtiva adalah suatu membran tipis yang melapisi kelopak mata ( konjungtiva palpebra),
kecuali darah pupil. Konjungtiva palpebra melipat kedalam dan menyatu dengan konjungtiva
bulbar membentuk kantung yang disebut sakus konjungtiva. Walaupun konjungtiva
transparan, bagian palpebra tampak merah muda karena pantulan dari pembuluh – pembuluh
darah yang ada didalamnya, pembuluh – pembuluh darah kecil dapat dari konjungtiva bulbar
diatas sklera mata. Konjungtiva melindungi mata dan mencegah mata dari kekeringan.

Kelenjar lakrimalis teletak pada sebelah atas dan lateral dari bola mata. Kelenjar
lakrimalis mengsekresi cairan lakrimalis. Air mata berguna untuk membasahi dan
melembabkan kornea, kelebihan sekresi akan dialirkan ke kantung lakrimalis yang terletak
pada sisi hidung dekat mata dan melalui duktus nasolakrimalis untuk kehidung.

A.Anatomi fisiologi sistem penglihatan (mata)

a. Bola mata

Bola mata disusun oleh tiga lapisan, yaitu : sklera, koroid, dan retina. Lapisan terluar yang
kencang atau sklera tampak putih gelap dan ada yang bening yaitu pada bagian iris dan pupil
yang membentuk kornea. Lapisan tengah yaitu koroid mengandung pembuluh – pembuluh
darah yang arteriolnya masuk kedalam badan siliar yang menempel pada ligamen suspensori
dan iris. Lapisan terdalam adalah retina yang tidak mempunyai bagian anterior mengandung
reseptor cahaya ( fotoreseptor ) yang terdiri dari sel batang dan sel kerucut. Reseptor cahaya
melakukan synap dengan saraf - saraf bipolar diretina dan kemudian dengan saraf – saraf
ganglion diteruskan keserabut saraf optikus. Sel kerucut lebih sedikit dibanding sel batang.
Sel kerucut dapat ditemukan di dekat pusat retina dan diperkirakan menjadi reseptor terhadap
cahaya terang dan penglihatan warna. Sel – sel batang ditemukan banyak pada daerah perifer
retina yang merupakan reseptor terhadap gelap atau penglihatan malam. Sel – sel batang
mengandung rhodopsin yaitu suatu protein fotosintetif yang cepat berkurang dalam cahaya
terang. Regenerasi rhodopsin bersifat lambat tergantung pada tersedianya vitamin A, mata
memerlukan waktu untuk beradaptasi dari terang ke gelap. Defisiensi vitamin A
mempengaruhi kemampuan melihat dimalam hari.

b. Iris dan lensa


Iris adalah berwarna, membran membentuk cairan ( bundar ) mengandung dilator involunter
dan otot – otot spingter yang mengatur ukuran pupil. Pupil adalah ruangan ditengah – tengah
iris, ukuran pupil bervariasi dalam merespon intensitas cahaya dan memfokuskan objek
( akomodasi ) untuk memperjelas penglihatan, pupil mengecil jika cahaya terang atau untuk
penglihatan dekat.
Lensa mata merupakan suatu kristal, berbentuk bikonfek ( cembung ) bening, terletak
dibelakang iris, terbagi kedalam ruang anterior dan posterior. Lensatersusun dari sel – sel
epitel yang dibungkus oleh membrab elastis, ketebalannya dapat berubah – ubah menjadi
lensa cembung bila refraksi lebih besar. Fisiologi penglihatan (mata)
Cahaya masuk ke mata dan di belokkan (refraksi) ketika melalui kornea dan struktur-
struktur lain dari mata (kornea, humor aqueous, lensa, humor vitreous) yang mempunyai
kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina, hal ini disebut kesalahan refraksi.

