Oleh :
Ahmad Khoirul Rizal (115070201131023)
Pada tahun 2000 menurut WHO diperkirakan sedikitnya 171 juta orang
diseluruh dunia menderita Diabetes Melitus, atau sekitar 2.8% dari total populasi,
insidennya terus meningkat dengan cepat dan diperkirakan tahun 2030 angka ini
menjadi 366 juta jiwa atau sekitar 4.4% dari populasi dunia, DM terdapat
diseluruh dunia, 90% adalah jenis Diabetes Melitus tipe 2 terjadi di negara
berkembang, peningkatan prevalensi terbesar adalah di Asia dan di Afrika , ini
akibat tren urbanisasi dan perubahan gaya hidup seperti pola makan yang tidak
sehat, di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil Riskesdas (2007) dari 24417
responden berusia > 15 tahun , 10,2% mengalami toleransi glukosa tergangggu
(kadar glukosa 140-200 mgdl setelah puasa selama 4 jam diberikan beban
glucosa sebanyak 75 gram), DM lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding
dengan pria, lebih sering pada golongan tingkat pendidikan dan status sosial
yang rendah, daerah dengan angka penderita DM yang tertinggi adalah
Kalimantan Barat dan Maluku Utara, yaitu 11.1% sedangkan kelompok usia
terbanyak DM adalah 55-64 tahun yaitu 13.5%, beberapa hal yang dihubungkan
dengan faktor resiko DM adalah Obesitas, hipertensi, kurangnya aktivitas fisik
dan rendahnya komsumsi sayur dan buah (Riskesdas, 2007).
Insulin merupakan hormon yang digunakan untuk mengatur gula tubuh.
Penderita diabetes / kencing manis memerlukan hormone insulin dari luar guna
mengembalikan kondisi gula tubuhnya menjadi normal kembali. Insulin ini
dimasukkan dengan cara penyuntikan atau injeksi. Menurut Prof Dr Sugijanto
dari Universitas Airlangga, sumber insulin ini bisa berasal dari kelenjar mamalia
atau dari mikroorganisme hasil rekayasa genetika. Jika dari mamalia, insulin
yang paling mirip dengan insulin manusia adalah dari babi.
Insulin sendiri sekarang tersedia dalam kemasan alat suntik yang praktis
dan nyaman digunakan. Penggunaan jarum insulin di design agar pasien dapat
menggunakannya secara mandiri, pena insulin menggunakan jarum yang sangat
tipis dan pendek dengan ujung jarum yang dilapisi silikon sehingga dapat
meminimalisasi rasa nyeri pada saat penyuntikan.Kuncinya terletak pada
intensitas pengobatan, sekalipun diabetes tidak bisa disembuhkan, namun jika
pasien rutin dan teratur melakukan pengobatan, memperbaiki pola hidup, pola
makan dan tanpa menunda-nunda pemberian insulin, maka pasien akan kembali
sehat dan malah jauh lebih sehat dari orang normal
Berdasarkan hasil anamnesa di Rumah Sakit Harapan Malang, beberapa
pasien diabetes mellitus mengeluh belum bisa menyuntikkan insulin secara
mandiri meskipun sudah beberapa kali diberikan edukasi mengenai cara
penyuntikan insulin yang benar menggunakan pen insulin. Tn. S adalah salah
satu pasien diabetes mellitus di Rumah Sakit Harapan Malang, usia 49 tahun,
pendidikan terakhir SMP. Beliau adalah seorang pasien yang membutuhkan
insulin secara kontinue untuk mengatur gula darahnya. Tn. S direncanakan
pulang hari ini namun dari pihak rumah sakit belum mengijinkan untuk Tn. S
pulang karena belum bisa menyuntikkan insulin secara mandiri. Sebenarnya Tn.
S sudah pernah diberikan edukasi tentang terapi insulin namun beliau masih
belum mengerti tentang cara menyuntikkan insulin yang benar dan rotasi yang
harus dilakukan dalam proses penyuntikan insulin. Hal ini menunjukkan bahwa
Tn. S masih belum mengerti secara keseluruhan tentang menejemen
penyuntikan insulin khususnya tentang cara penyuntikan dan rotasi penyuntikan
insulin. Sehingga harus dilakukan kembali edukasi mengenai cara penyuntikan
dan rotasi penyuntikan insulin yang benar kepada Tn. S.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, klien & pendamping dapat
memahami bagaimana prosedur penyuntikan insulin dan dapat
mengaplikasikannya sendiri di rumah
2. Tujuan Khusus:
1. Klien dan pendamping memahami diabetes mellitus / kencing manis
2. Klien dan pendamping memahami tentang insulin
3. Klien dan pendamping memahami area, rotasi dan cara penyuntikan insulin
yang benar
4. Klien dapat mengaplikasikannya secara mandiri dengan benar
III. Rencana Kegiatan : Demonstrasi, diskusi, tanya jawab
Media : Poster
Alat bantu : Pena insulin, boneka
Waktu dan Tempat : 23 Desember 2013, di Ruang 25 RS Harapan Malang
Alokasi Waktu : 30 menit
Materi : Metode Suntik Insulin
Pemateri : Dwi Setyo Purnomo
Peserta : Tn S dan keluarga di Ruang 25 RS Harapan Malang
IV. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Waktu Kegiatan perawat Kegiatan perserta Metode Media & alat
kegiatan
Pembukaan (5 menit) 1.Salam 1. Menjawab Demonstrasi
pembukaan salam
2. Memperkenal 2. Mendengarkan
kan diri keterangan
3. Menjelaskan pemateri
maksud dan
tujuan
Penyajian (10 menit) 1.Menyampaikan Memperhatikan Demonstrasi, poster
materi dan diskusi
mendengarkan
keterangan
pemateri
Secara urutan, area proses penyerapan paling cepat adalah dari perut,
lengan atas dan paha. Insulin akan diserap lebih cepat diserap apabila
daerah suntikkan digerak-gerakkan. Penyuntikkan insulin pada satu daerah
yang sama dapat mengurangi variasi penyerapan.
Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu baru pindah
ke daerah yang lain. Bila lokasi penyuntikan di perut dapat digunakan selama
4 minggu, dengan pembagian setiap satu minggu harus menghabiskan
seperempat bagian perut. Kemudian bila area penyuntikan di paha maka
rotasi penyuntikan dapat di lakukan selama 4 minggu menggunakan 2 paha.
(lihat di gambar)
Daftar Pustaka
Tandra, Hans. 2007. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes:
Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes Dengan Cepat dan
Mudah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama