Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan adalah bagian dari Pembangunan Nasional


yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mencapai tujuan tersebut
Departemen Kesehatan RI telah menyusun rencana strategis yang
memuat program-program pembangunan kesehatan yang telah
ditetapkan melalui keputusan Menteri Kesehatan No
1274/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Rencana Strategis Departemen
Kesehatan Tahun 2005-2009.

Salah satu program pembangunan kesehatan adalah Program Upaya


Kesehatan Perorangan (UKP) yang bertujuan meningkatkan akses,
keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan perorangan.

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan


dan kemampuan sumber daya kesehatan yang harus dilakukan secara
terpadu dan berkesinambungan sehingga tercapai tujuan secara
optimal.

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan, disamping


berfungsi memberi pelayanan tetapi juga melakukan pendidikan dan
penelitian. Dalam menjalankan fungsi yang kompleks ini rumah sakit
memerlukan sumber daya yang handal dan professional dengan
melibatkan berbagai disiplin ilmu dan kepakaran bekerja secara
kolaborasi dan terpadu untuk mencapai pelayanan yang bermutu.

Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan


kesehatan memegang peranan penting dalam menentukan mutu
pelayanan rumah sakit, tulang punggung dalam mencapai tujuan
pembangunan kesehatan karena pelayanan keperawatan diberikan
secara berkesinambungan selama 24 jam dan berada dalam berbagai
tatanan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut keperawatan
mempunyai kontribusi yang cukup besar untuk mewujudkan
terlaksananya program-program yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.

Pelayanan keperawatan bermutu merupakan keinginan dari setiap


individu dan masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan,
perawat sebagai pemberi pelayanan perlu mengetahui ukuran dari
suatu pelayanan yang dikatakan bermutu. Donabedian (1992)
menyatakan bahwa peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah
sakit merupakan hal yang sangat penting, yang dapat diukur dengan
menggunakan 3 variabel yang meliputi input, proses dan out put/ out
come.

Evaluasi mutu pelayanan keperawatan selama ini dilaksanakan melalui


survey akreditasi rumah sakit. Dari jumlah 1292 RS di Indonesia
sampai dengan Juni 2007, sebanyak 641 (49,6%) Rumah Sakit telah
terakreditasi (599 terakreditasi penuh, 42 terakreditasi bersyarat),
dan 32 Rumah Sakit gagal terakreditasi. Namun demikian, hasil survey
akreditasi belum dapat memberi gambaran pelayanan keperawatan
bermutu secara keseluruhan karena survey hanya berfokus pada
evaluasi input dan proses.

Dalam upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu


pelayanan keperawatan, Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan
merasa perlu untuk menyusun pedoman pengukuran indikator klinik
mutu pelayanan keperawatan rumah sakit. Penyusunan dilakukan
berdasarkan prioritas masalah yang menjadi isu dan sering terjadi
dalam pelayanan keperawatan.

Indikator klinik keperawatan yang disusun merupakan indikator mutu


minimal yang dapat dilaksanakan oleh perawat di rumah sakit.
Indikator tersebut meliputi : Keselamatan pasien (patient safety),
perawatan diri (self care), kenyamanan, kecemasan, pengetahuan dan
kepuasan.

Indikator klinik keperawatan dikembangkan dengan tahapan kajian


literatur dan informasi melalui internet, Delphi process menetapkan
indikator klinik, ujicoba lapangan terhadap indikator yang dipilih.
Tahap selanjutnya menyusun pedoman indikator klinik keperawatan,
ujicoba pedoman dan konsinyasi penyempurnaan pedoman tersebut.

II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Terpantaunya praktik pelayanan keperawatan yang bermutu sesuai
dengan standar yang ditetapkan.

b. Tujuan Khusus
1. Dipahaminya konsep mutu pelayanan keperawatan
2. Dipahaminya indikator klinik pelayanan keperawatan
3. Diterapkannya indikator klinik dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan
4. Dapat ditetapkan tingkat kualitas pelayanan keperawatan
III. RUANG LINGKUP PEDOMAN INDIKATOR MUTU
Ruang lingkup pedoman indikator mutu pelayanan keperawatan klinik
di sarana kesehatan meliputi: konsep mutu, indikator klinik, indikator
klinik mutu pelayanan keperawatan yang terdiri dari: keselamatan
pasien (dekubitus, kesalahan pemberian obat, pasien jatuh, cidera
pengikatan), keterbatasan perawatan diri, kepuasan pasien,
kenyamanan (nyeri), kecemasan, dan pengetahuan serta cara
pengukurannya.

Sebagai pemahaman yang melandasi, pada lampiran diuraikan juga


teori ringkas setiap indikator klinik dan contoh-contoh pengukuran
setiap indikator klinik.

Anda mungkin juga menyukai