Anda di halaman 1dari 21

http://kartikareinkarnasi.blogspot.

com/2011/12/askep-myoma-uteri-
terbaru.html
ASKEP MYOMA UTERI TERBARU
BAB I
LANDASAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Defenisi
Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim (miometrium) atau jaringan ikat
yang tumbuh pada dinding atau di dalam rahim.
(Lina Mardiana, 2007)
Myoma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat
sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibromioma atau fibroid. (Arif
Mansjoer, 1999, hal 387)
Myoma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya sehingga dapat
dalam bentuk padat. (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998, hal 409)
Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi atas:
1) Mioma sub mukosum
Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam kavum uteri.
Mioma uteri dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui serviks
(mioma geburt)
2) Mioma intiamural
Berada diantara serabut miometrium.
3) Mioma subserosum
Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol ke permukaan uterus dan diliputi
serosa. Mioma subserosum dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum
menjadi mioma intra ligamenter. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada
jaringan lain setelah lepas dari uterus, misalnya ke ligamentum atau omentum dan
kemudian bebas disebut wondering / parasitic fibroid.
(Sarwono, 2005)

2. Anatomi Fisiologi
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam
pelvis, antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan. Ototnya disebut
miometrium dan selaput lendir yang melapisi sebelah dalamnya disebut endometrium.
Letak uterus sedikit anteflexi pada bagian lehernya dan anteversi (meliuk agak memutar ke
depan) dengan fundusnya terletak di atas kandung kencing. Panjang uterus adalah 5
sampai 8 cm dan beratnya 30 sampai 60 gram.

Uterus terbagi atas 3 bagian berikut:


 Fundus, bagian cembung di atas muara tuba uterina
 Badan uterus, melebar dari fundus ke servix, sedangkan antara badan dan servix terdapat
istmus
 Bagian bawah yang sempit pada uterus disebut servix

Dinding rahim yang terdiri dari segi lapisan yaitu:


 Lapisan serosa (lapisan peritonium) di luar
 Lapisan otot (lapisan miometrium) di tengah
 Lapisan mukosa (lapisan endometrium) di dalam

Ligamentum teres uteri ada dua buah, di sebelah kiri dan di sebelah kanan sebuah. Terdiri
atas jaringan ikat dan otot, berisi pembuluh darah dan ditutupi peritonum. Ligamen ini
berjalan dari sudut atas uterus ke depan dan ke samping, melalui anulus inguinalis
profundus ke kanalis inguinalis. Setiap ligamen panjangnya 10 sampai 12,5 cm.

Fungsi Uterus
Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan. Sebutir ovum,
sesudat keluar dari ovarium, diantarkan melalui tuba uterina ke uterus. Endometrium
disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu sekarang tertanam di
dalamnya. Sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu,
uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis tetapi lebih kuat dan membesar sampai
keluar pelvis masuk ke dalam rongga ebdomen pada masa pertumbuhan fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus berkontraksi
secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian kembali ke ukuran
normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.
(Evelyn C. Pearce, 1986, hal 259 – 261)

3. Etiologi
Penyebab mioma uteri yang pasti sampai saat ini masih belum diketahui secara
pasti. Beberapa peneliti menyatakan bahwa mioma uteri tumbuh dari sel neoplastik tunggal
(monoklonal) yang mengalami mutasi gen dari sel-sel normal, sel-sel imatur miometrium
atau dari sel embrional dinding pembuluh darah uterus.
Sedangkan dugaan lain menyatakan bahwa estrogen mempunyai peranan penting
tetapi dengan teori ini sukar diterangkan mengapa pada seseorang wanita estrogen dapat
menyebabkan mioma, sedangkan pada wanita yang lain tidak. Juga pada beberapa wanita
dengan mioma uteri dapat terjadi ovulasi, yang menghasilkan progesteron yang sifatnya
anti – estrogen.
Untuk mencegah timbulnya myoma pada organ reproduksi sebaiknya dihindari
makanan yang diawetkan, makanan setengah matang, KB suntik dan pil KB, serta
melakukan cek kesehatan secara teratur dan berkala.
Pada myoma uteri terjadi perubahan sekunder. Perubahan sekunder pada myoma
uteri yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini dikarenakan berkurangnya
pemberian darah pada sarang myoma. Perubahan sekunder yaitu:
1) Atrofi
Sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan myoma uteri menjadi kecil.
2) Degenerasi hialin
Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut, tumor kehilangan
struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian
kecil.

