KOTA BLITAR
Disusun Oleh :
Helen Kunadia Pratiwi
201903024
Satuan Acara Penyuluhan ( SAP ) ini dilakukan untuk memenuhi tugas matakuliah
semester 4 Program Studi D3 Keperawatan Stikes Karya Husada Kediri.
Mengetahui
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, ada empat masalah gizi terbesar di Indonesia,
yaitu Anemia, KVA ( Kurang Vitamin A ), KEP ( Kurang Energi Protein ) :
Marasmus – Kwashiorkor dan GAKY ( Gangguan Akibat kekurangan Yodium ).
Yang biasanya mengenai bayi, balita, dan anak pra sekolah.
Di daerah pedesaan banyak sekali di temukan yang mereka kenal sebagai busung
lapar, yang dalam istilah kesehatan disebut marasmus dan kwashiorkor. Ini
dikarenakan wilayah pedesaan jauh dari pusat kota sehingga mungkin saja
makanan yang ada disana tidak beranekaragam dan sebagian besar di daerah
pedesaan adalah warga miskin.
Adapun penyebab langsung terjadinya KEP adalah konsumsi yang kurang
dalam jangka waktu yang lama. Pada orang dewasa, KEP timbul pada anggota
keluarga rumah tangga miskin oleh karena kelaparan akibat gagal panen atau
hilangnya mata pencaharian.
Dari beberapa hasil penelitian menunjukka bahwa KEP merupakan salah
satu bentuk kurang gizi yang mempunyai dampak menurunkan mutu fisik dan
intelektual, serta menurunkan daya tahan tubuh berakibatnya meningkatkanya
resiko kesakitan dan kematian terutama pada kelompok rentan biologis.
Kasus KEP ini dapat berkurang dengan cara penyuluhan gizi yang
diharapkan agar dapat mengubah perilaku masyarakat terutama dalam hal
mengkonsumsi makanan, walaupun dari segi pendidikan dan ekonomi masih
bilang rendah. Hal-hal yang dapat membantu terjadinya perubahan perilaku
tersebut adalah dengan adanya kepercayaan masyarakat terhadap petugas
kesehatan ( penyuluh ) serta tersediannya sarana dan fasilitas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan
keluarga pasien dapat memahami tentang Pencegahan dan Penanganan KEP
Pada Anak diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan keluarga pasien
tentang Pencegahan dan Penanganan KEP Pada Anak
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit Klien dan keluarga dapat :
• Menyebutkan Pengertian dari KEP dengan benar
• Menyebutkan etiologi atau Faktor Penyebab KEP
• Menjelaskan Tanda dan Gejala KEP dengan benar
• Menyebutkan Komplikasi KEP dengan benar
• Menyebutkan cara pencegahan KEP
• Menjelaskan Penatalaksanaan KEP dengan benar
C. Materi
Terlampir
D. Metode
a. Ceramah
E. Media
1. Registrasi
1. Pembukaan a. Melakukan 5 Menit Ceramah
2. Memberi salam Registrasi
b. Menawab salam
3. Pengenalan diri
c. Mendengarkan
4. Menjelaskan tujuan d. Mendengarkan
dari penyuluhan
2. Penyajian 1. Pemberi Materi
Meliputi :
1. Menyebutkan
1. Memperhatikan 20 menit
Pengertian dari KEP Ceramah
dan mendengarkan
dengan benar dengan
2. Menyebutkan menggunaka
2. Memperhatikan
etiologi atau Faktor n Leaflet
dan mendengarkan
Penyebab KEP
3. Menjelaskan Tanda
3. Memperhatikan
dan Gejala KEP
dan mendengarkan
dengan benar
4. Memperhatikan
4. Menyebutkan
dan mendengarkan
Komplikasi KEP
dengan benar
5. Menyebutkan cara
5. Memperhatikan
pencegahan KEP
dan mendengarkan
6. Menjelaskan
6. Memperhatikan
Penatalaksanaan
dan mendengarkan
KEP dengan benar
Proses Kegiatan Penyaji Kegiatan Peserta Waktu Metode
No
3. Menjawab Memperhatikan
pertanyaan peserta
dan mendengarkan
4. Melakukan
Menanyakan materi
Evaluasi : Dengan
Menanyakan yang belum Jelas
kembali materi
menjawabpertanyaan
yang telah
disampaikan kepada
peserta ( 3 Soal )
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat
berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan menderita sakit
dalam waktu lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB
terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus
dan kwashiorkor.
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak.
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat
kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama
kehidupan dan mengurusnya lemakbahwa kulit dan otot. Marasmus adalah
suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein ( Ilmu
Kesehatan Anak, 2012:334 ).
Kwashiorkor adalah suatu keadaan kekurangan gizi (protein). Walaupun
sebab utama penyakit ini adalah defisiensi protein, tetapi karena badan
makanan yang dimakan kurang mengandung nutrisi lainya ditambah dengan
konsumsi setempat yang berlainan, maka akan terdapat perbedaan gambaran
kwashiorkor diberbagai negara ( Ilmu Kesehatan Anak, 2012:334 ).
Marasmus dan Kwashiorkor adalah salah satu kondisi dari kurang gizi
berat yang gejala klinisnya merupakan gabungan dari marasmus, yaitu kondisi
yang disebabkan oleh kurangnya asupan energi, dan kwashiorkor yaitu kondisi
yang disebabkan oleh kurangnya asupan protein sehingga gejalanya disertai
edema ( Ilmu Kesehatan Anak, 2012:334 ).
Dengan kata lain dapat disimpulkan Marasmus dan Kwashiorkor
mempunyai gejala (sindroma) gabungan kedua hal diatas. Seorang bayi yang
menderita marasmus lalu berlanjut menjadi kwashiorkor atau sebaliknya
tergantung dari makanan atau gizinya dan sejauh mana cadangan energi dari
lemak dan protein akan berkurang atau habis terpakai.
D. Komplikasi KEP
Ada beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat malnutrisi energi
protein (kwashiorkor dan marasmus), yaitu:
1. Hipotermia (penurunan suhu tubuh)
2. Anemia dan hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
3. Ensefalopati (kerusakan jaringan otak)
4. Gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal dan penyakit jantung
5. Gagal tumbuh atau stunting pada anak
6. Gangguan belajar
7. Koma
Selain itu, penderita malnutrisi juga rentan mengalami beragam penyakit,
seperti beri-beri, dermatitis seboroik, demensia, atau gangguan pada tulang,
misalnya osteomalacia.
E. Pencegahan KEP
Malnutrisi energi protein dapat dicegah dengan menerapkan pola makan
sehat dengan gizi seimbang yang mencakup:
Sumber karbohidrat, seperti nasi, roti, atau kentang
Sumber protein dan lemak, seperti daging, ikan, telur, atau unggas
Sumber mineral dan vitamin, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, serta
susu dan produk olahannya, misalnya keju atau yoghurt