Waktu : 30 Menit
Nama Mahasiswi :
1. Tujuan
Tujuan Umum :
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1x30 menit tentang cancer lambung diharapkan
saudara-saudara dapat memahami dan mengetahui penatalaksanaan bayi dengan sepsis
Tujuan Khusus :
2. Materi
1. Pengertian bayi dengan sepsis.
2. Penyebab bayi dengan sepsis.
3. Tanda dan gejala bayi dengan sepsis.
4. komplikasi ibu hamil berisiko bayi dengan sepsis.
5. Pencegahan bayi dengan sepsis.
5. Metode
Ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
6. Media
Leaflet, dan lembar balik.
7. Evaluasi
Prosedur : tanya jawab
Waktu : 5 menit
Bentuk soal : esay
Jumlah soal : 5 soal
Butir soal atau pertanyaan :
8. Referensi
07 April 2014.
Tucker Susan Martin, at al.,1999, Standar Perawatan Pasien, Proses Keperawatan. Diagnosis
North American Nursing Diagnosis Association. 2010. Nursing Diagnoses : Definition &
9. Lampiran
Materi Pendidikan Kesehatan
Leaflet
Sepsis adalah infeksi berat yang umumnya disebabkan oleh bakteri yang
berasal dari organ-organ dalam tubuh sepert paru-paru, usus, saluran
kemih atau kulit yang menghasilkan toksin atau racun yang
menyebabkan kekebalan tubuh menyerang organ dan jaringan tubuh
sendiri.
Sepsis adalah mikrooganisme patogen atau toksinnya didalam darah. (Dorland, 1998 hal
979).
Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi
yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik. (Doenges, Marylyn
E. 2000)
Sepsis adalah infeksi bakteri umum generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama
kehidupan. (Muscari, Mary E. 2005)
Penyebab sepsis terjadi pada bayi baru lahir yang hampir selalu
disebabkan oleh bakteri seperti E.coli, Listeria monocytogenes,
neisseria meningitidis, septrokokus pneumonia, Haemophilus influenza
tipe b, salmonella dan septrokokus group B,
Adalah penyebab sepsis pada bayi baru lahir dan bayi < 3 bulan.
Bayi sepsis terjadi pada bayi prematur dalam perawatan intensif lebih
rentan mengalami sepsis karena sistem kekebalan tubuhnya
Yang belum sempurna dan mereka mendapat perawatan invansif seperti
infus, kateter, selang pernapasan (ventilator).
C. Tanda dan gejala bayi dengan sepsis.
Tanda dan gejala sepsis bayi baru lahir memiliki gejala yang bervariasi.
Tandanya pada bayi tidak terlihat biasanya. Gejala sepsis pada bayi
baru lahir, diantaranya :
1. Tidak mau minum AsI atau muntah
2. Suhu tubuh >380C (suhu tidak stabil)
3. Rewel
4. Lemas dan tidak responsif
5. Tidak aktif bergerak
6. Perubahan frekuensi jantung (cepat pada awal sepsis kemudian
pelan pada sepsis selanjutnya)
7. Ada saat bayi henti napas lebih dari 10 detik
8. Bernapas sangat cepat atau kesulitan bernapas
9. Perubahan warna kulit )pucat atau biru)
10. Kuning pada kulit dan mata
11. Ruam kemerahan
12. Kurang produksi urin
1. Pada masa antenatal. Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara
berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu, asupan gizi
yang memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan
ibu dan janin, rujukan segera ke tempat pelayanan yang memadai bila diperlukan.
2. Pada saat persalinan perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara aseptik dalam arti
persalinan diperlukan sebagai tindakan operasi. Tindakan intervensi pada ibu dan bayi
seminimal mungkin dilakukan (bila benar-benar diperlukan). Mengawasi keadaan ibu
dan janin yang baik selama proses persalinan melakukan rujukkan secepatnya bila
diperlukan dan menghindari perlukaan kulit dan selaput lendir.
3. Sesudah persalinan. Perawatan sesudah lahir mleiputi menerapkan rawat gabung bila
bayi normal, pemberian ASI secepatnya, mengupayakan lingkungan dan perlatan tetap
bersih, setiap bayi menggunakan peralatan sendiri. Perawatan luka umbilikus secara
steril. Tindakan invasif harus dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip aspetik.
Menghindari perlukaan selaput lendir dan kulit, mencuci tangan dengan menggunakan
larutan desinfektan sebelum dan sesudah memegang setiap bayi. Pemantauan keadaan
bayi secara teliti disertai pendokumentasian data-data yang benar dan baik semua
personel yang menangani atau bertugas di kamar bayi harus sehat. Bayi yang berpenyakit
menular harus diisolasi. Pemberian antibiotik secara rasional, sedapat mungkin melalui
pemantauan mikrobiologi dan tes resistensi.