3) Degenerasi kistik
Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari myoma menjadi cair,
sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga
terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma.
Dengan konsistensi yang lunak tumor ini sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu
kehamilan.
4) Degenerasi membatu (calcireous degeneration)
Ini terjadi pada wanita berusia lanjut, karena adanya gangguan dalam sirkulasi.Dengan
adanya pengendapan garam kapur pada sarang myoma maka myoma menjadi keras dan
memberikan bayangan pada foto rontgen.
5) Degenerasi merah (carneous degeneration)
Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Diperkirakan karena suatu
nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Degenerasi merah tampak khas apabila
terjadi pada kehamilan muda diserai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada
uterus membesar dan nyeri pada perabaan.
6) Degenerasi lemak
Jarang terjadi merupakan kelanjutan degenerasi hialin.
(Sarwono, 2005)

4. Patofisiologi
Rangsangan hormon Faktor keturunan Faktor resiko
Estrogen secara nuli para

Terus-menerus

Sel-sel otot uterus yang


belum matang

Sel-sel otot mengalami
pertumbuhan yang cepat

Sel-sel otot polos uteri
diliputi pseudokapsul

Mioma uteri

↓ ↓ ↓
Rahim membesar perdarahan berlebih Nyeri, rasa berat
↓ pada menstruasi pada abdomen bagian
Abdomen tertekan bawah, gangguan kontraksi

↓ otot
rahim
Traktus urinarius Rektum tertekan ↓

Tertekan ↓ Disfungsi seksual


↓ Konstipasi Penurunan suplai
Sukar miksi darah ke jaringan Anemia

Retensi urinarius Perubahan perfusi

jaringan
5. Manifestasi Klinis
Gejala klinik mioma uteri adalah:
1) Perdarahan tidak normal
 Hipermenorea perdarahan banyak saat menstruasi
 Meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi
 Gangguan kontraksi otot rahim
 Perdarahan berkepanjangan
Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing,
cepat lelah dan mudah terjadi infeksi.
2) Penekanan rahim yang membesar
Penekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat terjadi:
 Terasa berat di abdomen bagian bawah
 Sukar miksi atau defekasi
 Terasa nyeri karena tertekannya urat syaraf
3) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi:
 Kehamilan dapat mengalami keguguran
 Persalinan prematurus
 Gangguan saat proses persalinan
 Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas
 Kala ke tiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan
(Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998, hal 410 – 411)

6. Komplikasi
a. Nekrosis dan infeksi
Pada mioma sub mukosum yang terjadi polip, ujungnya kadang dapat melalui kanalis
servikalis dan dialirkan ke vagina.
Dalam hal ini kemungkinan terjadi nekrosis dan infeksi sekunder, penderita mengeluh
tentang pendarahan yang bersifat menoragia atau metrogania dan leukea.

b. Torsi (putaran tangkai)


Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis dengan demikian terjadilah sindroma abdomen akut. Jika
torsi terjadi perlahan-lahan gangguan akut tidak terjadi, hal ini hendaknya dibedakan
dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritonium.

c. Pertumbuhan leioma sarkoma


Ialah tumor yang tumbuh dari miometrium, kecurigaan terhadap sarkoma dan mioma uteri
timbul bila suatu mioma uteri yang selama beberapa tahun tidak membesar tiba-tiba
menjadi besar, apabila hal itu terjadi setelah menopause.

7. Evaluasi Diagnostik
1) Ultrasonografi
Untuk menentukan jenis tumor, lokasi myoma, ketebalan endometrium.
2) Foto BNO / IVP
Untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
3) Tes kehamilan
4) Darah lengkap dan urine lengkap
5) Histerografi dan histeroscopi
Untuk menilai pasien myoma sub mukosa disertai infertilitas.
(Chrisdiono, 2004)
8. Penatalaksanaan
1) Pengobatan konservatif / medikasi
Terapi mioma uteri pada umumnya terbagi atas terapi ekspetatif Medikamen Tosa
(GnRH analog, preparat progesterone, anti progestin), tindakan bedah (miemektomi /
histerektomi), embolisasi arteri uteri dan beberapa alternative.
Tindakan seperti ultra sonografi frekwensi tinggi, terapi laser, dan ablasi thermal. Setiap
tindakan harus dipilih yang paling sesuai untuk seorang pasien dengan menimbang banyak
hal seperti umur, keinginan, statks fertilitas, beratnya gejala klinis, ukuran, jumlah dan lokasi
mioma, penyakit sistemik, kemungkinan malignanni, apakah pasien sudah dekat
menopause dan keinginan pasien untuk mempertahankan rahimnya.
Terapi obat tidak mempunyai peranan yang penting dalam penanganan leimioma, akan
tetapi agons GnRH (Gonadotropin – rekasing – hormone) bisa dipakai untuk mengurangi
estrogen yang beredar dalam darah dan bisa membuat tumor mengecil. Agonis GnRH bisa
mengurangi besarnya tumor sekitar 90%, tetapi efeknya hanya sementara. Tumor ini bisa
mengecil setelah menopause. Biasanya GnRH diberikan untuk memperkecil tumor yang
besar dan menghindari perdarahan waktu pembedahan.
(Mari Baraden, dkk, 2007)

2) Pengobatan kolaboratif
 Observasi
Bila ukuran uterus lebih kecil dari ukuran uterus kehamilan 12 minggu tanpa disertai
penyulit lain.
 Ekstirpasi
Biasanya untuk myoma submukosa bertangkai atau myoma lahir / geburt umumnya
dianjurkan dengan tindakan dilatasi dan kuretase.
 Laparatomi . momektomi
Bila fungsi reproduksi masih diperlukan.
 Histerektomi
Bila fungsi reproduksi tidak diperlukan lagi, pertumbuhan tumor sangat cepat sebagai
tindakan hemostasis.
(Crisdiono, 2004)

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
 Aktivitas / istirahat
Gejala:
o Kelemahan dan / atau keletihan
o Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur, mis: nyeri, ansietas, berkeringat malam
o Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan
o Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi
 Sirkulasi
Gejala:
Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.
Tanda:
Perubahan pada TD.
 Integritas ego
Gejala:
o Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (mis:
merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius / spiritual)
o Masalah tentang perubahan dalam penampilan, mis: alopesia, lesi cacat, pembedahan
o Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu tidak bermakna /
rasa bersalah, kehlangan kontrol, depresi.
Tanda:
Menyangkal, menarik diri, marah.
 Eliminasi
Gejala:
o Perubahan pada pola defekasi, mis: darah pada feses, nyeri pada defekasi
o Perubahan eliminasi urinarius, mis: nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria,
sering berkemih
Tanda:
Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
 Makanan / cairan
Gejala:
o Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet)
o Anoreksia, mual / muntah
o Intoleransi makanan
o Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, kakeksia berkurangnya massa
otot
Tanda:
Perubahan pada kelembaban / turgor kulit, edema
 Neurosensori
Gejala:
Pusing, sinkope
 Nyeri / Kenyamanan
Gejala:
Tidak ada nyeri atau derajat nyeri bervariasi mis: ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
 Pernapasan
Gejala:
o Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok)
o Pemajanan asbes
 Keamanan
Gejala:
o Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen
o Pemajanan matahari lama / berlebihan
Tanda:
o Demam
o Ruam kulit, ulserasi
 Seksualitas
Gejala:
o Masalah seksual mis: dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan
o Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun
o Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital
2. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi, ancaman / perubahan status kesehatan, sosio ekonomi, fungsi
peran, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga
2) Antisipasi berduka b/d kehilangan yang diantisipasi dari kesejahteraan fisiologis,
perubahan gaya hidup, penerimaan kemungkinan kematian
3) Gangguan harga diri b/d kecacatan bedah
4) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses penyakit
5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, distress emosional,
keletihan
6) Kurang pengetahuan b/d kurang pengetahuan / mengingat tidak mengenal informasi,
keterbatasan kognitif
3. Intervensi
1) DX I
Ansietas b/d krisis situasi, ancaman / perubahan status kesehatan, sosio ekonomi, fungsi
peran, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga.
Tujuan:
Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut.
Kriteria Hasil:
Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang, mendemonstrasikan mekanisme koping
yang efektif.
Intervensi:
 Tinjau ulang pengalaman pasien
 Dorong pasien mengungkapkan pikiran dan perasaan
 Berikan lingkungan yang terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan
perasaan
 Pertahankan kontak yang sering dengan pasien
 Bantu pasien atau orang terdekat dalam mengenali rasa takut untuk mengembangkan
koping
 Berikan informasi yang akurat
 Jelaskan pengobatan yang dianjurkan, tujuan dan efek samping
Rasional:
 Membantu dalam mengidentifikasi rasa takut dan kesalahan konsep pada pengalaman
tentang penyakit
 Memberi kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas serta kesalahan konsep
 Membantu pasien merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan dihakimi
 Memberikan keyakinan bahwa klien tidak sendiri atau ditolak
 Keterampilan koping sering rusak setelah didiagnosis dan selama fase pengobatan
berbeda
 Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan berdasarkan
realita
 Tujuan pengobatan adalah untuk pengangkatan sel-sel jinak yang tumbuh pada otot-otot
rahim
2) DX II
