PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
menjalankan fungsi yang kompleks ini rumah sakit memerlukan sumber daya
yang handal dan professional dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu dan
kepakaran bekerja secara kolaborasi dan terpadu untuk mencapai pelayanan yang
bermutu.
kesehatan di rumah sakit merupakan hal yang sangat penting, yang dapat diukur
dengan menggunakan 3 variabel yang meliputi input, proses dan out put/ out
come.
B. TUJUAN PELAPORAN MUTU PELAYANAN KEPERAWAN
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
masalah
b. KKP-RS (Eksternal)
C. DEFINISI
Mengelola mutu keperawatan relatif sulit karena hasil keperawatan bersifat unik
dan dipengaruhi oleh sejumlah aktifitas, perilaku/perbuatan, keperluan, teori serta
konsep-konsep yang tercakup dalam praktik keperawatan.
Ada 3 (tiga) area tanggung jawab mutu dalam pelayanan keperawatan yang harus
menjadi perhatian utama pada setiap organisasi keperawatan yaitu: pasien,
praktisi dan profit/pembiayaan. Untuk area pasien, mutu digambarkan dengan
asuhan keperawatan, praktisi digambarkan dengan penampilan kinerja perawat,
serta profit digambarkan dengan pembiayaan keperawatan.
Pada tahap awal, area mutu yang akan dibahas adalah pasien dalam bentuk hasil
dari asuhan keperawatan.
A. Pengertian
Untuk dapat menilai mutu dari hasil asuhan keperawatan telah ditetapkan
indikator klinik keperawatan.
1. Sahih (valid)
2. Dapat dipercaya (reliable)
3. Peka (sensitive)
4. Spesifik (specific)
5. Berhubungan (relevan)
C. Jenis Indikator
Pada tahap pertama ditetapkan indikator klinik mutu pelayanan keperawatan
klinik sebagai berikut:
3. Kepuasan pasien
Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan
tercapai bila terpenuhinya kebutuhan pasien/keluarga terhadap
pelayananan keperawatan yang diharapkan.
4. Kecemasan
Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman seakan-akan
terjadi suatu yang dirasakan sebagai ancaman. Cemas yang masih ada
setelah intervensi menurunkan kecemasan, yang diukur menjadi indikator
klinik.
5. Kenyamanan
Rasa nyaman (comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri terkontrol.
6. Pengetahuan
Discharge Planning adalah suatu proses yang dipakai sebagai
hospice, home care atau tempat – tempat lain diluar rumah sakit
BAB II
Rumah sakit memiliki Komite keperawatan yang diantaranya adalah Sub Komite
melaksanakan tugas salah satunya adalah melapor kepada Direktur Rumah Sakit
36 74 41
T A HU N 2 0 1 8
( J U N - DE C) T A HU N 2 01 9
( J AN - DE C) T A HU N 2 02 0
(JAN-JUN)
Dari gambaran grafik diatas dapat dilihat jumlah laporan insiden keselamatan
tertinggi terjadi di tahun 2018 yaitu 74 laporan, oleh karena di tahun 2020 ini
pelaporan baru memasuki satu semester yaitu januar-Juni 2020 yaitu sebanyak 41
laporan.
Mutu Pelayanan Keperawatan
4 pt
se
3
ly
2 ju
ay jan
1 m
ar feb
0 m mar
sie
n
uh jan apr
jat in at
pa tra e) may
si n s ob ar
ka sie re n c june
tifi pa ria ot
al
en be , t july
id
pe
m ial agust
n ars
ha p sept
sala sien
ke pa
al,
im
in
m
n
asie
p
r i(
di
an
r sih
be
ke
GRAFIK BERDASARKAN DAMPAK KLINIS (SEVERITY) PERIODE JAN-
JUNI 2020 RSUD JAGAKARSA
12
8
6
5
4
3
1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Dari grafik diats dapat dilihat dampak insiden yang paling banyak terjadi adalah
katagori 1 (tidak signifikan/ tidak ada cidera) yaitu sebanyak 38 dampak yang
insiden yang harus dilakukan pembuatan RCA, oleh karena setelah dilakukan
9 9
8
sangat jarang jarang terjadi (>2- Mungkin terjadi sering terjadi sangat sering
sekali (>5thn/kali) <5th/kali) (1-<2th/kali) (bbrp kali/tahun) terjadi (tiap
minggu/bulan)
terjadi (tiap minggu/ tiap bulan) ada sebanyak 4 insiden. namun dari 4 insiden
yang sangat sering terjadi ini (tiap minggu/ tiap bulan) ini tidak menyebabkan
cedera terhadap pasien, karena masih dapat dicegah, tetapi harus diperbaiki
F. BERDASARKAN GRADING
GRAFIK BERDASARKAN MATRIKS GRADING RESIKO PERIODE JAN -
JUNI 2020 RSUD JAGAKARSA
12
6
5
4 4
3
2
1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27
13
1 0
dilakukan di tahun 2020 ini, grading terbanyak yaitu grading biru dengan
10
3
1 1 1 1 1 1 1 1
p) en an
a at y B3 ek an at an t is
se as
i ar ob ra
p h ch ak ob ak eb
i
re as te ba e d n d
t ( ip pr si
s
y bl ti n ri a tin pl
ba as do la l im ou st be n si
o ik na g de n /d po m a fe
k
la
h if ra an
a i pe ap in
sa nt sa ur kk ks ek si
de a ta ef n er
i ny
k l e t ru ta p
la
h
ik pe in ba ng
sa ba la
h la
h l am ra
sa sa er ku
ng ke
t
ra
Ku
JUMLAH
2018 2019 2020
N JENIS INSIDEN (Jun - Dec) (Jan – Jun) (Jan-Jun)
O
1 Pasien jatuh 0 0 0
2 Salah identifikasi 3 5 10
3 Infeksi jarum infus (plebitis) 1 0 1
4 Salah pemberian obat dan dosis 3 4 1
5 Keterlambatan pelaporan nilai kritis 1 0 0
6 Keterlambatan pemberian obat 0 0 2
7 Kerusakan gedung 1 0 0
8 Gangguan instalasi listrik dan gas 1 0 0
medik
9 Salah penulisan resep obat 13 50 20
10 Kurang baik nya sarana prasarana 7 7 3
11 Kesling 2 0 0
12 Batal operasi 2 1 0
13 Efek post tindakan 1 0 1
14 Salah pembacaan hasil penunjang 1 3 0
15 Double tindakan 0 0 0
16 Sikap petugas 0 2 0
17 Diskrepansi 0 1 0
18 Kesalahan peletakan B3 0 0 1
19 salah intruksi/ double chek 0 0 1
20 Kurang persiapan tindakan 0 0 1
Dari table diatas dapat disimpulkan insiden yang terbanyak terjadi di tahun 2020 ini
adalah insiden kesalahan penulisan resep obat yaitu sebanyak 20 insiden yang
dilaporkan , dan begitupun di tahun 2019 insiden terbanyak yang terlaporkan adalah
kesalahan penulisan resep obat, yaitu sebanyak 50 insiden pelaporan. Dalam hal ini
Tim Keselamatan Pasien akan bekerja sama dengan bagian Mutu Rumah Sakit dalam
hal peningkatan mutu pencegahan kesalahan penulisan resep obat bekerja sama
dengan Bagian farmasi dimana untuk dua tahun berturut-turut insiden kesalahan
PENUTUP
pasien sangatlah penting. Budaya keselamatan pasien “no blaming reporting” penting
untuk diterapkan agar laporan yang dibuat bisa meningkat dan rumah sakit dapat
supervise dari tim keselamatan pasien RS dan kesadaran yang tinggi dari seluruh
civitas hospital RSUD Jagakarsa. serta motivasi yang tinggi agar program