Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

DI RUMAH SAKIT PELAMONIA KOTA MAKASSAR

Factors Associated with Hospital Patient Satisfaction in Hospital Pelamonia Makassar

Andi Nahlah, Sukri Palutturi, Muh.Yusri Abadi


Departemen AKK Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
(gdiis_desa09@yahoo.co.id, sukritanatoa72@gmail.com, abadiyusri@gmail.com, 085396454774)

ABSTRAK
Kepuasan pasien tergantung pada kualitas pelayanan. Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja
layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau
perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja pelayanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai
dengan harapannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepuasan
pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar tahun 2016 yaitu hubungan antarmanusia, ketepatan
waktu, kenyamanan dan akses. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Observasional dengan
rancangan Cross Sectional Study. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 17.802 pasien unit rawat inap
di Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar dan di ambil sampel sebanyak 100 pasien. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara dengan menggunakan kuesioner dan pengumpulan dokumen seperti laporan
kunjungan pasien, profil rumah sakit, struktur rumah sakit, jurnal dan buku. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 100 responden, 80,0% menyatakan puas dengan hubungan antarmanusia, 57,0% menyatakan puas
dengan ketepatan waktu, 47,0% menyatakan puas dengan kenyamanan, 58,0% menyatakan puas dengan akses
dan 69,0% menyatakan puas dengan pelayanan yang diberikan. Selain itu, terdapat hubungan antara variabel
hubungan antaramanusia (p=0,040), ketepatan waktu (p=0,020), kenyamanan (p=0,005), dan akses (p=0,002)
terhadap kepuasan pelayanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar. Kesimpulan dari
penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara hubungan antarmanusia, ketepatan waktu, kenyamanan
serta akses dengan kepuasan pasien rawat inap.
Kata Kunci: kepuasan, hubungan antarmanusia, ketepatan waktu, kenyamanan, dan akses

ABSTRACT
Patient satisfaction depends on the quality of service. New patients will be satisfied if the performance of health
services gained equal or exceed expectations and conversely, dissatisfaction or feeling disappointed patient will
appear when the performance of health services obtained it not in accordance with expectations. The purpose of
this study was to determine the factors associated with patient satisfaction in hospitals Pelamonia of Makassar
in 2016 that human relationships, timeliness, convenience and access. This type of research is observational
research with cross sectional study design. Total population in this study were 17 802 patients in the inpatient
units Pelamonia Hospital in Makassar City and took a sample of 100 patients. The data collect ion was done by
interview with using a questionnaire and the collection of documents such as reports of patient visits, hospital
profiles, hospital structure, journals and books. The results showed that of the 100 respondents, 80.0% said they
were satisfied with the relationship between people, 57.0% said they were satisfied with punctuality, 47.0% said
they were satisfied with the convenience, 58.0% said they were satisfied with the access and 69.0% expressed
satisfaction with the services provided. In addition, there is a relationship between the variables relationship
antaramanusia (p = 0.040), timeliness (p = 0.020), comfort (p = 0.005), and access (p = 0.002) on service
satisfaction inpatients at Hospital Pelamonia Makassar. The conclusion of this study indicate that there is a
relationship between human relationships, timeliness, convenience and access to patient satisfaction.
Keywords: satisfaction, relationships, timeliness, convenience, and access
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan merupakan “jalan” bagi tiap orang demi meningkatkan derajat
kesehatan yang optimal. Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan yang optimal tersebut,
setiap orang memiliki hak atas pelayanan kesehatan (the right to health care). Hak tersebut
dalam kehidupan di Indonesia merupakan pengembangan dari hak asasi manusia yang
terkandung dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yaitu tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, yang dapat diartikan termasuk berhak atas
pelayanan kesehatan yang memungkinkan hidup layak.1 Institute of Medicine Committee di
Amerika Serikat menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan dinilai dari bagaimana
pelayanan itu, baik bagi perorangan maupun populasi, dapat meningkatkan derajat kesehatan
dan dilakukan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang ada di masa itu.2
Pengukuran tingkat kepuasan pasien mutlak, dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Melalui pengukuran tersebut, maka dapat diketahui sejauh mana
dimensi-dimensi mutu pelayanan kesehatan yang telah diselenggarakan dapat memenuhi
harapan pasien.3 Kepuasan adalah tingkat perasaan yang dirasakan sesorang yang merupakan
hasil dari membandingkan penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam
hubungannya dengan harapan seseorang.4 Kepuasan pelanggan dapat membentuk persepsi
dan selanjutnya dapat mempromosikan produk perusahaan di mata pelanggannya. Kepuasan
pasien tergantung pada kualitas pelayanan. Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja
layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya,
ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan
yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya. Keluhan masyarakat sering terjadi
disebabkan oleh pelayanan kesehatan yang kurang memuaskan. Seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan, teknologi kedokteran dan kesehatan diperlukan mutu peningkatan dan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan atau
pasien merupakan salah satu strategi penting yang tidak bisa diabaikan oleh para penentu
kebijakan di bidang kesehatan.5 Salah satu definisi mengatakan bahwa mutu pelayanan
kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit memberi pelayanan yang sesuai
dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.6 Rumah sakit adalah
sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat
dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.7
Dari pengambilan data awal di Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar diperoleh
gambaran mengenai jumlah kunjungan pasien rawat inap tiga tahun terakhir yaitu tahun 2013:
12.836, tahun 2014: 14.687 dan tahun 2015: 17.802.8 Hasil penelitian tersebut diperoleh
bahwa jumlah kunjungan pasien rawat inap selama tiga tahun terakhir mengalami
peningkatan, namun selama menjalani perawatan, beberapa pasien merasa tidak puas dengan
sarana yang berada diruang perawatan seperti kurangnnya kursi roda dan tidak berfungsinya
AC. Selain itu, pasien merasa tidak puas dengan kinerja perawat yang kurang cepat dan
tanggap dalam menyelesaikan keluhan dari pasien.
Untuk kepedulian dokter, ada beberapa pasien yang merasa tidak puas karena dokter
kadang-kadang terlambat dalam melakukan kunjungan ke instalasi rawat inap. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Maria Yulita Bupu Tay tentang Analisis
Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap RSUD Bajawa
Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur tahun 2008 diperoleh bahwa pencapaian BOR untuk
tahun 2005 sebesar 45,00%, sedangkan tahun 2006 sebesar 59,07% dan belum mencapai
target yaitu 60%. Hal ini tidak terlepas dari kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit
kepada pasien kurang memuaskan terutama mengenai pelayanan dokter yang sering tidak
memberikan penjelasan dengan baik terhadap tindakan atau pengobatan yang dilakukan
karena sering menggunakan bahasa yang kadang-kadang tidak dimengerti oleh pasien.9
Dari data hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Akbar Syarif tentang Analisis
Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Dr. Sumantri Kota Pare-pare menyatakan
bahwa beberapa pasien rawat inap menilai RS Dr. Sumantri belum ramah sebesar 73%,
perawat tidak komunikatif 56%, perawat kurang memberikan informasi 39%, perawat kurang
peduli dan tidak memiliki kemauan untuk melayani 61% sedangkan pendapat pasien tentang
kompetensi perawat dalam menerapkan prosedur keperawatan sebesar 91%.10 Hal ini
menunjukkan bahwa kompetensi interpersonal perawat di mata pasien masih rendah dan
masih dikeluhkan oleh pasien.
Berdasakan uraian latar belakang diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk
mengetahui lebih jauh dengan mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai Faktor-faktor
yang berhubungan dengan kepuasan pasien di Rawat Inap Rumah Sakit Pelamonia Kota
Makassar. Karena kualitas yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan yang baik akan
membentuk loyalitas bagi pasien untuk menggunakan kembali layanan tersebut atau paling
tidak merekomendasikan pelayanan yang diterima kepada orang lain yang juga membutuhkan
pelayanan yang sama.
BAHAN DAN METODE
Rancangan penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan cross
sectional study. Penelitian ini dilaksanakan pada Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Pelamonia
Kota Makassar tahun 2016. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 17.802 pasien unit
rawat inap di Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar dan diambil sampel sebanyak 100
pasien. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan menggunakan kuesioner
dan pengumpulan dokumen seperti laporan kunjungan pasien, profil rumah sakit, struktur
rumah sakit, jurnal dan buku. Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan
computer melalui program SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel yang telah dinalisis dan
disertai penjelasan-penjelasan.

HASIL
Karakteristik responden terdiri dari kelompok umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan
tingkat pendidikan. Kelompok umur responden umur pasien terbanyak terdapat pada
kelompok umur 21-30 tahun yaitu 45 orang (45,0%) dan terendah pada kelompok umur >60
tahun sebanyak 3 orang (3,0%). Selanjutnya, jenis kelamin responden lebih banyak
terdistribusi pada jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 53 orang (53,0%) sedangkan jenis
kelamin laki-laki yaitu sebesar 47 orang (47,0%). Sebagian besar responden berstatus tidak
bekerja sebanyak 24 orang (24,0%), sedangkan responden yang berstatus sebagai PNS
sebanyak 16 orang (16,0%). Adapun, responden yang telah menamatkan pendidikan pada
tingkat SMA sebanyak 52 orang (52,0%) dan yang Tidak Sekolah sebanyak 5 orang (5,0%)
(Tabel 1).
Berdasarkan analisis univariat setiap variabel, hubungan antarmanusia pada penerima
layanan kesehatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar, sebagian
besar responden menyatakan baik dengan hubungan antarmanusia yaitu sebanyak 80 orang
(80,0%) dan responden yang menyatakan kurang baik sebanyak 20 orang (20,0%).
Selanjutnya, berdasarkan ketepatan waktu pada penerima pelayanan kesehatan, sebagian besar
responden menyatakan baik dengan Ketepatan waktu yaitu sebanyak 57 orang (57,0%) dan
responden yang menyatakan kurang baik yaitu sebanyak 43 orang (43,0%). Berdasarkan
kenyamanan pada penerima pelayanan kesehatan, sebagian besar responden mengatakan baik
terhadap kenyamanan yaitu sebanyak 47 orang (47,0%) dan responden yang mengatakan
kurang baik sebanyak 53 orang (53,0%). Berdasarkan akses pada penerima pelayanan
kesehatan, sebagian besar responden mengatakan baik terhadap akses yaitu sebanyak 58
orang (58,0%) dan responden mengatakan kurang baik terhadap akses yaitu sebanyak 42
orang (42,0%). Adapun, berdasarkan kepuasan pasien pada penerima pelayanan menyatakan
bahwa persepsi pasien terhadap kepuasan pasien pelayanan kesehatan yang ada di Rumah
Sakit Pelamonia Kota Makassar yang menyatakan baik yaitu sebanyak 69 orang (69,0%) dan
yang menyatakan kurang baik yaitu sebanyak 31 orang (31,0%) (Tabel 2).
Analisis bivariat hubungan antarmanusia dengan kepuasan pasien menujukkan bahwa
persepsi pasien terhadap hubungan antarmanusia dengan kepuasan pasien penerima pelayanan
kesehatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar. Terdapat sebanyak
59 orang (73,8%) menyatakan baik dan sebanyak 21 orang (26,2%) menyatakan kurang baik.
Sedangkan responden yang menyatakan tidak puas terhadap hubungan antarmanusia tapi puas
dengan pelayanan sebanyak 10 orang (50,0%) dan yang menyatakan tidak puas terhadap
hubungan antarmanusia dan tidak puas terhadap pelayanan sebanyak 10 orang (50,0%). Hasil
analisis menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,040 (p < 0,05), menunjukkan terdapat
hubungan antara hubungan antarmanusia dengan kepuasan pasien di instalasi rawat inap
Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar. Selanjutnya, hubungan antara ketepatan waktu
dengan kepuasan pasien menunjukkan bahwa persepsi pasien terhadap hubungan ketepatan
waktu dengan kepuasan pasien yang menyatakan baik yaitu sebanyak 34 orang (59,6%) dan
yang menyatakan kurang baik yaitu sebanyak 23 orang (40,4%). Sedangkan responden yang
menyatakan tidak puas terhadap ketepatan waktu tapi puas terhadap pelayanan sebanyak 35
orang (81,4%) dan yang menyatakan tidak puas terhadap ketepatan waktu dan tidak puas
terhadap pelayanan sebanyak 8 orang (18,6%).
Hasil analisis menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,020 (p < 0,05) menunjukkan
adanya hubungan antara ketepatan waktu dengan kepuasan pasien di instalasi rawat inap
Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar. Analisis hubungan antara kenyamanan dengan
kepuasan pasien menunjukkan bahwa persepsi pasien terhadap hubungan kenyamanan dengan
kepuasan pasien yang menyatakan baik yaitu sebanyak 26 orang (55,3%) dan yang
menyatakan kurang baik yaitu sebanyak 21 orang (44,7%). Sedangkan responden yang tidak
puas terhadap kenyamanan tapi puas dengan pelayanan sebanyak 43 orang (81,1%) dan yang
menyatakan tidak puas dengan kenyamanan dan pelayanan sebanyak 10 orang (18,9%). Hasil
analisis menggunakan Chi-Square diperoleh p=0,005 (p < 0,05) menunjukkan adanya
hubungan antara kenyamanan dengan kepuasan pasien di instalasi rawat inap Rumah Sakit
Pelamonia Kota Makassar. Adapun terkait hubungan antara akses dengan kepuasan pasien
menunjukkan bahwa persepsi pasien terhadap hubungan akses dengan kepuasan pasien yang
menyatakan baik yaitu sebanyak 33 orang (56,9%) dan yang menyatakan kurang baik yaitu
sebanyak 25 orang (43,1%). Sedangkan responden yang menyatakan tidak puas terhadap
akses tapi puas terhadap pelayanan sebanyak 36 orang (85,7%) dan yang menyatakan tidak
puas terhadap akses dan pelayanan sebanyak 6 orang (14,3%). Hasil analisis menggunakan
Chi-Square diperoleh p=0,002 (p < 0,05) menunjukkan adanya hubungan antara akses
dengan kepuasan pasien di instalasi rawat inap Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar
(Tabel 3).

PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki sifat-sifat universal. Manusia sebagai
makhluk inividu atau kelompok yang sama-sama mempunyai cita-cita, pikiran, emosi dan
motivasi yang melatar belakangi perilakunya. Hubungan antarmanusia merupakan
keseluruhan proses interaksi antara manusia baik yang terjadi secara formal maupun
nonformal. Hasil tabel silang dan uji statistik Chi-Square antara variabel hubungan
antarmanusia dengan kepuasan pasien diperoleh bahwa ada hubungan antara hubungan
antarmanusia dengan kepuasan pasien rawat inap Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar.
Terdapat beberapa pasien yang menyatakan tidak puas dengan hubungan antarmanusia
dikarenakan oleh masih terdapatnya sebagian petugas yang bersikap kurang ramah dan kurang
sopan. Dari hasil observasi, peneliti menemukan beberapa petugas yang kurang ramah dalam
menanggapi keluhan pasien.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf di Rumah Sakit Umum
Daerah Tenriawaru Kabupaten Bone menyatakan bahwa masih ada beberapa petugas yang
melakukan tindakan baik misalnya mengukur tekanan darah atau pada saat menyampaikan
penyuluhan terhadap pasien atau keluarganya memperlihatkan raut wajah yang cemberut atau
kurang bersahabat.11 Jadi, berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
jika hubungan antarmanusia sudah baik maka akan menciptakan kepuasan bagi pasien.
Hasil penelitian ini memaparkan bahwa ketepatan waktu dapat dilihat dari jumlah
sebagian besar responden yang menyatakan cukup. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
adanya hubungan antara ketepatan waktu dengan kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit
Pelamonia Kota Makassar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri
Siswati Tahir di RSUD Kota Makassar Tahun 2015 yang menemukan bahwa ada hubungan
antara ketepatan waktu dengan kepuasan pasien.12
Responden yang merasa puas terhadap ketepatan waktu dikarenakan oleh ada
beberapa hal tertentu dalam pelayanan petugas yang mereka anggap tidak terlambat misalnya
pemberian obat yang tepat waktu sesuai dengan jadwal minum obat pasien serta pembagian
jatah makanan yamg tidak pernah terlambat. Sedangkan responden yang merasa tidak puas
dikarenakan oleh prosedur pelayanan yang berbelit-belit pada saat registrasi dan waktu
tunggu yang terlalu lama.
Berdasarkan observasi, peneliti menemukan adanya pasien yang lambat ditangani
karena memerlukan banyak data penunjang untuk menentukan diagnosa dari suatu penyakit
sehingga pasien tersebut merasa jenuh sehingga menyatakan tidak puas pada aspek ketepatan
waktu. Jadi dapat disimpulkan bahwa puas atau tidaknya pemakaian jasa pelayanan
mempunyai kaitan erat dengan baik atau tidaknya mutu pelayanan maka suatu pelayanan
kesehatan disebut bermutu apabila pelayanan tersebut diselenggarakan secara efisiensi.13
Kenyamanan merupakan salah satu faktor yang menentukan cepat atau tidaknya
kesembuhan seorang pasien. Nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang bersifat individual akibat beberapa faktor kondisi lingkungan.14
Kenyamanan dalam penelitian ini adalah penampilan fisik rumah sakit, kebersihan yang dapat
menimbulkan kenyamanan bagi pasien yang meliputi lingkungan fisik, kebersihan tempat
tidur, kebersihan toilet, kebersihan alat medis dan non medis serta ruang rawat inap yang
tidak pengap dan berbau. Kenyamanan sangat mempengaruhi kepuasan pasien sehingga
mendorong pasien untuk datang berobat kembali ke tempat tersebut. Kenyamanan yang
diperoleh pasien dapat menimbulkan kepercayaan pasien terhadap orrganisasi layanan
kesehatan tersebut.
Terdapat responden yang menyatakan tidak nyaman dan tidak puas dengan pelayanan
yang diperoleh karena pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit masih jauh dari
harapan mereka dimana mereka melihat unsur-unsur yang berkaitan dengan kenyamanan
rumah sakit masih perlu ditingkatkan baik dari segi kebesihan, penampilan gedung dan
sebagainya. Semakin tinggi mutu pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit maka
semakin puas yang dirasakan pasien selama masa perawatannya. Dengan kata lain, semakin
tinggi rasa nyaman yang dirasakan pasien maka semakin tinggi pula kepuasan yang
didapatkannya.15
Responden yang menyatakan puas adalah mereka yang dapat menjangkau segala biaya
selama perawatan termasuk dengan harga obat di apotek rumah sakit. Sedangkan responden
yang menyatakan kurang puas adalah mereka yang masuk dalam kategori ekonomi rendah
dan tidak memiliki jaminan kesehatan berupa BPJS dan KIS dimana sangat kesulitan dalam
hal mengenai biaya. Dari observasi, peneliti menemukan pasien yang tidak mendapatkan
pelayanan sesuai dengan kebutuhannya yang dikarenakan biaya yang telah ditetapkan rumah
sakit tersebut termasuk mahal bagi mereka yang ekonominya rendah. Berdasarkan hasil
penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapatnya hubungan antara akses dengan
kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar Tahun 2016.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh antara hubungan antarmanusia,
ketepatan waktu, kenyamanan dan akses terhadap kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit
Pelamonia Kota Makassar. Adapun saran, sebaiknya pihak Rumah Sakit Pelamonia Kota
Makassar (bagian administrasi, perawat, dokter dan petugas obat) agar lebih ramah dan
perhatian kepada pasien dalam memberi respon atau saran dan mendengarkan keluhan
maupun permintaan pasien dan mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan kepada
pasien. Selain itu, lebih meningkatkan prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit pada saat
registrasi dan tidak membutuhkan waktu tunggu yang terlalu lama dan lebih memaksimalkan
lagi fasilitas dan ruang perawatan agar pasien merasa nyaman dalam memperoleh pelayanan
kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA Commented [U1]: Daftar pustaka minimal 15

