Anda di halaman 1dari 9

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan

Terhadap Pelayanan Kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD Noongan

Melianinsi Israel1, Widya Astuty Lolo1, Gerald Rundengan1

1) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi, Manado
Email : melianinsiisrael@gmail.com, widyaastutylolo@gmail.com, geraldrundengan@gmail.com

ABSTRACT
The quality of health services has a close relationship with patient satisfaction and is an important
indicator for pharmaceutical services. A good quality of service will provide satisfaction to pasien so
that it affects patients to return to the hospital. This study aims to determine the level of satisfaction
of outpatients with pharmaceutical services at the Pharmacy Installation of Noongan Hospital. This
research is a qualitative and quantitative descriptive study with a sample of 328 respondents at the
Pharmacy Installation of Noongan Hospital. The results of the study obtained, the overall average
patient satisfaction was 82.90%. It can be concluded that the level of patient satisfaction at the
Pharmacy Installation of Noongan Hospital is stated to be very satisfied and has been in accordance with
the standards set by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, which is more than 80%.

Keywords: Patient Satisfaction, Outpatient, RSUD Noongan

ABSTRAK
Kualitas pelayanan kesehatan memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pasien dan merupakan
indikator penting bagi pelayanan kefarmasian. Kualitas pelayanan yang baik dapat memberikan kepuasan
kepada pasie sehingga mempengaruhi pasien untuk kembali lagi ke rumah sakit. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien rawat jalan terhadap pelayanan kefarmasian di Instalasi
Farmasi RSUD Noongan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan
sampel sebanyak 328 responden di Instalasi Farmasi RSUD Noongan. Hasil penelitian yang diperoleh, rata-
rata secara keseluruhan kepuasan pasien sebesar 82,90 %. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan
pasien di Instalasi Farmasi RSUD Noongan dinyatakan sangat puas dan telah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu lebih dari 80%.

Kata Kunci: Kepuasan Pasien, Rawat Jalan, RSUD Noongan

1. PENDAHULUAN (mutu jasa pelayanan) kepada pasien


Semakin meningkatnya tuntutan (Muninjaya, 2011).
masyarakat akan mutu pelayanan maka fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Noongan
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam adalah salah satu rumah sakit umum tipe C yang
rumah sakit secara bertahap perlu terus terdapat di Kabupaten Minahasa. Saat ini RSUD
ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan Noongan terus memperbaiki mutu pelayanan
efisien serta memberi kepuasan terhadap yang sesuai dengan visinya yaitu “Terwujudnya
pasien, keluarga maupun masyarakat. Rumah Sakit Umum Daerah Noongan sebagai
Pelayanan yang bermutu haruslah berorientasi Pusat Rujukan Regional di Sulawesi Utara”.
pada tercapainya kepuasan pelanggan agar Untuk mewujudkan visi tersebut, maka salah
dapat tetap eksis di tengah persaingan global. satu misi yang dilakukan rumah sakit yaitu
Pemberian pelayanan yang dapat “Menerapkan tata kelola klinis “. Dalam
memberikan kepuasan pasien, dapat dinilai dari mencapai visi dan misi tersebut, RSUD Noongan
kemampuan dalam hal responsiveness (cepat berusaha memberikan pelayanan yang
tanggap), reliability (pelayanan tepat waktu), terjangkau oleh masyarakat sekitar dan
assurance (sikap dalam memberikan melakukan pengembangan rumah sakit dengan
pelayanan), emphaty (kepedulian dan perhatian mengutamakan kepuasan pasien untuk
dalam memberikan pelayanan) dan tangible peningkatan mutu pelayanan. Secara

