Anda di halaman 1dari 27

Kebutuhan dasar manusia

Gangguan pola tidur pada klien


Dosen :

FITRIANI, S. Kep. M.Kes

Oleh kelompok 11:

Anggota :

1. ASRIADI ANWAR
2. HERMAN AMIRUDDIN
3. HERISMAN
4. MUSDALIFAH
5. ARNIANTI

DIPLOMA III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA

WATAMPONE

TAHUN AJARAN 2012/1013


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-
Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah
pengetahuan bagi mahasiswa/i akper maupun para pembaca untuk bidang
Ilmu Pengetahuan kesehatan.

Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen
mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia dengan judul ASKEP GANGGUAN
POLA TIDUR. Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan
bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif
dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN

C. BATASAN MASALAH

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN

B. TAHAPAN TIDUR

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR

D. GANGGUAN TIDUR

BAB III

PENGKAJIAN

A. PENGKAJIAN

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status,


kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat
memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur
terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat
sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan
tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan
status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari
terpenuhi.

Selain itu, orang yangmengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan


tidur lebih dari biasanya. Begtu juga sebaliknya jika seseorang terganggu pola
tidurnya, akan merasakan kesehatan dirinya menurun.

Maka dari itu kamu menyusun makalah ini. Agar kita semua mengetahui
apa dampak dari gangguan pola tidur.

B. TUJUAN

Setelah mempelajari dan membahas makalah ini, maka di harapkan :

1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai gangguan pola tidur.

2. Pembaca dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan


prosedur yang berlaku.

3. Pembaca dapat mengatasi dan menghindari gangguan tidur

C. BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam maklah ini meliputi : Asuhan keperawatan yang terdiri
atas pengkajian dan konsep kebutuhan istirahat dan tidur.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN

Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami,


Perubahan jumlah/kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan
keadaan biologis atau kebutuhan emosi.

Pengkajian :

Kebiasaan tidur sehari-hari

Kebutuhan istirahat

Keadaan saat ini

Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan


reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan
aktivitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan
proses fisiologis tubuh, dan penurunan respon terhadap stimulus eksternal.

B. TAHAPAN TIDUR

EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak,
otot, dan aktivitas mata. Normalnya, tidur dibagi menjadi dua yaitu nonrapid
eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Selama masa NREM
seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit
selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira
90 menit sebelum tidur berakhir.

1. Tahapan Tidur NREM

a. NREM tahap I
Tingkat transisi

Merespons cahaya

Berlangsung beberapa menit

Mudah terbangun dengan rangsangan

Aktifitas fisik, tanda fital, dan metabolisme menurun

Bila terbangun terasa sedang bermimpi

b. NREM tahap II

Periode suara tidur

Mulai relaksasi otot

Berlangsung 10-20 menit

Fungsi tubuh berlangsung lambat

Dapat dibangunkan dengan mudah

c. NREM TAHAP III

Awal tahap dari keadaan tidur nynyak

Sukit dibangunkan

Relaksasi otot menyeluruh

Tekanan darah menurun

Berlansung 15-30 menit

d. NREM TAHAP IV

Tidur nyenyak

Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif

Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun

Sekresi lambung menurun

Gerak bola mata cepat


2.Tahapan tidur REM

a) lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM

b) pada orang dewasa normal NREM yaitu 20-25% dari tidur malamnya

c) jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi

d) tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan


dalam belajar, memori dan adaptasi.

3. Karakteristik tidur REM

a) Mata : cepat tertutup dan terbuka.

b) Otot-otot : kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.

c) Pernapasan : tidak teratur, kadang dengan abnea.

d) Nadi : cepat dan iriguler.

e) Tekanan darah : meningkat atau fluktuasi.

f) Sekresi gaster : meningkat.

g) Metabolisme : meningkat, temperatur tubuh naik.

h) Gelombang otak : EEG aktif.

i) Siklus tidur : sulit dibangunkan.

Pola Tidur Normal

Neonatus sampai dengan 3 bulan

a) Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari

b) Mudah berespon terhdap stimulus

c) Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM

Bayi

a) Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam

b) Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari

c) Tahap REM 20-30%.


