ASI EKSKLUSIF
Disusun Oleh:
DENTI SOFIYANI
P3.73.24.1.22.111
Dosen Pembimbing:
Topik : Kehamilan
Waktu : 30 menit
Setting Tempat
Keterangan :
Media
: Presenter
: Fasilitator
: Observer
KEGIATAN
NO KEGIATAN PENYULUH METODE MEDIA WAKTU
PESERTA
Pendahuluan : Menjawab
salam,
a. Mengucapkan salam
mendengarkan,
1 b. Memperkenalkan diri Ceramah Lisan 5 menit
dan
c. Menyampaikan tujuan
memperhatikan
d. Mengemukakan kontrak
waktu
8. Metode
- Ceramah
- Tanya Jawab
9. Media
- Leaflet
- LCD
- Laptop
10. Evaluasi ( terlampir )
11. Sumber
Berikut cara melakukan posisi menyusui cross cradle hold yang benar:
Gendong bayi di depan tubuh Anda dengan posisi punggung dan lehernya
sejajar.
Angkat punggung bayi dengan tangan sebelah kiri. Posisikan kepala bayi berada
di sebelah kanan Anda agar bisa menyusu pada sisi kanan payudara.
Biarkan bagian bawah tubuh bayi ditopang oleh siku tangan Anda yang tertekuk.
Posisi menyusui yang benar ini biasanya nyaman diterapkan pada bayi yang baru
lahir. Pertama-tama mencobanya mungkin terasa sulit, tapi lama-lama Anda akan
merasa dipermudah karena bisa memerhatikan isapan bayi saat menyusu (latch on).
4. Posisi berbaring (side-lying)
Bila Anda sedang merasa lelah dan tidak ingin menyusui dalam posisi duduk,
berbaring bisa menjadi pilihan yang benar untuk dilakukan.Berikut tahapan
melakukan posisi menyusui berbaring yang benar:
Berbaring di salah satu sisi menghadap bayi
Posisikan tubuh bayi agar bibirnya berada dekat dengan puting payudara Anda
Miringkan tubuh bayi dan berikan dorongan sedikit pada punggunggnya agar
lebih mudah untuk mencapai puting payudara Anda
Sebagian bayi biasanya merasa lebih mudah menyusui dari payudara di bagian atas.
Sementara sebagian lainnya mungkin lebih mudah mencapai payudara yang paling
dekat dengan tempat tidur.
5. Posisi bayi duduk (sitting baby)
Seperti namanya, posisi ini dilakukan sama persis ketika bayi sedang duduk.
Dengan begitu, Anda tidak perlu menopang tubuh bayi seperti melakukan posisi
menyusui yang benar lainnya. Namun, sebelum mencoba posisi yang satu ini,
pastikan si kecil sudah cukup kuat untuk duduk sendiri. Berikut tahapan menyusui
dengan posisi bayi sambil duduk:
Duduklah dalam posisi tegak dan posisikan bayi juga untuk duduk menghadap
ke tubuh Anda.
Bayi yang baru mahir untuk duduk sendiri bisa dibantuk dengan bersandar pada
tangan Anda yang melingkari tubuhnya.
Bayi yang sudah terbiasa duduk sendiri biasanya lebih mampu untuk duduk
dengan tegak tanpa perlu diberi sandaran.
Pastikan leher dan punggung bayi lurus sejajar.
Pastikan hidung bayi tidak tertekan dan dapat bernapas dengan lancar.
Cara pemberian:
ASI perah tentu sangat identik dengan penggunaan botol dan juga dot. Namun, saat ini
terdapat variasi metode lain yang bisa dilakukan, lho. Tentunya setiap metode tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Anda bis amelakukan konsultasi
dengan dokter anak untuk mengetahui metode yang paling tepat bagi si kecil.
Di bawah ini adalah beberapa cari memberikan ASI perah yang bisa ibu coba berikan
untuk si bayi.
Botol susu adalah cara yang paling banyak digunakan karena lebih praktis. Selain
itu, memberikan ASI lewat botol juga dinilai lebih nyaman. Namun, terdapat
beberapa kekurangan dari penggunaan botol susu ini, yaitu bisa memicu obesitas
apabila diberikan secara berlebihan, serta adanya perbedaan rahang bayi dan
gerakan lidah ketika menyusu lewat botol.
