KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH :
Cheria Erisa
( 203110166 )
TK 1.B
DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Idrawati Bahar,S.Kep,M.Kep
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Falsafah Dan Paradigma Keperawatan.”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.Aamiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..…….……………..….…................................…………….…..………..4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................5
C. Tujuan Pembelajaran.........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat dan sakit adalah dua kata yang saling berhubungan erat dan merupakan bahasa kita
sehari-hari. Dalam sejarah kehidupan manusia istilah sehat dan sakit dikenal di semua
kebudayaan. Sehat dan sakit adalah suatu kondisi yang seringkali sulit untuk kita artikan
meskipun keadaan ini adalah suatu kondisi yang dapat kita rasakan dan kita amati dalam
kehidupan sehari-hari hal ini kemudian akan mempengaruhi pemahaman dan pengertian
seseorang terhadap konsep sehat misalnya, orang tidak memiliki keluhan-keluahan fisik
dipandang sebagai orang yang sehat. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa anak
yang gemuk adalah anak yang sehat meskipun jika mengacu pada standard gizi kondisinya
berada dalam status gizi lebih atau overweight. Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga
mempengaruhi pemahaman dan pengertian mengenai konsep sehat yang berlaku dalam
masyarakat.
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu
dapat bekerja secara normal. Bahkan benda mati pun seperti kendaraan bermotor atau
mesin, jika dapat berfungsi secara normal, maka seringkali oleh pemiliknya dikatakan
bahwa kendaraannya dalam kondisi sehat. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika
badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan
pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya mendapatkan
seluruh tubuh pasien berfungsi secara normal.
Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya
kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan
sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang
menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari sehat ?
2. Bagaimana paradigma dari sehat ?
3. Bagaimana konsep dari sakit ?
4. Apa pengertian rentang sehat-sakit ?
5. Apa itu rentang sehat ?
6. Apa itu rentang sakit ?
7. Bagaimana perilaku sakit ?
8. Apa tahap-tahap perilaku sakit ?
9. Bagaimana dampak sakit ?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui konsep dari sehat
2. Untuk mengetahui paradigma sehat
3. Untuk mengetahui konsep sakit
4. Untuk mengetahui apa itu rentang sehat-sakit
5. Untuk mengetahui apa itu rentang sehat
6. Untuk mengetahui apa itu rentang sakit
7. Untuk mengetahui bagaimana perilaku sakit
8. Untuk mengetahui tahap-tahap perilaku sakit
9. Untuk mengetahui bagaimana dampak sakit
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep “sehat” secara fisik dan bersifat individu ialah “seorang dikatakan sehat bila
semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur dan jenis
kelamin”. Kesulitan yang dihadapi konsep ini adalah penentuan “normal” masih belum dapat
dibakukan.
Konsep “sehat” berdasarkan ekologi ialah “sehat berarti proses penyesuaian antara
individu dengan lingkungannya. Proses penyesuaian ini berjalan terus menerus dan berubah-
ubah sesuai dengan perubahan lingkungan yang mengubah keseimbangan ekologi dan untuk
mempertahankan kesehatannya orang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan”
Karena adanya perbedaan dalam sudut pandang tersebut maka hingga kini belum terdapat
batasan “sehat” yang memuaskan. Konsep sehat yang banyak dianut oleh berbagai Negara
adalah konsep “sehat” yang tercantum dalam pembukaan konstitusi WHO (1948) yang berbunyi
sebagai berikut.
“health is atage of complete physical, mental and social wellbeing and not merely the
absence of disease or infirmity”
Konsep “sehat” tersebut sangat ideal hingga dalam kenyataan sulit dicapai maka timbullah
beberapa kritik terhadap konsep tersebut.
1. Sehat bukanlah suatu keadaan yang statis, tetapi merupakan suatu proses yang dinamis
dan berubah-ubah setiap saat.
2. Batasan “sejahtera” sangat sulit ditemukan.
3. Indikator yang digunakan untuk mengukur sangat banyak dengan validitas yang berbeda-
beda.
2. Paradigma Sehat
Membuat definisi atau mengartikan sehat yang baik tidaklah mudah karena setiap orang
mempunyai konsep yang berbeda tetang sehat, tergantung dari sudut pandang dan latar belakang
dan tingkat sosial seseorang dalam mengartikan sehat. Untuk memudahkan dan memahami
tentang konsep sehat kita harus memulai bagaimana seseorang melihat, mengartikan apa itu
sehat secara luas kita artikan sebagai paradigma sehat.
