Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

KURANG KALORI DAN PROTEIN

Disusun Oleh : Nila Sari ( 1815301319 )

POGRAM STUDI PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

Pokok Bahasan  : Kurang kalori dan protein

Sub topik        : Kurang kalori dan protein

Sasaran           : Seluruh anggota masyarakat terutam anak-anak

Hari/tanggal   : Senin, 3 November 2019

Tempat : Aula Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Pukul : 09.00 (55 Menit)

Penyuluh : Nilla Sari (mahasiswi Universitas Fort De Kock)

A.TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah diadakan penyuluhan tentang penyakit kurang kalori dan protein pada
masyarakat, diharapkan dapat mencegah terjadinya kurang kalori dan protein.

b. Tujuan khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit kurang kalori dan protein, diharapkan
dapat:

1. Mengurangi angka kematian dan kecacatan pada anak


2. Mengurangi resiko terkena penyakit KKP
3. Meningkatkan kesadaran anggota masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi
yang baik

B.MATERI (Terlampir)

1. Pengertian penyakit KKP


2. Faktor penyebab penyakit KKP
3. Tanda tanda KKP
4. Klasifikasi KKP
5. Pemeriksaan aau pengkajia untuk pasien dengan KKP
6. Pencegahan dan penangana KKP pada anak
7. Dampak penyakit KKP

C.MEDIA

1. Laptop (power point)

2. LCD  (proyektor)  

3. Leaflet

4. Microphone

D.METODE PENYULUHAN

1. Ceramah

2.Tanya jawab

E.PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : Rani

2. Moderator     : Nurhaini

3. Penyuluh : Nilla sari

4. Fasilitator    : Anggun

 Observer     : Aulia

F.RINCIAN TUGAS

1.Penanggung jawab

Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.

2.Moderator

a. Membuka dan menutup acara penyuluhan .


b. Membuat kontrak waktu pelaksanaan kegiatan.
c. Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan.
d. Menyerahkan penjelasan penyuluhan kepada presenter.
e. Mengarahkan jalannya diskusi.
f. Memeberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya.
g. Menyimpulkan kegiatan.

3.Penyuluh
Memberikan penyuluhan sesuai topik yang akan disajikan.

4.Fasilitator
a.Memotivasi peserta agar berperan aktif dalam penyuluhan.
b.Memfasilitasi dalam kegiatan.

5.Observer
a. Mengamati jalannya acara.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mencatat prilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.
d. Membuat laporan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan.

G. KEGIATAN PENYULUH

N WAKTU Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


O
1. 5 Menit Pembukaan :

09.00 1.Memberi salam. 1.Menjawab salam.

s.d 2.Meperkenalkan diri. 2.Mendengarkan.

09.05 3.Kontrak waktu. 3.Menyetujui.

4.Menjelaskan tujuan penyuluhan. 4.Memperhatikan.

2. 25 menit Pelaksanaan :

09.05 A.Menjelaskan materi penyuluhan A. Mendengarkan dan


secara berurutan dan teratur. Memperhatikan.
s.d
Materi :
09.30
1. pengertian Kurang kalori dan
protein
2. Dampak Kurang kalori dan
protein
3..Faktor Penyebab Kurang kalori
dan protein

B.Bertanya.
B.Memberikan peserta kesempatan
untuk bertanya.

3. 20 menit Evaluasi :

09.30 1.Menggali pengetahuan tentang 1.Menjawab pertanyaan.


Kurang kalori dan protein
s.d

09.50
2.Menggali pengetahuan tentang
2.Menjawab pertanyaan.
bagaimana cara mencegah Kurang
kalori dan protein

4. 5  menit Penutup :

09.50 1.Mengucapkan terima kasih. 1.Menjawab salam.

s.d 2.Mohon maaf 2.Mendengarkan.

09.55 3.Mengucapkan salam 3.Menjawab salam.

Universitas Fort De Kock, 3 November 2019

Mengetahui

Pembimbing Lapangan Pemberi Penyuluhan

( ) (Mahasiswa)
KURANG KALORI DAN PROTEIN (KKP)

1. Pengertian Kurang kalori dan protein


Penyakit KKP merupakan salah satu bentuk malnutrisi yang dikarenakan
adanya defesiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada
defesiensi protein mauoun energi atau kalori.

1.TUJUAN

a. Tujuan Umum

Setelah diadakan penyuluhan tentang Kurang kalori dan protein pada masyarakat
diharapkan dapat mencegah terjadinya Kurang kalori dan protein.

b. Tujuankhusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang free sex pada mahasiswa, diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian tentang penyakit KKP


2. Mengurangi angka kematian anak dan kecacatan anak

2.MATERI (Terlampir)

1. Pengertian penyakit KKP


2. Faktor penyebab penyakit KKP
3. Tanda tanda KKP
4. Klasifikasi KKP
5. Pemeriksaan aau pengkajia untuk pasien dengan KKP
6. Pencegahan dan penangana KKP pada anak
7. Dampak penyakit KKP

3.MEDIA

1. Laptop (power point)


2. LCD  (proyektor) 
3. Leaflet
4. Microphone

4. METODE PENYULUHAN

1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

N Fase Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


O
1. Orientasi Pembukaan :

Salam 1.Memberi salam. 1.Menjawab salam.