ISSN 2963-4334 Halaman 15


Vol. 2 No. 1, Januari - Juni 2023
Jurnal Lentera Farma
keseluruhan gambaran pelayanan yang Populasi Penelitian
dilaksanakan Instalasi Farmasi RSUD Noongan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
tidak dapat memenuhi kepuasan pasien karena pasien rawat jalan khususnya BPJS yang
masih didapati adanya gap antara harapan berobat di Rumah Sakit Umum Daeah Noongan.
pasien dan kenyataan yang dirasakan tentang Sampel Penelitian
mutu pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Sampel dalam penelitian ini adalah pasien
Noongan (Rundengan, 2012). rawat jalan BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah
Berdasarkan observasi langsung yang Noongan yang memenuhi kriteria sebagai
peneliti lakukan , masih ada beberapa sarana berikut :
pelayanan yang belum maksimal seperti a. Kriteria Inklusi
terbatasnya ruang tunggu dan jumlah tempat Kriteria inklusi merupakan subjek penelitian
duduk, hal ini sangat berpengaruh di hari yang memiliki karakteristik umum dari suatu
dengan jadwal kunjungan yang padat juga populasi target yang terjangkau yang
mengingat akan kondisi pandemi yang ada. Hal selanjutnya akan diteliti (Sugiyono, 2011).
ini juga diperkuat dengan wawancara singkat Kriteria Inklusi yaitu :
dengan salah satu pasien dimana pasien 1. Bersedia menjadi responden
mengeluhkan keadaan yang sering kurang 2. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
kondusif apabila kunjungan pasien lebih dari 3. Berusia ≥ 17 Tahun
biasanya . Terlihat juga secara langsung ada 4. Pasien atau keluarga pasien yang bisa baca
beberapa pasien yang menunggu dikendaraan dan tulis.
atau diluar ruang tunggu. Hal ini tentu bisa 3 b. Kriteria Eksklusi :
saja menimbulkan keluhan dari beberapa pasien Kriteria eksklusi adalah mengeluarkan suatu
yang bisa memperngaruhi kinerja petugas. objek yang masuk kedalam kriteria inklusi dalam
Puas atau tidak puasnya pasien penelitian dikarenakan sebab tertentu
terhadap pelayanan yang akan diterimanya akan (Sugiyono, 2011). Kriteria eklusi dalam
mempengaruhi pasien pada kunjungan penelitian ini adalah pasien yang dilayani tidak
berikutnya. Apabila pasien tidak melakukan mengisi kuisioner secara lengkap.
kunjungan ulang ke Instalasi Farmasi RSUD Metode perhitungan jumlah sampel yang
Noongan berarti pasien merasa bahwa Instalasi akan digunakan dalam penelitian ini
Farmasi RSUD Noongan tidak dapat memberikan menggunakan metode pengambilan sampel
rasa puas. Untuk menilai tingkat keberhasilan Slovin. Rumus Slovin Sugiyono (2011) yaitu :
dalam memberikan pelayanan harus didukung 𝑁
dengan adanya monitoring secara 𝑛=
berkelanjutan. 1 + 𝑁𝑒 2
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Keterangan :
tentang Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat n = Ukuran sampel
Jalan JKN terhadap Pelayanan Kefarmasian di N = Ukuran populasi
Instalasi Farmasi RSUD Noongan. e = Nilai standar error 5% (0,05)
Populasi penelitian yang diambil rata-rata
berjumlah 600 orang/bulan. Presentase
2. METODE PENENELITIAN kesalahan sampel yang digunakan adalah 5%
Waktu dan Tempat Penelitian (0,05), maka jumlah sampel yang diambil dalam
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2021- penelitian ini adalah :
juni 2021 di Instalasi Farmasi RSUD Noongan.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dan kuantitatif dengan pengambilan
data secara prospektif.
Alat dan Bahan
Beberapa alat dan bahan yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu alat tulis
menulis, handphone, laptop, printer dan
penelitian ini akan menggunakan kuesioner
sebagai instrumen penelitian.

ISSN 2963-4334 Halaman 16


Vol. 2 No. 1, Januari - Juni 2023
Jurnal Lentera Farma
Pengumpulan Data Uji Validitas
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan Uji validitas bertujuan untuk mengetahui
dengan observasi langsung wawancara dan kuesioner yang dibuat tepat dan dapat digunakan
kuesioner berdasarkan lima dimensi kualitas untuk sebuah penelitian. Uji ini dilakukan dengan
layanan (Tangible, Reability, Responsiveness, cara membandingkan angka r hitung dan r tabel.
Assurance, dan Empathy. Jika r hitung lebih besar dari r tabel maka item
dinyatakan valid dan sebaliknya jika r hitung
Analisis Data lebih kecil dari r tabel maka item dikatakan tidak
a. Skoring valid (Sugiyono, 2016).
Skoring ini adalah proses penentuan skor atas
jawaban responden yang dilakukan dengan Uji Reliabilitas
membuat klasifikasi dan kategori yang cocok Uji reliabilitas dilakukan dengan cara
tergantung pada anggapan atau opini responden membandingkan angka Cronbach alpha dengan
(Supranto,2011). Penghitungan skoring dilakukan ketentuan nilai Cronbach alpha. Suatu kuesioner
dengan menggunakan skala Likert yang dikatakan reliabel jikajawaban seseorang
pengukurannya sebagai berikut: terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. (Notoadmodjo, 2012).
Tabel 1. Skala Penilaian Kepuasan Pasien

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada penelitian ini diambil sampel sebanyak 328
responden yang menjadi pasien di Instalasi
Farmasi RSUD Noongan dengan gambaran
karakteristik reseponden seperti yang disajikan
pada Tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik Responden

Teknik skoring dilakukan dalam penelitian ini


adalah minimum 1 dan maksimal 5, maka
perhitungan jawaban responden dilakukan
dengan rumus (Sugiono, 2012) :

Dari hasil perhitungan akan dilihat kategori


tingkat kepuasan untuk setiap poin dimensi
kepuasan yang diteliti. Kategoritingkat kepuasan
menurut Sugiyono (2012) dapat dilihat pada tabel
ini 2:
Tabel 2. Kategori Tingkat Kepuasan Pasien

Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa


jumlah reseponden terbanyak yaitu berjenis
kelamin perempuan dengan total 189 responden
atau pasien (54,64%) dan jenis kelamin laki-laki
139 responden atau pasien dengan presentase
45,36 %. Selanjutnya, untuk karakteristik
kelompok usia terbanyak pada penelitian ini
b. Tabulating
Pengelompokan data atas jawaban – jawaban adalah pada rentang usia 36 – 45 tahun (37,80%).
dengan teratur dan teliti, kemudian dihitung dan Karakteristik berdasarkan pendidikan
dijumlahkan serta disajikan dalam bentuk tabel. terakhir dengan jumlah terbanyak yaitu SMA
dengan jumlah 206 pasien (60,06%). Untuk
karakteristik berdasarkan pekerjaan didapat

ISSN 2963-4334 Halaman 17


Vol. 2 No. 1, Januari - Juni 2023
Jurnal Lentera Farma
jumlah paling banyak yaitu pada kelompok tidak rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai
bekerja/IRT sebanyak 176 pasien (53,65%). reliabilitas dari nilai Cronbach’s alpha untuk
kuesioner pada penelitian ini sudah reliabel dan
Uji Validitas memiliki realibilitas sempurna. Selanjutnya uji
Pengujian validitas dilakukan dengan reliabilitas kuesioner pada penelitian ini
menggunakan 30 responden. Selanjutnya data menggunakan uji Cronbach’s alpha coefficient.
yang diperoleh dari 30 responden diolah ke Uji reliabilitas yang baik disarankan memiliki
dalam lembar kerja menggunakan software SPSS nilai cronbach’s alpha lebih atau sama dengan
dan diuji validitas dari kuesioner tersebut. Nilai 0,6 (Amalia dkk., 2022). Dan setelah dilakukan
r hitung hasil uji validitas dengan menggunakan perhitungan didapatkan hasil sebesar 0,703 yang
software SPSS selanjutnya dibandingkan dengan menandakan bahwa instrumen yang digunakan
r tabel yaitu 0,361 (Priyatno, 2010). Dari hasil dinyatakan reliabel.
uji validitas kuesioner dapat disimpulkan bahwa
25 item ini dinyatakan valid karena nilai r hitung Kepuasan Pasien Dimensi Berwujud
yang didapatkan melebihi nilai r tabel (0,361. (Tangiable)
Dari hasil tersebut artinya seluruh pertanyaan Pada kuesioner kepuasan pasien dimensi
yang ada pada kuesioner penelitian ini dapat berwujud (tangible) terdiri dari lima item
disebarkan kepada 328 responden yang berada pertanyaan. Untuk hasil rekapitulasi dapat dilihat
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah pada Tabel 4.
Tabel 4. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi
Noongan. Berwujud (Tangible)

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada suatu instrument penelitian
adalah sebuah uji yang digunakan untuk
mengetahui apakah kusioner yang digunakan
dalam pengambilan data penelitian sudah dapat
dikatakan reliabel atau tidak (Dewi &
Sudaryanto, 2020). Pada uji reliabilitas
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan
reliabel atau konsisten dalam mengukur jika
nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Sugiyono, 2016).
Kemudian, berdasarkan hasil uji reliabilitas Dapat dilihat pada Tabel 4, untuk skor
kusioner ini yang telah diolah menggunakan dengan nilai terendah berada pada item 2. Hal
software SPSS diketahui nilai reliabilitas ini diperkuat berdasarkan observasi langsung
kusioner pada penelitian ini adalah 0,968 yang pada saat penelitian bahwa pada beberapa saat
artinya nilai Alpha Cronbach dari kusioner ini > tertentu jumlah kursi tidak dapat menampung
0.60. Reliabel atau tidaknya nilai kusioner pasien yang ada. Ketersediaan kursi yang
terkadang tidak mencukupi menyebabkan
tersebut perlu dibandingkan dengan ketentuan
banyak pasien yang harus berdiri pada saat
reliabilitas yang sudah diakui. Item yang telah
menunggu obat. Hal ini sama dengan penelitian
dinyatakan valid kemudian di lakukan uji yang dilakukan oleh Manurung (2002) dimana
reliabel dengan menggunakan software SPSS pihak rumah sakit sebaiknya mendesain ulang
dengan uji hasil dari uji reabilitas didapatkan ruang tunggu obat dengan sarana yang memadai
nilai 0,932. Menurut Murniati (2013), bila nilai termasuk kursi sehingga pasien merasa nyaman
Cronbach’s Alpha (α) lebih besar dari 0,9 maka dan betah di ruang tunggu obat. Sarana dan
dapat dikatakan kuesioner memiliki reliabilitas prasarana dalam instalasi farmasi harus
sempurna. 0,7 hingga 0,9 maka dapat dikatakan memadai dalam hal kualitas dan kuantitas agar
kuesioner memiliki reliabilitas tinggi. 0,5 hingga dapat menunjang fungsi dan proses Pelayanan
0,7 maka dapat dikatakan kuesioner memiliki Kefarmasian (Permenkes, 2016). Aspek-aspek
reliabilitas moderat. < 0,5 maka dapat yang mendukung dalam kelancaran pelayanan
merupakan salah satu faktor dari kepuasan
dikatakan kuesioner memiliki reliabilitas
pasien. Dari hasil wawancara diperoleh

ISSN 2963-4334 Halaman 18


Vol. 2 No. 1, Januari - Juni 2023
Jurnal Lentera Farma
informasi mengenai masih kurangnya sarana dan menyerahkan obat kepada pasien, petugas
fasilitas pendukung instalasi farmasi RSUD farmasi tidak menjelaskan tentang efek samping
Noongan. Hal ini dibenarkan oleh responden. obat kepada pasien. Pada penelitian yang
“Fasilitas tempat duduk terkadang jadi dilakukan oleh Astuti dan Kundarto (2018)
kendala, apalagi pada waktu peningkatan pasien bahwa petugas jarang memperhatikan informasi
dijam-jam tertentu, yang lain tidak dapat tentang efek samping obat, sementara dilain
tempat duduk, jadi harus menunggu sambal pihak ada beberapa pasien yang mengalami
berdiri.” (responden 1). gejala efek samping sederhana seperti mual,
“Kalo untuk pelayanan sejauh ini masih mengantuk. Selain itu, informasi efek samping
aman. Tapi terkadang mungkin fasilitas seperti obat diperlukan agar pasien atau responden
tempat duduk, karena seringkali tidak lebih waspada terhadap kondisi setelah minum
mencukupi.” (responden 2). obat.
Peneliti pun mendapati masalah yang Pemberian informasi yang jelas dari
sama dengan kedua pernyataan diatas. Dimana petugas dapat meningkatkan kepuasan dari
fasilitas ruang tunggu, belum cukup memadai pasien itu sendiri. Pemberian informasi obat
apalagi ketika ada peningkatan pasien, seperti kepada pasien diperlukan untuk meningkatkan
di hari-hari tertentu dimana jadwal kunjungan kepatuhan pasien pada aturan pemakaian obat.
pasien cukup tinggi. Di instalasi farmasi RSUD Noongan, pelayanan
Jika pasien puas maka pasien akan loyal informasi dari petugas ke pasien sebatas
terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah pemberian informasi yang tidak membutuhkan
sakit. Untuk persentase rata-rata dari tingkat waktu yang lama, namun hal ini di pandang baik
kepuasan pasien terhadap dimensi berwujud oleh pasien karena memenuhi kategori sangat
(tangible), adalah 79,68 %. puas. Hal ini sejalan dengan wawancara yang
dilakukan terhadap petugas farmasi :
Kepuasan Pasien Dimensi Kehandalan “Pastinya semua informasi tentang obat
(Reliability) dan penggunaanya memang harus diketahui
Pada kuesioner dimensi kehandalan (reliability) pasien dengan jelas lewat informasi dari kami
terdiri dari lima item pertanyaan. Untuk hasil sebagai petugas. Jadi kami sebagai petugas
rekapitulasi dapat dilihat pada Tabel 5. memaksimalkan untuk memberikan informasi
yang akurat. Kalau untuk pasien yang kronis,
Tabel 5. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi
yang selalu dating, mereka sudah cukup
Kehandalan (Reliability)
mengerti.”
Dimensi kehandalan (reliability)
memiliki rata – rata skor 80,38%, dimana
responden atau pasien merasa sudah puas
dengan kemampuan petugas untuk
melaksanakan pelayanan dengan cepat dan
tepat kepada pasien.
Kepuasan Pasien Dimensi Ketanggapan
(Responsivenes)
Pada dimensi ketanggapan
(responsiveness) terdiri dari lima item
pertanyaan. Untuk hasil rekapitulasi dapat
dilihat pada Tabel 6.

Berdasarkan data dari Tabel 5, untuk


skor dengan nilai terendah berada di nomor 4
dengan pernyataan yaitu petugas menjelaskan
efek samping obat. Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No. 73 Tahun 2016, pelayanan
farmasi klinik di Apotek didalamnya terdapat
pelayanan informasi obat ini meliputi efek
samping obat. Berdasarkan observasi langsung
peneliti didapatkan bahwa pada saat petugas

ISSN 2963-4334 Halaman 19


Vol. 2 No. 1, Januari - Juni 2023
Jurnal Lentera Farma
Tabel 6. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi sakit. Persediaan obat-obatan harus disesuaikan
Ketanggapan (Responsivenes)
dengan besarnya kebutuhan masyarakat sekitar
karena persediaan obat-obatan yang tidak
lancar akan menghambat pelayanan kesehatan
(Fakhriadi, 2011). Dimensi jaminan (assurance)
didapatkan rata – rata 80,78%, dimana
responden atau pasien sudah sangat puas.

