(SAP)
I. Latar Belakang
Penyakit sindrom kandung kemih dalam bahasa medis dikenal sebagai sistitis interstisial
adalah gangguan kompleks kronis yang ditandai oleh dinding kandung kemih meradang atau
mengalami iritasi., rasa sakit pada panggul dan tidak nyaman akibat tekanan pada kandung
kemih.
Penelitian terbaru telah mengungkapkan bahwa sistitis interstisial adalah kondisi kronis
yang mempengaruhi sekitar 1 juta orang Amerika setiap tahun. Meskipun penyakit ini biasanya
mempengaruhi wanita, tetapi dapat mempengaruhi anak-anak dan laki-laki juga. Hal terburuk
dari penyakit ini adalah bahwa hal itu dapat berdampak buruk jangka panjang pada kualitas
hidup masyarakat yang terkena penyakit ini.
1
IV. Metode
Ceramah dan tanya jawab
V. Media
1. Laptop
2. LCD
3. Leaflet
1. Pendahuluan
- Menyampaikan salam - Membalas salam 5 menit
- Menjelaskan tujuan - Memperhatikan
2
- Apersepsi - Memberikan respon
2. Penyampaian materi
M PAPAN
PENYAJI
O
D
E
R
A LAPTOP LCD
T 3
O
R
F
A
S
I
L
I
T
A
T
O
R
IX. Pengorganisasian
1. Moderator :
2. Penyaji :
3. Observer :
4. Fasilitator :
X. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
SAP sudah siap 2 hari sebelum penyuluhan.
Pengorganisasian sudah tersusun.
Penyaji sudah menyiapkan materi.
Moderator dan sekretaris sudah siap.
Peserta siap mengikuti penyuluhan.
4
Media (Laptop, LCD, Leaflet) sudah disiapkan sesuai rencana.
Tempat siap dan disusun sesuai dengan setting tempat yang telah direncanakan.
2. Evaluasi Proses
Penyaji,moderator, sekretaris dan peserta siap mengikuti penyuluha
75 % peserta dapat mengikuti penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
Penyuluhan berjalan sesuai rencana dan tepat waktu.
Masalah yang muncul saat pelaksanaan penyuluhan dapat diatasi dengan baik.
Tujuan penyuluhan tercapai yaitu peserta penyuluhan dapat memahami tentang isi
penyuluhan dan diharapkan akan terjadi perubahan perilaku.
5
MATERI PENYULUHAN
6
e. Adanya hambatan pada aliran urin
f. Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat
7
5. Pengobatan penyakit Sistitis Interstisial
Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang ideal adalah agens antibacterial yang
secara efektif menghilangkan bakteri dari traktus urinarius dengan efek minimal terhaap flora
fekal dan vagina.
Terapi Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada usia lanjut dapat dibedakan atas:
Terapi antibiotika dosis tunggal
Terapi antibiotika konvensional: 5-14 hari
Terapi antibiotika jangka lama: 4-6 minggu
Terapi dosis rendah untuk supresi
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. Jika
kekambuhan disebabkan oleh bakteri persisten di awal infeksi, factor kausatif (mis: batu,
abses), jika muncul salah satu, harus segera ditangani. Setelah penanganan dan sterilisasi urin,
terapi preventif dosis rendah.
Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin),
trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin atau
amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu
analgesic urinarius jug dapat digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.