Toddler

a) Tidur 10-12 jam/hari

b) Tahap REM 25%

Prasekolah

a) Tidur 11 jam pada malam hari

b) Tahap REM 20%

Usia sekolah

a) Tidur 10 jam pada malam hari

b) Tahap REM 18,5%

Remaja

a) Tidur 8,5 jam pada malam hari

b) Tahap REM 20%

Dewasa muda

a) Tidur 7-9 jam/hari

b) Tahap REM 20-25%

Usia dewasa pertengahan

a) Tidur 7 jam/hari

b) Tahap REM 20%

Usia tua

a) Tidur 6 jam/hari

b) Tahap REM 20-25%

c) Tahap NREM IV menurun dan kadang-kadang absen

d) Sering terbangun pada malam hari


C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR

1. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memrlukan waku tidur lebih banyak dari
normal. Namaun demikian , keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau
tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gagguan pernapasan seperti
asma, bronkitis, penyakit kardiosvaskular,dan pnyakit persarafan.

2. Lingkungan

Pasien yang biasanya tidur dalam lingkungan tenang dan nyaman, kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.

3. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk


tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

4. Kelelahan

Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.

5. Kecemasan

Pada keadaan cemas seorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga


mengganggu tidurnya.

6. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal,seseorang yang tahan minum alkohol


dapat ,mengakibatkan insomania dan lekasa marah.

7. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidut antara lain:

a) Diuretik : menyebabkan insomnia

b) Antidepresan : menyupresi REM

c) Kafein : meningkatkan saraf simpais

d) Beta-bloker : menimbulkan insomnia

e) Narkotika : menyupresi REM

8. Nutrisi
Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino
dari protein yang dicerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat
mampercepat terjadinya ptoses.

D. GANGGUAN TIDUR

1.TANDA-TANDA GANGGUAN TIDUR

DO :

Wajah nampak kurang bergairah (letih,lesu, lemah)

Prestasi kerja menurun/kurang konsentrasi

Gelisah, sering menguap

Mudah tersinggung

Ada bayangan hitam di bawah mata

Pada bayi suka menangis dan rewel

DS :

Klien merasa lesu, mengantuk sepanjang hari

Mengeluh susah tidur, kurang istirahat

Pandangan dirasa kabur, mata berkaca-kaca

Emosi meningkat, mudah marah/tersinggung

Kepala pusing, berat

Mengeluh sering terbangun

DIAGNOSA KEPEPERAWATAN (Contoh)

Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan b/d kecemasan akan operasi.

Gangguan pola tidur: lebih dari kebutuhan b/d penggunaan obat2 sedativa.

Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri perut yang terus
menerus.
INTERVENSI KEP :

Identifikasi faktor2 penyebab.

Nyeri, Ketakutan, Stres, Cemas, Imobilisasi, atau berkurangnya aktivitas

Kurang/hilangkan faktor2 penyebab.

Ribut :Tutup pintu ruangan; Dengarkan musik lembut ; Tutup pintu ruangan;
Gunakan lampu tidur; Kurangi kebisingan ;Kurangi volume alaram/televisi/Hp;
Kalau perlu pindalah keruangan yang lebih tenang.

Interupsi pola kebiasaan yang dapat mengganggu pola tidur.

Kalau perlu tingkatkan aktivitas pada siang hari.

Kurangi intake cairan berlebihan saat menjelang tidur.

Makanan ringan atau susu sebelum tidur.

Sediakan sarana yang nyaman untuk pengantar tidur

Kurangi kecemasan

Pada klien anak-anak: Jelaskan tentang waktu malam; Bandingkan perbedaan


siang dan malam; Jika terjadi mimpi buruk, anjurkan anak untuk bercerita,
jelaskan bahwa mimpi itu seperti kenyataan dan anda pun mengalaminya;
Gunakan lampu malam untuk mengontrol mereka; Beritahu bahwa anda selalu
ada di dekat mereka

Kurangi kemungkinan kecelakaan pada waktu tidur

Berikan penyuluhan kesehatan dan kalau perlu rujukan dan kolaborasi


pemberian obat

EVALUASI

Pasien dapat tidur dalam jangka waktu 20-30 menit

Pada waktu tidur tidak sering terbangun

Jika terbangun akan mudah tidur kembali

Meningkatnya waktu tidur sesuai yang diharapkan

Klien mengingat kembali mimpi yang dialaminya

Klien menyatakan perasaannya sesudah tidur


Bebas dari kecemasan dan depresi

Klien dapat bekerja dengan baik dan penuh konsentrasi

Klien dan keluarga mampu menjelaskan faktor2 yang dapat meningkatkan tidur

2.Jenis-jenis gangguan tidur

a) Insomnia

Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan


untuk tidur ataukesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang
terbangun dari tidur tapi merasa belumcukup tidur dapat di sebut mengalami
insomnia (japardi 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk
mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas.
Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang
yang menderita insomniasering dapat tidur lebih lama dari yang mereka
pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang.Jenis insomnia yaitu :

1. Insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai


tidur.

2. insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat


mempertahankan tidur atau keadaan sering terjaga dari tidur.

3. insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa
nyeri, kecemasan,ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak
menunjang untuk tidur.

b) Somnambulisme

Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya


otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di
tempat tidur, menabrak kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah
laku berjalan dalam beberapa menit dankembali tidur (Japardi 2002). Lebih
banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resikoterjadinya cidera.

c) Enuresis

Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-
anak, remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum
jelas, namun ada bebrapa faktor yangmenyebabkan Enuresis seperti gangguan
pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.
d) Narkolepsi

Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali
untuk tidur, dapat dikatakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang
mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn
mengantuk tersebut datang. Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di
duga terjadi akibat kerusakan genetika sistem saraf pusat di mana periode
REM tidak dapat di kendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan
bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang
bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.

e) Night Terrors

Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih,
setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak,
pucat dan ketakutan.

f) Mendengkur

Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan


mulut. Amandelyang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang
turut menyebabkan mendengkur.Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas
pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu bergetar bila
dilewati udara pernafasan.

D. POSISI TIDUR YANG BAIK DAN BENAR

Tidur miring

Bila Anda merasa nyaman dengan tidur miring, sebaiknya Anda miringkan
badan ke arah kanan. Seperti halnya tidur telungkup, tidur dengan posisi
miring ke kiri akan membebani jantung dengan berat badan Anda. Pada saat
yang sama, jantung masih harus memompa darah. Hal ini mengakibatkan
kelelahan jantung yang dapat berakibat fatal dalam jangka panjang.

Posisi tidur miring yang terbaik adalah cara tidur bayi yaitu dengan
punggung melengkung dan kaki sedikit menekuk ke arah dada. Posisi ini
mengurangi tekanan pada tulang punggung, memudahkan pernafasan, dan
membebaskan organ-organ tubuh. Gunakan bantal yang sedikit keras di
bawah kepala dan leher untuk mengurangi tekanan di pundak. Sisipkan bantal
di antara kedua kaki agar tumpuan badan tidak terlalu berpusat di pinggul dan
menimbulkan pegal-pegal.

Tidur telentang

Tidur telentang sangat baik bila Anda memiliki nyeri punggung. Menyisipkan
bantal di bawah dengkul kaki bermanfaat untuk mengurangi beban punggung
bagian bawah.

Tidur tengkurap

Ini adalah posisi tidur yang paling buruk karena menekan jantung, paru-paru
dan perut. Namun, bila karena sesuatu hal Anda harus tidur tengkurap,
gunakan bantal di bawah perut dan pinggang. Hindari penggunaan bantal di
kepala atau kecilkan ukurannya karena akan menekan leher Anda.

Hampir setiap orang berganti-ganti posisi pada saat tidur. Posisi saat Anda
mulai tidur mungkin berbeda dengan saat bangun. Perubahan posisi seperti itu
wajar saja, asal tidak berlebihan. Untuk mengurangi pergantian posisi yang
terlalu sering sehingga membahayakan tubuh Anda, gunakan bantal yang
empuk dan cukup keras dan bersihkan sprei atau badcover agar tidak
menimbulkan gatal.

BAB III (ASKEP)

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan


untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).

Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap


kegiatan, yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data
dan penentuan masalah. Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan
dokumentasi data (meskipun setiap langkah dari proses keperawatan harus
selalu didokumentasikan juga). Pengumpulan dan pengorganisasian data
harus menggambarkan dua hal, yaitu : status kesehatan klien dan kekuatan
masalah kesehatan yang dialami oleh klien.

Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif adalah kumpulan data


yang berisikan status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola
kesehatan dan keperawatannya terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi
dari medis atau profesi kesehatan lainnya.

Data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan atau


respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya, serta hal-hal
yang mencakup tindakan yang dilaksanakan kepada klien

A. PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang


dilakukan secara sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta
kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien. Pengumpulan
informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi
yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi
klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunaan untuk menentuan diagnosis
keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindaan keperawatan
untuk mengatasi masalah-masalah klien.

Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial


assessment), selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing
assessment), serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (re-
assessment).

TUJUAN PENGUMPULAN DATA

1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien

2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien

3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien

4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah


beriutnya.

KARAKTERISTIK DATA

1. Lengkap

Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan klien.


Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien
yang adekuat. Misalnya klien tidak mau makan kaji secara mendalam
kenapa klien tidak mau makan (tidak cocok makanannya, kondisi fisiknya
menolak untuk makan/patologis, atau sebab-sebab yang lain)

2. Akurat dan nyata

Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan
nyata untuk membuktikan benar-tidaknya apa yang telah didengar, diliha,
diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua
data yang sekiranya meragukan. Perawat tidak boleh langsung membuat
kesimpulan tentang suatu kondisi klien. Misalnya, klien tidak mau makan.
Perawat tidak boleh langsung menuliskan : `klien tidak mau makan karena
depresi berat`. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi
klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat
pengkajian.

3. Relevan

Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data


yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk
mengidentifikasi.

Pengkajian dilakukan pada tanggal 4 November 2012 pukul 8.00 WITA di


RUMAH SAKIT UMUM LAMA (puskesmas watampone) dengan metode
observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan catatan medis pasien.

A. Identitas
Pasien Penanggung

1. Nama : AS MS

2. Umur : 18 tahun 27 tahun

3. Jenis kelamin : laki-laki laki-laki

4. Status perkawinan : belum kawin kawin

5. Suku bangsa : Indonesia Indonesia

6. Agama : islam islam

7. Pendidikan : Mahasiswa SMA

8. Pekerjaan : Pelajar Petani

9. Alamat : Jl.ANOA No.16 WTP Jl. PISANG


10. Alamat terdekat : Jl.ANOA No.16 WTP Jl. PISANG

11. Nomor telepon : 081917614748 085739383484

12. Nomor reg : 1234567

13. Tanggal MRS :4 November 2012

Dx : Gagguan pola tidur

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama masuk rumah sakit

Pasien mengeluh tidak bisa tidur sejak 5 hari yang lalu

2. Keluhan utama saat pengkajian

Pasien mengeluh lemah, letargi, lingkaran hitam di sekitar mata, konjungtiva


kemerahan, kelopak mata bengkak,

3. Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengeluh tidak bisa tidur sejak 5 hari yang lalu, pusing seperti
berputar. Pasien memutuskan untuk berobat ke Rumah Sakit Stikes Bali pada
tanggal 30 Desember 2011. Pasien diterima di Rumah Sakit Stikes Bali pada
tanggal 30 Desember 2011 dan di observasi TD : 130/80 mmHg, S : 38 0 C, N :
50x/menit, RR : 14x/menit nafas dalam. Pasien diberi terapi NFD RL 16 tpn,
Rontidin 2x50 mg, Ondansentron 2x4mg, Mertigo 3x8 mgUnalium 3x10 mg.
pasien diperiksa GDSnya yaitu 56 mg%. Pasien dikirim dari ruang A ke ruang B
pada tanggal 30 Desember 2011. Dan di observasi TD : 150/90 mmHg, S : 390C,
N : 80x/menit, dan beri terapi IVFD RL 16 tpn, Ranitidin 2x50 mg, Ondansentron
2x4 mg, Mertigo 3x8 mg, obat2 diabetesmilitus disetop sementara.

4. Riwayat penyakit sebelumnya

Pasien mengatakan memounyai riwayat Gastritis, Diabetesmilitis dan


Hipertensi.

5. Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang


sama dan tidak ada penyakit keturunan.

C. Pola Kebiayasaan Pasien

1. Bernafas

Seblum pengkajian : Pasien mengeluh sesak nafas dan sulit untuk bernafas
Saat pengkajian : pasien mengatakan sudah tidak sesak lagi

2. Makan dan minum

Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa makan bubur dengan sayur dan
lauk pauk habis setengah porsi, Pasien mengatakan biasa makan 3x sehari,
pasien mengatakan tidak terlalu suka minum air putih, minum air jika ingin
saja, kurang lebih 600 ml dalam sehari

Saat pengkajian : Pasien mengatakan baru makan bubur 2x dan habis


setengah porsi dan minum kurang lebih 300 ml air putih.

3. Eliminasi

Seblum pengkajian : Pasien mengatakan jarang BAB hanya 1x sehari dengan


konsistensi padat, tidak ada darah dan lender, warna peses kuning. Pasien
mengatakan sering BAK kurang lebih 8x sehari dengan jumlah kramg lebih
300cc Sekali BAK.

Saat pengkajian : Pasien mengatakan belum BAB dari pagi dan BAK 3x dari
pagi dengan jumlah kurang lebih 300cc

4. Gerak dan aktifitas

Seblum pengkajian : Pasien mengatakan sehari hari biasa membantu masak


dirumahnya

Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak bisa membantu masak lagi, namun
masih bisa melakukan ADL secara mandiri

5. Istirahat dan tidur

Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa tidur 9-10 jam/hari, biasa tidur
siang kurang lebih 1 jam sehari

saat pengkajian : Pasien mengatakan Sulit tidur di malam hari, tidur tidak
nyenyak, pasien mengatakan tidak bisa tidur karna suasana ruangan yang
rame.

6. Kebersihan diri

Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa mandi 1x sehari dengan sabun


dan air hangat, mencuci rambut 1x sehari dan jarang menggosok gigi.

Saat pengkajian : Pasien mengatakan belum mandi dari kamarin, kuku pasien
tampak kotor

7. Spengaturan suhu tubuh

Seblum & Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak merasa panas


8. Rasa nyaman

Seblum pengkajian : Pasien mengatakan merasa nyaman dengan tubuhnya

Saat pengkajian : Pasien mengatakan nyeri di epigastrium, nyeri terasa saat


berbaring dan sehabis makan, sekala nyeri 2 dari 0-10 skala nyeri yang
diberikan.

9. Rasa aman

Seblum & Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak merasakan kecemasan

10. Data social

Hubungan pasien dengan keluarga tampak harmonis, begitu juga hubungan


pasien dengan perawat dan pasien lain tampak harmonis

11. Prestasi dan produktivitas

Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa memasak untuk membantu


anaknya yang berjualan dilapangan

Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak bisa membantu anaknya lagi

12. Rekreasi

Pasien mengatakan tidak mempunyai hobi

13. Belajar

Pasien mengatakan sudah mengetahui dan mengerti mengenai penyakitnya

14. Ibadah

Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa sembahyang 1x sehari dan


terutama setiap hari raya.

Saat pengkajian : Pasien mengatakan belum pernah beribadah semenjak sakit.

D. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum pasien

a. Kesadaran : CM

b. Bangun tubuh : Gemuk

c. Postur tibuh : Tegak

d. Cara berjalan : Lancar terkoordinir

e. Gerak motorik : tidak terganggu


f. Keadaan kulit :

warna kulit : sawo mateng

turgor kulit : elastic

kebersihan : bersih

luka : tidak terdapat luka

g. Gejala cardinal : TD = 130/80 mmHg, S = 380c, N = 80x/menit, RR =


24x/menit

h. Ukuran lain : TB = tidak terkaji, BB = tidak terkaji

2. Kepala : kulit kepala bersih, rambut hitam, dengan beberapa rambut putih,
distribusi rambut merata, tidak ada nyeri tekan dan luka.

3. Mata : Konjungtiva anemis/ pucat, sclera putih, tidak ada odema, kelopak
mata terdapat lingkaran hitam dibawah mata, reflek pupil baik, pupil isokor.

4. Hidung : hidung bersih, tidak ada secret dan darah, tidak ada nyeri tekan,
penciuman baik.

5. Telinga : telinga bersih, tidak ada secret dan darah, tidak ada nyeri tekan,
pendengaran baik.

6. Mulut : mukosa lembat, gigi lengkap dan bersih, lidah bersih, tidak ada
pembesaran tonsil dan faring radang.

7. Leher : tidak ada distensi vena jogularis dan distensi kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid tidak ada tumor.

8. Torak : bentuk dada simetris, gerakan dada bebas terbatas, suara jantung
S1S2 tunggal regular, suara paru fesikuler +/+

9. Abdomen : tidak ada distensi dan asetas, peristaltic 8x/ menit, nyeri tekan
epigastrium (-), suara abdomen timpani.

10. Genetalia : pasien mengeluh nyeri digenetalianya, genetalia tidak terkaji.

11. Anus : tidak terkaji

12. Ekstrmitas

Atas : tidak ada luka dan edema, terpasang infuse dilengan kiri

Bawah : tidak ada luka dan edema


E. Pemeriksaan Penunjang

Hasil pemeriksaan kimia klinik tangal 30 desember 2011

Parameter Hasil Normal

Gula darah sewaktu 56 mg % 75-115 mg%

ANALISA DATA

No Data Masalah

1 Pasien mengeluh tidak bisa tidur, Gangguan kualitas tidur


kepala pusing, dan mual.

2 Pasien mengeluh lemah, letargi, Kuantitas tidur yang kurang


lingkaran hitam di sekitar mata,
konjungtiva kemerahan, kelopak mata
bengkak,

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri perut yang
terus menerus.

2. Kurangnya pengetahuan tentang pengobatan b.d keterbatasan kognitif,


interpretasi yang salah tentang informasi.

3. PERENCANAAN

Rencana Keperawatan Pada Pasien AS Dengan Gangguan Pola Tidur Di


Rumah Sakit Stikes Bali Pada Tanggal 30 Desember 2011

No Hari/Tg Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


l/jam criteria hasil

1 Senin, Gangguan Setelah 1. Dikaji rutinitas Tidur juga di


30 pola tidur: diberikan tidur yang biasa pengaruhi oleh
Desem kurang dari asuhan dilakukan klien, factor- factor
ber kebutuhan keperawatan keluarga atau tersbut
2011 tubuh b/d 2 x 24 jam orang tua- jam,
nyeri perut diharapkan praktik hygiene,
Pukul yang terus pasien bisa ritual (membaca,
9.00 menerus. tidur nyenyak bermain)-dan
PM patuhi
dengan semaksimalmung
kriteria hasil : kin
nyeri
berkurang 2. Dianjurkan
atau berikan
perawatan
petang hari
misalnya :
personal hygen,
linen dan baju
tidur yang bersih

3. Digunakan
alat bantu tidur
(mis; air hangat
untuk mandi,
bahan
bacaan,pijatan
di
punggung,susu,
music yang
lembut, dll).

2 Senin, Gangguan Menggambar 1. Dipertahankan Dapat


20 pola tidur: kan faktor jadual harian menyebabkan
Desem kurang dari yang yang konsisten pusing dan mual
ber kebutuhan mencegah untuk bangun, jika tidur
2011 tubuh b/d atau tidur dan kekurangn.
nyeri perut menghambat istirahat.
Pukul 9 yang terus tidur.
.00 AM menerus. 2 . D i u p a ya k a n
Gengan mengonsumsi
criteria hasil : k u d a p a n ya n g
nyeri k a ya L -
berkurang, triptofan (mis;
mengetahui s u s u , kacang)
masalah menjelang tidur.
spesifik klien.

4. Pelaksanaa

Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien AS Dengan Gangguan Pola Tidur Di


Rumah Sakit Stikes Bali Pada Tanggal 30 Desember 2011
No Hari/tgl Diagnosa Tindakan Evaluasi Paraf
/jam Keperawatan

1 Gangguan 1. Mengkaji rutinitas


pola tidur: tidur yang biasa
kurang dari dilakukan klien,
kebutuhan keluarga atau orang
tubuh b/d tua- jam, praktik
nyeri perut hygiene, ritual
yang terus (membaca, bermain)-
menerus. dan patuhi
semaksimalmungkin

2. Menganjurkan atau
berikan perawatan
petang hari misalnya
: personal hygen,
linen dan baju tidur
yang bersih

3. Menggunakan
alat bantu tidur
(mis; air hangat
untuk mandi,
bahan
bacaan,pijatan di
punggung,susu,
music yang lembut,
dll).