Perkenalan 2.Meperkenalkan diri. 2.Mendengarkan.

Menjelaskan 3.Kontrak waktu. 3.Menyetujui.


tujuan
4.Menjelaskan tujuan penyuluhan. 4.Memperhatikan.
Kontrak waktu

2. Kerja Pelaksanaan :
melakukan
A.Menjelaskan materi penyuluhan A. Mendengarkan dan
apppresiasi
secara berurutan dan teratur. Memperhatikan.

Materi :
1.Pengertian Kurang kalori dan
protein

2.Dampak Kurang kalori dan protein


3.Faktor penyebab Kurang kalori dan
protein

B.Memberikan peserta kesempatan


B.Bertanya.
untuk bertanya.

3.  Termasi salam Mengajukan pertanyaan 1.Menjawab pertanyaan.

Mengucapkan salam

2.Menjawab pertanyaan.

5. LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian penyakit kurang kalori dan protein (KKP)

Kekurangan kalori dan protein adalah defesiensi gizi yang terjadi pada anak yang
kurang mendapat asupan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein
kurang dalam jangka waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1997).

Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang
dikarenakan adanya defesiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada
defesiensi protein maupun kalori (Sediatoema, 1999).

Epidemiologi

KKP adalah gangguan nutrisi yang penting di negara berkembang, termasuk


Indonesia karena sebagai salah satu penyebab kematian dan kecacatan anak-anak
(Hendrickh, 2009).

KKP merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Besar dan luasnya masalah
KKP pada balita di tingkat provinsi dan nasional sudah tersedia secara periodeik
melalui SUSENAS modul kesehatan dan gizi. Analisis data KKP pada balita
berdasarkan data Susenas 1989, 1992, 1995 menunjukkan bahwa secara keseluruhsn
terdapat penurunan pervalensi KKP, total dari 47,8% tahun 1998 menjadi 41.7% tahun
1982 dan 35% pada tahun 1995. Disisi laim, pervalensi meningkat dari 1,15 tahun
1989 menjadi 2,4 % tahun 1992 dan 46% tahun 1995 ( Aritonang,2008).

2. Penyebab penyakit KKP

Penyebab langsung dari KKP adalah defesiensi kalori dan protein dengan
berbagai tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai nuansa dan
melahirkan klasifikasi klinik ( kwashiorkor, marasmus, maramus kwashiorkor )
( Aritonang 2008).

Penyebab tak langsung dari KKP sangat banyak sehiingga penyakit ini disebut
sebagai causa multifactoral (Aritonang, 2008).

Berikut ini merupakan sistem holistik penyebab multifactoral menuju ke arah


terjadi KKP :

a. Ekonomi negara rendah


b. Pendidikan umum kurang
c. Produksi bahan pangan rendah
d. Hygine rendah
e. Pekerjaan rendah
f. Pasca panen kurang baik
g. Sistem perdagangan dan distribusi tidak lancar
h. Daya beli rendah
i. Persediaan pangan kurang
j. Penyakit infeksi dan investasi cacing
k. Konsumsi kurang
l. Absorbsi terganggu
m. Utilasi terganggu
n. Pengetahuan gizi kurang
o. Anak terlalu banyak

Pada tingkat mikro ( rumah tangga atau individu ), tingkat kesehatan terutama
penyakit infeksi yang juga menggambarkan keadaan sanitasi lingkungan merupakan
faktor penentu gizi. Kesalahan pemberian makanan pada bayi mempunyai pengaruh kuat
terjadinya KKP pada awal kehidupan balita. Serinngkali bayi tidak memperoleh ASI
yang adekuat.Soal pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) terlalu dini atau
terlambat dalam jumlah serta mutu MP-ASI tidak cukup akan membuat pertumbuhan
balita terhambat. Lebih-lebih MP-ASI berupa buatan pabrik yang penyebarannya sudah
meluas di pedesaan, banyak digunakan oleh ibu-ibu dengan julah tidak sesuai dengan
dengan kecukupan gizinya ( Hendrick, 2009 ).

3. Tanda-tanda penyakit KKP


Tanda-tanda penyakit KKP dibagi menjadi 2 yaitu ;
1) KKP ringan
 Pertumbuhan linear terganggu
 Peningkatan berat badan berkurang bahkan turun
 Ukuran lingkar lengan atas menurun
 Maturasi tulang terhambat
 Ratio berat terhadap tinggi normal aau cenrung menurun
 Anemia ringan atau pucat
 Aktifitas berkurang
 Kelainan kulit (kering, kusam )
 Rambut kemerahan
2) KKP berat
 Gangguan pertumbuhan
 Mudah sakit
 Kurafng cerdas

4. Klasifikasi KKP

Berdasarkan berat atau tidaknya KKP dibagi menjadi :

1) KKP ringan atau sedang disebut juga dengan gizi kurang, ditandai oleh adanya
hambatan perumbuhan
2) KKP berat, meliputi :
 Kwashiorkor
 Marasmus
 Marasmus-kwashiorkor

Manifestasi KKP terccermin dalam bentuk tubuh yangbdiukur secara antropometri


( TB/U, BB/U, BB/TB ) kurang dari nilai baku yang dianjurkan.

