Disusun Oleh :
1. Erfin (P1337420217116)
2. Melli Dwi Rahmawati (P1337420217117)
3. Sindy Kartika Putri (P1337420217118)
4. Febriani Nur Rahmawati (P1337420217119)
5. Hafidh Nur Cholish Majid (P1337420217120)
A. Latar Belakang
Menyusui merupakan suatu aktivitas yang bisa mendatangkan
kebahagiaan tersendiri bagi ibu, yang memang menjadi kodratnya. Untuk
mendukung keberhasilan menyusui, perlu mengetahui teknik menyusui yang
baik dan benar. Salah satu penyebab kegagalan menyusui adalah disebabkan
karena kesalahan ibu dalam memosisikan dan meletakkan bayi saat
menyusui. Posisi menyusui dapat dilakukan dengan beberapa posisi. Cara
menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau
berbaring. menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan
puting payudara lecet. Salah satu faktor yang sering dilakukan saat menyusui
adalah posisi menyusui yang belum tepat sehingga mengganggu produksi dan
transfer ASI ke bayi (Khasanah, 2011).
Menurut WHO (2009) terdapat 35,6% ibu gagal menyusui bayinya
dan 20% diantaranya adalah ibu –ibu di Negara berkembang, sementara itu
berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010
dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI ekslusif kepada
bayinya adalah kurangnya pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang
benar, sehingga sering menderita puting lecet dan retak. Hasil dari susenas
tahun 2007 yang menunjukkan bahwa secara nasional terdapat sebesar
94,57% bayi mendapat ASI. Presentase balita yang pernah mendapat ASI
pada tahun 2007 cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
dua tahun sebelumnya. Penurunan presentase pada tahun 2006 dibandingkan
dengan tahun 2005 relatif rendah yaitu 96,02% menjadi 95,24%. Kegagalan
dalam proses menyusui sering di sebabkan karena timbulnya beberapa
masalah pada ibu dan bayi. Pada sebagian ibu yang tidak paham bagaimana
teknik menyusui yang benar dapat menjadi masalah dalam menyusui. Adapun
masalah dalam menyusui adalah puting susu lecet, payudara bengkak, abses
payudara (mastitis). (Sulystyawati, 2009)
E. Materi Penyuluhan
Terlampir
F. Media
SAP
Leaflet
G. Metode
Ceramah
H. Kegiatan Pembelajaran
I. Evaluasi
Prosedur : post test
Jenis test : lisan
Butiran soal :5
J. Lampiran Materi
1. Pengertian Cara Menyusui yang Benar
Cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu
dan bayi dengan benar (Suradi dan Hesti, 2004)
Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat
kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi
perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke
enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali.
Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini
sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi
memberi makan di malam hari (Saryono, 2008; h. 30)
Jadi, cara menusui yang benar adalah suatu cara pemberian ASI yang
dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya demi mencukupi kebutuhan
nutrisi bayi tersebut.
2. Manfaat Menyusui dengan benar
a. Untuk pemenuhan nutrisi.
b. ASI mencegah timbulnya penyakit.
c. Pada bayi prematur, ASI bermanfaat menaikkan BB.
d. IQ bayi ASI lebih tinggi daripada IQ non ASI.
e. Menimbulkan rasa aman dan nyaman pada bayi.
f. Memberikan pendekatan pada ibu dan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, 2009. Panduan Ibu Cerdas (ASI dan Tumbuh Kembang Bayi).
Yogyakarta: Medis Pressindo.
Machfoedz, 2009. Pendidikan Kesehatan Bagiandari Promosi Kesehatan.
Yogyakarta: Penerbit Fitramaya.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Jakarta : Salemba Medika.
Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Keperawatan Ibu
Nifas. Salemba Medika : Jakarta