Anda di halaman 1dari 13

Pengertian Rawat Inap

Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan, dimana pasien dirawat dan tinggal di

rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien dirawat, rumah sakit harus memberikan

pelayanan yang terbaik kepada pasien (Posma 2001 yang dikutip dari Anggraini (2008). Rawat

inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan

profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit.

Perawatan rawat inap adalah perawatan pasien yang kondisinya memerlukan rawat inap.

Kemajuan dalam pengobatan modern dan munculnya klinik rawat komprehensif memastikan

bahwa pasien hanya dirawat di rumah sakit ketika mereka betul-betul sakit, telah mengalami

kecelakaan, pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.

Standar pasien rawat inap dibagi dalam 3 kelompok :

1. Pasien yang tidak urgen, penundaan perawatan pasien tidak akan menambah gawat

penyakitnya.

2. Pasien yang urgen tetapi tidak gawat darurat dapat dimaksudkan ke dalam daftar tunggu.

3. Pasien gawat darurat , langsung dirawat.

Gawat darurat pasien yang sudah diseleksi pemeriksaan kegawatannya dapat dirawat

pada ruangan khusus sebelum dikirim ke ruangan rawat bisa di rumah sakit dan system

penyelenggaraan rekam medic dimulai dari pengumpulan pada saat penerimaan pasien

selanjutnya data didistribusikan menurut jenis pelayanan yang dibutuhkan pasien  (unit

pelaksana pelayanan).

Tujuan Pelayanan Rawat Inap

Adapun tujuan pelayanan rawat inap yaitu:


1. Membantu penderita memenuhi kebutuhannya sehari-hari sehubungan dengan

penyembuhan penyakitnya.

2. Mengembangkan hubungan kerja sama yang produktif baik antara unit maupun antara

profesi.

3. Menyediakan tempat/ latihan/ praktek bagi siswa perawat.

4. Memberikan kesempatan kepada tenaga perawat untuk meningkatkan keterampilannya

dalam hal keperawatan.

5. Meningkatkan suasana yang memungkinkan timbul dan berkembangnya gagasan yang

kreatif.

6. Mengandalkan evaluasi yang terus menerus mengenai metode keperawatan yang

dipergunakan untuk usaha peningkatan.

7. Memanfaatkan hasil evaluasi tersebut sebagai alat peningkatan atau perbaikan praktek

keperawatan dipergunakan.

Indikasi Rawat Inap

1. Penderita syok atau trauma bila luas dan tingkat luka > 10 % pada anak atau > 15 % pada

orang dewasa.

2. Terancam akibat adanya obstruksi jalan nafas

3. Letak luka memungkinkan penderita terancam cacat berat, seperti pada wajah, mata,

tangan, kaki atau perenium.

4. Pasien Recovery Room IBS

5. Pasien keluar Intensif Care Unit (yang memerlukan rawat inap High Care atau rawat inap

biasa)
6. Pasien Instalasi Gawat Darurat

7. Pasien indikasi rawat dari rawat jalan RSHS

8. Pasien rujukan atau alih rawat dari rumah sakit lain

Klasifikasi Rawat Inap di Rumah Sakit

1. Klasifikasi perawatan rumah sakit telah ditetapkan berdasarkan tingkat fasilitas pelayanan

yang disediakan oleh rumah sakit, yaitu seperti berikut:

a. Kelas Utama (termasuk VIP)

b. Kelas I

c. Kelas II dan Kelas III

2. Klasifikasi pasien berdasarkan kedatangannya

a. Pasien baru

b. Pasien lama

3. Klasifikasi pasien berdasarkan pengirimnya

a. Dikirim oleh dokter rumah sakit

b. Dikirim oleh dokter luar

c. Rujukan dari puskesmas dan rumah sakit lain

d. Datang atas kemauan sendiri

Standar Pelayanan Rawat Inap

Pelayanan kesehatan adalah suatu sistem lembaga, orang, tekonologi dan sumber daya

yang dirancang untuk meningkatkan status kesehatan suatu populasi, Misalnya pencegahan,
promosi, pengobatan dan sebagainya (Adikoesoemo, 1997). Standar pelayanan yang harus

dimiliki oleh rumah sakit menurut Azwar (1996) adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan farmasi harus dilakukan dibawah pengawasan tenaga ahli farmasi yang

baik

b. Rumah sakit harus menyediakan pelayanan laboratorium patologi anatomi dan

patologi klinik.

c. Rumah sakit harus menyediakan ruang bedah lengkap dengan fasilitasnya

d. Rumah sakit harus dibangun, dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin

kesehatan dan keselamatan pasiennya.

Menurut Jacobalis (1990) kualitas pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit

dapat diuraikan dari beberapa aspek, diantaranya adalah:

1. Penampilan keprofesian atau aspek klinis, Aspek ini menyangkut pengetahuan, sikap dan

perilaku dokter dan perawat dan tenaga profesi lainya.

2. Efisiensi dan efektifitas, Aspek ini menyangkut pemanfaatan semua sumber daya di

rumah sakit agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.

3. Keselamatan Pasien, Aspek ini menyangkut keselamatan dan keamanan pasien

4. Kepuasan Pasien, Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental, dan sosial pasien

terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan, kecepatan pelayanan,

keramahan, perhatian, biaya yang diperlukan dan sebagainya.

Menurut Jacobalis (1993), pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit erat

kaitanya dengan:

1. Dokter, perawat atau petugas kesehatan

2. Aspek hubungan antar manusia.


3. Kemanusiaan.

4. Kenyamanan atau kemudahan fasilitas dan lingkungan.

5. Peralatan dan perlengkapan.

6. Biaya pengobatan.

Indikator Mutu Pelayanan Rawat Inap

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat

pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut bersumber

dari sensus harian rawat inap :

1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur). BOR menurut Huffman

(1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period

under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase

pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran

tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang

ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

Rumus:

BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam

satu periode)) X 100%

2. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat). AVLOS menurut

Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during

the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama
rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga

dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu

dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS

yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).

Rumus:

AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

3. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran). TOI menurut Depkes RI (2005) adalah

rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya.

Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya

tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Rumus:

TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup

+mati)

4. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur). BTO menurut Huffman (1994)

adalah “...the net effect of changed in occupancy rate and length of stay”. BTO menurut

Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali

tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu

tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

Rumus:
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

5. NDR (Net Death Rate). NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam

setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran

mutu pelayanan di rumah sakit.

Rumus:

NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati) ) X 1000 ‰

6. GDR (Gross Death Rate). GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum

untuk setiap 1000 penderita keluar.

Rumus:

GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 ‰

Kegiatan Pelayanan Rawat Inap

1. Penerimaan Pasien ( Admission )

2. Pelayanan Medik

3. Pelayanan Penunjang Medik

4. Pelayanan Perawatan

5. Pelayanan Obat

6. Pelayanan Makanan

7. Pelayanan Administrasi Keuangan


Menurut Revans (1986) bahwa pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap akan

mengalami tingkat proses transformasi, yaitu:

1. Tahap Admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan keyakinan dirawat tinggal

di rumah sakit.

2. Tahap Diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakan diagnosisnya. Tahap

Treatment,yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukan dalam program perawatan dan

therapi.

3. Tahap Inspection, yaitu secara continue diobservasi dan dibandingkan pengaruh serta

respon pasien atas pengobatan.

4. Tahap Control, yaitu setelah dianalisa kondisinya, pasien dipulangkan. pengobatan

diubah atau diteruskan, namun dapat juga kembali ke proses untuk didiagnosa ulang.

Sistem Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit

Alur proses pelayanan pasien unit rawat inap akan mengikuti alur sebagai berikut :

1. Bagian Penerimaan Pasien ( Admission Departement )

2. Ruang Perawatan

3. Bagian Administrasi dan Keuangan

Prosedur Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit :

1. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas sesuai indikasi medis akan mendapatkan

surat perintah rawat inap dari dokter spesialis RS atau dari UGD
2. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi bagian pendaftaran

untuk konfirmasi ruangan sesuai hak peserta dengan membawa KPK asli dan fotocopy

sehingga peserta bisa langsung dirawat

3. Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka ybs berhak dirawat 1 (satu) kelas

diatas/dibawah haknya. Selanjutnya peserta dapat pindah menempati kamar sesuai

haknya dan bila terdapat selisih biaya yang timbul maka peserta membayar selisih biaya

perawatan

4. Bagian Pendaftaran rawat inap di RS akan menerbitkan Surat Keterangan Perawatan RS

dan selanjutnya akan diteruskan ke Kantor Cabang PT Jamsostek (Persero) dapat melalui

faksimil agar segera dapat diterbitkan surat jaminan rawat inap

5. Bidang Pelayanan atau Bidang Pelayanan JPK Kantor Cabang PT Jamsostek akan

menerbitkan Surat Jaminan Rawat Inap berdasarkan Surat Keterangan Perawatan RS dan

akan dikirim melalui faksimil ke RS. Surat jaminan harus sudah diurus selambat-

lambatnya 2x24 jam terhitung peserta rawat inap di rumah sakit

6. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan atau tindakan

medis, maka yang bersangkutan harus menandatangani Surat Bukti Pemeriksaan dan

Tindakan setiap kali dilakukan

7. Setiap selesai rawat inap, peserta/orangtua peserta bersangkutan harus menandatangani

Surat Bukti Rawat Inap dan pasien akan mendapatkan perintah untuk kontrol kembali ke

spesialis yang bersangkutan

8. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter spesialis ke dokter PPK

I untuk mendapatkan Surat Rujukan PPK I ke dokter spesialis di RS yang ditunjuk.

9. Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan dokter spesialis di RS


10. Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat diberikan kembali kepada dokter keluarga di

PPK I.

Dokter menganjurkan pasien untuk rawat inap :

a. Atas persetujuan pasien/keluarga/penanggung jawab pasien, perawat IGD/POLI

memberitahu receptionist bahwa pasien akan dirawat inap.

b. Perawat mengarahkan keluarga / penanggungjawab pasien untuk mendaftarkan pasien

rawat inap ke receptionist.

c. Untuk pasien yang masuk melalui IGD, receptionist menanyakan Kartu Berobat pasien

(untuk pasien lama) atau mencatat data / identitas pasien dengan lengkap (untuk pasien

baru).

1) Untuk Pasien Umum :

a) Receptionist menawarkan tarif jasa Rawat Inap secara jelas kepada pasien.

b) Apabila sudah ada kesepakatan dari keluarga / penanggungjawab pasien, maka

receptionist memberikan form “Surat Pernyataan Pembayaran” kepada keluarga /

penanggung-jawab pasien untuk diisi dan ditanda tangani

c) Receptionist meminta jaminan rawat inap kepada keluarga / penanggungjawab

pasien berupa KTP/SIM atau tanda pengenal lainnya

d) Setelah form “Surat Pernyataan Pembayaran“ diisi dan ditanda tangani oleh pasien,

berikan form tersebut ke bagian Rekam Medis untuk dicarikan berkas Status Pasien
Rawat Inap sesuai dengan Nomor Rekam Medik dan selanjutnya Status Pasien

Rawat Inap diantarkan oleh petugas Rekam Medis ke IGD/POLI yang dituju.

2) Untuk Pasien dengan Menggunakan Asuransi

Persyaratan Pasien BPJS     :  

 Untuk Pasien BPJS/ASKES/JAMSOSTEK : Kartu berobat, Kartu BPJS, Kartu

Identitas, Surat RS/Surat Perintah Mondok & Surat Egibilitas Pasien/SEP (yang

diterbitkan oleh RS).

 Untuk Pasien JAMKESMAS : Kartu berobat, Kartu BPJS, Kartu Identitas, Surat

Rujukan /Surat Perintah Mondok, Asli Surat Keterangan dari Kelurahan & Surat

Egibilitas Pasien/SEP (yang diterbitkan oleh RS).

Prosedur Pelayanan Rawat Inap Pasien dengan Asuransi

a) Menanyakan kepemilikan asuransi kesehatan yang dimiliki pasien

b) Bila pasien masuk pada jam kerja, minta pasien untuk mengambil jaminan yang

dikeluarkan oleh Perusahaan / Asuransi terkait. Bila pasien masuk diluar jam kerja,

jaminan diambil keesokan harinya, pada saat jam kerja.

c) Meminta lembar jaminan, photo copy kartu asuransi, dan surat rujukan dari Puskesmas

(kecuali kasus emergency) sebagai pelengkap tagihan.

d) Meminta pasien melengkapi persyaratan lainnya yang berhubungan dengan tagihan

asuransi yang dimiliki.

e) Bila syarat adiminstrasi belum lengkap, keluarga / penanggung-jawab pasien diberi

waktu maksimal 2x24 jam untuk memenuhi persyaratannya (selama pasien rawat inap).

Jika tidak dipenuhi, pasien dianggap UMUM.


f) Tentukan dan beritahu keluarga / penanggung-jawab pasien tentang kamar yang akan

ditempati oleh pasien sesuai dengan jatah yang telah ditentukan asuransi yang terkait,

dengan mengelompokan Dewasa ( Pria / Wanita ) dan atau Anak.

g) Bila pasien meminta untuk naik kelas perawatan (kecuali JAMKESMAS dan

JAMKESDA), berikan “Surat Pernyataan Kesediaan Pembayaran Selisih Biaya” untuk

diisi dan ditandatangani oleh pasien/keluarga pasien.

h) Receptionist meminta jaminan rawat inap kepada keluarga / penanggungjawab pasien

(khusus kepada pasien yang minta naik kelas perawatan) berupa KTP/SIM atau tanda

pengenal lainnya

i) Setelah form “Surat Pernyataan kesediaan Pembayaran Selisih Biaya“ diisi dan ditanda

tangani oleh keluarga / penanggungjawab pasien (khusus pasien yang minta naik kelas

perawatan), berikan form tersebut ke bagian Rekam Medis.

j) Seluruh berkas administrasi rawat inap yang telah rampung diberikan ke bagian rekam

medik untuk dicarikan berkas Status Pasien Rawat Inap sesuai dengan Nomor Rekam

Medik dan selanjutnya Status Pasien Rawat Inap diantarkan oleh petugas Rekam Medis

ke IGD/POLI yang dituju.

k) Petugas Rekam Medik mencatat di buku kunjungan pasien dan memberi tanda Rawat

Inap.

l) Receptionist menginformasikan ke bagian rawat inap mengenai kamar yang akan

dipergunakan pasien guna mempersiapkan segala kelengkapan dan fasilitasnya.

m) Perawat mempersiapkan ruangan pasien baru.

n) Setelah ruang rawat inap siap, perawat memberitahu receptionist bahwa ruangan telah

siap untuk ditempati.


o) Receptionist memberitahu perawat POLI/IGD ruangan yang telah dipersiapkan.

p) Perawat POLI/IGD mengantar pasien ke ruangan rawat inap.

Prosedur Pemulangan Pasien

Melalui pencatatan yang baik dan rapi, ketika pasien dinyatakan boleh pulang oleh dokter

yang merawatnya, semestinya pasien tidak memerlukan waktu menunggu terlalu lama untuk bisa

benar benar keluar dari rumah sakit. Kendala yang biasa dihadapi oleh management rumah sakit

adalah urusan adminstrasi, khususnya pembayaran sebelum pasien boleh keluar dari lingkungan

rumah sakit.

Dengan komputerisasi yang terintegrasi penyelesaian urusan administrasi dan pembayaran

bisa diselesaikan dengan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan adalah intruksi dokter setelah

pasien ada di rumah, pesan baik lisan maupun tertulis terhadap apa-apa yang harus dilakukan dan

apa yang perlu dihindari. Termasuk juga obat-obat yang mesti dikonsumsi penderita di rumah

beserta jadwal kontrol kembali ke dokter yang merawat sebelumnya.

Jika berkaitan dengan asuransi, jaminan pembiayaran pasien sudah harus didapatkan sebelum

tenaga administrasi memberikan ijin untuk meninggalkan rumah sakit. Akan lebih dipermudah

jika pihak asuransi penanggung telah memiliki perjanjian kerja sama dengan pihak rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai