Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT

TERHADAP KEPUASAAN PASIEN IGD


DI RS. BHAYANGKARA TK III POLDA
BENGKULU TAHUN 2019
PROPOSAL

OLEH :
DEKY APRIANSYAH
172426106 SPA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S-1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2019
A. Latar Belakang
Komunikasi suatu alat yang penting untuk membina hubungan terapeutik dan
dapat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan. Lebih jauh, komunikasi
sangat penting Karena dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan yang diberikan. Salah satu dampak negative yang muncul saat
tidak berjalannya komunikasi terapeutik adalah kurangnya kepercayaan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan dirumah sakit, menurunkan kualitas dari rumah sakit
itu sendiri serta pandangan miring masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan.
Kepuasan atau ketidakpuasan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi
ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dipersepsikan antara harapan awal dan
kinerja aktual yang dirasakan (Tjiptono, 2013). Banyak faktor penyebab
ketidakpuasan pasien di rumah sakit, salah satunya adalah faktor komunikasi dari
dokter dan perawat. Tingkat kepuasan pasien sangat tergantung pada bagaimana
faktor tersebut di atas dapat memenuhi harapan-harapan. Sebagai contoh faktor
komunikasi verbal dan non verbal perawat dalam komunikasi terapeutik apabila
dilaksanakan tidak sesuai dengan spirit dalam komunikasi tersebut maka yang
dihasilkan adalah respon ketidakpuasandari pasien (Husna, 2014).
Berdasarkan hasil survey awal di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Bhayangkara Kota
Bengkulu pada tanggal 06 Februari 2019 kepada 20 pasien dengan metode wawancara 19 pasien
mengatakan kurang puas dengan komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh perawat diinstalasi
gawat darurat, keluhan yang sering disampaikan oleh pasien adalah kurangnya komunikasi dari
perawat dan ketidakjelasan dari perawat sehingga pasien mengeluhkan lamanya waktu menunggu
setelah proses masuk ruangan dan waktu untuk pemindahan ke bangsal Hal lain hampir semua
perawat tidak pernah memperkenalkan diri dan perawat kurang ramah dalam menerima pasien
saat diinstalasi gawat darurat. Pasien menyatakan bahwa mereka merasa lebih tenang dan merasa
lebih dekat pada perawat-perawat yang menggunakan komunikasi, baik dan ramah. Kondisi
ketidak puasan tersebut akan berdampak pada rendahnya mutu pelayanan yang diberikan tenaga
kesehatan. Untuk menghindari rendahnya mutu pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan maka
perlu melakukan peningkatan pelayanan salah satu bentuknya adalah dengan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi terapeutik. Oleh karena itu pentingnya komunikasi terapeutikan
yang diberikan perawat terhadap pasien guna mendapatkan kepuasan pasien untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh komunikasi terapeutik perawat terhadap kepuasan pasien di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Bhayangkara Kota Bengkulu Tahun 2019.

Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Pengaruh Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan Pasien di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Bhayangkara Kota Bengkulu Tahun 2019.
2.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tahap orientasi pada komunikasi terapeutik perawat di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RS. Bhayangkara Kota Bengkulu Tahun 2019.
b. Untuk mengetahui tahap kerja pada komunikasi terapeutik perawat di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) RS. Bhayangkara Kota Bengkulu Tahun 2019.
c. Untuk mengetahui tahap terminasi pada komunikasi terapeutik perawat di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RS. Bhayangkara Kota Bengkulu Tahun 2019.
d. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat pada tahap
orientasi terhadap kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Bhayangkara Kota
Bengkulu Tahun 2019.
e. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat pada tahap
kerja terhadap kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Bhayangkara Kota
Bengkulu Tahun 2019.
f. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat pada tahap
terminasi terhadap kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Bhayangkara
Kota Bengkulu Tahun 2019.
C. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Tahap Orientasi (XI)

Tahap Kerja(X2) Kepuasan Pasien (Y)