2. Menggunakan Sendok
Cara ini tepat digunakan apabila Anda ingin memberikan ASI perah dalam jumlah
yang sedikit. Pemberian ASI dengan menggunakan sendok akan membuat bayi
tetap terjaga. Salah satu kelebihan dari cara ini adalah si bayi dapat menentukan
kecepatan menyusu sesuai kemampuannya.
3. Menggunakan Gelas
Menggunakan gelas untuk memberikan ASI perah adalah pilihan yang dinilai
aman. Hal ini karena minum melalui gelas akan membuar lidah bayi bergerak ke
depan dank e bawah selayaknya gerakan lidah ketika menyusui. Selain itu, cara ini
juga dapat merangsang bayi untuk mengenal rasa dan bau ASI. Memberikan ASI
perah menggunakan gelas dinilai lebih baik daripada menggunakan botol susu.
Cara Penyimpanan :
Perbedaan antara ASI dengan susu formula:
Komposisi ASI mengandung zat-zat gizi, antara Tidak seluruh zat gizi yang
lain:faktor pembentuk sel-sel otak, terkandung di dalamnya
terutama DHA, dalam kadar tinggi. dapat diserap oleh tubuh
ASI juga mengandung whey (protein bayi. Misalnya, protein
utama dari susu yang berbentuk cair) susu sapi tidak mudah
lebih banyak daripada kasein (protein diserap karena
utama dari susu yang berbentuk mengandung lebih banyak
gumpalan) dengan perbandingan 65:35. casein. Perbandingan
whey: casein susu sapi
adalah 20:80.
Pencernaan Protein ASI adalah sejenis protein yang Tidak mudah dicerna:
lebih mudah dicerna selain itu ada serangkaian proses
sejenis unsur lemak ASI yang mudah produksi di pabrik
diserap dan digunakan oleh bayi. Unsur mengakibatkan enzim-
elektronik dan zat besi yang dikandung enzim pencernaan tidak
ASI lebih rendah dari susu formula berfungsi. Akibatnya lebih
tetapi daya serap dan guna lebih tinggi banyak sisa pencernaan
yang dapat memperkecil beban ginjal yang dihasilkan dari proses
bayi. Selain itu ASI mudah dicerna metabolisme yang
bayi karena mengandung enzim-enzim membuat ginjal bayi harus
yang dapat membantu proses bekerja keras. Susu
pencernaan antara lain lipase (untuk formula tidak mengandung
menguraikan lemak), amilase (untuk posporlipid ditambah
menguraikan karbohidrat) dan protease mengandung protein yang
(untuk menguraikan protein). tidak mudah dicerna yang
bisa membentuk sepotong
susu yang membeku
sehingga berhenti di perut
lebih lama oleh karena itu
taji bayi lebih kental dan
keras yang dapat
menyebabkan susah BAB
dan membuat bayi tidak
nyaman.
Ekonomi Lebih murah: menghemat biaya alat- Biaya lebih mahal: karena
alat, makanan, dll yang berhubungan menggunakan
dengan pemeliharaan, mengurangi alat,makanan, pelayanan
beban perekonomian keluarga. kesehatan, dll. Untuk
memelihara sapi. Biaya ini
sangat subjektif yang
menjadi beban keluarga.
Kebersihan ASI boleh langsung diminum jadi bias Polusi dan infeksi:
menghindari penyucian botol susu yang pertumbuhan bakteri di
tidak benar ataupun hal kebersihan lain dalam makanan buatan
yang disebabkan oleh penyucian tangan sangat cepat apalagi di
yang tidak bersih oleh ibu. Dapat dalam botol susu yang
menghindari bahaya karena pembuatan hangat biarpun makanan
dan penyimpanan susu yang tidak yang dimakan bayi adalah
benar. makanan bersih akan tetapi
karena tidak mengandung
anti infeksi, bayi akan
mudah mencret atau kena
penularan lainnya.
Pencegahan Bagi bayi yang beralergi, ASI dapat Bagi bayi yang
menghindari alergi karena susu formula alergiterhadap susu
seperti mencret, muntah, infeksi formula tidak dapat
saluran pernapasan, asma, bintik-bintik, menghindari mencret,
pertumbuhan terganggu dan gejala muntah,infeksi saluran
lainnya. napas, asma, kemerahan,
pertumbuhan terganggu
dan gejala lainnya yang
disebabkan oleh susu
formula.
EVALUASI
Pertanyaan