Anggota :
1. ASRIADI ANWAR
2. HERMAN AMIRUDDIN
3. HERISMAN
4. MUSDALIFAH
5. ARNIANTI
WATAMPONE
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah
pengetahuan bagi mahasiswa/i akper maupun para pembaca untuk bidang
Ilmu Pengetahuan kesehatan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen
mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia dengan judul ASKEP GANGGUAN
POLA TIDUR. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif
dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. BATASAN MASALAH
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN
B. TAHAPAN TIDUR
D. GANGGUAN TIDUR
BAB III
PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Maka dari itu kamu menyusun makalah ini. Agar kita semua mengetahui
apa dampak dari gangguan pola tidur.
B. TUJUAN
C. BATASAN MASALAH
Batasan masalah dalam maklah ini meliputi : Asuhan keperawatan yang terdiri
atas pengkajian dan konsep kebutuhan istirahat dan tidur.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN
Pengkajian :
Kebutuhan istirahat
B. TAHAPAN TIDUR
EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak,
otot, dan aktivitas mata. Normalnya, tidur dibagi menjadi dua yaitu nonrapid
eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Selama masa NREM
seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit
selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira
90 menit sebelum tidur berakhir.
a. NREM tahap I
Tingkat transisi
Merespons cahaya
b. NREM tahap II
Sukit dibangunkan
d. NREM TAHAP IV
Tidur nyenyak
b) pada orang dewasa normal NREM yaitu 20-25% dari tidur malamnya
c) jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi
Bayi
Prasekolah
Usia sekolah
Remaja
Dewasa muda
a) Tidur 7 jam/hari
Usia tua
a) Tidur 6 jam/hari
1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memrlukan waku tidur lebih banyak dari
normal. Namaun demikian , keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau
tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gagguan pernapasan seperti
asma, bronkitis, penyakit kardiosvaskular,dan pnyakit persarafan.
2. Lingkungan
Pasien yang biasanya tidur dalam lingkungan tenang dan nyaman, kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
3. Motivasi
4. Kelelahan
5. Kecemasan
6. Alkohol
7. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidut antara lain:
8. Nutrisi
Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino
dari protein yang dicerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat
mampercepat terjadinya ptoses.
D. GANGGUAN TIDUR
DO :
Mudah tersinggung
DS :
Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan b/d kecemasan akan operasi.
Gangguan pola tidur: lebih dari kebutuhan b/d penggunaan obat2 sedativa.
Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri perut yang terus
menerus.
INTERVENSI KEP :
Ribut :Tutup pintu ruangan; Dengarkan musik lembut ; Tutup pintu ruangan;
Gunakan lampu tidur; Kurangi kebisingan ;Kurangi volume alaram/televisi/Hp;
Kalau perlu pindalah keruangan yang lebih tenang.
Kurangi kecemasan
EVALUASI
Klien dan keluarga mampu menjelaskan faktor2 yang dapat meningkatkan tidur
a) Insomnia
3. insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa
nyeri, kecemasan,ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak
menunjang untuk tidur.
b) Somnambulisme
c) Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-
anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum
jelas, namun ada bebrapa faktor yangmenyebabkan Enuresis seperti gangguan
pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
d) Narkolepsi
Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali
untuk tidur, dapat dikatakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang
mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn
mengantuk tersebut datang. Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di
duga terjadi akibat kerusakan genetika sistem saraf pusat di mana periode
REM tidak dapat di kendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan
bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang
bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.
e) Night Terrors
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih,
setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak,
pucat dan ketakutan.
f) Mendengkur
Tidur miring
Bila Anda merasa nyaman dengan tidur miring, sebaiknya Anda miringkan
badan ke arah kanan. Seperti halnya tidur telungkup, tidur dengan posisi
miring ke kiri akan membebani jantung dengan berat badan Anda. Pada saat
yang sama, jantung masih harus memompa darah. Hal ini mengakibatkan
kelelahan jantung yang dapat berakibat fatal dalam jangka panjang.
Posisi tidur miring yang terbaik adalah cara tidur bayi yaitu dengan
punggung melengkung dan kaki sedikit menekuk ke arah dada. Posisi ini
mengurangi tekanan pada tulang punggung, memudahkan pernafasan, dan
membebaskan organ-organ tubuh. Gunakan bantal yang sedikit keras di
bawah kepala dan leher untuk mengurangi tekanan di pundak. Sisipkan bantal
di antara kedua kaki agar tumpuan badan tidak terlalu berpusat di pinggul dan
menimbulkan pegal-pegal.
Tidur telentang
Tidur telentang sangat baik bila Anda memiliki nyeri punggung. Menyisipkan
bantal di bawah dengkul kaki bermanfaat untuk mengurangi beban punggung
bagian bawah.
Tidur tengkurap
Ini adalah posisi tidur yang paling buruk karena menekan jantung, paru-paru
dan perut. Namun, bila karena sesuatu hal Anda harus tidur tengkurap,
gunakan bantal di bawah perut dan pinggang. Hindari penggunaan bantal di
kepala atau kecilkan ukurannya karena akan menekan leher Anda.
Hampir setiap orang berganti-ganti posisi pada saat tidur. Posisi saat Anda
mulai tidur mungkin berbeda dengan saat bangun. Perubahan posisi seperti itu
wajar saja, asal tidak berlebihan. Untuk mengurangi pergantian posisi yang
terlalu sering sehingga membahayakan tubuh Anda, gunakan bantal yang
empuk dan cukup keras dan bersihkan sprei atau badcover agar tidak
menimbulkan gatal.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
A. PENGUMPULAN DATA
KARAKTERISTIK DATA
1. Lengkap
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan
nyata untuk membuktikan benar-tidaknya apa yang telah didengar, diliha,
diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua
data yang sekiranya meragukan. Perawat tidak boleh langsung membuat
kesimpulan tentang suatu kondisi klien. Misalnya, klien tidak mau makan.
Perawat tidak boleh langsung menuliskan : `klien tidak mau makan karena
depresi berat`. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi
klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat
pengkajian.
3. Relevan
A. Identitas
Pasien Penanggung
1. Nama : AS MS
B. Riwayat Kesehatan
Pasien mengeluh tidak bisa tidur sejak 5 hari yang lalu, pusing seperti
berputar. Pasien memutuskan untuk berobat ke Rumah Sakit Stikes Bali pada
tanggal 30 Desember 2011. Pasien diterima di Rumah Sakit Stikes Bali pada
tanggal 30 Desember 2011 dan di observasi TD : 130/80 mmHg, S : 38 0 C, N :
50x/menit, RR : 14x/menit nafas dalam. Pasien diberi terapi NFD RL 16 tpn,
Rontidin 2x50 mg, Ondansentron 2x4mg, Mertigo 3x8 mgUnalium 3x10 mg.
pasien diperiksa GDSnya yaitu 56 mg%. Pasien dikirim dari ruang A ke ruang B
pada tanggal 30 Desember 2011. Dan di observasi TD : 150/90 mmHg, S : 390C,
N : 80x/menit, dan beri terapi IVFD RL 16 tpn, Ranitidin 2x50 mg, Ondansentron
2x4 mg, Mertigo 3x8 mg, obat2 diabetesmilitus disetop sementara.
1. Bernafas
Seblum pengkajian : Pasien mengeluh sesak nafas dan sulit untuk bernafas
Saat pengkajian : pasien mengatakan sudah tidak sesak lagi
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa makan bubur dengan sayur dan
lauk pauk habis setengah porsi, Pasien mengatakan biasa makan 3x sehari,
pasien mengatakan tidak terlalu suka minum air putih, minum air jika ingin
saja, kurang lebih 600 ml dalam sehari
3. Eliminasi
Saat pengkajian : Pasien mengatakan belum BAB dari pagi dan BAK 3x dari
pagi dengan jumlah kurang lebih 300cc
Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak bisa membantu masak lagi, namun
masih bisa melakukan ADL secara mandiri
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa tidur 9-10 jam/hari, biasa tidur
siang kurang lebih 1 jam sehari
saat pengkajian : Pasien mengatakan Sulit tidur di malam hari, tidur tidak
nyenyak, pasien mengatakan tidak bisa tidur karna suasana ruangan yang
rame.
6. Kebersihan diri
Saat pengkajian : Pasien mengatakan belum mandi dari kamarin, kuku pasien
tampak kotor
9. Rasa aman
12. Rekreasi
13. Belajar
14. Ibadah
D. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : CM
kebersihan : bersih
2. Kepala : kulit kepala bersih, rambut hitam, dengan beberapa rambut putih,
distribusi rambut merata, tidak ada nyeri tekan dan luka.
3. Mata : Konjungtiva anemis/ pucat, sclera putih, tidak ada odema, kelopak
mata terdapat lingkaran hitam dibawah mata, reflek pupil baik, pupil isokor.
4. Hidung : hidung bersih, tidak ada secret dan darah, tidak ada nyeri tekan,
penciuman baik.
5. Telinga : telinga bersih, tidak ada secret dan darah, tidak ada nyeri tekan,
pendengaran baik.
6. Mulut : mukosa lembat, gigi lengkap dan bersih, lidah bersih, tidak ada
pembesaran tonsil dan faring radang.
7. Leher : tidak ada distensi vena jogularis dan distensi kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid tidak ada tumor.
8. Torak : bentuk dada simetris, gerakan dada bebas terbatas, suara jantung
S1S2 tunggal regular, suara paru fesikuler +/+
9. Abdomen : tidak ada distensi dan asetas, peristaltic 8x/ menit, nyeri tekan
epigastrium (-), suara abdomen timpani.
12. Ekstrmitas
Atas : tidak ada luka dan edema, terpasang infuse dilengan kiri
ANALISA DATA
No Data Masalah
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri perut yang
terus menerus.
3. PERENCANAAN
3. Digunakan
alat bantu tidur
(mis; air hangat
untuk mandi,
bahan
bacaan,pijatan
di
punggung,susu,
music yang
lembut, dll).
4. Pelaksanaa
2. Menganjurkan atau
berikan perawatan
petang hari misalnya
: personal hygen,
linen dan baju tidur
yang bersih
3. Menggunakan
alat bantu tidur
(mis; air hangat
untuk mandi,
bahan
bacaan,pijatan di
punggung,susu,
music yang lembut,
dll).
2 Gangguan 1. Mempertahankan
pola tidur: jadual harian yang
kurang dari konsisten untuk
kebutuhan bangun, tidur dan
tubuh b/d istirahat.
nyeri perut
yang terus 2 . M e n g u p a ya k a n
mengonsumsi
k u d a p a n ya n g
k a ya L - t r i p t o f a n
( m i s ; s u s u , kacang)
menjelang tidur.
5. Evaluasi
A:
Tujuan 2 tercapai, tujuan 1 & 3 belum
tercapai. Masalah bersihan jalan
napas teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi 1 6
2 Gangguan S:
pertukaran gas. Pasien mengatakan masih kesulitan
bernapas namun sudah lebih ringan
O:
Pasien tampak tidak tersengal-sengal
Ronchii (-)
Masih menggunakan otot bantu napas
Pasien masih bernapas dengn cuping
hidung
A:
Tujuan 1 dan 2 teratasi. Tujuan 3&4
belum teratasi. Masalah gangguan
pertukaran gas teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi 1 - 6
3 Hipetermi S:
Pasien merasa suhu tubuhnya masih
tinggi
O:
Setelah dikaji suhu pasien 380C
A:
Tujuan no.1 belum teratasi. Masalah
hipertermi belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi kecuali no.3 &
no.4.
Catatan perkembangan Keperawatan pada Pasien Tn. M.T. dengan pneumonia
O:
- Pasien tidak nampak batuk
- Pasien tidak terlihat sesak
-Pasien bisa mengeluarkan dahak
A:
Tujuan 1,2 &3 tercapai. Masalah
bersihan jalan napas teratasi
sepenuhnya
P:
Hentikan intervensi
2 Gangguan S:
pertukaran gas Pasien mengatakan bisa bernapas
biasa
O:
Ronchi (-)
expansi thorax (-)
otot bantu (-)
Pasien bernapas dengan hidung tanpa
tersengal-sengal
A:
Tujuan 1,2,3 &4 teratasi. Masalah
gangguan pertukaran gas teratasi
sepenuhnya.
P:
Hentikan intervensi.
3 Hipetermi S:
Pasien merasa suhu tubuhnya sudah
normal
O:
Setelah dikaji suhu pasien 370C
A:
Tujuan no. 1 tercapai. Masalah
hipertermi teratasi sepenuhnya
P:
Hentikan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2120652-definisi-tindakan-
intervensi-keperawatan/#ixzz1iDdfsRLl
http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-implementasi-keperawatan/