Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu model keperawatan tim, model keperawatan fungsional, keperawatan tim primer metode kasus. a. Model keperawatan tim. Model keperawatan tim adalah sebuah metode dimana setiap pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang dipimpin oleh perawat profesional yang terdiri dari perawat profesional (register ners), perawat praktis yang mendapat ijin, dan pembantu perawat. Keuntungan keperawatan tim adalah keperawatan yang melibatkan semua anggota tim dalam perencanaan asuhan keperawatan pasien, memungkinkan semua tim berkomunikasi dalam penyelesaian konflik sehingga mudah diatasi dan keperawatan tim memberikan perawatan terbaik pada biaya rendah. Kelemahan keperawatan tim adalah dapat menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya tidak diimplementasikan dengan total, keterbatasan tenaga kesehatan membuat kebutuhan pasien tidak terpenuhi dan keperawatan tim sulit untuk menentukan waktu untuk konferensi tim (Swanburg, 2002). b. Model keperawatan fungsional Metode pemberian asuhan keperawatan dimana setiap tim atau perawat merawat satu atau beberapa pasien pada saat dinas dan pada hari berikutnya tidak dijamin dirawat oleh perawat yang sama. Keuntungan perawat fungsional adalah dapat menyelesaikan banyak tugas dalam waktu singkat. Kelebihan perawat fungsional adalah manajemen klasik yang meningkatkan efisiensi, pembagian tugas yang jelas, pengawasan yang baik dan perawat senior dapat menyibukkan diri dengan tugas manajerial. Kelemahan perawat fungsional yaitu keperawatan fungsional membagi asuhan keperawatan, persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan dan keperawatan fungsional membuat hubungan perawat dengan pasien sulit terbentuk. c. Model keperawatan primer Keperawatan tim primer merupakan metode penugasan yang paling dipuji dan digunakan saat ini karena metode ini merupakan perluasan dari prinsip desentralisasi wewenang, dimana keputusan tentang proses keperawatan dipusatkan pada individu perawat profesional. Perawat primer dipusatkan untuk merawat kebutuhan total pasien dalam waktu 24 jam selama tinggal di rumah sakit. d. Metode kasus Manajemen kasus merupakan suatu sistem pemberian perawatan pasien yang berfokus pada pencapaian hasil dalam kerangka waktu. Metode ini memfokuskan pada seluruh episode penyakit, meliputi semua lingkungan dimana pasien menerima perawatan. Metode ini meliputi praktik kolaboratif yang gilirannya melibatkan kelompok profesional perawat yang kolaboratif untuk memindahkan pasien melalui sistem. e. Model Keperawatan Tim Modifikasi Model keperawatan tim modifikasi sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan konsep-konsep sebagai berikut: 1) Ketua tim mampu menentukan prioritas kebutuhan asuhan keperawatan klien, merencanakan, melakukan supervisi dan evaluasi pelayanan keperawatan. Selain itu harus mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan filosofi keperawatan. 2) Komunikasi yang efektif diperlukan untuk kelanjutan asuhan keperawatan. Dengan demikian pencacatan rencana keperawatan untuk setiap klien harus selalu tepat waktu dan asuhan keperawatan selalu dinilai kembali untuk validitasnya. 3) Ketua tim harus menggunakan semua teknik manajemen dan kepemimpinan. 4) Pelaksanaan keperawatan tim sebaiknya fleksibel atau tidak kaku. f. Peran dan Fungsi Perawat pada Metode Tim Modifikasi Pada metode tim modifikasi tugas dan tanggung jawab didalam melaksanakan asuhan keperawatan dibedakan atas tugas dan tanggung jawab kepala ruang, ketua tim, PA. 1) Kepala Ruang Rawat Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang rawat adalah perawat dengan kemampuan D III Keperawatan dengan pengalaman dan pada MPKP tingkat I adalah perawat dengan jenjang pendidikan S.Kep atau Ners dengan pengalaman. Kepala ruang bertugas sesuai jam kerja yaitu dinas pagi. Adapun tugas dan tanggung jawab kepala ruang rawat adalah: a) Membuat jadwal dinas. b) Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan. c) Mengadakan diskusi dengan dengan staff untuk memecahkan masalah ruangan. d) Mengorientasikan pegawai baru, resident, mahasiswa kedokteran atau keperawatan yang akan melakukan praktek di ruangan, menganjurkan membaca format orientasi ruang MPKP. e) Melakukan administrasi dan kegiatan surat menyurat. f) Membimbing siswa/mahasiswa dalam pemberian asuhan keperawatan diruangan dengan mengikuti sistem MPKP. g) Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lain, antara lain KaRu bersama KaTim mengingatkan kembali klien dan keluarga tentang perawat/tim yang bertanggung jawab terhadap mereka diruangan yang bersangkutan. h) Mengecek kelengkapan peralatan. i) Melaksanakan pembinaan terhadap KaTim dan PA dalam hal penerapan MPKP termasuk sikap tingkah laku profesional. j) Bila Ketua tim/KaTim cuti, tugas dan tanggung jawab KaTim tersebut diambil alih oleh KaRu dan dapat didelegasikan kepada PA senior (wakil Ketua tim/KaTim pemula yang ditunjuk tetapi tetap dibawah pengawasan kepala ruang). k) Memonitor dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang ada diruangan dan membuat DP 3 dan usulan kenaikan pangkat. l) Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk membahas kebutuhan di ruangan. m) Merencanakan dan melaksanakan evaluai mutu asuhan keperawatan. 2) Ketua Tim/Perawat Primer Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, KaTim pemula adalah perawat dengan kemampuan DIII keperawatan dengan pengalaman dan pada MPKP tingkat I adalah perawat dengan kemampuan S. Kep/Ners. Tugas dan tanggung jawab KaTim adalah: a) Melakukan kontrak dengan klien dan keluarga pada awal masuk ruangan berdasarkan format orientasi klien dan keluarga. b) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapi pengkajian yang dilakukan PA sore. c) Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisa standar renpra sesuai dengan hasil pengkajian. d) Menjelaskan renpra yang sudah ditetapkan kepada PA dibawah tanggung jawabnya. e) Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien setiap giliran jaga shift. f) Melakukan bimbingan dan evaluasi pada PA dalam implementasi tindakan keperawatan apakah sudah sesuai dengan SOP. g) Monitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA. h) Membantu memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA. i) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium. j) Melakukan kegiatan serah terima klien bersama PA. k) Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung jawabnya. l) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat cacatan perkembangan klien setiap hari. m) Melakukan pertemuan dengan klien dan keluarga minimal tiap 3 hari. n) Bila ketua Tim/KaTim libur, maka tugasnya digantikan oleh PA yang telah ditunjuk. o) Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga. p) Membuat perencanaan pulang. 3) Perawat asosiet Kemampuan PA pada MPKP pemula atau MPKP tingkat I, sebaiknya perawat dengan kemampuan DIII keperawatan. Namun beberapa kondisi bila belum semua tenaga mendapat pendidikan tambahan pada beberapa ruang MPKP yang dikembangkan. Tugas dan tanggung jawab PA adalah sebagai berikut: a) Membaca renpra yang telah ditetapkan oleh PP. b) Membina hubungan terapeutik dengan klien dan keluarga, sebagai lanjutan kontrak yang sudah dilakukan oleh PP. c) Menerima klien baru dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi klien dan keluarga. d) Melakukan tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan renpra. e) Mengikuti visite dokter bila PP tidak ada ditempat. f) Mengecek kerapihan dan kelengkapan status keperawatan. g) Mengkomunikasikan PP/PJ dinas bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan. h) Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium, pengobatan dan tindakan. i) Berperan serta dalam penkes pada klien dan keluarga yang dilakukan PP. j) Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya. k) Membantu tim lain yang membutuhkan.