1. Topik : Laktasi
2. Pokok Bahasan : Cara Menyusui yang baik dan benar
3. Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien di ruang Cempaka RSUD Ngudi
Waluyo Wlingi
4. Waktu dan Tempat
Tempat : Ruang Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi
Waktu : Rabu, 10 mei 2016 Pukul 10.00 WIB
5. Alokasi Waktu : 30 menit
6. Pemberi Materi : Mahasiswa
7. Metode : Ceramah dan diskusi
8. Media : Leaflet
9. Latar belakang
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling ideal bagi bayi dimana ASI adalah
makanan yang alamiah, praktis, ekonomis serta hygienis. ASI memiliki berbagai kandungan
seperti enzim, hormon, zat antibodi, protein dan zat gizi penting lainnya yang sangat
dibutuhkan oleh bayi terutama dalam bulan-bulan pertama kehidupannya. Kelebihan ASI ini
perlu ditunjang dengan pemberian ASI yang benar yaitu pemberian ASI secara eksklusif.
Pengertian ASI ekslusif ialah pemberian hanya ASI saja tanpa cairan atau makanan padat
apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup kepada bayi mulai
dari 0 bulan sampai usia 6 bulan (WHO,2005). Berbagai penelitian telah mengkaji manfaat
pemberian ASI eksklusif dalam hal menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi,
mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak, dan
membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu (Roesli,2002).
Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI
dimana bila teknik menyusui tidak benar, dapat menyebabkan puting lecet serta produksi dan
transfer ASI yang kurang lancar ke bayinya sehingga bayi enggan untuk menyusu dan
akhirnya ibu lebih memilih untuk memberikan bayinya susu formula.
a. Evaluasi struktur
o Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan minimal 5 orang.
o Penyuluhan menggunakan power point
o Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Cempaka
o Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari
sebelumnya.
b. Evaluasi proses
o Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan.
o Penyaji mampu menyampaikan materi dengan baik.
o Peserta mendengarkan ceramah dengan baik dan sangat berkonsentrasi terhadap
materi yang disampaikan oleh pemberi penyuluhan.
o Peserta antusias untuk bertanya dalam kegiatan penyuluhan dan menerima
penjelasan dari penyaji.
o Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai
dilaksanakan.
o Tidak ada pasien/keluarga pasien yang mondar-mandir selama kegiatan penyuluhan
berlangsung.
c. Evaluasi hasil
o Pre penyuluhan
25% peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penyaji sebelum
penyaji menyampaikan materi penyuluhan.
o Post penyuluhan
Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyaji yang meliputi:
1. Definisi menyusui
2. Manfaat menyusui
3. Posisi dan perlekatan menyusui
4. Langkah-langkah menyusui
5. Tanda- tanda bayi mendapatkan ASI yang cukup
6. Waktu dan frekuensi menyusui
7. Hambatan yang dapat muncul saat menyusui
8. Cara penyimpanan ASI perah
13. Media
PPT
14 Materi
(terlampir)
Moody. (2006) Menyusui : Cara Mudah Praktis & Nyaman. Jakarta : Arcan.
Notoatmodjo, S. 2003, Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Kesehatan . PT. Rineka Cipta,
Jakarta
Nainggolan, Mindo. 2009. Pengetahuan Ibu Primigravida Mengenai Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas ASI di Puskesmas Simalingkar Medan. Digitized by
USU FKM digital library
Perinasia. (2004). Bahan Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta : Program Manajemen Laktasi
Perkumpulan Peninatologi Indonesia.
Roesli, U. (2008) Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Arcan
Siregar, Arifin. 2004. Pemberian Asi Ekslusif dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Medan: FKM USU
MATERI PENYULUHAN
1. Menyusui ( Laktasi)
1.1 Definisi Laktasi
Menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh seorang ibu kepada
bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi tersebut (Perinasia, 2004).
Menyusui merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi ibu sekaligus memberikan
manfaat yang tidak terhingga pada anak (Yuliarti, 2010).
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi dan pengeluaran
(Perinasia, 2004)
1.2 Fisiologi Laktasi
Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi, refleks prolaktin dan
refleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu oleh hisapan bayi.
1. Refleks prolaktin
Dalam puting susu terdapat banyak ujung sensoris. Bila ini dirangsang, timbul impuls yang
menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini
mengeluarkan hormon prolaktin. Hormon inilah yang berperan dalam produksi ASI di
tingkat alveoli. Dengan demikian mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan
penyusuan makin banyak pula produksi ASI.
2. Refleks aliran (let down reflex)
Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis depan, tetapi
juga kelenjar hipofisis bagian belakang, yang mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini
berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan dinding saluran,
sehingga ASI dipompa keluar. Makin sering menyusui, pengosongan alveolus dan saluran
makin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan susu makin kecil, dan menyusui
akan makin lancar. Saluran ASI yang mengalami bendungan tidak hanya menganggu
penyusunan, tetapi juga berakibat mudah terkena infeksi.