Kepuasan Pasien Dimensi Empati (Empathy)


Pada tingkat kepuasan pasien dimensi empati
(empathy)) terdiri dari lima item pertanyaan.
Hasil rekapitulasi dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi Empati
(Empathy)

Berdasarkan Tabel 6, untuk skor


terendah pada dimensi ini berada pada nomor 4,
dengan pernyataan yaitu petugas mampu
memberikan solusi terhadap keluhan pasien.
Menurut Juliawati et al., (2019) kepuasan
terhadap daya tanggap petugas mempengaruhi
faktor komunikasi dan akan membentuk
persepsi yang positif. Dimensi ketanggapan
(responsiveness) memiliki skor rata-rata
82,78%., dimana responden atau pasien sudah
merasa sangat puas.

Kepuasan Pasien Dimensi Jaminan (assurance) Berdasarkan Tabel 8, skor yang paling
Pada tingkat kepuasan pasien dimensi jaminan rendah terdapat pada pernyataan nomor 1
(assurance) terdiri dari lima item pertanyaan. dengan pernyataan semua obat yang terdapat
Hasil rekapitulasi dapat dilihat pada Tabel 7. dalam resep selalu tersedia di instalasi farmasi
rumah sakit. Rendahnya skor pada item 1
Tabel 8. Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Dimensi
Jaminan (assurance)
diperkuat dengan hasil wawancara dengan
beberapa responden yang mengalami
kekosongan obat sehingga tidak jarang pasien
harus menebus resep di apotek di luar rumah
sakit. Persediaan obat-obatan harus disesuaikan
dengan besarnya kebutuhan masyarakat sekitar
karena persediaan obat-obatan yang tidak
lancar akan menghambat pelayanan kesehatan
(Fakhriadi, 2011). Dimensi jaminan (assurance)
didapatkan rata – rata 80,78%, dimana
responden atau pasien sudah sangat puas.

Kesesuaian Kepuasan Pasien di Instalasi


Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Noongan
Data yang disajikan pada Tabel 9 merupakan
Berdasarkan Tabel 7, skor yang paling perbandingan persentase kepuasan pasien
rendah terdapat pada pernyataan nomor 1 terhadap pelayanan di IFRS dengan standar yang
dengan pernyataan semua obat yang terdapat ditetapkan oleh Departemen Kesehatan
dalam resep selalu tersedia di instalasi farmasi Republik Indonesia Nomor
rumah sakit. Rendahnya skor pada item 1 129/MENKES/SK/II/2008.
diperkuat dengan hasil wawancara dengan
beberapa responden yang mengalami
kekosongan obat sehingga tidak jarang pasien
harus menebus resep di apotek di luar rumah

ISSN 2963-4334 Halaman 20


Vol. 2 No. 1, Januari - Juni 2023
Jurnal Lentera Farma
Tabel 9. Rekapitulasi Kepuasan Pasien Setiap Dimensi 5. SARAN
a. Bagi Pihak Rumah Sakit
Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Noongan perlu
meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya
pada dimensi berwujud (tangible) dimana
dimensi ini mendapatkan nilai terendah yang
dimana mencakup tempat duduk, dan luas ruang
tunggu. Oleh karena itu, disarankan untuk pihak
rumah sakit menyediakan fasilitas ruang tunggu
yang memadai untuk menunjang kenyamanan
pasien.
b. Bagi Peneliti
Dapat melakukan penelitian yang lebih
mendalam mengenai kepuasan pasien, dimana
Berdasarkan Tabel 9, untuk hasil rata- aspek yang diteliti tidak hanya tingkat kepuasan
rata yaitu 82,90 % artinya tingkat kepuasan secara umum saja tetapi dapat menambahkan
pasien di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum gap analisis.
Daerah Noongan, berada diklasifikasi atau
kategori sangat puas dan sudah mencapai
standar yang telah ditetapkan oleh Departemen DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan Republik Indonesia yaitu ≥ 80%. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Rineka Cipta,
Kelemahan Penelitian Penelitian ini Jakarta.
tidak terlepas dari keterbatasan dan Aryani, F., Husnawati, Husnawati., Septi,
kelemahan. Adapun beberapa kelemahan yang Muharni., Utia, Liasari., Richa Afrianti.
mempengaruhi hasil penelitian antara lain, (2015). Analisa Kepuasan Pasien Rawat
tidak melakukan analisis gap sehingga tidak Jalan Terhadap Kualitas pelayanan di
mengetahui perbandingan antara harapan dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Ibnu
kenyataan dan beberapa hasil yang didapatkan Sina Pekanbaru. Jurnal Pharmacy: Vol.
tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan. 12(1).
Astuti, K. N., Kundarto, W. 2018 Analisis
4. KESIMPULAN Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan
Berdasarkan penelitian yang telah terhadap Pelayanan Instalasi Farmasi
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa tingkat Rumah Sakit UNS. Journal of
kepuasan pasien terhadap pelayanan Pharmaceutical Science and Clinical
kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD Noongan Research. Vol. 02 : 84 – 92
disimpulkan bahwa dimensi berwujud Bata, Y. W. 2013. Hubungan Kualitas Pelayanan
(Tangiable) sebesar 79,68 %, dimensi Kesehatan dengan Kepuasan Pasien
kehandalan (Reliability) sebesar 81,66, dimensi Pengguna Akses Sosial Pada Pelayanan
ketanggapan (Responsiveness) 82,78 %, dimensi Rawat Inap di RSUD Lakipadada
jaminan (Assurance) sebesar 83,24%, dan Kabupaten Tana Toraja Tahun 2013.
dimensi empati (Empathy) sebesar 87,16 %. Jurnal AKK Fakultas Kesehatan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Masyarakat Universitas Hasanuddin.
kelima dimensi tersebut, diperoleh rata-rata Budiastuti, B., & Bandur, A 2018. Validitas dan
82,90% untuk tingkat kepuasan pasien terhadap Reliabilitas Penelitian. Jakarta : Mitra
pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD Wacana Media.
Noongan. Nilai ini menunjukan klasifikasi sangat Bustani N, M., Ratu A, J., Saerang J, S, 2015.
puas dan sudah sesuai dengan standar yang Analisis Lama Waktu Tunggu Pelayanan
telah ditetapkan Departemen Kesehatan Pasien Rawat Jalan di Balai Kesehatan
Republik Indonesia yaitu lebih dari 80%. Mata Masyarakat Propinsi Sulawesi
Utara. Journal e-Biomedik Vol. 3(3) :
872-883.
Daulay, M.A. 2015. Tingkat kepuasan pasien
rawat jalan peserta BPJS kesehatan
terhadap pelayanan kefarmasian di dua
puskesmas di Kota Medan [Skripsi].

ISSN 2963-4334 Halaman 21


Vol. 2 No. 1, Januari - Juni 2023
Jurnal Lentera Farma
Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Asih [Tesis]. Universitas Indonesia,
Utara. Depok.
Diny, A Rohmah. 2019. Tingkat Kepuasan Pasien Muninjaya, Gde AA, 2011. Manajemen Mutu
Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Pelayanan Kesehatan. Jakarta, EGC
Kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Sakit Islam Magelang [Skripsi]. FMIPA. Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Uiversitas Indonesia. Depok. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, Sekretariat Jenderal. Murniati, M. P., dkk. 2013. Alat-Alat Pengujian
2008. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Hipotesis. Semarang: Penertiban Unika
Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS). Soegijapranata.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Dewi, S. K., & Sudaryanto, A. 2020. Validitas dan Indonesia. 2016. Peraturan Menteri
Reliabilitas Kuisioner Pengetahuan, Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72
Sikap dan Perilaku Pencegahan Demam Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Berdarah. SEMNASKEP. Kefarmasian Di Rumah Sakit.
Endang, dkk. 2010. Sekolah Dasar Pintu Masuk Departemen Kesehatan Republik
Perbaikan Pengetahuan,Sikap, dan Indonesia. Jakarta.
Perilaku Gizi Seimbang Masyarakat. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Indonesia. 2018. Peraturan Presiden
Fakhriadi, A. 2011. Analisis Pengelolaan Obat di Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
Instalasi Farmasi RSUP H. Adam Malik 2018 tentang Jaminan Kesehatan.
Medan Tahun 2006 [Skripsi]. Fakultas Departemen Kesehatan Republik
Farmasi USU, Medan. Indonesia. Jakarta.
Greey, B., Widya, L and Erladys, R. 2020. Pratiwi, D., Wahyono dan Sampurno. 2013.
Analisis Kepuasan Pasien Rawat Jalan Analisis Kepuasan Pasien Farmasi Rawat
Terhadap Mutu Pelayanan Kefarmasian Jalan menggunakan Metode Servqual :
di Puskesmas Tanawangko. Pharmacon Studi di Rumah Sakit Swasta X Jakarta.
Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Jurnal Jurnal Manajemen dan Pelayanan
Ilmiah Farmasi. Vol.9(3). Farmasi. Vol.3, No.1 : 24-29.
Irine, Diana. 2009. Manajemen Pemasaran Usaha Priyatno, D. 2010. Paham Analisa Statistik Data
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. dengan SPSS. Mediakom, Yogyakarta.
Juliawati, N, W, M. 2019. Tingkat Kepuasan Racmadi., (2008). Pengaruh Kualitas Pelayanan
Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap
Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Kelas III di RSUD Kabupaten Karimun
Robert Wolter Monginsidi Manado. [Tesis]. Pasca Sarjana Universitas
Jurnal Ilmiah Farmasi. 8(4):99-107. Terbuka, Jakarta.
Kementerian Kesehatan. 2014. Peraturan Raheem,A.R, Rizwan, A., Ahmad, N., Nasir, F.,
Menteri Kesehatan Republik Indonesia and Khoso, I. 2014. Patients’
Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Satisfaction and Quality Health Services:
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. An Investigation from Private Hospitals
Jakarta: Kementerian Kesehatan. of Karachi, Pakistan. Research Journal
Kotler, Phillip. 2009. Manajemen Pemasaran, of Recent Sciences. Vol.3, No.7 : 34-38.
Edisi 13. Jakarta; Erlangga. Rundengan., (2012). Pengaruh Mutu Pelayanan
Lusia, L Lihun. 2018. Tingkat Kepuasan Pasien Farmasi Terhadap Kepuasan Pasien di
Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
Kefarmasian di Instalasi Farmasi RSUD Daerah Noongan Sulawesi Utara [Tesis].
dr. Hendrik Fernandez Larantuka [Karya Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada,
Tulis Ilmiah]. Program Studi Farmasi. Yogyakarta.
Politeknik Kesehatan Kemenkes. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kupang. kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Manurung, L. 2002. Analisis Hubungan Tingkat methods).Alfabeta, Bandung.
Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif
Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Kualitatif Dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Minat Pasien Menebus Kembali Resep
Obat di Instalasi Farmasi RSUD Budhi

ISSN 2963-4334 Halaman 22


Vol. 2 No. 1, Januari - Juni 2023
Jurnal Lentera Farma
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods).Alfabeta, Bandung.
Supranto, J. 2011. Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
Pangsa Pasar, Cetakan keempat,
Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.
Tulumang, J. S., Kandou, D. G., Tilaar, R. CH.
2015. Tingkat Kepuasan Pasien atas
Pelayanan Rawat Jalan di Poli Penyakit
Dalam (Interna) di RSU Prof. R. D.
Kandou Malalayang- Manado.
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Artikel Penelitian. 5(2): 546-556.
UURI. 2004. Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional. BPJS.
UURI. 2011. Undang – Undang Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggaraan Jaminan Nasional.
BPJS.
Yuyun dan Handayani, 2016. Kepuasan Pasien
Peserta Program Jaminan Kesehatan
Nasional terhadap Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Jurnal
Kefarmasian Indonesia. 6 : (1), 39- 48.

ISSN 2963-4334 Halaman 23


Vol. 2 No. 1, Januari - Juni 2023
Jurnal Lentera Farma

Anda mungkin juga menyukai