1. Indar. Etika dan Hukum Kesehatan. Makassar: Lembaga Penerbitan Universitas


Hasanuddin; 2009.
2. Tjiptono, F. Pemasaran Jasa- Prinsip, Penerapan dan Penelitian. Yogyakarta: Andi; 2014
3. Alwy, A & Darmawansyah. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan
Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Aeng Towa Kabupaten Takalar [Skripsi]. Makassar:
Universitas Hasanuddin; 2014
4. Wijono, D. Manajemen Mutu Rumah Sakit dan Kepuasan Pasien. Surabaya: Duta Prima
Airlangga: 2008.
5. Pohan, I. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2006.
6. Mujahida, N. Analisis Kpeuasan Pasien Pada Instalasi Rawat Inap Bangsal di Rumah
Sakit Umum Daerah Majene [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2012
7. Laksono. Analisis Kepuasan dan Hubungannya Dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Dedi Jaya Kabupaten Brebes [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro;
2008
8. Rumah Sakir Pelamonia. Profil Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar Tahun.
Makassar: RS Pelamonia; 2016.
9. Yulia, M. Analisis Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien
Rawat Inap RSUD Bajawa Kab. Ngada Nusa Tenggara Timur [Skripsi]. Makassar:
Universitas Hasanuddin. 2008.
10. Syarif, A. Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Dr. Sumantri Kota Pare-
pare [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2010.
11. Yusuf. Pengaruh Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Tenriawaru Kab.
Bone [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2009.
12. Tahir, S. Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien BPJS di
Unit Rawat Inap RSUD Kota Makassar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin;
2016.
13. Muninjaya, A. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;
2011.
14. Miranty, K. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan di
Puskesmas Rantepao Kabupaten Toraja Utara [Skripsi]. Makasssar: Universitas
Hasanuddin; 2013.
15. Tjiptono, F. Manajemen Pelayanan Jasa. Yogyakarta: Andi; 2006.
Lampiran
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar
Frekuensi
Karakteristik Responden
n %
Kelompok Umur (Tahun)
< 20 13 13,0
21 – 30 45 45,0
31 – 40 15 15,0
41 – 50 17 17,0
51 – 60 7 7,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 47 47,0
Perempuan 53 53,0
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 5 5,0
SD 6 6,0
SMP 11 11,0
SMA 52 52,0
Perguruan Tinggi 26 26,0
Jenis Pekerjaan
Tidak Bekerja 24 24,0
TNI/Polri 23 23,0
PNS 14 14,0
Wiraswasta 16 16,0
Lainnya 23 23,0
Sumber : Data Primer 2016

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Hubungan


Antarmanusia, Ketepatan Waktu, Kenyamanan, Akses, dan Kepuasan
Pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar
Frekuensi
Variabel
n %
Hubungan Antarmanusia
Cukup 80 80,0
Kurang 20 20,0
Ketepatan Waktu
Cukup 57 57,0
Kurang 43 43,0
Kenyamanan
Cukup 47 47,0
Kurang 53 53,0
Akses
Cukup 58 58,0
Kurang 42 42,0
Kepuasan Pasien
Cukup 69 69,0
Kurang 31 31,0
Sumber : Data Primer 2016
Tabel 3. Hubungan Variabel Independen dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Pelamonia Kota Makassar
Kepuasan Pasien Uji Statistik
Total
Variabel Independen Cukup Kurang
n % n % n %
Hubungan Antarmanusia
Cukup 59 73,8 21 26,2 80 100
0,040
Kurang 10 50,0 10 50,0 20 100
Ketepatan Waktu
Cukup 34 59,6 23 40,4 57 94,2
0,020
Kurang 35 81,4 8 18,6 43 5,8
Kenyamanan
Cukup 26 55,3 21 44,7 47 100
0,005
Kurang 43 81,1 10 18,9 53 100
Akses
Cukup 33 56,9 25 43,1 58 100
0,002
Kurang 36 85,7 6 14,3 42 100
Sumber : Data Primer 2016

Anda mungkin juga menyukai