(SAP)
( SAP )
A.TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah diadakan penyuluhan tentang penyakit kurang kalori dan protein pada
masyarakat, diharapkan dapat mencegah terjadinya kurang kalori dan protein.
b. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyakit kurang kalori dan protein, diharapkan
dapat:
B.MATERI (Terlampir)
C.MEDIA
2. LCD (proyektor)
3. Leaflet
4. Microphone
D.METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2.Tanya jawab
E.PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab : Rani
2. Moderator : Nurhaini
4. Fasilitator : Anggun
Observer : Aulia
F.RINCIAN TUGAS
1.Penanggung jawab
2.Moderator
3.Penyuluh
Memberikan penyuluhan sesuai topik yang akan disajikan.
4.Fasilitator
a.Memotivasi peserta agar berperan aktif dalam penyuluhan.
b.Memfasilitasi dalam kegiatan.
5.Observer
a. Mengamati jalannya acara.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mencatat prilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.
d. Membuat laporan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan.
G. KEGIATAN PENYULUH
2. 25 menit Pelaksanaan :
B.Bertanya.
B.Memberikan peserta kesempatan
untuk bertanya.
3. 20 menit Evaluasi :
09.50
2.Menggali pengetahuan tentang
2.Menjawab pertanyaan.
bagaimana cara mencegah Kurang
kalori dan protein
4. 5 menit Penutup :
Mengetahui
( ) (Mahasiswa)
KURANG KALORI DAN PROTEIN (KKP)
1.TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah diadakan penyuluhan tentang Kurang kalori dan protein pada masyarakat
diharapkan dapat mencegah terjadinya Kurang kalori dan protein.
b. Tujuankhusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang free sex pada mahasiswa, diharapkan dapat:
2.MATERI (Terlampir)
3.MEDIA
4. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
2. Kerja Pelaksanaan :
melakukan
A.Menjelaskan materi penyuluhan A. Mendengarkan dan
apppresiasi
secara berurutan dan teratur. Memperhatikan.
Materi :
1.Pengertian Kurang kalori dan
protein
Mengucapkan salam
2.Menjawab pertanyaan.
5. LAMPIRAN MATERI
Kekurangan kalori dan protein adalah defesiensi gizi yang terjadi pada anak yang
kurang mendapat asupan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein
kurang dalam jangka waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1997).
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang
dikarenakan adanya defesiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada
defesiensi protein maupun kalori (Sediatoema, 1999).
Epidemiologi
KKP merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Besar dan luasnya masalah
KKP pada balita di tingkat provinsi dan nasional sudah tersedia secara periodeik
melalui SUSENAS modul kesehatan dan gizi. Analisis data KKP pada balita
berdasarkan data Susenas 1989, 1992, 1995 menunjukkan bahwa secara keseluruhsn
terdapat penurunan pervalensi KKP, total dari 47,8% tahun 1998 menjadi 41.7% tahun
1982 dan 35% pada tahun 1995. Disisi laim, pervalensi meningkat dari 1,15 tahun
1989 menjadi 2,4 % tahun 1992 dan 46% tahun 1995 ( Aritonang,2008).
Penyebab langsung dari KKP adalah defesiensi kalori dan protein dengan
berbagai tekanan, sehingga terjadi spektrum gejala-gejala dengan berbagai nuansa dan
melahirkan klasifikasi klinik ( kwashiorkor, marasmus, maramus kwashiorkor )
( Aritonang 2008).
Penyebab tak langsung dari KKP sangat banyak sehiingga penyakit ini disebut
sebagai causa multifactoral (Aritonang, 2008).
Pada tingkat mikro ( rumah tangga atau individu ), tingkat kesehatan terutama
penyakit infeksi yang juga menggambarkan keadaan sanitasi lingkungan merupakan
faktor penentu gizi. Kesalahan pemberian makanan pada bayi mempunyai pengaruh kuat
terjadinya KKP pada awal kehidupan balita. Serinngkali bayi tidak memperoleh ASI
yang adekuat.Soal pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) terlalu dini atau
terlambat dalam jumlah serta mutu MP-ASI tidak cukup akan membuat pertumbuhan
balita terhambat. Lebih-lebih MP-ASI berupa buatan pabrik yang penyebarannya sudah
meluas di pedesaan, banyak digunakan oleh ibu-ibu dengan julah tidak sesuai dengan
dengan kecukupan gizinya ( Hendrick, 2009 ).
4. Klasifikasi KKP
1) KKP ringan atau sedang disebut juga dengan gizi kurang, ditandai oleh adanya
hambatan perumbuhan
2) KKP berat, meliputi :
Kwashiorkor
Marasmus
Marasmus-kwashiorkor
2) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboraturium
Pemeriksaan darah tepi
Uji faal hati
Kadar elektrolit K rendah, kadar Na, Zn dan Cu normal atau
menurun
Kadar gula darah umumnya rendah
Asam lemak bebas normal atau meninggi
Nilai beta lipoprotein tidak menentu
Kadar insulin menurun,tapi hormon pertumbuhan tidak menentu
Analisis asam amino dalam urine menunjukkan kadar3-metil
hidtidin meningkat dan indeks hidroksiprolin menurun
Pada biopsi hati tampak perlemakan
Kadar imunoglobulin serum normal
Kadar imunoglubulin A sekretori rendah
Penurunan kadar berbagai enzim
Defesiensi asam folat, protein, besi
Nilai enzim urea siklase dalam hati merendah
3) Pemeriksan radiologik
Pada pemeriksaan ini tulang terlihat osteoporosis ringan
6. Pencegahan dan penanganan KKP pada anak
1) Pencegahan
Meningkatkan pengetahuan tentang asupan gizi yang baik
Pelajari faktor yang menyebabkan KKP
Identifikasi semua gejala dari KKP
Mencukupkan asupan gizi anak
Pemaksimalan keseimbangan ekonomi
Mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan buruk seperti menuda waktu
makan
2) Penanganan
Penuhui gizi anak yang kurang
Kunjungi dokter atau konseling diet