BAB I
DEFENISI
Perubahan paradigma pelayanan di rumah sakit yang dulu pelayanan berpusat pada
tim medis , saat ini pelayanan berfokus pada pasien , dimana asuhan pasien di rumah
sakit diberikan dan dilaksanakan berdasarkan konsep Pelayanan berfokus pada pasien
(Patient Centered Care). Penerapan konsep pelayanan berfokus pada pasien adalah
dalam bentuk Asuhan Terintegrasi yang bersifat integrasi dimana Professional Pemberi
Asuhan bekerja sebagi tim intra dan inter disiplin dengan kolaborasi interprofesional
dibantu antara lain dengan Panduan Praktik klinik (PPK), Panduan Asuhan Lainnya,
Alur Klinis dan Catatan Perkembangan Terintergrasi.
Mutu pelayanan keperawatan merupakan komponen penting dalam sistem
pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada klien. Penilaian terhadap
kualitas praktik keperawatan dimulai sejak era Florence Nightingale (tokoh
perawat) yang mengidentifikasi peran keperawatan dalam kualitas pelayanan
kesehatan dan mulai mengukur hasil yang diharapkan pasien (patient out
come). Ia mempergunakan metode statistik untuk mencatat hubungan
”patient outcomes” dengan kondisi lingkungan (Dossey, 2005; Nightingale,
1859/1946). Beberapa tahun kemudian pengukuran terhadap kualitas
pelayanan kesehatan terus berkembang. Pada tahun 1970, ANA (American
Nurses Association) melakukan diseminasi secara luas model penjaminan
mutu terdiri dari komponen quality assurance (Rantz, 1995) dan
mengenalkan model ”Donabedian’ structure, process and outcomes model
(Donabedian, 1988, 1992) yang merupakan metode komprehensif untuk
menilai mutu pelayanan kesehatan.
Pelayanan keperawatan yang dilaksanakan oleh staf keperawatan harus dilaksanakan
secara berkualitas dan merujukpada pencapaian indikator pelayanan keperawatan. Indonesia
telah menetapkan indikator pelayanan klinik. Indikator pelayanan klinik menjadi acuan
evaluasi apakah pelayanan keperawatan telah dilaksanakan dengan baik atau belum.
Indikator pelayanan klinik dapat dicapai melalut tahapan input, proses dan input. Input dari
pelayanan klinik melalui kebijakan terkait dengan asuhan keperawatan, penerapan caring
dan sistem pemberian pelayanan keperawatan. Sedangkan proses meliputi implementasi
asuhan keperawatan, dokuemntasi keperawatan, pengarahan dan pemberian motivasi serta
evaluasi asuhan keperawatan asuhan keperawatan. Indikator klinik merupakan output dari
pelayanan keperawatan
Indikator klinik keperawatan yang disusun merupakan indikator mutu minimal yang
dapat dilaksanakan oleh perawat di rumah sakit. Indikator tersebut meliputi : keselamatan
pasien ( pasien safty), perawatan diri ( self care), kenyamanan, kecemasana, pengetahuan
dan kepuasan yang disusun dalam bentuk profil indikator mutu pekayanan keperawatan.
BAB II
RUANG LINGKUP
B. Ruang lingkup laporan insiden keselamatan pasien adalah seluruh unit kerja dan atau
lingkungan Rumah Sakit Kelas D Pasaman mencakup:
1. Kejadian Nyaris Cidera
2. Kejadian Tidak Cidera
3. Kejadian Tidak Diharapkan
4. Kejadian Sentinel
5. Kejadian Potensial Cidera
6. Analisis insiden menggunakan:
Investigasi sederhana
Root Cause Analysis (RCA)
BAB III
KEBIJAKAN
5. Permenpan Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka
Kreditnya
Untuk dapat menilai mutu dari hasil asuhan keperawatan telah ditetapkan indikator
klinik keperawatan. Indikator adalah pengukuran tidak langsung suatu peristiwa atau kondisi.
Contoh, berat badan bayi pada umumnya adalah indikator status nutrisi bayi tersebut (Wilson
& Sapanuchart, 1993). Indikator juga mempunyai arti variabel yang menunjukkan
satu kecenderungan sistem yang dapat dipergunakan untuk mengukur perubahan
(Green , 1992) dan WHO (1981) menguraikan indikator adalah
variabel untuk mengukur suatu perubahan baik langsung maupun tidak
langsung. Sedangkan indikator klinik adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak terhadap
pelayanan.
tahuan terkini, serta memenuhi hak dan kewajiban pasien.
Dimensi mutu pelayanan kesehatan di Indonesia disepakati mengacu pada tujuh dimensi yang
digunakan oleh WHO dan lembaga internasional lain, yaitu sebagai berikit :
1. Struktur (input) adalah karakteristik pelayanan yang relative stabil yang memiliki oleh
penyedia fasilitas pelayanan kesehatan, meliputi antara lain perlengkapan, sumber
daya dan tatanan organisasi serta fasilitas fisik dan lingkungan kerja.
Setelah nilai Dampak dan Probabilitas diketahui, dimasukkan dalam Tabel Matriks
Grading Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.
Skor Risiko
Skor risiko= Dampak X probabilitas
Cara menghitung skor risiko : Untuk menentukan skor risiko digunakan
matriks grading risiko (tabel 3)
a. Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
b. Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan
c. Tetapkan warna bandsnya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan
dampak.
Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu
: Biru, Hijau, Kuning dan Merah. Warna "bands" akan menentukan Investigasi
yang akan dilakukan:Bands BIRU dan HIJAU : Investigasi sederhana Bands
KUNING dan MERAH : Investigasi Komprehensif / RCA
Warna bands: hasil pertemuan antara nilai dampak yang diurut kebawah dan
nilai probabilitas yang diurut ke samping kanan
Tabel.4.Matriks Grading Risiko
Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang dilakukan
sebagai berikut:
1) Grading biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung bersama
dengan staf di unit waktu maksimal 1 minggu
2) Grading hijau : investigasi sederhana oleh atasan langsung bersama
dengan staf di unit waktu maksimal 2 minggu
3) Grading kuning : investigasi komprehensif/analisis akar masalah/ RCA,
waktu maksimal 45 hari
4) Grading merah : investigasi komprehensif/analisis akar masalah/ RCA,
waktu maksimal 45 hari
c) Kejadian sentinel
a. Pada kejadian sentinel wajib segera ditindaklanjuti (ditangani/ dicegah) untuk
mengurangi dampak/akibat yang tidak diharapkan.
b. Setiap staf yang mengetahui melihat terjadinya kejadian sentinel seperti pada
pengertian sentinel pada kebijakan butir a sampai dengan f, segera melaporkan
secara lisan kepada atasan langsung dan atau ketua Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kelas D Pasaman
c. Ketua Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kelas D Pasaman
melaporkan secara lisan ke direktur.
d. Laporan dibuat secara tertulis kepada Sub Keselamatan Pasien Komite Mutu
dan Keselamatan Pasien dengan menggunakan formulir yang tersedia dalam
waktu maksimal 2x24 jam setelah kejadian, jangan menunda laporan
e. Grading untuk kejadian sentinel adalah merah.
f. Bentuk analisa untuk grading kuning atau merah adalah investigasi
komprehensif/ analisis akar masalah/ RCA (Root Causes Analysis)
g. RCA dilakukan dalam batas waktu yang ditetapkan yaitu maksimal 45 hari
sejak tanggal insiden terjadi atau disadari.
h. RCA dilakukan oleh tim untuk mengidentifikasi sumber asal kejadian dapat
mengarah pada perbaikan dan atau tindakan dalam mencegah atau mengurangi
risiko dari kejadian sentinel berulang. Ketua tim RCA adalah pimpinan unit
terkait dengan surat keputusan direktur. Langkah-langkah RCA sebagai
berikut:
Identifikasi sumber asal kejadian
Membentuk tim untuk investigasi
Mengumpulkan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi
Membuat tabular timeline
Menetapkan prioritas masalah
Melakukan analisis masalah
Membuat rekomendasi dan rencana tindak lanjut
i. RCA difasilitasi Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kelas D
Pasaman
j. Setelah melakukan RCA, tim RCA akan membuat laporan hasil RCA,
rekomendasi serta rencana tindak lanjut untuk perbaikan serta pembelajaran
untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali
k. Rekomendasi untuk perbaikan dan pembelajaran diberikan umpan balik
kepada unit kerja terkait
l. Laporan hasil RCA disampaikan ke direktur melalui Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien
m. Direktur rumah sakit menindaklanjuti hasil RCA
n. Monitoring dan evaluasi oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dalam
waktu 3 bulan setelah RCA selesai dilakukan
Insiden Laporan
Insiden
(2x24jam
Atasan
langsung
Tangani Segera
Gradin
Kuning/
Biru/hijau merah
Investigasi
Sederhana
Analisa/regrading
BAB V
DOKUMENTASI
I. KESELAMATAN PASIEN
A. Angka Kejadian Dekubitus
Denumerator Jumlah pasien beresiko terjadi dekubitus, yaitu jumlah pasien yang
mempunyai resiko terjadi dekubitus selama periode waktu tertentu.
a. Usia lanjut
b. Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu dari tubuh tanpa
bantuan, seperti pada cidera medula spenalis atau cidera kepala
atau mengalami penyakit
c. Malnutrisi/ status gizi
d. Berbaring lama, mengalami penekanan disalah satu/ lebih area
tubuh lebih dari 2 jam di TT/ penggunaan kursi roda
e. Mengalami kondisi kronik seperti DM, penyakit vaskuler
f. Inkontinen urina dan feses, yang dapat menyebabkan iritasi kulit
akibat kulit yang lembab
Frekuensi Pengumpulan data dilakukan setiap hari
Denumerator Jumlah pasien dalam sehari adalah jumlah pasien yang dihitung
berdasarkan sensus.
Denumerator Jumlah pasien yang berseiko jatuh dirawat adalah total/ jumlah pasien
yang beresiko jatuh (faktor intrinsik dan ektrinsik) yang dirawat di
unit perawatan selama periode waktu tertentu setiap bulan.
Rasional Pasien yang dipasang restrain sangat berpotensi terjadi cidera, bisa
berupa lecet pada kulit, terjatuh, atau aspirasi.
Denumerator Total pasien yang dipasang restrain adalah semua pasien yang
terpasang restrain pada periode waktu tertentu.
Cara penghitungan:
Denumerator Jumlah pasien total dan partial care adalah jumlah pasien pada bulan
pengukuran
Kriteria pasien yang dilakukan survei adalah setiap pasien baru yang
telah dirawat:
Selama 3 hari
Tidak pulang paksa
Pulang hidup
IV. KENYAMANAN
A. Angka Tatalaksana Pasien Nyeri
Denumerator Jumlah total pasien yang terdokumentasi nyeri pada skala 4 atau lebih
per periode waktu tertentu
Numerator Jumlah pasien cemas adalah total/ jumlah pasien cemas berdasarkan
(Pembilang) hasil identifikasi pasien cemas (dari rata- rata identifikasi aspek:
materi pendidikan/ penyuluhan kepada pasien yang diberikan diulang/
review oleh pasien, materi pendidikan/ penyuluhan direview kembali
oleh perawat dan dilakukan tanya jawab, informasi yang cukup
diberikan untuk mengurangi cemas) yang dirawat di sarana kesehatan
selama periode waktu tertentu setiap bulan.
Denumerator Jumlah pasien yang dirawat adalah total/ jumlah pasien dirawat di
sarana kesehatan selama periode waktu tertentu setiap bulan
VI. PENGETAHUAN
A. Pengetahuan tentang Perawatan Penyakitnya
Numerator Jumlah pasien yang kurang pengetahuan adalah jumlah pasien yang
(Pembilang) setelah dikaji menunjukkan bahwa pasien/ keluarga kurang
pengetahuan tentang penyakitnya dan perawatannya.
Denumerator Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu adalah jumlah
pasien yang dirawat pada ruangan tertentu dan dihitung pada periode
tertentu.
Numerator Jumlah pasien yang tidak dibuat discharge planning pada periode
(Pembilang) tertentu adalah jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu tidak
dibuatkan discharge planning
Denumerator Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu adalah jumlah
pasien yang dirawat pada periode tertentu.
FORMULIR SUPERVISI MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
Hari/ tanggal :
Ruangan :
N PARAMETER TEMUAN
O
ADA TIDAK KETERANGAN
2. Dokumentasi keperawatan
Ambil 5 status secara acak di setiap ruangan yang di supervisi
dan lakukan pengecekan terhadap:
a. Data dasar
b. Resume keperawatan
c. Discharge planning
d. Blanko obat
e. Kontrol istimewa
f. Kontrol cairan
g. Curvelles
h. Asuhan keperawatan yang berkesinambungan sesuai SDKI
SIKI,SLKI
Mengetahui
Kepala Ruangan Supervisor / Kasi Askep
( ) ( )
Mengetahui Bidang Keperawatan
( )
PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LUBUK SIKAPING
Jl. Sudirman Nomor 33 Tel. (0753) 20033 Lubuk Sikaping
LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
I. DATA PASIEN
Nama : .........................................................................................................
No MR : ......................................... Ruangan : .............................................
Tanggal Lahir :
Umur * : 0-1 bulan > 1 bulan – 1 tahun
> 1 tahun – 5 tahun > 5 tahun – 15 tahun
> 15 tahun – 30 tahun > 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Penanggung biaya pasien :
Pribadi Asuransi Swasta
ASKES Pemerintah Perusahaan*
BPJS
Tanggal Masuk RS : ............................................................................ Jam ......................
2. Insiden : ...........................................................................................................................
...........
3. Kronologis Insiden
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
4. Jenis Insiden* :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel
(Sentinel Event)
5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
Keluarga / Pendamping pasien
Pengunjung
Lain-lain .........................................................................................(sebutkan)
6. Insiden terjadi pada* :
Pasien
Lain-lain .................................................................................................(sebutkan)
Mis : karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS.
7. Insiden menyangkut pasien :
Pasien rawat inap
Pasien rawat jalan
Pasien UGD
Lain-lain .................................................................................................(sebutkan)
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ............................................................. (sebutkan)(Tempat pasien
berada)
9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya
THT dan Subspesialisasinya
Mata dan Subspesialisasinya
Saraf dan Subspesialisasinya
Anastesi dan Subspesialisasinya
Kulit & Kelamin dan Subspesialisasinya
Jantung dan Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
Jiwa dan Subspesialisasinya
Lain-lain ....................................................................................... (sebutkan)
dr.Yong Marzuhaili.
NIP : 19740928 200604 1009