Tahap Terminasi
(X3)
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional

Independen
Komunikasi Terapeutik
Tahap Merupakan Kuisioner Terdapat 14 0:kurang baik Ordinal
Orientasi (X1) tahap pertanyaan (jika nilai ≤
perkenalan tentang mean)
yang komunikasi 1:Baik (jika nilai
pertamakali terapeutik > Mean)
dilakukan saat tahap
bertemu pasien orientasi

Tahap Kerja Merupakan Kuisioner Terdapat 15 0:kurang baik Ordinal


(X2) inti dari pertanyaan (jika nilai ≤
hubungan untuk tahap mean)
antara perawat kerja 1:Baik (jika nilai
dan pasien > mean)
yang terkait
dengan
pelaksanaan
rencana
keperawatan
Tahap Merupakan Kuisioner Terdapat 4 0:kurang baik Ordinal
Terminasi tahap akhir pertanyaan (jika nilai ≤
(X3) dari pertemuan, untuk tahap mean)
mengevaluasi terminasi. 1:Baik (jika
hasil tindakan SkalaLikert nilai > mean)
yang dilakukan
dan
merencanakan
kontak tindak
lanjut

Dependen Pernyataan Kuisioner Wawancara 0:kurang baik Nominal


Kepuasan pasien sebagai (jika nilai ≤
Paisen (Y) ungkapan mean)
terhadap 1:Baik (jika
tindakan nilai > mean)
pelayanan
kesehatan yang
telah dilakukan
perawat
Hipotesis

1. Ada Pengaruh Tahap Orientasi Perawat terhadap Kepuasan


Pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Bhayangkara Kota
Bengkulu.

2. Ada Pengaruh Tahap Kerja Perawat terhadap Kepuasan Pasien di


Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Bhayangkara Kota Bengkulu.

3. Ada Pengaruh Tahap Terminasi Perawat terhadap Kepuasan


Pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS. Bhayangkara Kota
Bengkulu.
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi
dengan menggunakan kuesioner sebagai instrument
penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan cara mengumpulkan data pada satu waktu
yang sama selama satu periode hari, minggu, atau bulan
(Susanto, 2013).
Tempat & Waktu Penelitian

Penelitian akan direncanakan di Instalasi Gawat Darurat


(IGD) RS. Bhayangkara Kota Bengkulu pada bulan April -
Mei 2019.
Populasi dan Sampel

1. Populasi
2. Sampel
Populasi adalah
keseluruhan objek a. Kriteria Inklusi
penelitian atau objek Pasien
yang diteliti tersebut b. Kriteria Ekslusi
(Notoatmodjo, Pasien
2010).
Pengumpulan Data

1. Data Primer
Sumber data berasal dari status pasien membagikan kuesioner
secara langsung kepada responden. jika anak dan ibu tidak dapat
membaca dan menulis maka kuesioner akan dibacakan dan
dibantu cheklist oleh peneliti sesuai jawaban responden.

2. Data Sekunder
Data diperoleh dari Laporan Tahunan pada pasien di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RS. Bhayangkara Kota Bengkulu tahun
2019.
Pengolahan Data

Editing

Coding

Processing

Cleaning
Analisis Data

Analisis data ini digunakan untuk menyerder hanakan data dalam


bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interprestasikan.

Analisis Analisis
Univariat Bivariat
Alur Penelitian

Alur penelitian terdiri dari dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap
pelaksanaan. Pada tahap persiapan meliputi kegiatan konsultasi
dengan pembimbing, studi pustaka, dan melakukan survey awal untuk
menentukan masalah penelitian dan menyiapkan instrument/ alat
pengumpulan data.
Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya


rekomendasi dari pihak institusi dengan mengajukan permohonan izin
kepada instansi tempat penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan
barulah dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika
penelitian meliputi:

Anonymity
(Tanpa Nama)
Informed Confidentiality
Consent (Kerahasiaan)
METODOLOGI PENELITIAN
a) Desain Penelitian

b) Tempat dan Waktu

c) Populasi dan Sampel

d) Metode pengumpulan data

e) Instrumen dan bahan penelitian

f) Metode pengumpulan data


g) Pengelolahan data

h) Analisis data

i) Etika penelitian

j) Alur peelitia

Anda mungkin juga menyukai