2. Manfaat Menyusui
Besarnya manfaat ASI telah dikampanyekan oleh UNICEF (United Nations Children’s
Fund) melalui pekan menyusui sedunia atau World Breastfeeding Week yang diselenggarakan
setiap tanggal 17 Agustus. Kampanye itu antara lain mengajak masyarakat diseluruh dunia,
terutama kaum ibu untuk memberikan manfaat ASI kepada bayi serta mengenal manfaat
pemberian ASI bagi dirinya sendiri (Novianti, 2009).
1. Manfaat pemberian ASI bagi ibu yang menyusui adalah sebagai berikut :
a. Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim, yang
berarti mengurangi resiko perdarahan.
b. Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil.
c. Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga mempercepat penurunan berat badan.
d. Menyusui mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara.
e. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan- jalan keluar rumah tanpa harus membawa
perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula dan air panas.
f. ASI tidak basi karena selalu diproduksi oleh payudara.
g. Meningkatkan kasih sayang antara ibu dan anak
j. ASI dapat mencegah kejadian Obesitas dan Diabetes pada anak dikemudian hari , karena
kandungan gula dalam ASI relative rendah
Menghemat devisa
Mengurangi polusi
Menghemat subsidi kesehatan
Mengurangi morbiditas & mortalitas anak
Menghasilkan SDM yang bermutu
Posisi cradle atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung
atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan
lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan
Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan
samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan
tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan. Posisi ini juga bisa
digunakan saat menyusui bayi kembar
Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini
merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses
persalinan melalui pembedahan
1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting,
duduk/berbaring dengan santai.
2. Bila dimulai dengan payudara kiri,letakkan kepala bayi pada siku bagian dalam lengan
kiri,badan bayi menghadap kebadan ibu.
3. Lengan kiri bayi diletakkan diseputar pinggang ibu, tangan kiri ibu memegang pantat/paha
kanan bayi.
4. Sangga payudara kiri ibu dengan empat jari tangan kanan, ibu jari diatasnya tetapi tidak
menutupi bagian yang berwarna hitam (aerola mamae)
5. Berikan rangsangan rooting (sentuhan di area mulut bayi secara reflek bayi akan menangkap
putting ibu)
Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)
6. Saat bayi membuka mulut dekatkan kepala bayi ke payudara, putting dan areola masuk ke
mulut bayi (usahakan semua areola masuk ke mulut bayi, jika areola terlalu besar usahakan
areola yang bawah masuk ke mulut bayi
7. Saat bayi mulai menghisap maka payudara tidak perlu dipegang atau disangga
8. Susukan sampai payudara kosong
9. Setelah bayi selesai menyusu tekan sudut mulut bayi dengan satu jari dan bayi akan melepas
puting dengan perlahan
10. Setelahnya oleskan ASI ke putting dan areola biarkan kering
11. Sendawakan bayi
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet,
ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan
menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar dan mendapatkan ASI yang cukup maka
akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut (Perinasia, 2004) :
Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwal akan berakibat
kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah
menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering
disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai
payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan
kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat (Perinasia, 2004).
Kegagalan dalam proses menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik
masalah pada ibu maupun pada bayi. Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat timbul
sejak sebelum persalinan (periode antenatal), pada masa pasca persalinan dini, dan masa pasca
persalinan lanjut. Masalah menyusui dapat pula disebabkan karena kelainan khusus. Masalah
pada bayi umumnya berkaitan dengan mananajemen laktasi, sehingga bayi sering menjadi
“bingung puting” atau sering menangis, yang sering diinterpretasikan oleh ibu dan keluarga
bahwa ASI tidak tepat untuk bayinya (Suradi, 2004).
Kurang/salah informasi , Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula sama baiknya
atau malah lebih baik daripada ASI.
Puting susu datar atau terbenam.
Masalah puting susu datar/ terbenam sebenarnya tidak harus menjadi halangan bagi ibu
untuk menyusui bayinya. Cara yang paling efisien untuk memperbaiki keadaan ini adalah
isapan langsung bayi yang kuat dan dengan rutin melakukan perawatan payudara mulai
usia kehamilan trimester terakhir. Apabila puting benar-benar tidak muncul, dapat ditarik
dengan pompa puting susu (nipple puller), jika intervensi ini tidak berhasil maka ibu tetap
diberikan motivasi untuk terus menyusui bayinya. Saat menyusui pada payudara yang
terbenam ibu dapat melakukan sedikit penekanan pada areola mammae dengan jari ,bila
terlalu penuh ASI dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok atau cangkir, atau
teteskan langsung ke mulut bayi. Bila perlu, hal ini dapat dilakukan hingga 1-2 minggu.
Masalah menyusui yang sering timbul pada masa pasca persalinan dini adalah: