Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.

1, September 2016

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT


KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD PANDAN KABUPATEN
TAPANULI TENGAH

Junita Butar-butar*, Roymond H Simamora**


Perawat RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah*,
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara**

Abstrak
Mutu pelayanan keperawatan merupakan penampilan/kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan
pelayanan keperawatan yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta dipihak lain dan tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan
standar kode etik profesi yang telah ditetapkan, sedangkan kepuasan pasien merupakan suatu tingkat
perasaan yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan keperawatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Jadi mutu pelayanan keperawatan yang diterima oleh
pasien akan mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan mutu
pelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli
Tengah. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah
sampel yang ditemukan 72 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan tehnik quota sampling. Data
dianalisis dengan menggunakan chi square dengan derajat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian menunjukkan
ada hubungan mutu pelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di RSUD Pandan
Kabupaten Tapanuli Tengah dengan p-Value 0,000. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan semakin tinggi
nilai mutu pelayanan keperawatan maka semakin tinggi tingkat kepuasan pasien yang dirasakan dan sebaliknya
semakin rendah mutu pelayanan keperawatan maka semakin rendah tingkat kepuasan pasien yang dirasakan.

Kata Kunci: Mutu Pelayanan Keperawatan, Kepuasan Pasien

PENDAHULUAN Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan


Pelayanan keperawatan sebagai salah satu pelayanan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang
utama di rumah sakit merupakan bagian yang diberikan itu memuaskan atau tidak. Kepuasan
tidak terpisahkan. Pelayanan keperawatan menurut merupakan suatu tingkat perasaan pasien yang
DepKes RI (2001) dalam Sumijatun (2010) timbul sebagai akibat dari kinerja layanan yang
adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang di perolehnya setelah pasien membandingkannya
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dengan apa yang diharapkannya. Kepuasan pasien
yang di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, merupakan komponen utama atau penting. Jika
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang pasien tidak puas terhadap pelayanan keperawatan
komperehensif, ditujukan pada individu, keluarga yang diberikan, dia tidak akan mencari layanan
dan masyarakat baik sakit maupun sehat mencakup itu atau menerimanya, walaupun layanan tersebut
seluruh proses kehidupan manusia. Mutu pelayanan tersedia, mudah di dapat dan mudah di jangkau
keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan (Pohan, 2007). Kenyataan lapangan menunjukkan
kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra bahwa umumnya fasilitas layanan kesehatan
institusi pelayanan kesehatan dimata masyarakat. Hal milik pemerintah masih atau tidak dimanfaatkan
ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok oleh masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah
profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan bahwa umumnya mutu layanan kesehatan yang
dan terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta diselenggarakan oleh fasilitas layanan kesehatan
kesengsaraan yang dialami pasien dan keluarganya. milik pemerintah masih belum atau tidak memenuhi

51
Junita Butar-butar, Roymond H Simamora, Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap Di Rsud Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

harapan pasien atau masyarakat. Rumah Sakit, maka pada tanggal 9 Maret 2004
Pengukuran harapan pasien dapat dilakukan dengan Puskesmas dengan Perawatan Unit Gawat Darurat 24
membuat kuisoner yang berisi aspek-aspek layanan jam diresmikan menjadi sebuah Rumah Sakit Umum
kesehatan yang dianggap penting oleh pasien. Daerah yang statusnya sebagai kelas C.
Kemudian pasien diminta menilai aspek tadi sesuai Fasilitas yang disediakan meliputi Instalasi
dengan tingkat kepentingan aspek tersebut bagi Gawat Darurat, Intalasi Rawat Jalan, Instalasi
pasien yang bersangkutan. Indonesia Sehat 2025 Rawat Inap terdiri dari Ruang VIP, Kelas I/II,
diharapakan masyarakat memiliki kemampuan Kelas III, Ruang TB Paru, Kebidanan, Ruang Anak,
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu Perinatologi, Haemodialisa, Intensive Coronary
dan memperoleh jaminan kesehatan. Pelayanan Care Unit (ICCU) dan Intensive Care Unit (ICU).
kesehatan bermutu yang di maksud adalah pelayanan Berdasarkan hasil pendahuluan yang telah dilakukan
kesehatan termasuk keadaan darurat dan bencana, dengan mewawancarai beberapa pasien yang
pelayanan kesehatan yang memenuhi kebutuhan ditemui bahwa masih ditemukannya komplain
masyarakat serta di selenggarakan sesuai dengan dari pasien ataupun keluarga pasien. Komplain ini
standar dan etika profesi (Departemen Kesehatan banyak menyangkut banyak hal, dari pelayanan
RI, 2009). dokter, pelayanan perawat, instalasi gizi, keadaan
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh ruang perawatan ataupun dalam bidang pelayanan
Anjaryani (2009) Kepuasan Pasien Rawat Inap lain. Pasien juga mengeluh bahwa perawat kurang
Terhadap Pelayanan Keperawatan di RSUD tanggap pada keluhan pasien, kurangnya komunikasi
Tugurejo Semarang adanya hubungan karakteristik perawat, pelayanan perawat yang tidak konsisten
pasien terhadap pelayanan keperawatan di tinjau dan perawat tidak memperkenalkan diri terhadap
dari lama perawatan terhadap kepuasan pasien. pasien.Hasil yang diperoleh peneliti bahwa layanan
Bahwa lamanya perawatan di rumah sakit sangatlah keperawatan belum dilakukan secara maksimal. Hal
berpengaruh dengan tingkat kepuasan pasien tersebut dapat terlihat dari kurangnya keterlibatan
terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang perawat saat memberikan informasi tentang obat-
diberikan. obatan yang diminumnya, diet atau program
Penelitian tentang layanan keperawatan dengan perawatan ketika pasien dinyatakan sembuh dan
tingkat kepuasan pasien rawat inap, menurut diijinkan pulang.
Desimawati (2013) hasil penelitiannya adalah ada Selain dibuktikan dari hasil wawancara dan
hubungan layanan keperawatan dengan tingkat observasi, data jumlah pasien yang diperoleh dari
kepuasan pasien, karena belum memberikan tingkat rekam medis dan bidang keperawatan, jumlah pasien
kepuasan yang diinginkan oleh pasien. Salah satu rawat inap juga dapat menggambarkan kepuasan
yang menjadi penyebab keadaan tersebut adalah pasien. Jumlah pasien dari tahun 2012-2014
pelayanan keperawatan yang belum mampu berturut-turut (tahun 2012) 5.071 orang, pada (tahun
memenuhi harapan pasien. Hal ini ditinjau dari aspek 2013) mengalami penurunan menjadi 3.699 orang,
perhatian, aspek penerimaan, aspek komunikasi, kemudian (tahun 2014) meningkat menjadi 3.854
aspek kerjasama dan aspek tanggung jawab terhadap orang (Rekam Medik RSUD Pandan). Penurunan
pelayanan keperawatan yang di terima oleh pasien. jumlah pasien merupakan salah satu indikasi dari
Rumah Sakit Umum Daerah Pandan dahulunya ketidakpuasan pasien pada pelayanan keperawatan
adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) walaupun tidak signifikan dalam membuktikan
yang berdiri sejak tahun 1982. Pada tahun 2002, kepuasan atau ketidakpuasan pasien. Rumah sakit
Puskesmas Pandan ditingkatkan menjadi Puskesmas merupakan agen perubahan diharapkan memberikan
Perawatan Unit Gawat Darurat 24 jam. Sejalan pelayanan prima kepada pasien. Keadaan kurangnya
dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk kepuasan pasien terjadi karena tuntutan kebutuhan
menerima pelayanan kesehatan rujukan dan juga pasien semakin meningkat namun tidak diiringi
bahwa Kabupaten Tapanuli Tengah belum memiliki dengan perbaikan tindakan perawat.

52
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016

Layanan keperawatan dan kepuasan pasien Sakit Umum Daerah Pandan, 2015). Sampel
menjadi indikator keberhasilan penyelenggara dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap yang
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kepuasan pasien sedang dirawat di VIP, Kelas I, II,, III, dan Ruang
akan terpenuhi bila pelayanan yang diberikan belum TB Paru di RSUD Pandan, yang diperoleh dengan
sesuai dengan harapan pasien maka pasien merasa menggunakan teknik Quota Sampling. Pengambilan
tidak puas. Perawat harus mampu memberikan jumlah responden dalam penelitian ini akan dicari
pelayanan keperawatan yang optimal sesuai berdasarkan perhitungan Slovin, Perhitungannya
standar pelayanan keperawatan yang telah ada. Hal sebagai berikut:
tersebut dikarenakan kepuasan pasien merupakan 263
indikator keberhasilan pelayanan keperawatan n = ____________
(Tjiptono, 2004). Dari beberapa informasi di atas 1 + 263 (0.1)2
dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pasien
terhadap pelayanan keperawatan belum terlaksana = 72,45 dibulatkan menjadi 72 sampel
dengan baik sesuai dengan harapan pasien di rumah
sakit. RSUD Pandan adalah salah satu rumah Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui
sakit umum daerah yang memberikan pelayanan bahwa besar sampel adalah 72 sampel.
kesehatan kepada masyarakat yang tidak terlepas Tabel 1
dari pelayanan keperawatan. Berdasarkan data Besar sampel berdasarkan ruang rawat inap di
di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan belum RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah
pernah dilakukan penelitian untuk mengetahui Nama Ruangan Populasi Proporsi Sampel
bagaimana pelayanan keperawatan, maka penulis VIP 53 15
tertarik untuk meneliti tentang hubungan mutu Kelas I 37 10
pelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan Kelas II 31 8
Kelas III 115 32
pasien rawat inap, mengingat bahwa pelayanan
TB Paru 27 7
keperawatan merupakan salah satu faktor yang
Total 263 72
sangat penting untuk mencapai keberhasilan dan
kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan Sumber: Data Primer Januari-Juni 2015
kepada pasien. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka peneliti merumuskan masalah penelitian Instrument penelitian yang penulis gunakan
apakah ada hubungan mutu pelayanan keperawatan adalah kuesioner yang disampaikan langsung kepada
dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di RSUD pasien rawat inap yang bersedia sebagai sampel.
Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Instrument penelitian ini disusun oleh peneliti
Lembar kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari
METODELOGI PENELITIAN tiga jenis yaitu data demografi, mutu pelayanan
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui keperawatan dan lembar kuesioner tingkat kepuasan
hubungan mutu pelayanan keperawatan dengan pasien rawat inap pada pelayanan keperawatan.
tingkat kepuasan pasien rawat inap di RSUD Pandan Kuesioner mutu pelayanan keperawatan dan tingkat
Kabupaten Tapanuli Tengah. Desain penelitian ini kepuasan pasien saling terkait agar nantinya dapat
menggunakan metode penelitian survey analitik dihubungkan hasilnya menjadi tingkat kepuasan.
dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Alat ukur mutu pelayanan keperawatan menggunakan
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien lembar kuesioner mutu pelayanan yang terdiri dari
rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan 5 aspek mutu pelayanan keperawatan yaitu daya
Kabupaten Tapanuli Tengah dari bulan Januari-Juni tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), bukti
2015 yang berjumlah 1.575 pasien dengan rata- fisik (tangible), perhatian (empathy) dan keandalan
rata perbulan 263 pasien (Medikal Record Rumah (reability) dengan masing-masing aspek 5 item
pernyataan sehingga jumlah kuesioner terdiri dari 25

53
Junita Butar-butar, Roymond H Simamora, Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap Di Rsud Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

item pernyataan. Lembar kuesioner ini menggunakan Ha diterima. Begitu juga sebaliknya jika signifikansi
format jawaban Skala Likert yaitu jawaban STS hitung lebih besar dari pada signifikansi yang
(Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1, jawaban jawaban ditentukan maka Ha ditolak.
TS (Tidak Setuju) diberi skor 2, jawaban S (Setuju) 1. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik
diberi skor 3, jawaban SS (Sangat Setuju) di beri responden penelitian yang akan dipaparkan
skor 4. Kuesioner pengukuran kepuasan pasien terdiri mencakup umur, jenis kelamin, pendidikan,
dari 25 poin terkait 5 aspek pelayanan keperawatan pekerjaan, status perkawinan, lama perawatan,
yang berpusat pada pasien. Lembar kuesioner ini dan ruang rawat inap.
menggunakan format jawaban Skala Likert yaitu
STP (Sangat Tidak Puas), diberi skor 1, jawaban TS Tabel 2
(Tidak Puas) diberi skor 2, jawaban P (Puas) diberi Karakteristik responden ruang Rawat Inap di RSUD
skor 3, jawaban SP (Sangat Puas) diberi skor 4. Uji Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah (n=72)
reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan uji
Cronbach Alpa dengan hasil koefisien reliabilitas Persentase
Karakteristik Frekuensi
kuesioner mutu pelayanan keperawatan 0,927 dan (%)
koefisien reliabilitas tingkat kepuasan pasien 0,923. Umur
Hal ini untuk instrument yang dapat diterima sesuai 20-33 39 54,2
34-47 26 36,1
dengan pernyataan Arikunto (2013) mengatakan
48-60 7 9,7
bahwa suatu variabel dikatakan reliabel jika
Jenis Kelamin
memberikan nilai alpha cronbach> 0,70.
Laki-laki 28 38,9
Perempuan 44 61,1
HASIL PENELITIAN Pendidikan
Pengumpulan data dilakukan sejak tanggal 6 SD 4 5,6
November sampai 5 Desember 2015 dengan jumlah SLTP 15 20,8
responden sebanyak 72 orang pasien, yang dilakukan SMU 33 45,8
dengan cara pengisian kuesioner oleh responden. Perguruan Tinggi 20 27,8
Pelaksanaan penelitian dilakukan langsung oleh Status Perkawinan
peneliti, pengolahan data dalam penelitian ini Belum menikah 9 12,5
menggunakan uji statistik dengan menggunakan Menikah 63 87.5
salah satu program yang ada dalam komputer, yaitu Pekerjaan
program SPSS. Data yang telah di kumpulkan Wiraswasta 25 34,7
diolah dengan proses editing (pengecekan isian Buruh/Petani 20 27,8
lembar observasi), coding (memberi kode pada PNS 9 12,5
Tidak Bekerja 18 25,0
jawaban lembar observasi), entry (memasukan
Lama Perawatan
data ke komputer), kemudian cleaning (tahap
3-5 62 86,1
pembersihan data). Hasil penelitian dianalisis 6-8 8 11,1
dengan menggunakan uji Chi Square. Uji ini >9 2 2,8
digunakan untuk menguji adanya hubungan mutu Ruangan rawat Inap
pelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan VIP 15 20,8
pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kelas I 10 13,9
Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Keputusan Kelas II 8 11,1
pengujian hipotesis penelitian didasarkan pada taraf Kelas III 32 44,4
signifikansi 0,05. Apabila signifikansi hitung lebih TB Paru 7 9,7
kecil dari pada signifikansi yang di tentukan maka Sumber: Data Primer Januari-Juni 2015

54
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016

Tabel 2 menunjukkan proporsi karakteristik kategori rendah. Sebanyak 24 responden (33,3%)


responden berdasarkan umur, jumlah terbanyak menilai mutu pelayanan keperawatan pada aspek
adalah kelompok umur 20-39 tahun dengan jaminan berada pada kategori tinggi, 46 responden
jumlah 39 responden (54,2%). Kategori jenis (63,9%) menilai kategori sedang dan 2 responden
kelamin sebagian besar dalam penelitian ini adalah (2,8%) menilai dengan kategori rendah. Dengan
perempuan yaitu 44 responden (61,1%). Berdasarkan demikian mutu pelayanan keperawatan pada aspek
pendidikan memiliki jumlah terbanyak di tingkat jaminan adalah menilai dengan kategori sedang.
SMU 33 responden (45,8%). Dari segi status Mutu pelayanan keperawatan pada aspek bukti
pekerjaan yang paling banyak adalah jenis pekerjaan fisik dinilai berada pada kategori tinggi oleh 19
Wiraswasta 25 responden (34,7%). Karakteristik responden (26,4%), 52 responden (72,2%) menilai
berdasarkan status perkawinan di lihat dari status kategori sedang dan 1 responden (1,4%) menilai
menikah paling banyak dengan jumlah 63 responden mutu pelayanan keperawatan dari segi aspek bukti
(87,5%). Sedangkan berdasarkan lamanya perawatan fisik menilai pada kategori rendah.
memiliki jumlah yang paling banyak adalah 3-5 hari Hasil penelitian mutu pelayanan keperawatan
62 responden (86,1%). pada aspek perhatian dengan 21 responden (29,2%)
berada pada kategori tinggi, 50 responden (69,4%)
2. Mutu Pelayanan Keperawatan di RSUD Pandan pada kategori sedang dan 1 responden (1,4%)
Kabupaten Tapanuli Tengah kategori rendah. Sedangkan mutu pelayanan
Pengukuran mutu pelayanan keperawatan keperawatan ditinjau dari aspek keandalan 26
yang diukur adalah 5 aspek yaitu daya tanggap responden (36,1%) menilai pada kategori tinggi, 45
(responsiveness), jaminan (assurance), bukti responden (62,5%) menilai dengan kategori sedang
fisik (tangible), perhatian (empathy), keandalan dan 1 responden (1,4%) menilai dengan kategori
(reliability). Secara rinci akan dijelaskan sebagai rendah. Berdasarkan hasil data dari 5 aspek mutu
berikut. pelayanan keperawatan dapat di kategorikan nilai
mutu pelayanan berdasarkan tabel sebagai berikut:
Tabel 3
Distribusi responden tentang aspek-aspek mutu Tabel 4
pelayana keperawatan RSUD Pandan Kabupaten Distribusi responden Mutu Pelayanan Keperawatan
tapanuli Tengah (n=72). RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah (n=72).
Frekuensi Mutu Pelayanan Keperawatan
Mutu Pelayanan Tinggi Sedang Rendah Total No Klasifikasi Frekuensi Persentase
Keperawatan
F % f % f % f % (%)
Daya Tanggap 28 38,9 41 56,9 3 4,2 72 100 1 Tinggi 24 33,3
Jaminan 24 33,3 46 63,9 2 2,8 72 100 2 Sedang 47 65,3
Bukti Fisik 19 26,4 52 72,2 1 1,4 72 100 3 Rendah 1 1,4
Perhatian 21 29,2 50 69,4 1 1,4 72 100 Total 72 100
Keandalan 26 36,1 45 62,5 1 1,4 72 100 Sumber: Data Primer, Januari-Juni 2015
Sumber: Data Primer Januari-Juni 2015
Hasil analisis dari tabel 4 didapat bahwa mutu
Tabel 3. memaparkan hasil penelitian tentang pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSUD
mutu pelayanan keperawatan pada aspek daya Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah kategori tinggi
tanggap, 28 responden (38,9%) menilai berada pada 24 responden (33,3%), kategori sedang 47 responden
kategori tinggi, 41 responden (56,9%) menilai pada (65,3%) dan kategori rendah 1 responden (1,4%).
kategori sedang dan 3 responden (4,2%) menilai Dengan demikian mutu pelayanan keperawatan
secara keseluruhan adalah kategori sedang.

55
Junita Butar-butar, Roymond H Simamora, Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap Di Rsud Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

3. tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD responden digolongkan menjadi 3 kategori yaitu
Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah kepuasan tinggi, sedang dan rendah. Gambaran
Tingkat kepuasan pasien yang meliputi distribusi tingkat kepuasan pasien pada mutu
dari 5 aspek yaitu daya tanggap (responsiveness), pelayanan keperawatan dapat dilihat pada tabel 6.
jaminan (assurance), bukti fisik (tangible), perhatian
(empathy), keandalan (reliability), dapat di jelaskan Tabel 6
sebagai berikut: Distribusi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di
RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah (n=72).
Tabel 5 Persentase
Klasifikasi Frekuensi
Distribusi responden tentang aspek-aspek tingkat (%)
kepuasan pasien di ruang Rawat Inap RSUD Pandan Tinggi 29 40,3
Sedang 42 58,3
Kabupaten Tapanuli Tengah (n=72)
Rendah 1 1,4
Frekuensi Tingkat Kepuasan Pasien
Total 72 100
Tingkat Tinggi Sedang Rendah Total
Kepuasan F % F % f % F %
Pasien
Daya Tanggap 22 30,6 49 68,1 1 1,4 72 100 Berdasarkan tabel 6, dapat disimpulkan bahwa
Jaminan 24 33,3 47 65,3 1 1,4 72 100 tingkat kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan
Bukti Fisik 23 31,9 48 66,7 1 1,4 72 100 keperawatan berada pada kategori tinggi dengan 29
Perhatian 21 29,2 50 69,4 1 1,4 72 100 responden (40,3%) dan kategori sedang 42 responden
Keandalan 21 29,2 50 69,4 1 1,4 72 100 (58,3%) dan 1 responden (1,4%) berada pada
Sumber: Data Primer Januari-Juni 2015 kategori rendah. Dengan demikian tingkat kepuasan
pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan adalah
Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa kategori tinggi.
tingkat kepuasan pasien pada aspek daya tanggap
berada pada tingkat kepuasan tinggi dengan 22 4. Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan denga
responden (30,6%), 49 responden (68,1%) berada Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD
pada tingkat kepuasan sedang dan 1 responden Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah
(1,4%) pada tingkat kepuasan rendah. Tingkat Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui
kepuasan pada aspek jaminan berada pada tingkat hubungan mutu pelayanan keperawatan dengan
kepuasan tinggi dengan 24 responden (33,3%), tingkat kepuasan pasien rawat inap di Rumah Sakit
47 responden (65,3%) dengan tingkat kepuasan Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah
sedang dan 1 responden (1,4%) berada pada tingkat adalah uji Chi Square.
kepuasan rendah. Tingkat kepuasan pasien pada
aspek bukti fisik berada pada kategori tinggi dengan Tabel 7
23 responden (31,9%), 48 responden (66,7%) berada Distribusi hubungan mutu pelayanan keperawatan
pada tingkat kepuasan sedang dan 1 responden dengan tingkat kepuasan pasien di ruang Rawat Inap
(1,4%) pada tingkat kepuasan rendah. Sebanyak 21 RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah (n=72).
responden (29,2%) memiliki tingkat kepuasan tinggi, Tingkat Kepuasan Pasien
48 responden (66,7%) tingkat kepuasan sedang dan Mutu Pelayanan Rawat Inap Total pValue
1 responden (1,4%) berada pada tingkat kepuasan Keperawatan Rendah Sedang Tinggi
F % f % f % f %
rendah pada aspek perhatian. Rendah 1 1,4 0 0 0 0 1 1,4
Tingkat kepuasan pada aspek keandalan dengan Sedang 0 0 36 50,0 11 15,3 47 65,3
21 responden (29,2%) kategori kepuasan tinggi, 50 Tinggi 0 0 6 8,3 18 25,0 24 33,3 0,000
responden (69,4%) di kategorikan tingkat kepuasan Total 1 1,4 42 58,3 29 40,3 72 100
sedang dan 1 responden (1,4%) yang memiliki Sumber: Data Primer, Januari-Juni 2015
tingkat kepuasan rendah. Tingkat kepuasan pasien

56
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016

Tabel 7. menunjukkan ada hubungan mutu Menurut hasil penelitian Jalal (2007), bahwa
pelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan mutu pelayanan dari segi aspek daya tanggap didapat
pasien rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah kategori mutu pelayanan tinggi dengan 53%. Hal
Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah, dengan hasil ini didapat karena semua perawat telah mengikuti
uji statistik p=0,000 (p<0,05). Ha gagal di tolak (p pelatihan Hospital’s Service Exellent’ sehingga
value < α), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada dalam menanggapi keluhan pasien dapat terpenuhi
hubungan yang bermakna antara mutu pelayanan sesuain dengan harapan pasien. Pada prinsipnya
keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien setiap perawat dalam memberikan bentuk-bentuk
rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan pelayanan, mengutamakan aspek pelayanan sangat
Kabupaten Tapanuli Tengah. mempengaruhi perilaku orang yang mendapatkan
pelayanan, sehingga diperlukan kemampuan daya
PEMBAHASAN tanggap dari pegawai untuk melayani pasien sesuai
1. Mutu Pelayanan Keperawatan dengan tingkat penyerapan, pengertian yang sulit
Peningkatan mutu pelayanan keperawatan adalah untuk diketahuinya. Dari hasil penelitian ini peneliti
derajat yang memberikan pelayanan secara efisien dapat mengasumsikan bahwa jika mutu pelayanan
dan efektif sesuai dengan standar profesi, standar keperawatan diberikan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh pasien, maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan
sesuai dengan kebutuhan pasien yang diberikan oleh pasien terhadap mutu pelayanan yang dimiliki rumah
perawat. Pelayanan berkualitas yang memberikan sakit dan jika mutu pelayanan keperawatan yang
suatu jasa pelayanan keperawatan yang benar-benar diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan pasien,
sesuai dengan kebutuhan pasien dan menunjuk pada maka semakin rendah tingkat kepuasan pasien
tingkat kesempurnaan pelayanan. Mutu pelayanan terhadap pelayanan keperawatan yang diterima. Hal
keperawatan diukur dengan lima aspek yaitu ini memerlukan adanya penjelesan yang bijaksana,
responsiveness, assurance, tangible, empathy dan mendetail, membina, mengarahkan para pengguna
reliability. Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian, pelayanan keperawatan.
peneliti akan mendeskripsikan hasil masing-masing
aspek dari mutu pelayanan keperawatan pasien rawat b. jaminan (assurance)
inap antara lain: Aspek kedua dari mutu pelayanan keperawatan
yaitu jaminan (assurance) merupakan bentuk
a. daya tanggap (responsiveness) pelayanan yang diberikan staf rumah sakit yang
Aspek pertama dari mutu pelayanan keperawatan dapat menimbulkan kepercayaan dari pasien
yaitu daya tanggap (responsiveness) merupakan terhadap rumah sakit. Pasien memberikan penilaian
suatu bentuk pelayanan yang diberikan oleh pihak sesuai dengan apa yang diterima oleh pasien dalam
rumah sakit yang meliputi kemampuan perawat hal pengetahuan, kemampuan, dan ketepatan
menanggapi dan melakukan sesuatu yang diinginkan dalam menangani masalah kesehatan mereka
dan dibutuhkan oleh pasien. Hasil penelitian dalam menumbuhkan kepercayaan atas pelayanan
menunjukan kategori mutu pelayanan tinggi dengan keperawatan yang mereka terima. Hasil penelitian
28 responden (38,9%), kategori mutu pelayanan menunjukkan bahwa pasien merasakan mutu
sedang dengan 41 responden (56,9%) dan kategori pelayanan keperawatan pada aspek jaminan
mutu pelayanan rendah adalah 3 responden (4,2%). dalam kategori tinggi 24 responden (33,3%),
Artinya bahwa pasien memberikan penilaian yang dengan kategori sedang sebesar 46 responden
cukup atas kinerja rumah sakit dalam menangani (63,9%) dan kategori rendah adalah 2 responden
keluhan pasien dan menciptakan komunikasi yang (2,8%). Dalam aspek ini disimpulkan bahwa mutu
tercipta antara pihak rumah sakit terutama bagi pelayanan keperawatannya adalah kategori sedang,
perawat. Artinya bahwa pasien memberikan yang cukup

57
Junita Butar-butar, Roymond H Simamora, Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap Di Rsud Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

atas pengetahuan dan kemampuan rumah sakit yang di berikan pihak rumah sakit bagi pasien rawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada inap termasuk penampilan dari tenaga medis yang
mereka. Hasil penelitian menurut Jalal (2007) memberikan pelayanan keperawatan.Hasil penelitian
dengan penelitian pada pasien rawat inap di RSUD ini sama dengan penelitian yang dilakukan Jalal
Tugurejo Semarang menunjukan 53% kategori (2007) di RSUD Tugurejo Semarang dimana mutu
mutu pelayanan tinggi. Keterjaminan dalam mutu pelayanan dari aspek bukti fisik adalah kategori
pelayanan termasuk dalam personal interaction, sedang dengan (49%) dari 100 responden yang
dimana hubungan perawat dengan pasien akan menilai cukup baik sarana dan prasarana rumah sakit,
menjadi penentu bagaimana persepsi pasien terhadap hal ini disebabkan karena banyaknya renovasi dan
penilaian bahwa jasa yang ditawarkan memberikan penambahan gedung baru yang masih tahap proses,
jaminan keamanan. Jaminan atas pelayanan yang seragam perawat tiap hari ganti sehingga sulit untuk
diberikan oleh pegawai/perawat sangatlah ditentukan dikenali, kelengkapan perawatan yang digunakan di
oleh performance atau kinerja pelayanan, sehingga ruangan baru tahap melengkapi dan kalau ada yang
di yakini bahwa perawat tersebut mampu meberikan rusak harus menunggu anggaran baru.
pelayanan yang andal, mandiri dan profesional Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat
yang berdampak pada kepuasan pelayanan yang mengasumsikan bahwa semakin lengkap fasilitas,
diterima. Penilaian pelayanan keperawatan dalam kebersihan ruangan dan penampilan perawat yang
aspek jaminan pada penelitian ini meliputi perawat dimiliki oleh rumah sakit maka semakin baik
terdidik dan mampu melayani pasien, menjaga pula mutu pelayanan keperawatan yang diberikan
kerahasiaan pasien selama berada di ruang rawat kepada pasien dan begitu pula sebaliknya, apabila
inap dan meningkatkan kepercayaan pasien serta kelengkapan fasilitas, kebersihan ruangan dan
membantuu dalam proses kesembuhan pasien. Dari penampilan perawat tidak baik maka mutu pelayanan
hasil penelitian diatas peneliti dapat mengasumsikan keperawatan yang diberikan akan buruk.
bahwa setiap pelayanan keperawatan apabila
diberikan secara cepat, tepat, mudah, lancar, dapat d. Perhatian (empathy)
dipercaya dan berkualitas maka penerima jasa akan Selanjutnya aspek ke empat mutu pelayanan
mengingat pelayanan tersebut dan akan kembali lagi keperawatan yaitu perhatian yang merupakan
pada saat mereka membutuhkan dan begitu juga ketersediaan rumah sakit untuk peduli, memberikan
sebaliknya. perhatian pribadi dan kenyamanan kepada pasien
sehingga pasien bisa merasakan kenyamanan
c. Bukti fisik (tangible) selama menerima perawatan di rumah sakit. Hasil
Bukti fisik merupakan aspek ke tiga dari mutu penelitian menunjukan bahwa pasien merasakan
pelayanan keperawatan, aspek ini menggambarkan mutu pelayanan keperawatan perhatian dalam
tampilan fisik pelayanan keperawatan yang diberikan kategori tinggi 21 responden (29,2%), kategori
pihak rumah sakit meliputi penampilan fisik seperti sedang sebesar 50 responden (69,4%) dan kategori
bangunan fisik, kelengkapan fasilitas, kebersihan rendah 1 responden (1,4%). Artinya bahwa pasien
ruangan dan penampilan fisik pegawai rumah sakit memberikan penilaian yang cukup atas kepedulian
yang dapat di lihat dan dirasakan langsung oleh dan perhatian yang diberikan pihak rumah sakit
pasien. pada mereka.
Hasil penelitian menunjukan bahwa mutu Hasil penelitian ini selaras dengan peneliti Jalal
pelayanan keperawatan pada aspek ini dalam (2007) dengan penelitian pada pasien rawat inap di
kategori tinggi 19 responden (26,4%), kategori RSUD Tugurejo Semarang kategori sedang (55%)
sedang sebesar 52 responden (72,2%) dan kategori dari 100 responden, dimana menjelaskan bahwa
rendah 1 responden (1,4%). Artinya bahwa pasien banyaknya kegiatan dan kesibukan perawat sehingga
memberikan penilaian yang cukup atas fasilitas fisik mempengaruhi kurangnya perhatian perawat kurang

58
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016

kepada pasien. Dari hasil penelitian diatas peneliti tinggi dengan 24 responden (33,3%), kategori
mengasumsikan bahwa semakin tinggi mutu mutu pelayanan keperawatan sedang 47 responden
pelayanan keperawatan yang diberikan rumah sakit (65,3%) namun 1 responden (1,4%) didapatkan mutu
maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan pasien pelayanan keperawatan kategori rendah. Dari data
yang dirasakan begitu juga sebaliknya semakin tersebut di katakan mutu pelayanan keperawatan
rendah mutu pelayanan keperawatan maka semakin daya tanggap, jaminan, bukti fisik, perhatian dan
kecil kepuasa pasien yang dirasakan. keandalan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian
e. Keandalan (reliability) besar adalah kategori mutu pelayanan sedang. Mutu
Aspek terahir dari mutu pelayanan keperawatan pelayanan keperawatan dikatakan bermutu apabila
yaitu keandalan, merupakan kemapuan pihak rumah pelayanan yang diharapkan lebih kecil daripada
sakit untuk mewujudkan kemampuan melaksanakan pelayanan yang dirasakan (bermutu). Dikatakan
pelayanan keperawatan dengan terpercaya dan Kualitas layanan memenuhi harapan, apabila
akurat. Pada aspek ini menggambarkan bahwa mutu pelayanan yang diharapkan sama dengan yang
pelayanan keperawatan dalam kategori tinggi adalah dirasakan (memuaskan). Demikian pula dikatakan
26 responden (36,1%), dengan kategori sedang 45 persepsi tidak memenuhi harapan apabila pelayanan
responden (62,5%) dan kategori rendah adalah 1 yang diharapkan lebih besar daripada pelayanan yang
reponden (1,4%), pasien merasakan mutu pelayanan dirasakan (tidak bermutu). Pelayanan keperawatan
keperawatan pada aspek keandalan dalam kategori dapat diamati dari praktik keperawatan yang
sedang. Artinya bahwa pasien memberikan penilain dilakukan oleh perawat saat melakukan tindakan
yang cukup atas kinerja rumah sakit meliputi proses keperawatan pada pasien. Tindakan keperawatan
prosedur, tindakan pemeriksaan dan perawatan hendaknya dilakukan sesuai dengan harapan pasien
dari perawat. Penelitian ini sejalan dengan peneliti untuk mencapai tingkat kepuasan pasien dan
Anjaryani (2009) berpendapat keandalan atau memenuhi harapan pasien. Tindakan keperawatan
reliability pelayanan akan dapat diberikan jika dapat yang di terima oleh pasien akan memunculkan
di percaya oleh pelanggan meliputi pelayanan harus suatu pengalaman bagi pasien. Pengalaman saat
konsisten, selain itu pelayanan yang berbelit-belit menerima tindakan keperawatan merupakan salah
dan lamanya masa tunggu pasien dapat menentukan satu faktor terwujudnya persepsi pasien tentang
mutu pelayanan keperawatan karena membuaat pelayanan keperawatan tersebut. Kualitas atau mutu
pasien merasa tidak dilayani dengan baik sehingga pelayanan keperawatan yang dimiliki sebuah rumah
hal ini akan dapat menimbulkan ketidakpuasan. sakit mempengaruhi pasien menggunakan sebuah
Dari hasil penelitian diatas peneliti mengasumsikan jasa pelayanan keperawan di rumah sakit.
dalam pemberian pelayanan memiliki kemampuan
pengetahuan, keahlian, kemandirian dan penguasaan
profesionalisme tinggi maka aktivitas kerja yang 2 Tingkat Kepuasan Pasien
dikerjakan menghasilkan nilai yang tinggi, dan Kepuasan pasien merupakan respon atau tingkat
begitu juga sebaliknya jika pemberian pelayanan perasaan pasien yang diperoleh setelah pasien
yang memiliki kemampuan pengetahuan, keahlian menerima jasa pelayanan keperawatan di rumah
dan penguasaan profesionalisme rendah maka sakit dengan membandingkan antara kinerja atau
aktivitas kerja yang dikerjakan menghasilkan nilai hasil yang dirasakan dengan harapan pasien. Apabila
yang rendah. hasil yang dirasakan dibawah harapan maka pasien
Berdasarkan tabel 4, menunjukkan hasil akan kecewa, kurang puas bahkan tidak puas, namun
penelitian mutu pelayanan keperawatan secara umum sebaliknya bila sesuai dengan harapan, pasien akan
di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah puas dan bila kinerja melebihi harapan maka pasien
Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah adalah kategori akan sangat puas.Kepuasan yang terjadi pada pasien

59
Junita Butar-butar, Roymond H Simamora, Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap Di Rsud Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

karena harapan-harapan yang ada pada diri pasien b. tingkat kepuasan berdasarkan aspek jaminan
terpenuhi. Kepuasan merupakan gambaran harapan (assurance)
pasien yang terpenuhi dalam menggunakan jasa Berdasarkan jaminan sebagai aspek kedua dari
rumah sakit. Selain itu tabel 5 berdasarkan hasil tingkat kepuasan pasien merupakan pelayanan jasa
penelitian, peneliti akan mendeskripsikan hasil dari keperawatan dengan apakah pasien mendapakan
masing-masing aspek kepuasan pasien rawat inap di pelayanan keperawatan dengan prosedur pelayanan
RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah, adalah kesehatan dan pasien juga mendapatkan pelayanan
sebagai berikut: sesuai dengan keadaan yang dialami pasien rawat
a. tingkat kepuasan berdasarkan aspek daya inap. Sesuatu yang menjadi kebutuhan atau apa
tanggap (responsiveness) yang seharusnya didapat oleh pasien rawat inap.
Aspek daya tanggap berdasarkan tingkat Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa
kepuasan pasien merupakan harapan yang diterima pasien memiliki kepuasan pada aspek jaminan
atas pelayanan jasa keperawatan yang dipilih. dalam kategori tinggi 24 responden (33,3%), tingkat
Kepuasan itu akan timbul setelah pelayanan yang kepuasan kategori sedang 47 responden (65,3%)
diterima sesuai dengan yang diharapkan. Setiap dan tingkat kepuasan kategori rendah adalah 1
pasien itu memiliki perkiraan atau keyakinan responden (1,4%). Hasil tersebut menunjukan apa
masing-masing akan pelayana keperawatan akan yang menjadi kebutuhan sebagian besar pasien
mereka dapatkan. Berdasarkan hasil penelitian cukup terpenuhi yang artinya kebutuhan mereka
diperoleh bahwa pasien memiliki kepuasan pada akan pelayanan keperawatan yang mereka dapatkan
aspek daya tanggap dalam kategori tinggi 22 ada sebagaian yang tidak sesuai dengan mereka
responden (30,6%), kategori sedang dengan 49 butuhkan. Penelitian ini didukung oleh Marpaung
responden (68,1%) dan kategori rendah 1 responden (2010) menunjukkan bahwa aspek mutu pelayanan
(1,4). Hasil tersebut menunjukan bahwa apa yang keperawatan diperoleh sebanyak 39 responden
menjadi harapan pasien sebagian besar pasien cukup (68,4%) puas dengan pelayanan keperawatan
terpenuhi dimana mereka menerima pelayanan rawat inap. hal ini didapat bahwa sikap perawat
keperawatan yang mereka dapatkan ada beberapa yang selalu meminta persetujuan pasien setiap
telah sesuai dengan harapan mereka tetapi ada akan melakukan tindakan. Dari hasil penelitian ini,
pula yang tidak atau kurang sesuai dengan apa peneliti mengasumsikan bahwa apabila semakin
yang mereka harapkan. Hasil penelitian ini sama terampil perawat melakukan tindakan keperawatan
dengan penelitian yang dilakukan Marpaung (2010) sesuai dengan harapan pasien maka pasien akan puas
berdasarkan aspek mutu pelayanan keperawatan dari dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit.
segi daya tanggap sebanyak 37 responden (64,9%)
puas dengan pelayanan keperawatan, yang artinya c. tingkat kepuasan pasien berdasarkan aspek bukti
pelayanan daya tanggap mempunyai nilai yang fisik (tangible)
cukup baik, terutama dalam pemberian prosedur oleh Aspek ketiga dari kepuasan pasien adalah
perawat kepada pasien rawat inap. aspek bukti fisik dimana aspek ini menggambarkan
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka tentang kepuasan pasien berdasarkan bentuk
peneliti mengasumsikan bahwa apabila pelayanan fisik gedung, fasilitas yang di butuhkan pasien,
yang dieterima dibawah harapan pasien, maka pasien kebersihan dan penampilan perawat dimana dalam
akan kecewa, kurang puas dan bahkan sangat tidak hal ini akan cenderung menunjukan tingkat kepuasan
puas, namum sebaliknya apabila pelayanan yang pasien yang dapat dilihat dan dirasakan.Berdasarkan
diterima sesuai dengan harapan pasien maka pasien hasil penelitian diperoleh bahwa pasien memiliki
akan puas. kepuasan dengan kategori tinggi 23 responden

60
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016

(32,9%), tingkat kepuasan dengan katgori sedang 2013) ketidakpuasan pasien sering dikemukakan
yaitu 48 responden (66,7%) dan tingkat kepuasan terhadap sikap dan perilaku petugas rumah sakit serta
kategori rendah 1 responden (1,4%). Hasil penelitian petugas kurang komunikatif dan informatif dengan
ini disimpulkan bahwa sebagian besar memiliki pasien. Menurut hasil penelitian Iklashian (2013)
tingkat kepuasan pasien sedang, dimana bukti fisik dengan judul gambaran tingkat kepuasan pasien
merupakan segala hal yang langsung dapat dirasakan dalam mutu pelayanan keperawatan di RS Adenin
dan dinikmati melalui indra penglihatan pada saat Adenan Medan menunjukkan mutu pelayanan
pengguna layanan. Penelitian ini meliputi ruang keperawatan sangat memuaskan dengan 79,33%,
rawat inap tertata dengan rapi, bersih, ruang rawat mengatakan bahwa apabila tingkat kesesuaian antara
inap nyaman. Hasil penelitian Romadhan, dkk kenyataan yang diterima dengan harapan pasien
(2012) di RSUD Daya Makassar mengemukakan maka pasien akan merasa puas dengan pelayanan
bahwa 61,% menyatakan sarana dan prasarana baik yang diterimanya.
dan 38,6% menyatakan kurang baik, dalam hal ini Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat
bahwa kelengkapan fasilitas rumah sakit sangat disimpulkan bahwa, kepuasan maupun ketidakpuasan
menentukan kepuasan pasien baik sarana maupun pasien sangat berhubungan dengan persepsi perhatian
prsarana. Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat pasien karena perhatian yang diberikan oleh perawat
mengasumsikan bahwa semakin lengkap sarana dapat dirasakan secara langsung oleh pasien dari
dan prasarana kesehatan yang dimiliki oleh rumah awal pelayanan sampai akhir pelayanan keperawatan
sakit, maka semakin tinggi tingkat kepuasan pasien yang pasien dapatkan di ruang rawat inap. Pada
terhadap mutu pelayanan dan begitu juga sebaliknya dasarnya setiap pasien ingin diperlakukan secara
semakin rendah kelengkapan sarana dan prasarana individu atau khusus, dengan demikian rasa perhatian
rumah sakit semakin rendah pulalah tingkat kepuasan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
pasien. alat utama dalam memenuhi harapan pasien akan
perlakuan istimewa, sehingga terwujudlah kepuasan
d. Tingkat kepuasan pasien berdasarkan aspek pasien terhadap pelayanan keperawatan yang
perhatian (empathy) mereka terima. Dari hasil penelitian diatas peneliti
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mengasumsikan bahwa apabila perawat memberikan
tingkat kepuasan berdasarkan aspek perhatian perhatian yang lebih tinggi kepada pasien yang sesuai
dengan kategori tinggi 21 responden (29,2%), tingkat dengan harapan pasien maka tingkat kepuasan pasien
kepuasan kategori sedang 50 responden (69,4%) akan lebih tinggi, dan sebaliknya apabila perhatian
dan kategori tingkat kepuasan rendah 1 responden yang diberikan perawat kurang dari harapan pasien
(1,4%). Hasil penelitian ini didapat bahwa tingkat maka tingkat kepuasan pasien akan rendah.
kepuasan terhadap mutu pelayanan pada aspek
perhatian adalah kategori sedang. Penilaian pada e. tingkat kepuasan pasien berdasarkan aspek
aspek perhatian ini meliputi perawat meluangkan keandalan (reliability)
waktu khusus untuk berkomunikasi dengan pasien, Hasil penelitian berdasarkan tingkat kepuasan
perawat tidak membedakan status pasien. pasien pada aspek keandalan didapat bahwa 21
Menurut hasil penelitian Anjaryani (2009) responden (29,2%) kepuasan kategori tinggi, 50
empati merupakan pelayanan yang diharapkan pasien responden (69,4%) kepuasan kategori sedang dan
meliputi hubungan perawat-pasien terjaga dengan 1 responden (1,4%) kepuasan kategori rendah.
baik hal ini sangat penting karena dapat membantu Dalam hal ini tingkat kepuasan pasien terhadap
dalam keberhasilan penyembuhan dan peningkatan aspek keandalan adalah dikategorikan sedang.
kesehatan pasien. Konsep yang mendasari hubungan Penilaian yang dilakukan pada penelitian ini
perawat-pasien adalah hubungan saling percaya, meliputi kemampuan perawat melakukan tindakan
empati dan caring. Menurut Jacobalis dalam (Asmuji, keperawatan, tidak ada infeksi dalam pemasangan

61
Junita Butar-butar, Roymond H Simamora, Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap Di Rsud Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

infus, memberikan tindakan medis secara cepat. ketidakpuasan terhadap mutu pelayanan keperawatan
Berdasarkan indikator diatas penilaian keandalan yang telah diterima. Berdasarkan hasil penelitian
diatas sebagian pasien masih merasa mendapatkan pada Tabel 7, menunjukan bahwa hasil uji statistik
pelayanan cukup baik. Penelitian ini sejalan dengan uji Chi Square di peroleh nilai p= 0,000. Hasil
penelitian Marpaung (2010) tentang gambaran uji statistik menunjukkan Ha gagal di tolak (p<
kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan 0,05)), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
di RS di peroleh hasil 37 responden (64,9%) puas hubungan antara mutu pelayanan keperawatan
dengan pelayanan keperawatan di ruang rawat dengan tingkat kepuasan pasien ruang rawat inap
inap bahwa secara mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten
mempunyai nilai yang baik, terutama pada pemberian Tapanuli Tengah. Berdasarkan hasil penelitian
prosedur oleh perawat kepada pasien rawat inap. Dari ditemukan bahwa sebagian besar pasien rawat
hasil penelitian diatas maka ini diasumsikan bahwa inap RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah
semakin tinggi nilai mutu pelayanan keperawatan merasakan kepuasan dalam kategori sedang atas
yang diberikan berdasarkan kehandalan perawat mutu pelayanan keperawatan yang mereka terima.
maka akan semakin tinggi nilai tingkat kepuasan Hasil ini menunjukan bahwa mutu pelayanan
pasien yang diterimanya. keperawatan yang diterima atau dirasakan oleh
Berdasarkan tabel 6, menunjukan hasil pasien rawat inap RSUD Pandan masih belum
penelitian tingkat kepuasan terhadap mutu pelayanan sempurna. Hal ini dikarenakan pasien belum
keperawatan secara umum dengan katergori tinggi merasakan kepuasan yang tinggi atas mutu pelayanan
29 responden (40,3%), kategori sedang 42 responden keperawatan yang diberikan. Pada umumnya
(58,3%) dan kategori rendah 1 responden (1,4%). mereka menginginkan pelayanan keperawatan yang
Dari data tersebut didapat bahwa tingkat kepuasan mengurangi gejala secara efektif dan mencegah
pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan penyakit, sehibgga mereka beserta keluarga sehat
di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah dan dapat melaksanakan tugas mereka sehari-
dikategorikan sedang. Kepuasan yang dirasakan hari tanpa gangguan fisik. Suata mutu pelayanan
oleh pasien bukanlah sesuatu yang terjadi dengan keperawatan dikatakan sangat baik jika pihak rumah
sendirinya. Kepuasan terjadi karena harapan- sakit memberikan pelayanan yang melebihi harapan
harapan yang ada pada diri pasien terpenuhi dalam pasien atas kebutuhan pasien.
menggunakan jasa rumah sakit. Kepuasan pasien Mutu pelayanan keperawatan dikatakan baik
merupakan dambaan setiap rumah sakit selama jika pihak rumah sakit memberikan pelayanan yang
tempat penyedia jasa pelayanan kesehatan. setara dengan yang diharapkan oleh pasien atas
kebutuhan pasien. Sedangkan mutu disebut buruk
3 Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan jika pasien memperoleh pelayanan keperawatan yang
dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di kurang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pasien.
Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Pelayanan terbaik pada pasien dan tingkat kualitas
Tapanuli Tengah dapat dicapai secara konsisten dengan memperbaiki
Kepuasan pasien merupakan suatu tingkat pelayanan dan memberikan perhatian khusus pada
perasaan yang timbul sebagai akibat dari kinerja standar pelayanan keperawatan yang telah ditetapkan
layanan kesehatan yang di perolehnya setelah oleh pihak rumah sakit. Hasil penelitian menunjukan
pasien membandingkannya dengan apa yang bahwa hipotesis pada penelitian ini di terima
di harapkannya (Pohan, 2007). Pasien akan yaitu ada hubungan mutu pelayanan keperawatan
mempersepsikan mutu pelayanan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien ruang rawat inap
yang ia terima apakah sudah sesuai dengan harapan di Rumah sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten
mereka ataukah belum. Kemudian mereka akan Tapanuli Tengah. Hasil penelitian ini sejalan dengan
memberikan respon berupa kepuasan maupun penelitian yang dilakukan Romadahan, dkk (2012)

62
Jurnal Ners Indonesia, Vol.6 No.1, September 2016

di RSUD Daya Makassar tentang tingkat kepuasan keperawatan yang baik. Sedangkan kepuasan pasien
pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan akan diketahui sebelum dan setelah pasien merasakan
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna hasil dari mutu pelayanan keperawatan yang diterima
antara tingkat kepuasan pasien terhadap mutu yang dipengaruhi pula oleh harapan sebelumnya dan
pelayanan keperawataan, berdasarkan uji statistikn kebutuhan akan pelayanan kesehatan itu.
uji Chi Square dengan nilai p=0,000. Penelitian
ini juga di dukung oleh penelitian Jalal (2007) SIMPULAN
menunjukan adanya hubungan mutu pelayanan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
keperawatan dengan kepuasan pasien di intalasi tentang hubungan mutu pelayanan keperawatan
rawat inap RSUD Tugurejo Semarang. Dimana uji dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Rumah
statistik yang dilakukan uji Kolmogrof-Smirnov di Sakit Umum Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli
dapat nilai p=0,001. Mutu pelayanan keperawatan Tengah yang dilakukan pada tanggal pada tanggal 6
menunjukan pada tingkat kesempurnaan pelayanan November-5 Desember 2015. Dari hasil penelitian
keperawatan dalam menimbulkan rasa puas pada bahwa mutu pelayanan keperawatan di RSUD
diri setiap pasien. Makin sempurna kualitas atau Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah kategori sedang
mutu pelayanan keperawatan yang diberikan makin 47 responden (65,3%) dan tingkat kepuasan pasien
tinggi pula kepuasan yang dirasakan oleh pasien rawat inap di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli
(Suprianto, 2010). Tengah kateri sedang 42 responden (58,3%).
Hal inilah yang dialami pasien rawat inap Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis
RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah, puas pada penelitian ini ada hubungan mutu pelayanan
atau tidaknya pasien tergantung dari kualitas atau keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat
mutu pelayanan keperawatan yang mereka terima. inap di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah
Untuk memenuhi kepusan pasien, mutu pelayanan dengan nilai p=0.000 (p<0,05) maka Ha gagal
keperawatan sangat penting dikelola dengan baik. ditolak. Semakin tinggi mutu pelayanan keperawatan
Dengan kualitas atau mutu pelayanan yang baik semakin besar kepuasan pasien yang dirasakan dan
tentunya konsumen akan merasa puas. Menurut sebaliknya semakin rendah tingkat mutu pelayanan
Olso & Dover (dalam Tjiptono, 2004), menguraikan keperawatan maka semakin kecil tingkat kepuasan
harapan keyakinan seseorang sebelum mencoba pasien yang dirasakan.
atau membeli suatu produk, sehingga terwujudnya
tingkat kepuasan pasien dan pelayanan yang SARAN
berkualitas akan menciptakan kepuasan pasien. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah Pandan
Hasil penelitian dikatakan bahwa Kualitas pelayanan Kabupaten Tapanuli Tengah, sebagai pemberi
keperawatan faktor penentu tingkat kepuasan pasien. pelayanan diharapkan dapat meningkatkan mutu
Hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa mutu pelayanan keperawatan yang telah diberikan. Bagi
pelayanan yang dirasakan sebagian besar pasien pelayanan keperawatan: 1, mengaplikasikan
rawat inap RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli perannya sebagai care giver sesuai standar pelayanan
Tengah pada tingkat kategori sedang, begitu pula keperawatan. Apabila perawat melakukan tindakan
dengan kepuasan pasien yang juga pada tingkat keperawatan sesuai dengan standar maka perawat
yang sedang pada sebagian besar pasien. Semakin dapat melindungi diri sendiri pada bahaya tindakan
tinggi mutu pelayanan keperawatan semakin tinggi legal dan lebih penting adalah melindungi klien/pasien
kepuasan pasien yang dirasakan dan sebaliknya pada resiko bahaya dan cedera. 2, menumbuhkan
semakin rendah mutu pelayanan keperawatan rasa pentingnya pasien yang membutuhkan bantuan
maka semakin kecil tingkat kepuasan pasien yang bio-psiko-sosio-spritual. Hal tersebut di karenakan
dirasakan. Mutu pelayanan merupakan ukuran keperawatan adalah profesi yang berorientasi
penilaian menyeluruh atas suatu tingkat pelayanan pada pelayanan yang bersifat membantu. Perawat

63
Junita Butar-butar, Roymond H Simamora, Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien Rawat Inap Di Rsud Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

membantu pasien mengatasi masalah-masalah sehat- Marpaung, B.S. (2009). Gambaran Kepuasan Pasien
sakit pada kehidupan sehari-harinya. Terhadap Pelayanan Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit XYZ. Diakses 26 Juni
DAFTAR PUSTAKA 2015 jurnal.stiekesatuan.ac.id
Anjaryani, W. (2009). Kepuasan Pasien Rawat Inap Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian
Terhadap Pelayanan Perawat di RSUD Tugurejo Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Semarang. (tesis) Universitas Diponegoro Nursalam, (2011). Manajemen Keperawatan:
Semarang. http://eprints.undip.ac.id diakses 30 Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Maret 2015 Profesional. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba
Asmuji (2013). Manajemen Keperawatan: Konsep Medika.
dan Aplikasi. Yokyakarta: Arruzz Media. Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan:
Arikunto, S (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Jakarta:
Rineka Cipta. Salemba Medika.
Departemen Kesehatan RI. (2008). Penerapan Pohan, I. S. (2007). Jaminan Mutu Layanan
Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit. Kesehatan. Jakarta: EGC.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Fundamental
Departemen Kesehatan RI. (2009). Profil Kesehatan Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Jakarta: EGC.
Desimawati, D.(2013). Hubungan Layanan Romadan, P. dkk (2012). Tingkat Kepuasan Pasien
Keperawatan Terhadap Tingkat Kepuasan Terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan di
Pasien Rawat Inap di Puskesmas Sumbersari. Instalasi Rawat Inap RSUD Daya Makassar:
Universitas Jember. http://repository.unej.ac.id. Library.diakses: 7 Agustus 2015
Diakses 30 Maret 2015. Setiadi, (2007). Konsep Dan Penulisan Riset
Effendy, F. (2009). Keperawatan Kesehatan Keperawatan. Yokyakarta: Graha Ilmu
Komunitas Teory Dan Praktik Dalam Sumijatun, (2010). Konsep Dasar Menuju
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Keperawatan Profesional. Jakarta: CV TIM.
Iklasian, A. (2012). Gambaran Pelayanan Supriyanto, S. & M. Ernawati. (2010). Pemasaran
Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Industry Jasa Kesehatan. Yogyakarta: ANDI.
Jalan di RS Adenin Adenan Medan. Diakses: Susatyo, H. & Arita, M. (2012). Manajemen
9 Agustus 2015: http://.fatur.staff.adenan.ac.id Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen.
Jalal, A. (2007). Hubungan Mutu Pelayanan Supranto (2004). Statistik teori dan Aplikasi. Jakarta:
Keperawatan dengan Kepuasan Pa- Erlangga
sien di Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang. Sugiyono (2007). Metode Penelitian Kuantitatif,
https://bankjudul.wordpress.com. Diakses: 12 Kualitatif. ALFABETA: Bandung.
Agustus 2015 Tjiptono, F. (2004). Pemasaran Jasa. Malang:
Kotler, P. (2007). Manajemen Pemasaran, Jilid I, Bayumedia Publishing.
Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Indeks. Tjiptono, F. 2014. Pemasaran Jasa Prinsip,
Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi & Praktik Penerapan, dan Peneliti. Yokyakarta: CV
Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC. ANDI.
Muninjaya, A.A.G. (2004). Manajemen Kesehatan. Trisnantoro (2006). Manajemen Rumah Sakit:
Jakarta: EGC Yokyakarta: Gadjah
Muninjaya, A.A.G. (2012). Manajemen Kesehatan. Undang-Undang Republik Indonesia, (2013).
Jakarta: EGC Tentang Rumah Sakit. Bandung: Fokusindo
Mandiri

64

Anda mungkin juga menyukai