Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CARA MENYUSUI YANG BENAR

Disusun Oleh :

1. Erfin (P1337420217116)
2. Melli Dwi Rahmawati (P1337420217117)
3. Sindy Kartika Putri (P1337420217118)
4. Febriani Nur Rahmawati (P1337420217119)
5. Hafidh Nur Cholish Majid (P1337420217120)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PRODI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Keperawatan Maternitas


Sub Pokok Pembahasan : Cara menyusui yang benar
Sasaran : Ibu post partum dan ibu menyusui
Hari/Tanggal : Selasa, 16 April 2019
Waktu : 30 Menit
Tempat : Desa Karang Dadap, Kalibagor
Penyuluh : Febriani Nur Rahmawati

A. Latar Belakang
Menyusui merupakan suatu aktivitas yang bisa mendatangkan
kebahagiaan tersendiri bagi ibu, yang memang menjadi kodratnya. Untuk
mendukung keberhasilan menyusui, perlu mengetahui teknik menyusui yang
baik dan benar. Salah satu penyebab kegagalan menyusui adalah disebabkan
karena kesalahan ibu dalam memosisikan dan meletakkan bayi saat
menyusui. Posisi menyusui dapat dilakukan dengan beberapa posisi. Cara
menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau
berbaring. menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan
puting payudara lecet. Salah satu faktor yang sering dilakukan saat menyusui
adalah posisi menyusui yang belum tepat sehingga mengganggu produksi dan
transfer ASI ke bayi (Khasanah, 2011).
Menurut WHO (2009) terdapat 35,6% ibu gagal menyusui bayinya
dan 20% diantaranya adalah ibu –ibu di Negara berkembang, sementara itu
berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010
dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI ekslusif kepada
bayinya adalah kurangnya pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang
benar, sehingga sering menderita puting lecet dan retak. Hasil dari susenas
tahun 2007 yang menunjukkan bahwa secara nasional terdapat sebesar
94,57% bayi mendapat ASI. Presentase balita yang pernah mendapat ASI
pada tahun 2007 cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
dua tahun sebelumnya. Penurunan presentase pada tahun 2006 dibandingkan
dengan tahun 2005 relatif rendah yaitu 96,02% menjadi 95,24%. Kegagalan
dalam proses menyusui sering di sebabkan karena timbulnya beberapa
masalah pada ibu dan bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham bagaimana
teknik menyusui yang benar dapat menjadi masalah dalam menyusui. Adapun
masalah dalam menyusui adalah puting susu lecet, payudara bengkak, abses
payudara (mastitis). (Sulystyawati, 2009)

B. Tujuan Instruksional Umum (Tiu)


Setelah mendapat penyuluhan tentang cara menyusui dengan benar
diharapkan ibu menyusui dapat mempraktekkan cara menyusui yang benar.

C. Tujuan Instruksional Khusus (Tik)


Setelah dilakukan penyuluhan tentang cara menyusui yang benar,
diharapkan :
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian cara menyusui yang benar
2. Peserta dapat Menyebutkan posisi posisi menyusui
3. Peserta dapat menjelaskan tanda bayi cukup asi
4. Peserta dapat mempraktekkan cara menyusui yang benar
5. Peserta dapat menjelaskan upaya untuk memperbanyak ASI
D. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian cara menyusui yang benar
2. Manfaat menyusui dengan benar
3. Posisi menyusui yang benar
4. Langkah – langkah menyusui dengan benar
5. Cara melepaskan putting susu dari mulut bayi
6. Akibat tidak menyusui dengan benar

E. Materi Penyuluhan
Terlampir
F. Media
 SAP
 Leaflet

G. Metode
Ceramah

H. Kegiatan Pembelajaran

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 5 menit Pembukaan : 1. Audience menjawab


1. Memberi salam salam
2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
penyuluhan penyaji
3. Menyebutkan materi
pokok bahasan yang akan
disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Audience mendengarkan
1. Menjelaskan tentang dengan seksama
pengertian cara menyusui
yang benar
2. Menjelaskan tentang
manfaat menyusui dengan
benar
3. Menyebutkan tentang
posisi menyusui dengan
benar
4. Menyebutkan tentang
langkah – langkah
menyusui dengan benar
5. Menjelaskan tentang cara
melepaskan putting susu
dari mulut bayi
6. Menjelaskan tentang
akibat tidak menyusui
dengan benar
3. 5 menit Evaluasi : 1. Audience mengajukan
1. Menyimpulkan inti pertanyaan
penyuluhan 2. Audience menjawab
2. Memberi kesempatan pertanyaan dari
kepada responden untuk penyaji
bertanya
3. Penyaji mengajukan
pertanyaan mengenai
materi yang disampaikan
kepada responden
4. 5 menit Penutup : 1. Audience merespon
1. Menyimpulkan materi dengan baik
yang telah disampaikan 2. Audience menjawab
2. Menyampaikan salam
terimakasih atas
perhatiannya dan waktu
yang telah diberikan
kepada peserta
3. Mengucapkan salam

I. Evaluasi
Prosedur : post test
Jenis test : lisan
Butiran soal :5
J. Lampiran Materi
1. Pengertian Cara Menyusui yang Benar
Cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu
dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004)
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat
kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi
perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke
enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali.
Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini
sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi
memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30)
Jadi, cara menusui yang benar adalah suatu cara pemberian ASI yang
dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya demi mencukupi kebutuhan
nutrisi bayi tersebut.
2. Manfaat Menyusui dengan benar
a. Untuk pemenuhan nutrisi.
b. ASI mencegah timbulnya penyakit.
c. Pada bayi prematur, ASI bermanfaat menaikkan BB.
d. IQ bayi ASI lebih tinggi daripada IQ non ASI.
e. Menimbulkan rasa aman dan nyaman pada bayi.
f. Memberikan pendekatan pada ibu dan anak.

3. Posisi menyusui dengan benar


a. Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu,
posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya
tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada
di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta
lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono ,2008; h. 34).
b. Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar,
memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi
yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang
bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal
untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008; h; 35).
c. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa
dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan
lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008; h. 35).

4. Langkah – langkah menyusui dengan benar


a. Cuci tangan dengan bersih.
b. Ibu duduk atau berbaring dengan santai.
c. Membantu ibu membuka pakaian bagian atas.
d. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan
pada putting dan sekitar areola payudara.
e. Mengajarkan ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan.
f. Kemudian mengajarkan ibu untuk menempelkan perut bayi pada
perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi dibelakang tangan ibu
dan yang satu didepan.
g. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan
jari yang lain menopang dibawah serta jangan menekan putting susu.

h. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi.


i. Setelah bayi membuka mulut, masukkan putting payudara
secepatnya kedalam mulut bayi sampai bagian yang berwarna hitam.

j. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui

5. Cara Melepaskan Putting Susu Dari Mulut Bayi


Dengan menekan dagu bayi ke arah bawah atau dengan memasukkan
jari ibu antara mulut bayi dan payudara ibu.
6. Akibat tidak menyusui dengan benar
a. Puting susu menjadi lecet
b. ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi
ASI
c. Bayi enggan menyusu
d. Bayi menjadi kembung

DAFTAR PUSTAKA

Arief, 2009. Panduan Ibu Cerdas (ASI dan Tumbuh Kembang Bayi).
Yogyakarta: Medis Pressindo.
Machfoedz, 2009. Pendidikan Kesehatan Bagiandari Promosi Kesehatan.
Yogyakarta: Penerbit Fitramaya.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.
Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Keperawatan Ibu
Nifas. Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai