Dosen Pengampu:
Wahyu Setyaningsih, SST., M.Kes
Disusun Oleh :
Ayu Juwita Susanti P17311173040
Mifta Amalia Darsono P17311174063
Sub pokok bahasan :Cara Perawatan Tali Pusat, Memandikan Bayi dan
IMD
Waktu : 60 menit
A. LATAR BELAKANG
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan
generasi akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian anak. Dengan upaya pemeliharaan
kesehatan anak diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak.
Indikator angka kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka
Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka
Kematian Balita (AKABA). Angka kematian anak dari tahun ke tahun
menunjukkan penurunan. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000
kelahiran hidup,AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup, dan AKABA 32 per
1.000 kelahiran hidup.
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari. Pada masa
tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam
rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi
hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki
risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan
bisa muncul. Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang
di pintu masuk seperti tali pusat. Sehingga tanpa penanganan yang tepat,
bisa berakibat fatal. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk
mengendalikan risiko pada kelompok ini di antaranya dengan perawatan
pada bayi baru lahir (BBL) .
Orangtua berkewajiban merawat bayi , namun bayak orangtua yang
tidak tahu cara perawatan bayi baru lahir yang benar. Pengetahuan
tentang perawatan bayi hanya di dapat dari keluarga ibu. Orangtua harus
bisa melakukan perawatan bayi baru lahir dan yakin terhadap kemampuan
sendiri sehingga bisa merawat bayinya dengan baik. Oleh sebab itu
kebutuhan pendidikan kesehatan (penyuluhan) sangat dibutuhkan untuk
melakukan perawatan bayi sehari-hari.
E. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
F. MEDIA
1. Leaflet
2. LCD proyektor
3. Microsoft power point
4. Media audio visual
5. Kuesioner (pre test dan post test)
6. Alat peraga: bak mandi, sabun, handuk, shampoo, minyak telon,
bedak, pakaian bayi, bedong, topi.
G. PROSES PELAKSANAAN
KEGIATA
KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
N / WAKTU
Pembukaan 1. Memberi salam dan 1. Menyambut salam
10 menit memperkenalkan diri 2. Memahami tujuan dan
2. Menjelaskan tujuan dan menyetujui kontrak waktu
melakukan kontrak waktu 3. Menjawab soal pre test
3. Memberikan soal pre test kepada yang diberikan
peserta
Pelaksanaan 1. Memberikan pengetahuan tentang 1. Mendengarkan materi
40 menit tujuan memandikan bayi tentang tujuan memandikan
2. Memberikan pengetahuan tentang bayi yang disampaikan
cara memandikan bayi yang benar penyuluh
3. Memberikan pengetahuan tentang 2. Bertanya pada penyuluh
tujuan perawatan tali pusat jika ada yang belum jelas
4. Memberikan pengetahuan tentang 3. Mendengarkan materi
cara perawatan tali pusat tentang tujuan perawatan
5. Memberikan pengetahuan tentang tali pusat yang disampaikan
tujuan inisiasi menyusu dini penyuluh
6. Memberikan pengetahuan tentang 4. Bertanya pada penyuluh
cara menyusui yang benar pada saat jika ada yang belum jelas
melakukan IMD 5. Mendengarkan materi
7. Memperagakan dan melatih tentang tujuan inisiasi
teknik memandikan bayi, perawatan menyusu dini yang
tali pusat dan menyusi yang benar disampaikan penyuluh
pada saat IMD 6. Bertanya pada penyuluh
8. Mendorong peserta untuk jika ada yang belum jelas
melakukan teknik secara mandiri 7. Memperhatikan
9. Memberikan kesempatan kepada demonstrasi yang dilakukan
ibu dan keluarga untuk bertanya penyuluh
8. Melakukan teknik secara
mandiri
9. Bertanya mengenai materi
yang kurang dimengerti
Penutup
10 menit
Evaluasi
1. Memberikan soal pre test kepada 1. Menjawab soal post test
sasaran
H. EVALUASI:
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Balai Desa Sukoanyar
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
a. 75 % undangan hadir
b. Paserta mengetahui apa yang telah disampaikan oleh penyuluh
c. Dari hari pre test dan post test didapatkan bahwa ibu dan keluarga
paham tentang perawatan bayi baru lahir
DAFTAR PUSTAKA
Materi
1. Memandikan Bayi
a) Definisi
Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk
menjaga agar tubuh bayi bersih, terarasa segar, dan mencegah
kemungkinan infeksi. Prisip dalam memandikan bayi yang harus
diperhatikan menjaga jangan sampai bayi kedinginan dan air
masuk ke hidung, mulut, ataupun telingayang mengakibatkan
aspirasi (Panduan Praktek Laborotorium Keperawatan 2013).
Memandikan bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi
dengan air dengan cara menyiram, mengelap atau merendam
dalam air berdasarkan langkah-langkah yang benar (Choirunisa,
2009).
Memandikan dengan cara yang salah dapat mengakibatkan
kondisi yang buruk seperti celaka (jatuh dan tenggelam), air masuk
ke dalam telinga atau hidung dan menglami hipotermi (Deswani,
2010).
b) Tujuan memandikan bayi
1) Memandikan bayi untuk membersihkan tubuh bayi
2) Membersihkan kulit dan menghilangkan bau
3) Meningkatkan sirkulasi darah
4) Mencegah infeksi
5) Merawat tali pusat
c) Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memandikan bayi
Menurut Feni (2010), hal-hal yang harus diperhatikan sebelum
memandikan bayi adalah:
1) Mengukur suhu bayi sebelumnya, sangat tidak dianjurkan
memandikan bayi saat suhu tubuh bayi dibawah atau kurang
dari 36,5°C.
2) Sebelum memandikan siapkan perlengkapan mandi bayi,
sehingga bayi tidak di tinggal sendirian
3) Siapkan air hangat secukupnya. Cara mengukur air hangat
adalah dengan punggung tangan atau siku tangan
4) Bayi yang tidak boleh dimandikan
1) Bayi lemah
2) Bayi premature
3) Suhu tubuh bayi <36,5°C
d) Waktu yang tepat memandikan bayi
Bayi baru lahir baru boleh dimandikan setelah 6 – 24 jam
dilahirkan karena bayi membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan diluar kandungan. Jika bayi baru lahir dipaksakan
untuk mandi walaupun dengan air hangat, akan menyebabkan
hilangnya panas tubuh bayi karena terserap oleh air. Suhu tubuh bayi
dapat turun dan aliran darah terganggu sehingga bayi akan kekurangan
oksigen dengan ditandai warna kulit tubuh yang membiru.Bayi boleh
dimandikan di waktu manapun selama tidak bertabrakan dengan
waktu tidur dan makannya. Waktu yang dianjurkan untuk
memandikan bayi kira-kira pukul 09.00-11.00. Adapun tempat yang
sangat pas dan cocok untuk memandikan bayi ialah pada ruangan
khusus dengan sinar matahari yang cukup, kondisi ruangan hangat dan
tidak lembap, ruangan yang cukup ventilasi atau saluran udara
(Deswani, 2010). Apabila ruangan menggunakan pendingin ruangan,
sebaiknya pendingin ruangan dimatikan terlebih dahulu dan biarkan
suhu ruangan menjadi lebih hangat.
e) Persiapan Alat dan bahan
1. Pakaian bayi lengkap
2. Kapas mata
3. Kapas cebok
4. Kassa steril
5. Ember bayi
6. Air hangat
7. Sabun
8. Sampo
9. Sisir
10. Handuk
f) Langkah Memandikan Bayi dan Merawat Tali Pusat Bayi
1. Mencuci tangan dengan sabun dan keringkan
2. Memposisikan bayi dalam keadaan membujur
3. Melepas pakaian bayi
4. Membersihkan mata bayi dengan kapas (dari arah dalam ke luar)
5. Membersihkan pantat bayi dari tinja dengan kapas cebok sebelum
dimandikan
6. Membersihkan kelamin bayi dengan hati-hati
7. Menyeka bayi dengan air hangat
8. Memberikan sabun pada bayi mulai leher, dada, perut, dilanjutkan
bagian kaki, terakhir kepala
9. Membilas bayi mulai dari muka, lengan dada, perut, paha dan kaki
dengan air hangat dalam bak mandi
10. Memposisikan bayi telungkup, kemudian membersihkan leher
belakang, tengkuk, punggung dan pantat dengan air
11. Mengeringkan bayi dengan handuk
12. Merawat tali pusat
13. Memasangkan bayi pakian lengkap
14. Mencuci tangan
2. Merawat Tali Pusat
a) Pengertian
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan peningkatan
tali pusat yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dan bayi. Dan
kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih dan terhindar
dari infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan
memberikan dampak positif yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke-5
dan hari ke-7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak negatif dari
perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami
penyakit Tetanus neonatorum dan dapat mengakibatkan kematian.
(Helen Farerr ; 187)
b) Tujuan Perawatan Tali Pusat
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya
penyakit tetanus pada bayi baru lahir, penyakit ini disebabkan karena
masuknya spora kuman tetanus ke dalam tubuh melalui tali pusat, baik
dari alat steril, pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang
ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi.
c) Cara Perawatan Tali Pusat
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali
pusat.
2. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan
cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal
ini juga pada ibu dan keluarganya.
3. Popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat, tidak
menutupi tali pusat untuk menghindari kontak dengan feses dan
urin. Hindari penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk
membalut tekan tali pusat.
4. Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan
bayi :
a. Perawatan tali pusat dilakukan 2 x sehari setelah mandi
atau jika basah
b. Lipat popok di bawah punting tali pusat.
c. Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih,
sampai sisa tali pusat mongering dan terlepas sendiri.
d. Jika punting tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan
air DTT dan sabun dan segera keringkan secara seksama
dengan menggunakan kain bersih.
e. Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat : kemerahan
pada kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau.
Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu untuk membawa
bayinya ke fasilitas kesehatan.
3. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
a) Pengertian IMD
Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu
dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi,
sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain
mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan
dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama
satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi
menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak
mencari payudara
b) Tujuan IMD
1. Meningkatkan kesempatan bayi mendapatkan kolostrum
Kolostrum adalah tetes ASI pertama ibu yang kaya nutrisi
dan membantu mencegah penyakit. Cairan pertama dari ASI
ini biasanya berwarna kuning, sangat kental dan hanya
sebanyak kira-kira satu sendok teh.
2. Mendukung keberhasilan ASI eksklusif
Inisiasi menyusui dini diketahui menunjang keberhasilan ASI
eksklusif hingga setidaknya bayi berusia 4 bulan. Pemberian
ASI eksklusif dianjurkan hingga bayi berusia 6 bulan, namun
boleh dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.
3. Memperkuat hubungan ibu dan bayi
Bukti menunjukkan bahwa kulit bayi yang bersentuhan
langsung dengan kulit ibunya (skin-to-skin contact) segera
setelah lahir, dapat menciptakan keintiman yang lebih dalam
dengan sang ibu. Lebih jauh, kulit tubuh bayi yang
bersentuhan langsung dengan kulit tubuh ibunya merupakan
cara efektif untuk menenangkan bayi sakit, yang dapat
dilakukan kapan saja. Hal ini juga membuat sang ibu lebih
nyaman.
4. Meningkatkan kesehatan bayi
Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi angka kematian bayi
baru lahir. Selain itu, dapat meningkatkan kesehatan, tumbuh
kembang, dan membantu membangun daya tahan tubuh bayi.
Kemudian, ASI juga sangat baik untuk kesehatan sistem
pencernaan bayi.
c) IMD yang kurang tepat
Saat ini umumnya praktek inisiasi menyusu dini seperti berikut.
1. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah
dialasi kain kering
2. Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat
dipotong lalu diikat
3. Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong)
dengan selimut bayi
4. Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan di dada ibu
(tidak terjadi kontak kulit ibu). Bayi dibiarkan di dada ibu
(‘bonding’) untuk beberapa lama (10-15 menit) atau
sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perinium
5. Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara
memasukkan putting susu ibu ke mulut bayi
6. Setelah itu, bayi dibawa ke kamar transisi atau kamar
pemulihan (recovery room) untuk ditimbang, diukur,
dicap, diadzankan oleh ayah, diberi suntikan vit K, dan
kadang diberi tetes mata.
d) Berbagai macam keuntungan IMD didapatkan dari proses `baik
untuk ibu maupun bayi'.
1. Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan
resusitasi, letakkan bayi di atas perut ibunya (bila
sectio,bayi diletakkan diatas dada) dan keringkan bayi
mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali
kedua tangannya. Bau cairan amnion pada tangan bayi
akan membantunya mencari puting ibu yang mempunyai
bau yang sama. Maka agar baunya tetap ada, dada ibu juga
tidak boleh dibersihkan. Mengeringkan tubuh bayi tidak
perlu sampai menghilangkan verniks karena verniks dapat
berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
2. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di
atas perut ibu dengan kepala bayi menghadap kearah
kepala ibunya.
3. Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan
menyelimuti ibu dan bayinya, dan kenakan topi pada
kepala bayi.
4. Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade
memperlihatkan bahwa bayi-bayi yang tidak mengalami
sedasi mengikuti suatu pola perilaku prefeeding yang dapat
diprediksi. Apabila bayi dibiarkan tengkurap di perut ibu,
selama beberapa waktu bayi akan diam saja tetapi tetap
waspada melihat kesekelilingnya.
5. Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan
menendang, menggerakkan kaki, bahu dan lengannya.
Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi.
Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi dapat
melihat areola mammae yang berwarna lebih gelap dan
bergerak menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan
kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan stimulasi yang
menyerupai pijatan pada payudara ibu.
6. Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan
indera penciuman dan dipandu oleh bau pada kedua
tangannya. Bayi akan mengangkat kepala, mulai
mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat
tercapai antara 27 - 71 menit.
7. Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama
berlangsung sebentar, sekitar 15 menit, dan setelah selesai,
selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada keinginan bayi
untuk menyusu. Selama menyusu bayi akan
mengkoordinasi gerakkan menghisap, menelan, dan
bernapas.
8. Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru
tindakan asuhan keperawatan seperti menimbang,
pemeriksaan antropometri lainnya, penyuntikkan vitamin
K1, dan pengoleskan salep pada mata bayi dapat
dilakukan.
9. Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir
atau pada hari berikut.
10. Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat
disusukan sesuai keinginan bayi (rooming in / rawat
gabung).
e) Untuk melaksanakan IMD kita perlu mengetahui cara menyusui
yang bernar, berikut cara menyusui yang benar :
1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir