Disusun Oleh:
Kelompok 7A
A. LATAR BELAKANG
Menyusui adalah suatu proses alamiah yang besar artinya bagi kesejahteraan bayi,
ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan
menyusui lebih dini. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui
lebih berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan oleh ibu-ibu yang tidak menyusui
bayinya antara lain tidak memproduksi cukup ASI, bayinya tidak mau menghisap.
Disamping itu cara menyusui yang tidak baik dan tidak benar dapat menimbulkan
gangguan pada putting susu ibu (Marmi, 2012).
Masalah pemberian ASI terkait dengan masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga
dan masyarakat tentang ASI. Tidak sedikit ibu yang masih membuang kolostrum karena
dianggap kotor sehingga perlu dibuang. Selain itu, kebiasaan memberikan makanan secara
dini pada sebagian masyarakat juga menjadi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian
ASI eksklusif. Hal ini mendorong ibu untuk lebih muda dan tidak membebani, dengan
kata lain penampilan atau keindahan tubuh menjadi indikator gaya hidup (Ikatan Dokter
Anak Indonesia, 2010). Hal ini sangat berpengaruh jika dikaitkan dengan keharusan ibu
menyusui anaknya. Banyak upaya yang dilakukan tenaga kesehatan untuk membimbing
menyusui karena ibu belum mengetahui manfaat ASI (Air Susu Ibu) bagi dirinya dan
bagaimana mereka bisa berhasil dalam menyusui di kemudian hari (Riksani, 2012).
Tidak semua ibu mau menyusui bayinya karena berbagai alas an misalnya; takut
gemuk, sibuk, takut payudara kendor dan sebagainya. Sebaliknya, menyusui mempunyai
manfaat penting bagi ibu termasuk menurunkan berat badan. Penurunan berat badan pada
ibu menyusui menjadi sangat penting jika ibu yang bersangkutan selalu
memperhatikanpenampilan atau citra tubuhnya sehingga ingin kembali ke berat badan
sebelum hamil, karena hal tersebut akan berpengaruh pada pikiran ibu selama menyusui.
Sedangkan salah satu hal yang mempengaruhi produksi ASI adalah ketenangan jiwa dan
pikiran ibu selama menyusui. Jika kondisi pikiran ibu tidak tenang, maka volume atau
produksi ASI akan menurun menghentikan pemberian ASI dan menggantinya dengan susu
formula karena memberikan susu formula dianggap elit dan menjadikannya sebuah gengsi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan penyuluhan tentang asi eksklusif danposisi menyusui yang benar
diharapkan Ibu Hamil (Kehamilan pertama) dan Ibu Menyusui di poli obgyn RSUD
Karsa Husada Batu mengetahui tentang asi eksklusif posisi menyusui yang benar
2. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan Ibu Hamil (Kehamilan pertama) dan Ibu
Menyusui di poli obgyn RSUD Karsa Husada Batu di poli obgyn RSUD Karsa Husada
Batu mampu memahami tentang :
a. Definisi ASI
b. Manfaat Pemberian ASI
c. Alasan Pemberian ASI Eksklusif dan Penundaan Pemberian Makanan Padat
Pada BBL
d. Posisi Menyusui yang benar
C. KEGIATAN
Penyuluhan tentang asi eksklusif dan posisi menyusui yang benar terhadap Ibu Hamil
(Kehamilan pertama) dan Ibu Menyusui di poli obgyn RSUD Karsa Husada Batu Di
Ruang Kemuning Rsud Karsa Husada Batu”.
Uraian Tugas
Penyusun : Menyusun SAP dan materi
Pemateri : Menyajikan materi kepada audiens
Dokumentasi : Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan dari awal sampai
akhir
Notulen : Mencatat jalannya kegiatan dari awal hingga akhir
1. METODE
Ceramah
2. MEDIA
Leaflet
3. EVALUASI
Evaluasi Struktur
Evaluasi Proses
Evaluasi Hasil
LAMPIRAN 1 :
MATERI
Pengertian ASI
ASI merupakan makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi khususnya bayi 0-6
bulan karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal (Diñas Kesehatan Kota Semarang, 2015). ASI berdasarkan
definisi diatas adalah sumber makanan bagi bayi yang diproduksi oleh kelenjar payudara ibu
yang mengandung unsur gizi lengkap untuk memenuhi kebutuhan bayi secara optimal.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI dari ibu terhadap bayinya yang diberikan tanpa
minuman atau makanan lainnya termasuk air putih atau vitamin tambahan lainnya (Widuri,
2013). Pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa
makanan tambahan baik berupa cairan seperti susu formula, madu, air teh, dan air putih,
maupun berupa makanan padat seperti pisang, nasi yang dilembutkan, bubur nasi, tim, biscuit,
dan lain sebagainya (Suryoprajogo, 2009).
Pemberian ASI eksklusif dapat diberikan secara langsung maupun tidak langsung.
Pemberian ASI secara langsung yaitu dengan cara menyusui, sedangkan pemberian ASI tidak
langsung dilakukan dengan cara memerah atau memompa ASI,
menyimpannya, untuk kemudian diberikan kepada bayi (Suryoprajogo, 2009).
Alasan Pemberian ASI Eksklusif dan Penundaan Pemberian Makanan Padat pada Bavi
1) Riset medis mengatakan ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik khususnya
pada 6 bulan pertama.
2) Sistem pencernaan bayi belum memiliki protein dan enzim yang lengkap hingga usia 6 bulan.
Pemberian makanan padat sebelum usia 6 bulan tidak dapat dicerna dengan baik oleh bayi dan
mengakibatkan reaksi tidak nyaman seperti gangguan pencernaan, timbulnya gas, dan
konstipasi.
3) Bayi usia 4-6 bulan memiliki usus yang belungmmenutup sempurna, sehingga protein dan
bakteri pathogen akan mudah masuk ke dalam aliran darah. Kandungan antibodi pada ASI
dapat melapisi organ pencernaan bayi dan menyediakan kekebalan pasif, mengurangi
terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi.
4) Kandungan zat besi pada ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi dibandingkan zat besi dari
susu sapi atau susu formula, sehingga bayi dengan ASI eksklusif akan terhindar dari anemia.
5) Pemberian makanan padat terlalu dini akan meningkatkan kandungan lemak dan berat badan
pada masa anak-anak. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari
resiko obesitas di masa datang.
6) Pemberian makanan padat akan mengurangi asupan ASI bagi bayi, sehingga produksi ASI
akan semakin sedikit.
Riksani, R (2012). Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Dunia Sehat.