Mata mengatur (akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya
bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa. Pemglihatan dekat memerlukan
kontraksi dari badan ciliary, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi badan ciliary
yang diikuti dengan relaksasi ligamen pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya
dapat terfokuskan pada retina.
Konjungtiva adalah suatu membran tipis yang melapisi kelopak mata ( konjungtiva
palpebra), kecuali darah pupil. Konjungtiva palpebra melipat dengan seringnya mengganti
jarak antara objek dengan mata. Akomodasi juga dinbantu dengan perubahan ukuran pupil.
Penglihatan dekat, iris akan mengecilkan pupil agar cahaya lebih kuat melelui lensa yang
tebal.
Cahaya diterima oleh fotoreseptor pada retina dan dirubah menjadi aktivitas listrik diteruskan
ke kortek. Serabut-serabut saraf optikus terbagi di optik chiasma (persilangan saraf mata
kanan dan kiri), bagian medial dari masing-masing saraf bersilangan pada sisi yang
berlawanan dan impuls diteruskan ke korteks visual.
Tekanan dalam bola mata (intra occular pressure/IOP)

Tekanan dalam bola mata dipertahankan oleh keseimbangan antara produksi dan
pengaliran dari humor aqueous. Pengaliran dapat dihambat oleh bendungan pada jaringan
trabekula (yang menyaring humor aquoeus ketika masuk kesaluran schellem) atau dfengan
meningkatnya tekanan pada vena-vena sekitar sclera yang bermuara kesaluran schellem.
Sedikit humor aqueous dapat maengalir keruang otot-otot ciliary kemudian ke ruang
suprakoroid. Pemasukan kesaluran schellem dapat dihambat oleh iris. Sistem pertahanan
katup (Valsava manuefer) dapat meningkatkan tekanan vena. Meningkatkan tekanan vena
sekitar sklera memungkinkan berkurangnya humor aquoeus yang mengalir sehingga dapat
meningkatkan IOP. Kadang-kadang meningkatnya IOP dapat terjadi karena stress emosional.

B. Anatomi fisiologi sistem pendengaran (telinga)


1.Anatomi sistem pendengaran (telinga)

Anatomi sistem pendengaran merupakan organ pendengaran dan keseimbangan.Terdiri dari


telinga luar, tengah dan dalam. Telinga manusia menerima dan mentransmisikan gelombang
bunyi ke otak dimana bunyi tersebut akan di analisa dan di intrepretasikan. Cara paling
mudah untuk menggambarkan fungsi dari telinga adalah dengan menggambarkan cara bunyi
dibawa dari permulaan sampai akhir dari setiap bagian-bagian telinga yang berbeda. Telinga
mempunyai resptor bagi 2 modalitas reseptor sensorik :

Telinga dibagi menjadi 3 bagian :

a. Telinga luar

• Auricula
o Mengumpulkan suara yang diterima
• Meatus Acusticus Eksternus
o Menyalurkan atau meneruskan suara ke kanalis auditorius eksterna
• Canalis Auditorius Eksternus
o Meneruskan suara ke memberan timpani
• Membran timpani
o Sebagai resonator mengubah gelombang udara menjadi gelombang
mekanik

b. Telinga tengah

Telinga tengah adalah ruang berisi udara yang menghubungkan rongga hidung dan
tenggorokan dihubungkan melalui tuba eustachius, yang fungsinya menyamakan tekanan
udara pada kedua sisi gendang telinga. Tuba eustachius lazimnya dalam keadaan tertutup
akan tetapi dapat terbuka secara alami ketika anda menelan dan menguap. Setelah sampai
pada gendang telinga, gelombang suara akan menyebabkan bergetarnya gendang telinga, lalu
dengan perlahan disalurkan pada rangkaian tulang-tulang pendengaran. Tulang-tulang yang
saling berhubungan ini - sering disebut " martil, landasan, dan sanggurdi"- secara mekanik
menghubungkan gendang telinga dengan "tingkap lonjong" di telinga dalam. Pergerakan dari
oval window (tingkap lonjong) menyalurkan tekanan gelombang dari bunyi kedalam telinga
dalam.

Telinga tengah terdiri dari :


• Tuba auditorius (eustachius)
Penghubung faring dan cavum naso faringuntuk :
o Proteksi: melindungi ndari kuman
o Drainase: mengeluarkan cairan.
o Aerufungsi: menyamakan tekanan luar dan dalam.
• Tuba pendengaran (maleus, inkus, dan stapes)
Memperkuat gerakan mekanik dan memberan timpani untuk diteruskan ke
foramen ovale pada koklea sehingga perlimife pada skala vestibule akan
berkembang.

c. Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari :


• Koklea
o Skala vestibule: mengandung perlimfe
o Skala media: mengandung endolimfe
o Skala timani: mengandung perlimfe
• Organo corti

Mengandung sel-sel rambut yang merupakan resseptor pendengaran di membran basilaris.


Telinga dalam dipenuhi oleh cairan dan terdiri dari "cochlea" berbentuk spiral yang disebut
rumah siput. Sepanjang jalur rumah siput terdiri dari 20.000 sel-sel rambut yang mengubah
getaran suara menjadi getaran-getaran saraf yang akan dikirim ke otak. Di otak getaran
tersebut akan di intrepertasi sebagai makna suatu bunyi. Hampir 90% kasus gangguan
pendengaran disebabkan oleh rusak atau lemahnya sel-sel rambut telinga dalam secara
perlahan. Hal ini dikarenakan pertambahan usia atau terpapar bising yang keras secara terus
menerus. Gangguan pendengaran yang diseperti ini biasa disebut dengan sensorineural atau
perseptif. Hal ini dikarenakan otak tidak dapat menerima semua suara dan frekuensi yang
diperlukan untuk - sebagai contoh mengerti percakapan. Efeknya hampir selalu sama,
menjadi lebih sulit membedakan atau memilah pembicaraan pada kondisi bising.Suara-suara
nada tinggi tertentu seperti kicauan burung menghilang bersamaan, orang-orang terlihat
hanya seperti berguman dan anda sering meminta mereka untuk mengulangi apa yang mereka
katakan. Hal ini dikarenakan otak tidak dapat menerima semua suara dan frekuensi yang
diperlukan untuk sebagai contoh mengerti percakapan. Contoh kecil seperti menghilangkan
semua nada tinggi pada piano dan meminta seseorang untuk memainkan sebuah melodi yang
terkenal. Dengan hanya 6 atau 7 nada yang salah, melodi akan sulit untuk dikenali dan
suaranya tidak benar secara keseluruhan. Sekali sel-sel rambut telinga dalam mengalami
kerusakan, tidak ada cara apapun yang dapat memperbaikinya. Sebuah alat bantu dengar akan
dapat membantu menambah kemampuan mendengar anda. Andapun dapat membantu untuk
menjaga agar selanjutnya tidak menjadi lebih buruk dari keadaan saat ini dengan menghindari
sering terpapar oleh bising yang keras.
2. Fisiologi pendengaran (telinga)

Getaran suara ditangkap oleh telinga yang dialirkan ke telinga dan mengenai
memberan timpani, sehingga memberan timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-
tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakkan
perilimfe dalam skala vestibui kemudian getaran diteruskan melalui Rissener yang
mendorong endolimfe dan memberan basal ke arah bawah, perilimfe dalam skala timpani
akan bergerak sehingga tingkap bundar (foramen rotundum) terdorong kearah luar.\
Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion kalium dan ion Na menjadi aliran
listrik yang diteruskan ke cabang N.VIII yang kemudian neneruskan ransangan ke pusat
sensori pendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.

C. Anatomi fisioligi sistem penciuman (hidung)

1. Anatomi sistem penciuman (hidung)


Hidung merupakan bagian yang paling menonjol pada wajah. Fungsinya sebagai jalan
napas, alat pengatur kondisi udara (air condition), penyaring & pembersih udara, indera
pembau, resonansi suara, membantu proses berbicara, dan refleksi nasal. Hidung juga
merupakan tempat bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air mata.
Struktur hidung luar terdiri atas 3 bagian, yaitu :
1. Kubah tulang. Letaknya paling atas dan bagian hidung yang tidak bisa digerakkan.
2. Kubah kartilago (tulang rawan). Letaknya dibawah kubah tulang dan bagian hidung
yang bisa sedikit digerakkan.
3. Lobulus hidung. Letaknya paling bawah dan bagian hidung yang paling mudah
digerakkan.
2. Struktur penting dari anatomi hidung :
a. Dorsum nasi (batang hidung)
Struktur yang membangun dorsum nasi (batang hidung) :
1. Bagian kaudal dorsum nasi (batang hidung)
2. Bagian kranial dorsum nasi (batang hidung)

Bagian kaudal dorsum nasi (batang hidung) merupakan bagian lunak dari dorsum nasi
(batang hidung). Tersusun oleh kartilago lateralis dan kartilago alaris. Jaringan ikat yang
keras menghubungkan antara kulit dan perikondrium pada kartilago alaris. Bagian kranial
dorsum nasi (batang hidung) merupakan bagian keras dari dorsum nasi (batang hidung).
Tersusun oleh os nasalis dan ossis maksila prosesus fron talis.

A. Septum Nasi
Fungsi utama septum nasi adalah menopang dorsum nasi (batang hidung) dan membagi dua
kavum nasi (lubang hidung).
Struktur yang membangun septum nasi adalah 2 tulang dan 2 kartilago, yaitu :
1. Bagian anterior septum nasi
2. Bagian posterior septum nasi

Bagian anterior septum nasi tersusun oleh tulang rawan, yaitu kartilago quadrangularis,
cartilago alaris mayor crus medial, dan cartilago septi nasi. Bagian anterior septum nasi
terdapat plexus Kiesselbach. Bagian posterior septum nasi tersusun oleh os vomer dan os
ethmoidalis lamina perpendikularis . Kelainan septum nasi yang paling sering ditemukan
adalah deviasi septi.

B. Kavum Nasi (Lubang Hidung)

Rongga / lubang hidung (cavum nasi / cavitas nasi) berbentuk terowongan dari depan ke
belakang. Rongga hidung dilapisi 2 jenis mukosa, yaitu mukosa olfaktori dan mukosa
respiratori.
Rongga hidung tersusun oleh :
1. Nares anterior (nosetril). Nares anterior merupakan lubang depan rongga hidung
(cavitas nasi).
2. Vestibulum nasi. Letaknya dibelakang nares anterior. Vestibulum nasi dilapisi oleh
rambut dan kelenjar sebasea.
3. Nares posterior (choanae). Nares posterior (choanae) merupakan lubang belakang rongga
hidung (cavitas nasi).P enghubung antara rongga hidung (cavitas nasi) dengan nasofaring.

2. Fisiologi sistem penciuman (hidung)

Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Di


atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-
molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini
jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor,
sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang
mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium
oleh hidung kita.

D. Anatomi fisiologi sistem peraba (kulit)

1. Anatomi sistem peraba (kulit)

Kulit merupakan organ tubuh paling luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat 15%
berat badan. Kulit yang elastic dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, ulit
yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan telapak tangan dewasa. Kulit yang tipis
terdapat pada muka, kulit yang lembut terdapat pada leher dan badan, dan kulit yang
berambut kasar terdapat pada kepala.
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan,
rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan
percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung
lidah, dahi, dan lain-lain. Lapisan kulit manusia terdapat beberapa lapisan, yaitu:

A. Epidermis

Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis
dengan ketebalan sekitar 0,07 mm terdiri atas beberapa lapisan, yaitu :
a) Stratum korneum yang disebut juga lapisan zat tanduk
b) Stratum lusidum, yang berfungsi melakukan “pengecatan” terhadap kulit dan rambut
c) Stratum granulosum, yang menghasilkan pigmen warna kulit, yang disebut melamin
d) Stratum germinativum, sering dikatakan sebagai sel hidup karena lapisan ini merupakan
lapisan yang aktif membelah.
B. Dermis

Jaringan dermis memiliki struktur yang lebih rumit daripada epidermis, yang terdiri
atas banyak lapisan. Jaringan ini lebih tebal daripada epidermis yaitu sekitar 2,5 mm. Dermis
dibentuk oleh serabut-serabut khusus yang membuatnya lentur, yang terdiri atas kolagen,
yaitu suatu jenis protein yang membentuk sekitar 30% dari protein tubuh. Kolagen akan
berangsur-angsur berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Itulah sebabnya seorang yang
sudah tua tekstur kulitnya kasar dan keriput. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan
epidermis. Lapisan dermis terdiri atas beberapa bagian, yaitu
a) Akar Rambut
b) Pembuluh Darah
c) Kelenjar Minyak (glandula sebasea)
d) Kelenjar Keringat (glandula sudorifera), dan
e) Serabut Saraf

Pada lapisan dermis kulit terdapat puting peraba yang merupakan ujung akhir saraf
sensoris. Ujung-ujung saraf tersebut merupakan indera perasa panas, dingin, nyeri, dan
sebagainya. Oleh karena itu kulit merupakan organ terluas dimana pada organ ini terdapat
reseptor panas (ruffini), tekanan (paccini), dingin (krause), rasa nyeri atau sakit (ujung saraf
bebas), serta reseptor sentuhan (meissner).

2. Fisiologi sistem peraba (kulit)

Fungsi kulit secara umum.


1. Sebagai proteksi.
• Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bacteri.)
• Melindungi dari trauma yang terus menerus.
• Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.
• Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak.
• Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.

2. Pengontrol/pengatur suhu.
• Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran
darah meningkat terjadi penguapan keringat.

3. Proses Hilangnya Panas Dari Tubuh:


• Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.
• Konduksi : pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang lebih dingin yang
bersentuhan dengan tubuh.
• Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduksi
• Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit yang ditentukan
oleh peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.)
4. Sensibilitas
• Mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.

5. Keseimbangan Air
• Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta
elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan
kelembaban dalam jaringan subcutan.
• Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk
dewasa.

E. Anatomi fisiologi sistem perasa (lidah)

1. Anatomi sistem perasa (lidah)

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera
pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam
tindakan bicara.Juga membantu membolak balik makanan dalam mulut.
Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa
Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani.

Sebagian besar, lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus,
tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis otot pada
lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik.
Lidah memiliki permukaan yang kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila.

Terdapat tiga jenis papila yaitu:


1. papila filiformis (fili=benang); berbentuk seperti benang halus;
2. papila sirkumvalata (sirkum=bulat); berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang
lidah;
3. papila fungiformis (fungi=jamur); berbentuk seperti jamur.Terdapat satu jenis papila yang
tidak terdapat pada manusia, yakni papila folliata pada hewan pengerat.
Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua sel yaitu
sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor, sedangkan sel
penyokong berfungsi untuk menopang.

2. Fisiologi sistem perasa (lidah)

- Substansi yang dirasakan harus berbentuk cairan atau larut dalam saliva.
- Kuncup pengecap bekerja sama dengan reseptor pada rambut pengecap.
Sensasi Rasa:
1. Kuncup pengecap yang sensitive terhadap rasa manis terletak di ujung lidah.
2. Substansi asam dirasakan terutama di bagian samping lidah.
3. Substansi asin dapat dirasakan pada hampir seluruh area lidah, tetapi
reseptornya terkumpul di bagian samping lidah.
4. Substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap di bagian belakang lidah.

BAB 3

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari pembahasan tentang anatomi dan fisiologi sistem sensoris tersebut, di ketahui dalam
sistem sensoris di bahas tentang panca indra atau lima indra di mana di jelaskan bagaimana
mekanisme kerja panca indra tersebut dan bagian-bagian organ yang bersangkutaan, sistem
sensoris meliputi:

1. Sistem indra penglihatan (mata)

2. Sistem indra pendengar (telinga)

3. Sistem indra pembau (hidung)

4. Sistem indra pengecap (lidah)

5. Sistem indra peraba (kulit)

Dalam sistem sensoris ini Indera Pendengar (Telinga) merupakan alat pendengar dan alat
keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga
telinga dalam.

Indra penglihatan (mata) yaitu organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal
untuk melihat dan saraf untuk trandsuksi. Mata terdiri dari beberapa komponen utama,
sebagai berikut. Ageuos humor, korpus siliais, bintik buta, fovea, iris, kornea, koroid, lensa,
ligamentum suspensorium, makula lutea, neuron bipolar ,otot siliaris, pupil, retina, saraf
optikus, sel batang, sel ganglion, sel kerucut, sklera, vitreus humor

Indera Peraba (Kulit) merupakan indra peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf sensori
sebagai reseptor khusus untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan dingin), serta rasa
sakit.

Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot. Prmukaan lidah banyak
tonjolan kecil yang disèbut papilla lidah, memberi kesan lidah terkesan kasar. Pada papilla
lidah terdapat indra pengecap.

Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas yang terhirup oleh
hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya mudah hilang jika di hadapkan
pada bau yang sama dalam jangka waktu yang lama.

B. SARAN

Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwaAnatomi
Fisiologi Sensori (Anatomi Fisiologi Sistem Pengelihatan dan Pendengaran) sangat penting
bagi kehidupan kita, dengan adanya panca indra kita dimudahkan dalam menjaankan aktifitas
kita. Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami
masih dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini,
dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya
tersirat maupun tersurat.

Anda mungkin juga menyukai