Klasifikasi kurang kalori protein KKP

NORMAL MILD MODERATE SEVERE


BB/TB 110-90 90-85 85-75 <75
BB/U 110-90 90-81 90-81 <60
BB/U >90 90-75 75-61 <60
TB/U >95 90-80 87-80 <80
BB/TB 90 90-80 80-70 <70

5. Pemeriksaan dan pengkajian terhadap pasie KKP


Menurut WHO untuk pemeriksaan dan pengkajian pasien dengan KKP adalh sebagai
berikut :
1) Pemeriksaan fisik
 Kaji tanda –tanda vital
 Kaji perubahan status mental, pada anak apakah anak tampak cengeng
atau apatis
 Pengamatan timbulnya gangguan gastrointestinal, untuk menentukan
kerusakan fungsi hati, pankreas dan usus
 Menilai secara berkelanjutanadanya perubahan warna rambut dan
keelastisan kulit dan membran mukosa
 Pengamatan pada output urine
 Kaji perubahan pola eliminasi
Perhatikan apakah ditemukanmgejala seperti diare, perubahan frekuensi
BAB danditandai adanya keadaan lemas dan konsistensi BAB cair
 Kaji secara berkelanjutan asupan makanan tiap hari
 Pengkajian pergerakan anggota gerak/ktivitas anak dengan mengamati
tingkah laku anak melalui ransang
Kemudian untuk menegakkan diagnose pada KKP ini juga bisadidukung dengan pemeriksaan
penunjang :

2) Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan laboraturium
 Pemeriksaan darah tepi
 Uji faal hati
 Kadar elektrolit K rendah, kadar Na, Zn dan Cu normal atau
menurun
 Kadar gula darah umumnya rendah
 Asam lemak bebas normal atau meninggi
 Nilai beta lipoprotein tidak menentu
 Kadar insulin menurun,tapi hormon pertumbuhan tidak menentu
 Analisis asam amino dalam urine menunjukkan kadar3-metil
hidtidin meningkat dan indeks hidroksiprolin menurun
 Pada biopsi hati tampak perlemakan
 Kadar imunoglobulin serum normal
 Kadar imunoglubulin A sekretori rendah
 Penurunan kadar berbagai enzim
 Defesiensi asam folat, protein, besi
 Nilai enzim urea siklase dalam hati merendah
3) Pemeriksan radiologik
Pada pemeriksaan ini tulang terlihat osteoporosis ringan
6. Pencegahan dan penanganan KKP pada anak
1) Pencegahan
 Meningkatkan pengetahuan tentang asupan gizi yang baik
 Pelajari faktor yang menyebabkan KKP
 Identifikasi semua gejala dari KKP
 Mencukupkan asupan gizi anak
 Pemaksimalan keseimbangan ekonomi
 Mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan buruk seperti menuda waktu
makan
2) Penanganan
 Penuhui gizi anak yang kurang
 Kunjungi dokter atau konseling diet

7. Dampak penyakit KKP


 Gangguan kesehatan mental dan emosional
Menurut Children’s Defense fund, anak-anaka yang kekurangan nutrisi
beresiko menderita gangguan psikolgis, seperti rsa cemas berlebih mupun
ketidakmampuan belajar, sehingga memerlukam konseling kesehatan
mental.gizi yang buruk juga memeberi dampak pada perkembanga
kemampuan adaptasi pada situasi tertentu.
Sebuah study di India “ India Jouurnak Of Psychiatari” tahun 2008
mencatat dampak gangguan gizi pada anak. Yaitu :
 Kekurangan zat besi menyebabkan gangguan hiperaktif
 Kekurangan yodium menghambat pertumbuhan
 Kebiasaan melewatkan waktu makan atau kecemdrungan pada
makanan mengandung gula juga berkaitan dengan depresi anak
 Tingkat IQ yang rendah
Menurut data yang dilansir oleh National Healt and Nutrution
Examination Surveyi, anak dengan gizi buruk cendrung melewatkan
pelajaran di kelas sehingga anak tidak naik kelas. Anak menjasi lemas,
lesu dan tidak dapat bergerka aktif karena kurang nutrisi.
 Penyakit infeksi
Dampak KKP yaitu anak sangat rentan mengalami penyakit infeksi. Hal
ini disebabkan oleh sistem kekekbalan tubuh nya tidak kuat akibat nutrisi
tubuh yang tidak terpenuhi.
 Anak pendek atau tidak tumbuh optimal dan perkembangan anak terhambat
adalah dampak KKP pada anak. Ketika mengalami masa pertumbuhan anak
sangat memerlukan nutrisi yang diperlukan untum membangun tubuhnya.

Anda mungkin juga menyukai