OLEH :
Kelompok 1
2021/2022
1. Pendahuluan
Demam dapat terjadi pada semua tingkatan umur manusia dari bayi hingga orang lanjut
usia sekalipun. Hal ini tak lepas dari berbagai kemungkinan masuknya bibit penyakit ke
dalam tubuh. Panas tinggi atau demam pada dasarnya bukan penyakit tapi gejala suatu
penyakit yaitu proses alamiah yang timbul akibat perlawanan tubuh terhadap masuknya
bibit penyakit (Davis, 2012). Demam pada bayi dan anak balita merupakan salah satu
kasus yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Demam pada balita membutuhkan
penanganan tersendiri yang sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa.
Perlakuan dan penanganan yang salah, lambat, dan tidak tepat akan mengakibatkan
terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh balita, bahkan dapat
membahayakan keselamatan jiwanya (Cahyaningrum & Siwi, 2018).
Dikatakan demam bila suhu tubuh anak mencapai kenaikan suhu sekitar 0,8˚C sampai
1,1˚C yaitu lebih dari suhu 38˚C (diatas suhu tubuh normal seseorang). Demam yaitu
respon normal tubuh terhadap adanya infeksi. Infeksi merupakan keadaan dimana
mikroorganisme (bakteri, virus, parasit dan jamur) masuk kedalam tubuh. Demam pada
anak dapat disebabkan karena infeksi virus, paparan panas yang berlebihan
(overheating), kekurangan cairan (dehidrasi), alergi dan gangguan sistem imun. Demam
secara umum tidak berbahaya namun dapat membahayakan anak jika demamnya tinggi.
Jika demam tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka demam dapat membahayakan
keselamatan dan dapat memberikan dampak yang negatif yang bisa membahayakan anak
seperti dehidrasi, kekurangan oksigen, kerusakan neurologis dan kejang demam (febrile
convulsions). Untuk meminimalisir dampak negatif maka demam harus ditangani dengan
benar (Cahyaningrum & Siwi, 2018).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh Dunia
mencapai 16 – 33 juta dengan 500 – 600 ribu kematian tiap tahunnya. Data kunjungan ke
fasilitas kesehatan pediatrik di Brazil terdapat sekitar 19% sampai 30% anak diperiksa
karena menderita demam (Setyowati dalam Wardiyah, 2016). Di Indonesia dilaporkan
bahwa angka kejadian kejang demam 3-5% dari anak yang berusia 6 bulan–5 pada tahun
2017-2018. angka tersebut terus bertambah menjadi 6% pada tahun 2019
(Sulystowati,2019). Di Jawa Timur terdapat 2-3% dari 100 anak pada tahun 2014-2015
anak yang mengalami demam (Prastyo, 2017)
2. Kasus
Anak Z umur 16 tahun dengan diagnosa susp. Osteosarcoma datang ke RSUD Ulin
Banjarmasin tanggal 12 januari 2021 untuk menjalani perawatan.
Saat dilaukan pengkajian pada 27 Januari 2021 pukul 09.00 pasien mengatakan masih
merasakan nyeri pada kaki sebelah kiri P: nyeri timbul saat mau bergerak
Q: tajam/ditusuk- tusuk R: kaki sebelah kiri S:7 – 8 T: hilang timbul.
3. Rumusan Masalah
Pengaruh Kompres Hangat Dengan Warm water bags Terhadap Perubahan Suhu
Tubuh Pada Anak Demam Di RSUD Kota Mataram
jurnal kedua :
Judul : Efektivitas Kompres Air Suhu Hangat Dengan Kompres Plester
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia Pra-
Sekolah Di Ruang Anak Rs Bethesda Gmim Tomohon
Alamat jurnal : e-Journel Kperawatan (eKp). Volume 5, Nomor 2, November
2017
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/
17872/17393
Waktu penelitian : 2017
5. Hasil Penelitian
6. Diskusi
Kedua intervensi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang sama yaitu:
Kelebihan:
Warm water bag mudah di dapat
bisa di gunakan secara berulang
dilengkapi tutup agar air hangat tida tumpah
Kekurangan:
Kompres plester hanya bisa satu kali di gunakan
Memiliki batasan umur dalam penggunaannya
Ada batas penggunaan (exp)
7. Kesimpulan
kedua metode yakni Terapi kompres dengan warm water bag dan kompres air suhu
hangat dengan kompres plester keduanya terbukti efektif mengurangi demam. namun,
alasan memilih kompres dengan warm water bag adalah lebih efektif untuk mengurangi
demam karena lebih mudah dilakukan oleh pasien dan Warm water bag mudah di dapat
serta bisa di gunakan secara berulang, tidak ada efek samping apapun dapat menekan
biaya pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Harold. S Kopelwich. (2015). Penyakit Anak Diagnosa dan Penanganannya. Jakarta: Gramedia
Mariana, Etal. 2017. Efektivitas Kompres Air Suhu Hangat Dengan Kompres Plester Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia Pra-Sekolah Di Ruang Anak Rs Bethesda
Gmim Tomohon. E-Journel Kperawatan (Ekp). Universitas Kedokteran Sam Ratulangi
Nurarif, A.H & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction
Wijayanti, etal. 2021. Pengaruh Kompres Hangat Dengan Warm water bags Terhadap
Perubahan Suhu Tubuh Pada Anak Demam Di RSUD Kota Mataram. Jurnal
keperawatan terpadu. Poltekkes Kemenkes Mataram, Indonesia
Banjarmasin, 07 februari 2022