Antisipasi berduka b/d kehilangan yang diantisipasi dari kesejahteraan fisiologis, perubahan
gaya hidup, penerimaan kemungkinan kematian.
Tujuan:
Menekspresikan perasaan dengan tepat.
Kriteria Hasil:
Melanjutkan aktifitas kehidupan normal, merencanakan masa depan.
Intervensi:
 Perkiraan syok awal dan ketidakyakinan setelah didiagnosis tumor
 Kaji pasien / orang terdekat terhadap berduka yang mengalami
 Dorong mengungkapkan pikiran
 Kunjungi dengan sering dan berikan kontak fisik yang tepat
 Kuatkan penyuluhan tentang proses penyakit
 Diskusikan cara-cara pasien atau orang terdekat untuk merencanakan masa depan
Rasional:
 Sedikit pasien yang benar-benar siap untuk realita perubahan dapat terjadi
 Pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan
 Pasien merasa terdukung mengekspresikan perasaan
 Membantu pasien isolasi dan diabaikan
 Pasien dan orang terdekat mendapat keuntungan dari infromasi aktual
 Menjadi bagian dalam pemecahan masalah / perencanaan
3) DX III
Gangguan harga diri b/d kecacatan bedah, ancaman kematian.
Tujuan:
Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan diri.
Kriteria Hasil:
Mulai mengembangkan mekanisme koping dalam menghadapi masalah.
Intervensi:
 Diskusikan dengan pasien dan orang terdekat diagnosis dan pengobatan yang
mempengaruhi kehidupan pribadi pasien
 Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi yang berhubungan dengan pengobatan
 Dorong, diskusi tentang masalah, efek penyakit, efek pengobatan terhadap peran
 Akui kesulitan pasien yang mungkin dialami
Rasional:
 Membantu mendiskusikan / memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan
masalah
 Bimbingan antisipasi dapat membantu pasien / orang terdekat memulai proses adaptasi
pada status baru
 Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi pengobatan
 Memvalidasi realitas perasaan pasien dan memberi izin untuk tindakan apapun perlu untuk
mengantisipasi
4) DX IV
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses penyakit.
Tujuan:
Nyeri hilang / berkurang.
Kriteria Hasil:
Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan, mendemonstrasikan relaksasi.
Intervensi:
 Tentukan riwayat nyeri misal: lokasi, frekuensi, durasi (skala), tindakan penghilangan nyeri
 Evaluasi / sadari terapi tertentu, misal: pembedahan
 Beri tindakan kenyamanan (reposisi punggung), aktifitas hiburan
 Dorong keterampilan manajemen nyeri (tehnik relaksasi), tertawa, musik
 Evaluasi penghilang nyeri
 Kolaborasi pemberian analgesik
Rasional:
 Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi keefektifan intervensi
 Ketidaknyamanan rentang luas adalah umum tergantung pada prosedur / agen yang
digunakan
 Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali latihan
 Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol
 Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum
 Mengontrol / menghilangkan nyeri
5) DX V
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d status hipermetabolik berkenaan dengan
kanker konsekuensi kemoterapi (anorexia), distner emosional, keletihan.
Tujuan:
Nafsu makan meningkat.
Kriteria Hasil:
Berat badan stabil, penambahan berat badan ke arah normal, berpartisipasi dalam
merangsang nafsu makan.
Intervensi:
 Pantau masukan makanan per hari
 Ukur tinggi, berat badan, pastikan jumlah penurunan berat badan
 Dorong klien makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan adekuat
 Kontrol faktor lingkungan (mis: bau tidak sedao), kebisingan, hindari makanan berlemak
dan pedas
 Identifikasi pasien yang mengalami mual muntah
Rasional:
 Mengidentifikasi kekuatan / defisiensi nutrisi
 Memantau dalam identifikasi malnutrisi khususnya berat badan kurang dari normal
 Kebutuhan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan
 Dapat mencegah mual muntah
 Mual muntah psikologis terjadi sebelum kemoterapi mulai secara umum tidak berespon
terhadap anti emetik
6) DX VI
Kurang pengetahuan b/d kurang pajanan / meningkat, tidak mengenal sumber informasi,
keterbatasan kognitif.
Tujuan:
Mengetahui penyakit, prognosis, pengobatan.
Kriteria Hasil:
Mengungkapkan informasi yang akurat tentang diagnosa, aturan pengobatan.
Intervensi:
 Tinjau ualng pasien / orang terdekat tentang pemahaman diagnosa, pengobatan
 Beri informasi yang akurat / jelas dalam cara yang nyata
 Minta pasien umpan balik verbal dan perbaiki kesalahan konsep
Rasional:
 Memvalidasi tingkat pemahaman saat ini
 Membantu penilaian diagnosa kanker, memberikan informasi yang diperlukan
 Kesalahan konsep tentang kanker lebih mengganggu dari pada kenyataan dan
mempengaruhi pengobatan

BAB II
LAPORAN KASUS

1. Pengkajian
Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Sudah menikah
Agama : Kristen
Pekerjaan : Berladang
Alamat : Desa Paronggil, Sidikalang
Tanggal masuk : 19 Januari 2010
Ruangan / kamar : Rindu B-1 Obgyn / III3
MR : 340701
Riwayat Penyakit Dahulu
Sejak seminggu yang lalu pasien merasakan ada benjolan kecil pada perut bagian bawah,
pasien menganggap hal itu biasa saja, semakin lama semakin bertambah besar. Lalu pada
tanggal 17 Januari 2010 mengalami perdarahan dari kemaluan dengan volume 3 – 4 x ganti
doek / hari. Dimana perdarahan bersifat encer, maka pasien pergi berobat ke Rumah Sakit
Umum Pusat Haji Adam Malik.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 19 Januari 2010 pasien datang berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik Medan dengan keluhan benjolan pada perut bagian bawah dan
perdarahan dari kemaluan dengan volume 3 – 4 x ganti doek / hari, dengan sifat
perdarahan encer dan berlangsung sejak tanggal 17 Januari s.d 19 Januari 2010.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut keterangan pasien dan anggota keluarga, pasien tidak pernah mengalami
penyakit serius dan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang
diderita pasien, hanya penaykit biasa seperti: pilek, demam dan batuk biasa, tidak ada
penyakit keturunan.
Genogram

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan

: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Penderita
: Tinggal satu rumah

: Garis keturunan

: Garis perkawinan
Riwayat Obstetrik
Pasien mengalami menarche pada umur 18 tahun dengan riwayat haid teratur 3 – 4
hari dengan volume 2 – 3 x ganti doek / hari dan nyeri (+). Pasien pertama kali melakukan
hubungan seksual pada umur 19 tahun. Hari terakhir haid pasien pada tanggal 1 Desember
2009. Pasien memakai KB dengan jenis KB susuk.
Riwayat / Keadaan Psikologis
Pasien cemas dalam menghadapi penyakitnya dan pasien berkata pasrah dengan
keadaan penyakitnya sekarang. Hubungan pasien dengan anggota keluarga sangat baik
terlihat dari keluarga selalu menjenguk serta menjaga pasien.
Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Nutrisi
 Sebelum masuk RS
Pasien makan 3x sehari dengan menu nasi, sayur, lauk pauk dan buah-buahan (kadang-
kadang). Pasien tidak memiliki makanan pantangan.
 Setelah masuk RS
Pasien makan 3x sehari dengan diet makanan biasa dengn nafsu makan menurun, porsi
yang disajikan habis ½ porsi.
b. Minum
 Sebelum masuk RS
Pasien minum ± 7 – 8 gelas / hari.
 Setelah masuk RS
Pasien minum ± 6 – 7 gelas / hari
c. Pola istirahat tidur
 Sebelum masuk RS
Pasien tidak pernah tidur siang karena pasien bekerja di ladang dan tidur malam pasien ± 6
– 7 jam / hari
 Setelah masuk RS
Pasien tidur siang selama 2 – 3 jam / hari dan tidur malam 6 – 7 jam / hari. Tidak ada
keluhan ketika pasien tidur.
d. Pola eliminasi
BAB
 Sebelum masuk RS
Pasien buang air besar 1 – 2 x / hari dengan konsistensi lembek dan bau khas
 Setelah masuk RS
Pasien buang air besar 1 x / hari dengan konsistensi lembek dan bau khas
BAK
 Sebelum masuk RS
Pasien buang air kecil 3 – 4 x / hari dengan warna kekuningan dan bau khas emoniak
 Setelah masuk RS
Pasien buang air kecil melalui kateter dengan volume 500 cc / hari.Warna urine kekuningan
dengan bau khas amoniak.
e. Personal hygiene
 Sebelum masuk RS
Pasien mansi 2 x / hari, gosok gigi 2 x / hari, cuci rambut 3 x / seminggu
 Setelah masuk RS
Pasien mandi dengan lap basah 2 x / hari, gosok gigi 2 x / hari, cuci rambut baru 1 kali
semenjak masuk RS. Semua kegiatan dibantu oleh perawat dan keluarga.
Pemeriksaan Fisik
a. Vital Sign
Tanggal 25 Januari 2010
Tekanan darah :130 / 80 mmHg
Pernafasan :20 x/i
Nadi :78 x/i
Temperatur :36,50C
Kesadaran :Compos mentis
BB sebelum masuk RS :45 Kg
BB sesudah masuk RS :45 Kg
b. Pemeriksaan Head To Toe
 Kepala
Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, bentuk bulat, rambut warna hitam, ikal, pendek.
 Mata
Pasien tidak memakai alat bantu penglihatan, dapat membaca buku dengan jarak 30 cm,
sklera tidak tampak ikterus, conjungtiva tidak pucat, pupil isokor, kelopak mata tidak edema.
 Hidung
Tidak ada sekret, fungsi penciuman baik, dapat membedakan bau dan wangi.
 Telinga
Dapat mendengar dengan baik tanpa menggunakan alat bantu, tidak tampak tanda
peradangan dan cairan, adanya serumen dalam batas normal.
 Gigi
Gigi lengkap, tidak caries dan tidak memakai gigi palsu.
 Muka
Ekspresi wajah tampak lemah, tidak dijumpai sianosis.
 Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak terdapat tekanan vena jugularis.
 Thorax
Bentuk thorax simetris, frekuensi 20 x / menit, bunyi nafas vesikuler, batuk dan sputum
tidak ada.
 Abdomen
Abdomen soepel, hepar dan lien tidak teraba. Berdasarkan pemeriksaan pada abdomen:
teraba massa sebesar tinju dewasa dengan pool atas ½ pusat simfisis, pool bawah
setentang simfisis, kenyal, mobile, nyeri ada.
 Genitalia
Tidak ada kelainan pada genitalia dalam keadaan bersih terpasang kateter,tidak ada
perdarahan.
 Ekstremitas
Atas
Lengkap, tidak ada kelainan, dapat digerakkan secara mandiri, terpasang infus RL pada
ekstremitas dextra.
Bawah
Lengkap, tidak ada udem pada kaki dan dapat digerakkan secara mandiri.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :Tanggal 22 Januari 2010
Pemeriksaan Satuan Hasil Normal
HB g/dL 11,0 11,0-16,5
HT % 28,2 35,0-50,0
Leukosit mm3 13,4.103 3,5-10,0
Trombosit mm 3 157.10 3 150-390
Ureum mg/dL 16 10-50
Creatinin mg/dL 0,8 0,7-1,4
KGD adrandom mg/dL 145 ≤ 200
Natrium mEg/L 134 135-155
Kalium mEg/L 3,53 3,6-5,5
Chlorida mEg/L 108 96-106
Total cholesterol mg/dL 152 160-201
HDL mg/dL 47 >55
LDL cholesterol 86 0-100
Trigliserida 97 40-200
Pemeriksaan USG:Tanggal 22 Januari 2010
 Uterus AF ukuran 87,0 x 52,3 mm
 End line tipis
 Tampak bayangan mix echo di cavum uteri 48,7 x 52,8 mm
 Kedua adnexa dalam batas normal
Kesan: mioma uteri
Terapi Medis
 IVFD RL 20 gtt / i
 Movicox supp
 Cefadroxil 2 x 500 mg
 Asam mefanamat 3 x 500 mg
 SF 1 x 1
 Bed rest
Pengelompokan Data
Data Subjektif:
 Pasien mengatakan nyeri tekan pada perut bagian bawah
 Pasien mengatakan cemas dalam menghadapi penyakitnya
 Pasien mengatakan tidak selera makan
Data Objektif:
 Teraba massa sebesar tinju dewasa dengan pool atas ½ pusat simfisis
 Pasien tampak meringis kesakitan
 Pasien tampak gelisah
 Porsi yang disajikan hanya habis ½ porsi

Analisa Data
No Data Interpretasi Masalah
1 DS: Adanya Gangguan rasa nyaman nyeri
Pasien mengatakan nyeri penekanan
tekan pada perut bagian syaraf
bawah pada
lumbal ke v.
DO:
 Pasien tampak meringis
kesakitan
 Teraba massa sebesar tinju
dewasa dengan pool atas ½
pusat simfisis
2 DS: Perubahan Gangguan rasa nyaman cemas
Pasien mengatakan cemas status
dalam menghadapi kesehatan
penyakitnya

DO:
Pasien tampak gelisah
3 DS: Adanya Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
Pasien mengatakan tidak perubahan
selera makan nafsu makan

DO:
Porsi yang disajikan hanya
habis ½ porsi

2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d penekanan saraf pada lumbal ke-v ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri tekan pada perut bagian bawah, pasien tampak meringis
kesakitan, teraba massa sebesar tinju dewasa dengan pool atas ½ pusat simfisis.
2) Ansietas b/d perubahan status kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan cemas
dalam menghadapi penyakitnya, pasien tampak gelisah.
3) Resiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan
nafsu makan ditandai dengan pasien mengatakan tidak selera makan, porsi yang disajikan
hanya habis ½ porsi.
Rencana Asuhan Keperawatan

Nama : Ny,
M Diagnosa : Myoma
Uteri
Umur : 46
tahun Ruangan : RB 1
– Obgyn
No Dx Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1 I  Dalam  Pasien  Tentukan riwayat  Informasi memberikan data dasar untuk mengevalu
waktu 3 tidak nyeri, mis: lokasi  Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokusk
hari meringis nyeri, frekuensi dan  Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara a
ganggua kesakitan intensitas (skala 0 –  Mengurangi rasa tertekan pada perut bagian bawah
n rasa  Tidak 10)  Nyeri adalah komplikasi sering dari tumor, meskipu
nyaman ada nyeri Berikan tindakan perubahan penyakit / pengobatan terjadi penilaian d
nyeri tekan kenyamanan dasar dan Meningkatkan relaksasi dan mengontol rasa nyeri
teratasi pada aktivitas hiburan
perut  Dorong penggunaan
bagian teknik relaksasi
bawah
 Atur posisi senyaman
mungkin

 Kolaborasi dalam
pemberian analgesik
sesuai indikasi
 Ciptakan suasana
yang nyaman
2 II  Dalam  Klien  Dorong pasien untuk  Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa tak
waktu 3 tampak mengungkapkan tentang diagnosa
hari tenang pikiran dan perasaan  Membantu pasien untuk merasa diterima pada adan
ganggua  Klien  Berikan lingkungan  Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri
n rasa tidak terbuka dimana pasien  Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pa
nyaman cemas merasa aman untuk berdasarkan realita
cemas lagi mendiskusikan  Informasi akurat memungkinkan pasien menghadap
dapat perasaan karenanya menurunkan ansietas dan rasa takut karen
diatasi.  Pertahankan kontak  Memudahkan istirahat, menghemat energi dan men
sering dengan pasien
 Berikan informasi
akurat, konsisten
mengenai prognosis
 Jelaskan prosedur,
berikan kesempatan
untuk bertanya dan
jawaban jujur
 Tingkatkan rasa
tenang dan lingkungan
tenang
3 III  Dalam  Nafsu  Pantau masukan  Mengidentifikasi kekuatan / defisiensi nutrisi
waktu 3 makan makanan setiap hari  Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein – k
hari meningka Ukur berat badan pengukuran antropometrik kurang dari normal
resiko t setiap hari atau sesuai  Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu
tinggi  Porsi indikasi  Mencegah lambung penuh dengan segera
pemenu yang  Dorong pasien untuk  Meningkatkan selera makan pasien
han disajikan makan diet tinggi  Membuat waktu makan lebih menyenangkan, yang
nutrisi habis kalori kaya nutrien  Memberikan rencana diet khusus untuk memenuhi
kurang seluruhny dengan masukan masalah berkenaan dengan malnutrisi
dari a cairan adekuat
kebutuh  BB stabil Berikan makanan
an tidak dalam porsi sedikit
terjadi. tapi sering
 Sajikan makanan
dalam keadaan hangat
 Ciptakan suasana
makan yang
menyenangkan,
dorong pasien untuk
berbagi makanan
dengan keluarga /
teman
 Kolaborasi dengan
ahli gizi dalam
pemberian nutrisi
Catatan Perkembangan

No Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi


1 Selasa I 20.00 S:
26/1-10  Mengobservasi keadaan umum klien; T: Klien mengatakan masih merasakan nyeri te
370C, TD: 120/80 mmHg, HR: 88 x/I, pada perut bagian bawah
RR: 20 x/i
 Mengkaji tingkat nyeri px skala 4 – 5 O:
20.30 Skala nyeri 4 – 5, pasien masih meringis
 Mengatur posisi klien senyaman kesakitan
mungkin dari semi fowler menjadi
telentang A:
21.50 Masalah belum teratasi
 Menganjurkan klien tehnik relaksasi
untuk menghilangkan rasa nyeri P:
22.00 Intervensi dilanjutkan
 Mengalihkan perhatian klien dengan
mengajak berkomunikasi dan
mendengarkan keluhan pasien dengan
baik
05.30
 Memberikan diet klien MBTKTP dan
obat oral:
Cefodroxil 500 mg 1 tablet
As. Mefenamat 500 mg 1 tablet
07.00
 Menciptakan suasana yang nyaman,
hindari kebisingan
II 20.00 S:
 Mengobservasi keadaan umum pasien Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi
 Pasien tidak tampak cemas lagi
21.00 O:
 Memberikan penjelasan kepada klien  Pasien tampak rileks
tentang penyakitnya, pengobatan dan  Pasien mengerti tentang penyakitnya
prognosisnya
22.00 A:
 Memberikan dorongan semangat kepada Masalah teratasi
klien agar tidak terlalu cemas
06.30 P:
 Memberikan diet MBTKTP dan obat oral Intervensi dihentikan
Cefodroxil 500 mg 1 tablet
As. Mefenamat 500 mg 1 tablet
07.00
 Menganjurkan klien istirahat, jangan
banyak pikiran tentang penyakitnya
III 20.00 S:
 Mengobservasi keadaan umum klien Pasien mengatakan belum selera makan
20.30
 Menimbang berat badan dengan hasil 45 O:
kg BB: 45 kg
21.30 Porsi makanan yang dihabiskan ½ porsi
 Memberikan diet pasien MBTKTP
dalam keadaan hangat dan memberikan A:
obat oral Masalah belum teratasi
Cefodroxil 500 mg 1 tablet
As. Mefenamat 500 mg 1 tablet P:
 Mengobservasi jumlah makanan yang Intervensi dilanjutkan
dihabiskan (makanan habis ½ porsi)
22.30
 Menganjurkan pasien istirahat
2 Rabu I 20.00 S:
27/1-10  Mengobservasi keadaan umum klien Klien mengatakan masih merasakan nyeri te
TD: 130/80 mmHg, HR: 78 x/I, RR: 20 pada perut bagian bawah
x/I, T:36,50C
 Mengkaji tingkat nyeri skala 4 – 5 O:
20.30 Skala nyeri 4 – 5, px masih meringis kesakit
 Mengatur posisi klien senyaman
mungkin dari semi fowler menjadi A:
telentang Masalah belum teratasi
20.50
 Menganjurkan klien teknik relaksasi P:
untuk menghilangkan rasa nyeri Intervensi dilanjutkan
21.15
 Mengalihkan perhatian klien dengan
mengajak berkomunikasi dan
mendengarkan keluhan pasien dengan
baik
06.00
 Memberikan diet klien MBTKTP dan
obat oral
Cefodroxil 500 mg 1 tablet
As. Mefenamat 500 mg 1 tablet
07.00
 Menciptakan suasana yang nyaman dan
hindari kebisingan
III 20.00 S:
 Mengobservasi keadaan umum klien Pasien mengatakan belum selera makan
TD: 130/80 mmHg, HR: 78 x/I, RR: 20
x/I, T:36,50C O:
21.00 BB 45 kg, porsi makanan yang dihabiskan ½
 Menimbang BB dengan hasil 45 kg porsi
21.30
 Memberikan diet pasien MBTKTP A:
dalam keadaan hangat dan memberikan Masalah belum teratasi
obat oral
Cefodroxil 500 mg 1 tablet P:
As. Mefenamat 500 mg 1 tablet Intervensi dilanjutkan
 Mengobservasi jumlah makanan yang
dihabiskan (makanan habis ½ porsi)
22.00
 Menganjurkan pasien untuk beristirahat
3 kamis I 20.15 S:
28/1-10  Mengobservasi keadaan umum klien Klien mengatakan masih merasakan nyeri te
TD: 120/80 mmHg, HR: 72 x/I, RR: 20 pada perut bagian bawah
x/I, T:36,50C
 Mengkaji tingkat nyeri skala 4 – 5 O:
20.45 Skala nyeri 4 – 5, pasien masih meringis
 Mengatur posisi klien senyaman kesakitan
mungkin dari semi fowler menjadi
telentang A:
 Menganjurkan klien teknik relaksasi Masalah belum teratasi
untuk menghilangkan rasa nyeri
21.00 P:
 Mengalihkan perhatian klien dengan Intervensi dilanjutkan
mengajak berkomunikasi dan
mendengarkan keluhan px dengan baik
21.30
 Memberikan diet klien MBTKTP dan
obat oral
Cefodroxil 500 mg 1 tablet
As. Mefenamat 500 mg 1 tablet
22.00
 Menciptakan suasana yang nyaman, dan
hindari kebisingan
III 20.30 S:
 Menimbang BB dengan hasil 45 kg Pasien mengatakan belum selera makan

21.00 O:
 Memberikan diet pasien MBTKTP BB: 45 kg, posi makanan yang dihabiskan ½
dalam keadaan hangat dan memberikan porsi
obat oral
Cefodroxil 500 mg 1 tablet A:
As. Mefenamat 500 mg 1 tablet Masalah belum teratasi
 Mengobservasi jumlah makanan yang
dihabiskan (makanan habis ½ porsi) P:
Intervensi dilanjutkan
22.00
 Menganjurkan pasien istirahat

DAFTAR PUSTAKA

Achdiat, Chrisdiono M, Obstetri Dan Ginekologi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 2004.


Doenges, E. Marilynn, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta, 1999.
Manuaba, Dasar-Dasar Tehnik Operasi Ginekologi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 2004.
Mardiana, Lina, Kanker Pada Wanita, Cetakan 4, Penebar Swadaya, Jakarta, 2007.
Prawirohardjo, Sarwono, Ilmu Kandungan, Edisi 2, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2002.
Diposkan oleh Yuliaty Kartika 'Ashri di 05.31

Anda mungkin juga menyukai