OLEH:
KELOMPOK 3
1. LATAR BELAKANG
Menurut data tahun 2008 di Indonesia, angka kematian balita adalah sebesar 44 per
1000 kelahiran hidup, atau ada lebih dari 200.000 balita Indonesia yang meninggal setiap
tahunnya. Sedangkan di Malaysia, dengan angka kematian balita sebesar 6.1 kematian per
1000 kelahiran hidup, ada 3.694 kematian balita, jauh lebih sedikit dari pada Indonesia.
Sementara di Filipina, yang juga merupakan negara kepulauan dengan penduduk yang besar,
ada sekitar 85.400 kematian balita, tidak sampai setengah dari angka kematian di Indonesia.
Angka kematian bayi di bawah usia 1 tahun (Angka Kematian Bayi) di Indonesia adalah
sebesar 34 kematian per 1000 kelahiran hidup. Dengan kata lain, ada sekitar 157.000
kematian anak setiap tahunnya. Dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, angka
ini jauh lebih dari Malaysia (3.633 kematian anak per tahun) dan dari Filipina (67.092
kematian anak per tahun). Penyebab kematian utama anak balita adalah : Diare, Pneumonia,
Malaria (di daerah Endemis Malaria),Campak (The Lancet, 2007).
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan kepada setiap orangtua dapat mengerti
dan memahami tentang kejang demam pada anak.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, pengunjung poli anak RSUD Dr. Soebandi Jember
dapat mengetahui dan memahami tentang :
3. MEDIA PENYULUHAN
1. LCD
2. Leaf leat
4. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya jawab
5. PENGORGANISASIAN
Pembagian tugas :
1. Peran Moderator
2. Peran Penyaji
3. Peran Observer
4. Peran fasilitator
6. KEGIATAN PENYULUHAN
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 3 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi Memperhatikan, menanggapi 15 menit
tentang: dengan pertanyaan
a.Pegertian, penyebab,
tanda gejala, serta
penatalaksanaan kejang
demam
b.Mendemonstrasikan
teknik kompres
2. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk
menjelaskan kembali
materi yang sudah
disampaikan
Penutup 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan 2 menit
yang telah diberikan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan leaflet
tentang kejang demam
4. Salam penutup
7. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
1. Menyiapkan SAP
2. Menyiapkan materi dan media
3. Kontrak waktu dan sasaran
4. Menyiapkan tempat
5. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi proses
1. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan berlansung
2. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
3. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi
4. Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlansung
5. Tanya jawab berjalan dengan baik
3. Evaluasi Hasil
MATERI PENYULUHAN
1.PENGERTIAN
Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anakanak yang
berusia dibawah 5 tahun, gejalagejala yang timbul dapat bermacammacam tergantung
dibagian otak mana yang terpengaruh, tetapi kejang demam yang terjadi pada anak adalah
kejang umum (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995).
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat
dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang berlebihan (Betz &
Sowden,2002).
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal diatas 380 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Jadi kejang demam adalah
kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial
listrik serebral yang berlebihan sehingga mengakibatkan renjatan berupa kejang (Mansjoer,
A.dkk. 2000: 434).
Menurut Mansjoer, dkk (2000: 434) Lumban Tobing (1995: 18-19) dan Whaley and Wong
(1995: 1929) :
1. Demam itu sendiri, demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas,
otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak
selalu timbul pada suhu yang tinggi.
2. Efek produk toksik daripada mikroorganisme
3. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.
4. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
5. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui atau
enselofati toksik sepintas.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara lain:
Diagnosisnya :
Diagnosisnya :
Menurut sub bagian syaraf anak FK-UI membagi tiga jenis kejang demam, yaitu :
Diagnosisnya :
Diagnosisnya :
Diagnosisnya :
1. Kejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam (Soetomenggolo,
1995).
4.MANIFESTASI KLINIS /TANDA GEJALA
5.PROGNOSIS
Dengan penanganan cepat dan tepat prognosa baik dan tidak menyebabkan
kematian resiko yang akan dihadapi oleh seorang anak sesudah menderita kejang demam
tergantung dari faktor :
6. PENATALAKSANAAN
Umum
1. Baringkan pasien di tempat yang rata, kepala dimiringkan dan pasang sudip lidah
yang sudah dibungkus kasa / sapu tangan agar lidah anak tidak terigit akibat kejang.
2. Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar anak, lepaskan pakaian yang menganggu
pernafasan.
3. Jangan memegangi anak untuk melawan kejang.
4. Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan penanganan
khusus.
5. Bila suhu tinggi berikan kompres air biasa / kran secara intensif
6. Jangan memberi minuman/makanan segera setelah berhenti kejang karena hanya akan
berpeluang membuat anak tersedak.
7. Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera dibawa ke fasilitas
kesehatan terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk dibawa ke fasilitas
kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula sumber yang
menyatakan bahwa penanganan lebih baik dilakukan secepat mungkin tanpa
menyatakan batasan menit.
8. Setelah kejang berakhir (jika < 10 menit), anak perlu dibawa menemui dokter untuk
meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan leher, muntah-muntah yang
berat, atau anak terus tampak lemas.
Dr. Mohamad Kartono. 2010. Pertolongan pertama. Jakarta Petunjuk modern kepada
kesehatan. Bandung.
http://www.webmd.com/parenting/rectal-ear-oral-and-axillary-temperature-comparison
: http://doktersehat.com/mengatasi-step-stuip-kejang-demam-pada-bayi-dan-
balita/#ixzz3DTntyZbc