Apa itu paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir seseorang tentang kesehatan
yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah
yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, yang berorientasi kepada
peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penyakit agar tetap sehat dan bukan hanya
penyembuhan yang sakit.
Pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa sehat adalah tidak sakit, maksudnya apabila
tidak ada gejala penyakit yang terasa berarti tubuh kita sehat. Padahal pendapat yang demikian
itu kurang tepat, karena ada beberapa penyakit tidak menimbulkan gejala terlebih dahulu, setelah
penyakit cukup parah baru muncul atau menimbulkan gejala, seperti beberapa penyakit kanker
yang baru diketahui setelah stadium lanjut.
3. Konsep Sakit
Walaupun secara umum konsep “sakit” lebih mudah ditentukan, tetapi dalam hal-hal tertentu
akan sama sulitnya dengan penentuan batasan “sehat” karena itu sampai sekarang konsep “sakit”
masih menjadi perdebatan dan belum terdapat batasan yang baku.
Seperti halnya konsep “sehat” maka konsep “sakit” pun merupakan proses yang dinamis dan
bersifat relative. Proses dinamis ini diibaratkan sebagai “bandul” lonceng yang senantiasa
bergerak berayun-ayun tiada hentinya. Demikian pula dengan kesehatan seseorang, hari ini sehat,
mungkin besok sakit kemudian sehat kembali dan seterusnya sampai meninggal. Sakit
merupakan proses yang bersifat relative dan dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Seorang (A) yang pada gambar EKG menunjukkan adanya kelainan, tetapi seumur
hidupnya tidak ada keluhan dan tidak membutuhkan pengobatan tanpa ada pembatasan
aktivitas sehari-hari, sebaliknya (B) dengan gambar EKG yang sama dengan A, tetapi
menimbulkan gejalan dan membuuhkan pengobatan.
2. Dua orang mendapat infeksi yang sama, seorang dapat menjdi sakit dan menimbulkan
gejala serta membutuhkan pengobatan, tetapi yang seorang lagi tidak menjadi sakit.
Kondisi diatas merupakan salah satu penyebab sulitya menentukan “sehat” atau “sakit” atau
menentukan awal suatu penyakit. Dengan adanya perbedaan pendapat ini mengakibatkan
pencatatan insidensi dan prevalensi penyakit yang berbeda-beda tergantung batasan yang
digunakan.
2. Rentang Sehat
Rentang sehat ini diawali dari status kesehatan normal, sehat sekali dan sejahtera.
Dikatakan sehat bukan berarti bebas dari penyakit, akan tetapi meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Selain empat
komponen utama terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan
seseorang, yakni:
a. Faktor Internal
1) Tahap Perkembangan
Artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah
pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia (bayi-lansia)
memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
Untuk itulah perawat mengkaji tingkat kesehatan klien, baik data subjektif yaitu
tentang cara klien merasakan fungsi fisiknya (tingkat keletihan, sesak napas, atau
nyeri), juga data objektif yang aktual (seperti, tekanan darah, tinggi badan, dan bunyi
paru). Informasi ini memungkinkan perawat merencanakan dan
mengimplementasikan perawatan klien secara
4) Faktor Emosi
Seseorang yang secara umum terlihat sangat tenang mungkin mempunyai respons
emosional yang kecil selama ia sakit. Seorang individu yang tidak mampu melakukan
koping secara emosional terhadap ancaman penyakit mungkin akan menyangkal
adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau menjalani pengobatan. Contoh:
seseorang dengan napas yang terengah-engah dan sering batuk mungkin akan
menyalahkan cuaca dingin jika ia secara emosional tidak dapat menerima
kemungkinan menderita penyakit saluran pernapasan. Banyak orang yang memiliki
reaksi emosional yang berlebihan, yang berlawanan dengan kenyataan yang ada,
sampai-sampai mereka berpikir tentang risiko menderita kanker dan akan
menyangkal adanya gejala dan menolak untuk mencari pengobatan. Ada beberapa
penyakit lain yang dapat lebih diterima secara emosional, sehingga mereka akan
mengakui gejala penyakit yang dialaminya dan mau mencari pengobatan yang tepat.