2 Gangguan 1. Mempertahankan
pola tidur: jadual harian yang
kurang dari konsisten untuk
kebutuhan bangun, tidur dan
tubuh b/d istirahat.
nyeri perut
yang terus 2 . M e n g u p a ya k a n
mengonsumsi
k u d a p a n ya n g
k a ya L - t r i p t o f a n
( m i s ; s u s u , kacang)
menjelang tidur.
5. Evaluasi

No Hari/tgl/jam Dx keperawatan Evaluasi

1 Jumat/ 6 Jalan nafas tidak S:


Januari efektif. - Pasien mengatakan sudah bisa
2012 mengeluarkan dahak tapi sedikit
- Pasien mengatakan masih
kesulitan dalam bernapas
O:
- Pasien batuk
- Pasien masih terlihat sesak

A:
Tujuan 2 tercapai, tujuan 1 & 3 belum
tercapai. Masalah bersihan jalan
napas teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi 1 6
2 Gangguan S:
pertukaran gas. Pasien mengatakan masih kesulitan
bernapas namun sudah lebih ringan

O:
Pasien tampak tidak tersengal-sengal
Ronchii (-)
Masih menggunakan otot bantu napas
Pasien masih bernapas dengn cuping
hidung
A:
Tujuan 1 dan 2 teratasi. Tujuan 3&4
belum teratasi. Masalah gangguan
pertukaran gas teratasi sebagian.
P:
Lanjutkan intervensi 1 - 6
3 Hipetermi S:
Pasien merasa suhu tubuhnya masih
tinggi
O:
Setelah dikaji suhu pasien 380C
A:
Tujuan no.1 belum teratasi. Masalah
hipertermi belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi kecuali no.3 &
no.4.
Catatan perkembangan Keperawatan pada Pasien Tn. M.T. dengan pneumonia

di ruang Cempaka RSU Stikes Bali Tanggal 6 Januari 2012

Evaluasi pada Pasien Tn. M.T. dengan pneumonia

di ruang Cempaka RSU Stikes Bali Tanggal 7 Januari 2012

N Hari/tanggal/ Dx keperawatan Evaluasi


o jam
1 Jumat/2 Jalan nafas tidak S:
November efektif - Pasien mengatakan sudah bisa
2012 mengeluarkan dahak
- Pasien mengatakan bisa
bernapas dengan biasa

O:
- Pasien tidak nampak batuk
- Pasien tidak terlihat sesak
-Pasien bisa mengeluarkan dahak

A:
Tujuan 1,2 &3 tercapai. Masalah
bersihan jalan napas teratasi
sepenuhnya

P:
Hentikan intervensi

2 Gangguan S:
pertukaran gas Pasien mengatakan bisa bernapas
biasa

O:
Ronchi (-)
expansi thorax (-)
otot bantu (-)
Pasien bernapas dengan hidung tanpa
tersengal-sengal
A:
Tujuan 1,2,3 &4 teratasi. Masalah
gangguan pertukaran gas teratasi
sepenuhnya.
P:
Hentikan intervensi.
3 Hipetermi S:
Pasien merasa suhu tubuhnya sudah
normal
O:
Setelah dikaji suhu pasien 370C
A:
Tujuan no. 1 tercapai. Masalah
hipertermi teratasi sepenuhnya
P:
Hentikan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,Lynda Jual.2001.Buku Saku Diagnosa Keperawatan


edisi8.Jakarta:EGC.

Carpenito, Lynda Juall.2000.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktis klinis


edisi 6. Jakarta.EGC

Doengoes, Marilynn E, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.

Mansjoer, Arif, dkk.2001.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:Media Aeculapius


FKUI.

Kim, Mi Ja.1995.Diagnosa Keperawatan edisi 5.Jakarta:EGC

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.2006.Panduan


Pelayanan Medik.Jakarta:PBPAPDI.

Price, Sylvia A, dkk.2006.Patofisiologi volume 1.Jakarta:EGC.

Soedarto.2002.Sinopsis Klinis Penyebab, Gejala Klinis Diagnosa Banding,


Diagnosa Laboratoris dan Terapi.Surabaya:Airlangga.University Press.

Suyono, Slamet, dkk.2001.Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi ketiga.Jakarta:Balai


Penerbit FKUI

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2120652-definisi-tindakan-
intervensi-keperawatan/#ixzz1iDdfsRLl

http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-implementasi-keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai