Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

METODE SUNTIK INSULIN

Oleh :
Ahmad Khoirul Rizal (115070201131023)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Satuan Acara Penyuluhan Metode Suntik Insulin
I. Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar glukosa darah
akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi
insulin (Soegondo dkk, 2009).
Diabetes Mellitus adalah kondisi abnormalitas metabolisme karbohidrat
yang disebabkan oleh defisiensi (kekurangan) insulin, baik secara absolute
(total) maupun sebagian (Hadisaputro. Setiawan, 2007).

Pada tahun 2000 menurut WHO diperkirakan sedikitnya 171 juta orang
diseluruh dunia menderita Diabetes Melitus, atau sekitar 2.8% dari total populasi,
insidennya terus meningkat dengan cepat dan diperkirakan tahun 2030 angka ini
menjadi 366 juta jiwa atau sekitar 4.4% dari populasi dunia, DM terdapat
diseluruh dunia, 90% adalah jenis Diabetes Melitus tipe 2 terjadi di negara
berkembang, peningkatan prevalensi terbesar adalah di Asia dan di Afrika , ini
akibat tren urbanisasi dan perubahan gaya hidup seperti pola makan yang tidak
sehat, di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil Riskesdas (2007) dari 24417
responden berusia > 15 tahun , 10,2% mengalami toleransi glukosa tergangggu
(kadar glukosa 140-200 mgdl setelah puasa selama 4 jam diberikan beban
glucosa sebanyak 75 gram), DM lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding
dengan pria, lebih sering pada golongan tingkat pendidikan dan status sosial
yang rendah, daerah dengan angka penderita DM yang tertinggi adalah
Kalimantan Barat dan Maluku Utara, yaitu 11.1% sedangkan kelompok usia
terbanyak DM adalah 55-64 tahun yaitu 13.5%, beberapa hal yang dihubungkan
dengan faktor resiko DM adalah Obesitas, hipertensi, kurangnya aktivitas fisik
dan rendahnya komsumsi sayur dan buah (Riskesdas, 2007).
Insulin merupakan hormon yang digunakan untuk mengatur gula tubuh.
Penderita diabetes / kencing manis memerlukan hormone insulin dari luar guna
mengembalikan kondisi gula tubuhnya menjadi normal kembali. Insulin ini
dimasukkan dengan cara penyuntikan atau injeksi. Menurut Prof Dr Sugijanto
dari Universitas Airlangga, sumber insulin ini bisa berasal dari kelenjar mamalia
atau dari mikroorganisme hasil rekayasa genetika. Jika dari mamalia, insulin
yang paling mirip dengan insulin manusia adalah dari babi.
Insulin sendiri sekarang tersedia dalam kemasan alat suntik yang praktis
dan nyaman digunakan. Penggunaan jarum insulin di design agar pasien dapat
menggunakannya secara mandiri, pena insulin menggunakan jarum yang sangat
tipis dan pendek dengan ujung jarum yang dilapisi silikon sehingga dapat
meminimalisasi rasa nyeri pada saat penyuntikan.Kuncinya terletak pada
intensitas pengobatan, sekalipun diabetes tidak bisa disembuhkan, namun jika
pasien rutin dan teratur melakukan pengobatan, memperbaiki pola hidup, pola
makan dan tanpa menunda-nunda pemberian insulin, maka pasien akan kembali
sehat dan malah jauh lebih sehat dari orang normal
Berdasarkan hasil anamnesa di Rumah Sakit Harapan Malang, beberapa
pasien diabetes mellitus mengeluh belum bisa menyuntikkan insulin secara
mandiri meskipun sudah beberapa kali diberikan edukasi mengenai cara
penyuntikan insulin yang benar menggunakan pen insulin. Tn. S adalah salah
satu pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Harapan Malang, usia 49 tahun,
pendidikan terakhir SMP. Beliau adalah seorang pasien yang membutuhkan
insulin secara kontinue untuk mengatur gula darahnya. Tn. S direncanakan
pulang hari ini namun dari pihak rumah sakit belum mengijinkan untuk Tn. S
pulang karena belum bisa menyuntikkan insulin secara mandiri. Sebenarnya Tn.
S sudah pernah diberikan edukasi tentang terapi insulin namun beliau masih
belum mengerti tentang cara menyuntikkan insulin yang benar dan rotasi yang
harus dilakukan dalam proses penyuntikan insulin. Hal ini menunjukkan bahwa
Tn. S masih belum mengerti secara keseluruhan tentang menejemen
penyuntikan insulin khususnya tentang cara penyuntikan dan rotasi penyuntikan
insulin. Sehingga harus dilakukan kembali edukasi mengenai cara penyuntikan
dan rotasi penyuntikan insulin yang benar kepada Tn. S.

II. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien & pendamping dapat
memahami bagaimana prosedur penyuntikan insulin dan dapat
mengaplikasikannya sendiri di rumah
2. Tujuan Khusus:
1. Klien dan pendamping memahami diabetes mellitus / kencing manis
2. Klien dan pendamping memahami tentang insulin
3. Klien dan pendamping memahami area, rotasi dan cara penyuntikan insulin
yang benar
4. Klien dapat mengaplikasikannya secara mandiri dengan benar
III. Rencana Kegiatan : Demonstrasi, diskusi, tanya jawab
Media : Poster
Alat bantu : Pena insulin, boneka
Waktu dan Tempat : 23 Desember 2013, di Ruang 25 RS Harapan Malang
Alokasi Waktu : 30 menit
Materi : Metode Suntik Insulin
Pemateri : Dwi Setyo Purnomo
Peserta : Tn S dan keluarga di Ruang 25 RS Harapan Malang
IV. Kegiatan Pembelajaran

Tahap Waktu Kegiatan perawat Kegiatan perserta Metode Media & alat
kegiatan
Pembukaan (5 menit) 1.Salam 1. Menjawab Demonstrasi
pembukaan salam
2. Memperkenal 2. Mendengarkan
kan diri keterangan
3. Menjelaskan pemateri
maksud dan
tujuan
Penyajian (10 menit) 1.Menyampaikan Memperhatikan Demonstrasi, poster
materi dan diskusi
mendengarkan
keterangan
pemateri

Simulasi (10menit) 1.Mempraktikkan Praktik dan Praktik Pena insulin,


cara simulasi Alkohol
penyuntikkan pemberian insulin Swab,
dengan alat dan rotasi boneka
media penyuntikan
2.Mempraktekka insulin
n cara
penyuntikan
dengan mandiri
Penutup (5menit) 1.Melakukan Mendengarkandan Demonstrasi, Poster
Tanya jawab bertanyaserta diskusi, tanya
2.Menutup menjawab jawab
pertemuan pertanyaan
3.Menyampaikan
kesimpulan
V. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Penyuluh sudah berkoordinasi masalah tempat dan waktu dengan klien
dan keluarga
b. Penyuluh sudah mempersiapkan materi, alat dan bahan yang akan
digunakan penyluhan
2. Evaluasi Proses
a. Perserta mengikuti kegiatan pengajaran dengan baik
b. Perserta terlibat aktif dalam pembelajaran
c. Perserta aktif dalam diskusi tanya jawab
d. Peserta mampu mempraktekkan sendiri cara penyuntikan insulin dengan
benar
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta didik dapat menjawab dengan benar 80% dari apa yang diberikan
penyuluh.
b. Peserta didik 100% dapat mempraktikkan langkah demonstrasi yang
sudah di ajarkan berdasarkan penilaian checklist SOP.
Metode Suntik Insulin
I. Diabetes Melitus
Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia (Smeltzer and Bare,
2002)
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu sindrom klinik yang khas ditandai
oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi atau penurunan
efektifitas insulin. Gangguan metabolik ini mempengaruhi metabolisme dari
karbohidrat, protein, lemak, air dan elektrolit. Gangguan metabolisme
tergantung pada adanya kehilangan aktivitas insulin dalam tubuh dan pada
banyak kasus, akhirnya menimbulkan kerusakan selular, khususnya sel
endotelial vaskular pada mata, ginjal dan susunan saraf (Soegondo, 2004).
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolism yang secara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi klinisi berupa hilangnya
toleransi glukosa (Price, 2005)
Diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia (peningkatan gula darah
puasa dan gula darah post pandrial) yang disebabkan karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya yang dapat menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf. Dikatakan diabetes
mellitus jika kadar gula darah puasa >126 mg/dl, tes sewaktu >200 mg/dl.

Penyebab Diabetes Melitus


A. Genetik atau Faktor Keturunan
DM cenderung diturunkan atau diwariskan, tidak ditularkan.
Anggotakeluarga penderita DM memiliki kemungkinan lebih besar menderita
DMdibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita
DM.Diabetes tipe 2 lebih terkait dengan faktor riwayat keluarga bila
dibandingkantipe 1. Anak dengan ayah penderita DM tipe 1 memiliki
kemungkinan terkenadiabetes 1:17. Namun bila kedua orang tua menderita
DM tipe 1 maka kemungkinanmenderita DM adalah 1:4-10. Pada DM tipe 2,
seorang anak memiliki kemungkinan 1:7 untuk menderita DM bila salah satu
orang tuanya menderita DM pada usia kurang dari lima puluh tahun dan 1:13
bila salah satu orang tuanya menderita DM pada usia lebih dari lima puluh
tahun. Namun bila kedua orang tuanya menderita DM tipe 2, maka
kemungkinan menderita DM adalah 1:2.19
B. Kerusakan Sel Beta Pankreas
DM tipe 1 sering dikatakan sebagai diabetes Juvenile onset atau
Insulin dependent atau Ketosis prone, karena tanpa insulin dapat terjadi
kematian dalam beberapa hari yang disebabkan ketoasidosis. Istilah juvenile
onset sendiri diberikan karena onset DM tipe 1 dapat terjadi mulai dari usia 4
tahun dan memuncak pada usia 11-13 tahun, selain itu dapat juga terjadi
pada akhir usia 30 atau menjelang 40.
Karakteristik dari DM tipe 1 adalah insulin yang beredar di sirkulasi
sangat rendah, kadar glukagon plasma yang meningkat, dan sel beta
pankreas gagal berespons terhadap stimulus yang semestinya meningkatkan
sekresi insulin.DM tipe 1 sekarang banyak dianggap sebagai penyakit
autoimun. Pemeriksaan histopatologi pankreas menunjukkan adanya infiltrasi
leukosit dan destruksi sel Langerhans. Pada 85% pasien ditemukan antibodi
sirkulasi yang menyerang glutamic-acid decarboxylase (GAD) di sel beta
pankreas tersebut. Prevalensi DM tipe 1 meningkat pada pasien dengan
penyakit autoimun lain, seperti penyakit Grave, tiroiditis Hashimoto atau
myasthenia gravis. Sekitar 95% pasien memiliki Human Leukocyte Antigen
(HLA) DR3 atau HLA DR4.Kelainan autoimun ini diduga ada kaitannya
dengan agen infeksius/lingkungan, di mana sistem imun pada orang dengan
kecenderungan genetik tertentu, menyerang molekul sel beta pankreas yang
menyerupai protein virus sehingga terjadi destruksi sel beta dan defisiensi
insulin. Faktor-faktor yang diduga berperan memicu serangan terhadap sel
beta, antara lain virus (mumps, rubella, coxsackie), toksin kimia, sitotoksin,
dan konsumsi susu sapi pada masa bayi.
Selain akibat autoimun, sebagaian kecil DM tipe 1 terjadi akibat proses
yang idiopatik. Tidak ditemukan antibodi sel beta atau aktivitas HLA. DM tipe
1 yang bersifat idiopatik ini, sering terjadi akibat faktor keturunan, misalnya
pada ras tertentu Afrika dan Asia.
C. Gaya Hidup
Gaya hidup yang salah seperti konsumsi makanan yang tidak
seimbang dan tidak pernah olahraga akan berakibat pada kegemukan.
Kegemukan adalah faktor resiko yang paling penting untuk diperhatikan,
sebab meningkatnyanya angka kejadian DM tipe 2 berkaitan dengan
obesitas. Delapan dari sepuluh penderita DM tipe 2 adalah orang-orang yang
memiliki kelebihan berat badan. Konsumsi kalori lebih dari yang dibutuhkan
tubuh menyebabkan kalori ekstra akan disimpan dalam bentuk lemak. Lemak
ini akan memblokir kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat diangkut ke
dalam sel dan menumpuk dalam peredaran darah.4,23 Seseorang dengan
BMI (Body Mass Index) 30 kg/m2 akan 30 kali lebih mudah terkena diabetes
daripada seseorang dengan BMI normal (22 Kg/m2). Bila BMI 35 Kg/m2 ,
kemungkinan mengidap diabetes menjadi 90 kali lipat. Pada suatu penelitian
di Jakarta pada tahun 1982 dalam Utujo Sukaton (1996) ditemukan bahwa
kegemukan merupakan salah satu resiko penting bagi timbulnya DM.
Prevalensi DM untuk kelompok obesitas adalah 6,7%, kelompok overweight
3,7%, kelompok normal 0,9%, dan kelompok underweight 0,4%.20. Kurang
Gerak Badan Olah raga atau aktifitas fisik membantu kita untuk mengontrol
berat badan. Glukosa darah dibakar menjadi energi dan sel-sel tubuh menjadi
lebih sensitif terhadap insulin. Peredaran darah lebih baik dan resiko
terjadinya DM tipe 2 akan turun sampai 50%. Keuntungan lain yang diperoleh
dari olah raga adalah bertambahnya massa otot. Biasanya 70-90 % glukosa
darah diserap otot. The Journal of the America Medical Association (1992)
melaporkan hasil studi lebih dari 21.000 orang dokter, bahwa berolah raga
lima kali seminggu akan menghasilkan penurunan 42% pada kasus-kasus
yang diperkirakan akan menderita DM tipe 2.

Pengelolaan Diabetes Melitus


A. Olahraga

Tujuan olah raga adalah untuk meningkatkan kepekaan insulin, mencegah


kegemukan, memperbaiki aliran darah, merangsang pembentukan
glikogen baru dan mencegah komplikasi lebih lanjut, olah raga meliputi
empat prinsip jenis olah raga dinamis yaitu memenuhi frekuensi,
intensitas, time (durasi) dan tipe (jenis ):
Frekuensi : jumlah olah raga perminggu sebaiknya dilakukan teratur 3-5
kali
Intensitas : ringan dan sedang yaitu 60-70% MHR ( Maximun Heart Rate )
Time : 30-60 menit
Tipe/Jenis : Olahraga endurans (aerobik) untuk meningkatkan
kemampuan kardiorespirasi seperti jalan, jogging, berenang dan
bersepeda.
B. Diet
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat, protein, dan lemak, sesuai dengan
kecukupan gizi baik sebagai berikut: Karbohidrat 60-70 %, Lemak 20-25
%, Protein 10-15 %. Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan,
status gizi, umur, stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan idaman. Makanan dengan komposisi
sampai 70-75 % masih memberikan hasil yang baik. Jumlah kandungan
kolesterol disarankan < 300 mg/hari, diusahakan lemak berasal dari
sumber asam lemak tidak jenuh MUFA (Mono Unsaturated Fatty Acid),
dan membatasi PUFA (Poli Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemak
jenuh. Jumlah kandungan serat 25 g/hari, diutamakan serat larut (Yuli,
2010).
C. Insulin
Insulin injeksi digunakan untuk mengkontrol gula darah pada orang yang
menderita diabetes melitus tipe 1 (suatu kondisi dimana tubuh tidak
mampu memproduksi insulin sehingga tidak mampu mengontrol sejumlah
gula darah) atau pada penderita diabetes mellitus tipe 2 ( suatu kondisi
dimana gula darah terlalu tinggi karena tubuh tidak memproduksi atau
menggunakan insulin secara normal), yang tidak dapat dikontrol dengan
obat anti diabetik oral saja
Insulin sebenarnya merupakan hormon yang secara normal diproduksi
oleh tubuh. Insulin injeksi digunakan untuk menggantikan tempat insulin
yang secara normal diproduksi oleh tubuh. mekanisme kerjanya adalah
dengan membantu pergerakan glukosa dari darah ke dalam jaringan
tubuh untuk digunakan sebagai energi. Insulin juga akan mencegah liver
untuk memproduksi lebih banyak lagi glukosa. Semua jenis tipe insulin
yang ada, bekerja melalui cara ini. Berbagai jenis insulin, hanya berbeda
dalam hal mula kerja dan lama kerjanya dalam mengkontrol gula darah.

II. Anatomi kulit


Kulit manusia mempunyai ketebalan yang bervariasi, mulai dari 0,5
mm sampai 5 mm, dengan luas permukaan sekitar 2 m2 dan berat sekitar 4
kg. Kulit dalam bahasa latin disebut cutis dan dibagian bawahnya terdapat
lapisan bernama subcutis. Jika kulit dicubit dan diangkat, kulit itu terasa
longgar terhadap lapisan subcutis di bawahnya. Lapisan subcutis ini sering
menjadi tempat untuk suntikan obat tertentu, termasuk insulin.
( Wibowo, Daniel S. 2005)
III. Jenis Insulin
Beberapa jenis atau cara yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan terapi
insulin dapat dilakukan menggunakan berbagai cara,yaitu sebagai berikut:
1. Insulin pen
Insulin pen digunakan untuk insulin dengan beberapa formula.
Keuntungan dari penggunaan insulin pen ini adalah keakuratan dan
kekonsistensian dosis yang baik jika menggunakan insulin pen. Berikut
beberapa jenis insulin pen yang dapat digunakan :
2. Spuit insulin
Ini adalah alat suntik khusus yang tersedia dalam beberapa ukuran,
seperti 30 unit, 50 unit, dan 100 unit. Penting untuk diingat bahwa
penggunaan alat suntik sesuai dengan dosis insuli. Hindari membeli alat
suntik sekali pakai dalam jumlah banyak, baik dari dalam maupun dari luar
negeri, karena mungkin alat suntik itu tidak cocok dengan perubahan yang
dibuat dalam dosis insulin setelah membelinya. Prefilled syringe adalah
spuit yang telah diproduksi berisi insulin (atau obat lainnya).Tidak seperti
spuit tradisional, prefilled syringe tidak perlu diisikan obat dari vial
sehingga jarum tidak menjadi tumpul, namun karena obat yang digunakan
sudah terisi, maka obattidak dapat dicampur atau ditambahkan obat
ataupun diencerkan.

IV. Area menyuntik insulin


Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan di daerah perut
dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi kadar glukosa pada
darah rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah perut.
Tempat penyuntikan insulin bisa dilengan, perut, atau paha. Bila
dengan bantuan orang lain, dilakukan dilengan. Bila menyuntik sendiri,
lakukan diperut atau paha. Jarak suntikan satu dengan yang lainnya sekitar 3
cm. Jangan terlalu dekat. Lakukan rotasi agar tidak terus menyuntik di tempat
yang sama untuk menghindari terjadinya lipodistrofi (penimbunan lemak di
bawah kulit) dan hipertrofi (penebalan) kulit. Untuk suntikan di perut, jauhi
pusar dengan jarak 5 cm. Hindari penyuntikan pada kulit yang luka atau
infeksi. Jaga kebersihan, usap atau bersihkan dengan alkohol sebelum dan
sesudah penyuntikan.
Berikut gambar lokasi penyuntikan insulin :
( Tandra, Hans. 2007)

V. Rotasi Penyuntikan Insulin


Perlu diperhatikan daerah mana saja yang dapat dijadikan tempat
menyuntikkan insulin. Bila kadar glukosa darah tinggi, sebaiknya disuntikkan
di daerah perut dimana penyerapan akan lebih cepat. Namun bila kondisi
kadar glukosa pada darah rendah, hindarilah penyuntikkan pada daerah
perut.

Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat adalah dari perut,
lengan atas dan paha. Insulin akan diserap lebih cepat diserap apabila
daerah suntikkan digerak-gerakkan. Penyuntikkan insulin pada satu daerah
yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan.

Penyuntikkan insulin selalu di daerah yang sama dapat merangsang


terjadinya perlemakan dan dan menyebabkan gangguan penyerapan insulin.
Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 1inchi (+ 2,5cm) dari daerah
sebelumnya.

Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru pindah
ke daerah yang lain. Bila lokasi penyuntikan di perut dapat digunakan selama
4 minggu, dengan pembagian setiap satu minggu harus menghabiskan
seperempat bagian perut. Kemudian bila area penyuntikan di paha maka
rotasi penyuntikan dapat di lakukan selama 4 minggu menggunakan 2 paha.
(lihat di gambar)

VI. Persiapan dan Cara Penyuntikan Insulin


Persiapan Alat
Pena insulin (pena, cartridge insulin, jarum) harus dirangkai terlebih
dahulu
Jarum pena
Alcohol swab
Bengkok atau tempat sampah medis

Prosedur Menyuntikan Insulin dengan Pena Insulin


a. Persiapk
an
insulin
pen,
jarum
dan
alkohol
swab,
lepaskan
penutup
insulin
pen (jika
insulin

menggumpal, putarlah pen insulin di antara kedua telapak tangan


sampai dengan 10 kali, sampai gumpalan hilang, jangan dikocok).
b. Cek jenis insulin sesuai pesanan dokter.
c. Periksa kadar insulin yang ada di catridge insulin.
d. Masukkan jarum yang baru. Buang plastik pembungkus jarum
tempatkan bagian luar jarum pada permukaan yang datar, terbuka,
dan menghadap keatas.
e. Tekan 2 unit insulin untuk mengeluarkan udara. Insulin harus muncul
pada ujung jarum. Bila tidak ada, ulangi kembali prosedur.
f. Lalu putar pena sesuai dengan jumlah insulin yang akan disuntikkan
g. Bersihkan kulit dengan alcohol swab dan biarkan kering beberapa
saat.
h. Cubit kulit pada area yang diinginkan dan arahkan jarum pada cubitan
kuit dengan sudut 90.
i. Injeksikan insulin pada area yang tetap sampai tanda nol, tunggu
sampai sekitar 10-15 detik, dan tarik jarum secara perlahan dan tetap
posisi 90.
j. Genggam pena dan masukkan jarum pada pembungkus jarum plastik
yang ada. Putar ujung jarum dengan hati-hati, buang di
bengkok/tempat sampah medis.

Daftar Pustaka

Greenspan dan Baxter.2000. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Jakarta : EGC.


Guthrie, Diana W. dan Richard A. Guthrie. 2009. A Guide To The Pattern Approach:
Management of Diabetes Mellitus For Nurses and Health Care Professionals
Sixth Edition. New York: Springer

Sutejo, A. Y. 2010. 5 Strategi Penderita Diabetes Mellitus Berusia Panjang. Yogyakarta:


Penerbit Kanisius

Tandra, Hans. 2007. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes:
Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes Dengan Cepat dan
Mudah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Wibowo, Daniel S. 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo

LAMPIRAN LEMBAR EVALUASI


a) Pertanyaan Kuis
1 Sebutkan 3 penyebab tersering padakencing manis?
Jawaban :
Keturunan
Kerusakan pankreas
Gaya hidup
2 Sebutkan 3 pengelolaan penting pada kencing manis?
Olahraga
Pola makan / diet
Terapi insulin
3 Sebutkan jenis insulin berdasarkan sediaannya?
Jawaban :
Spuit insulin
Pena insulin
4 Sebutkan 4 area penyuntikan insulin menggunakan?
Jawaban :
Bagian luar lengan atas
Bagian samping dan depan paha
Bagian pantat / bokong
Di perut, kecuali daerah sekitar pusar dan pinggang.
5 Berapa jarak antara suntikan satu dengan suntikan berikutnya?
Jawaban :
Jarak antarsuntikan satu dengan suntikan lainnya berjarak 1 cm.
b) Checklist Penilaian SOP
No. Prosedur/Tindakan Benar Salah Keteranga
n
1.
Persiapan Alat
a. Pena insulin (pena, cartridge insulin, jarum)
harus dirangkai terlebih dahulu.
b. Jarum pena
c. Alkohol swab
d. Bengkok atau tempat sampah medis.
2. Pelaksanaan
a. Persiapkan insulin pen, jarum dan alkohol
swab, lepaskan penutup insulin pen (jika
insulin menggumpal, putarlah pen insulin di
antara kedua telapak tangan sampai
dengan 10 kali, sampai gumpalan hilang,
jangan dikocok).
b. Cek jenis insulin sesuai pesanan dokter.
c. Periksa kadar insulin yang ada di catridge
insulin.
d. Masukkan jarum yang baru. Buang plastik
pembungkus jarum tempatkan bagian luar
jarum pada permukaan yang datar,
terbuka, dan menghadap keatas.
e. Tekan 2 unit insulin untuk mengeluarkan
udara. Insulin harus muncul pada ujung
jarum. Bila tidak ada, ulangi kembali
prosedur.
f. Lalu putar pena sesuai dengan jumlah
insulin yang akan disuntikkan
g. Bersihkan kulit dengan alcohol swab dan
biarkan kering beberapa saat.
h. Cubit kulit pada area yang diinginkan dan
arahkan jarum pada cubitan kuit dengan
sudut 90.
i. Injeksikan insulin pada area yang tetap
sampai tanda nol, tunggu sampai sekitar
10-15 detik, dan tarik jarum secara
perlahan dan tetap posisi 90.
j. Genggam pena dan masukkan jarum pada
pembungkus jarum plastik yang ada. Putar
ujung jarum dengan hati-hati, buang di
bengkok/tempat sampah medis.

Anda mungkin juga menyukai