5) Spiritual
b. Faktor Eksternal
1) Praktik di Keluarga
Cara bagaimana keluarga menggunakan pelayanan kesehatan biasanya
mempengaruhi cara klien dalam melaksanakan kesehatannya.
2) Faktor Sosio ekonomi
Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit dan
mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap penyakitnya.
Variabel psikososial mencakup: stabilitas perkawinan, gaya hidup, dan
lingkungan kerja. Seseorang biasanya akan mencari dukungan dan persetujuan
dari kelompok sosialnya, hal ini akan mempengaruhi keyakinan kesehatan dan
cara pelaksanaannya.
3) Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan individu,
termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan pribadi.
Untuk perawat belum menyadari pola budaya yang berhubungan dengan perilaku
dan bahasa yang digunakan
3. Rentang Sakit
Rentang sakit merupakan rangkaian dalam konsep sehat - sakit. Rentang ini
dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian. Sakit pada dasarnya
merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh
secara keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya proses penyesuaian diri manusia.
4. Perilaku Sakit
Apabila seseorang mengalami sakit atau menderita suatu penyakit akan mengalami
berbagai perubahan terutama perubahan perilaku, beberpara faktor yang mempengaruhi
perubahan perilaku ketika seseirang menderita sakit :
1) Faktor Internal
a) Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami
Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu
rutinitas kegiatan sehari-hari. Akan tetapi, persepsi seperti itu dapat pula mempunyai
akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang serius akan
bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan.
b) Asal atau Jenis penyakit
Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin
mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada. Maka klien biasanya akan segera
mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan. Sedangkan pada
penyakit kronik biasanya berlangsung lama (>6 bulan) sehingga jelas dapat
mengganggu fungsi di seluruh dimensi yang ada. Jika penyakit kronik itu tidak dapat
disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan sebagian gejala yang
ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi rencana terapi yang
ada.
2) Faktor Eksternal
a) Gejala yang Dapat Dilihat Gajala yang terlihat dari suatu penyakit dapat
mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku Sakit.
b) Kelompok Sosial Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman
penyakit, atau justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.
c) Latar Belakang Budaya Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang
bagaimana menjadi sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian,
perawat perlu memahami latar belakang budaya yang dimiliki klien.
d) Ekonomi Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat
tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari
pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.
e) Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan Dekatnya jarak klien dengan RS,
klinik atau tempat pelayanan medis lain sering mempengaruhi kecepatan mereka
dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan. Demikian pula beberapa klien enggan
mencari pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk
mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.
6. Dampak Sakit
1) Terhadap Perilaku dan Emosi Klien
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung pada asal penyakit,
reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain. Penyakit dengan
jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam kehidupannya akan menimbulkan
sedikit perubahan perilaku dalam fungsi klien dan keluarga. Misalnya seorang ayah
yang mengalami demam, mungkin akan mengalami penurunan tenaga atau kesabaran
untuk menghabiskan waktunya dalam kegiatan keluarga dan mungkin akan menjadi
mudah marah dan lebih memilih menyendiri.
Sedangkan penyakit berat, apalagi jika mengancam kehidupannya dapat
menimbulkan perubahan emosi dan perilaku yang lebih luas, seperti ansietas, syok,
penolakan, marah, dan menarik diri. Perawat berperan dalam mengembangkan koping
klien dan keluarga terhadap stress, karena stressor sendiri tidak bisa dihilangkan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep “sehat” secara fisik dan bersifat individu ialah “seorang dikatakan sehat
bila semua organ tubuh dapat berfungsi dalam batas-batas normal sesuai dengan umur
dan jenis kelamin”. Kesulitan yang dihadapi konsep ini adalah penentuan “normal” masih
antara individu dengan lingkungannya. Proses penyesuaian ini berjalan terus menerus dan
Apa itu paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir seseorang tentang
kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan
sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral,
Walaupun secara umum konsep “sakit” lebih mudah ditentukan, tetapi dalam hal-
hal tertentu akan sama sulitnya dengan penentuan batasan “sehat” karena itu sampai
sekarang konsep “sakit” masih menjadi perdebatan dan belum terdapat batasan yang
baku.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, Eko dan Anggraeni, Dewi 2003. Pengantar Epidemiogi. Jakarta Buku
Kedokteran EGC
Rajab, Wahyudi dan Fauziah 2018. Konsep Dasar Keterampilan Kebidanan. Malang :
Wineka Media
Budiono . 2016. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Selatan : Pusdik SDM Kesehatan