Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

CAPD (CONTINOUS AMBULATORY PERITONEAL DIALYSIS)

A. DEFINISI
Bagi para penderita gagal ginjal, kegiatan cuci darah adalah suatu
keharusan.Biasanya, para penderita ini melakukan hemodialisis (cuci darah
melalui mesin) 2-3 kali dalam seminggu di RumahSakit.Namun, dalam 4
tahun terakhir mulai disosialisasikan sebuah alternatif dimana penderita dapat
melakukan cuci darah sendiri di rumah. Metode tersebut dikenal dengan
continous

ambulatory

peritoneal

dialysis

(CAPD).

CAPD merupakan sebuah kateter yang dipasang di dalam perut, ke dalam


rongga

peritoneum.Pemasangan

ini

dilakukan

melalui

tindakan

operasi.Setelah kateter tersebut terpasang, lalu digunakan cairan dialisat, yang


sering dipakai adalah Dianel Baxter dari Kalbe untuk membilas rongga
peritoneum tempat bersarang kateter.Iniberfungsi sebagai sarana cuci darah,
yang

berlangsung

sepanjang

hari.

CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis) / Dialysis Peritoneal


Mandiri Berkesinambungan.Bedanya tidak menggunakan mesin khusus
seperti APD.Dialysis peritoneal diawali dengan memasukkan cairan dialisat
(cairan khusus untuk dialysis) ke dalam rongga perut melalui selang kateter,
lalu dibiarkan selama 4-6jam.Yang dimaksud dengan kateter adalah selang
plastik kecil (silikon) yang dimasukan ke dalam rongga peritoneal melalui
pembedahan sederhana, kateter ini berfungsi untuk mengalirkan cairan
dialysis peritoneal keluar dan masuk rongga peritoneum anda. Ketika dialisat
berada di dalam rongga perut, zat-zat racun dari dalam darah akan dibersihkan
dan kelebihan cairan tubuh akan ditarik ke dalam cairan dialisat
CAPD (Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis) :
Continous

:Terus menerus selama 24 jam

Ambulatory

:Bebas bergerak

Peritoneal

:Peritoneum sebagai membran semi permeable

Dialysis

:Membersihkan tubuh dari zat sisa-sisa metabolisme dan

kelebihan cairan.

Atau disebut DPMB (Dialysis Peritoneal Mandiri Berkesinambungan)

B. Proses CAPD :
1.

Proses

dialysis

2.

Membutuhkan

a.

Pertama,

peritoneal
waktu

ini

yang

masukkan

tidak

singkat,

dialisat

menimbulkan
terdiri

berlangsung

dari
selama

rasa
3

sakit.
langkah.

10

menit

b. Kedua, cairan dibiarkan dalam rongga perut untuk selama periode waktu tertentu
(4-6
c.

jam)
Ketiga,

pengeluaran

cairan

yang

berlangsung

selama

20

menit

Ketiga proses diatas dilakukan beberapa kali tergantung kebutuhan dan bisa
dilakukan oleh pasien sendiri secara mandiri setelah dilatih dan tidak perlu ke rumah
sakit
Perpindahan

cairan

pada

a)
b)

dipengaruhi

Kualitas
Ukuran

karakteristik

Volume
dialysis

pada

CAPD

a)

terjadi

oleh

membrane

&

c)
Proses

CAPD

larutan
dialisat

karena

adanya

Tekanan

perbedaan

osmotic

b) Konsentrasi zat terlarut antara cairan CAPD dengan plasma darah dalam pembuluh
kapiler
c) Pada saat cairan dialisat dimasukkan dalam peritoneum, air akan diultrafiltrasi dari
plasma ke dialisat, sehingga meningkatkan volume cairan intra peritoneal.
Peningkatan volume cairan intraperitoneal berbanding lurus dengan konsentrasi
glukosa

dari

cairan

dialisat.

d) Kecepatan transport air dan zat terlarut dapat diestimasi secara periodic melalui
PET

test

Standar

konsentrasi

a)

Na

b)

Cl

(Peritoneal

Equilibrum

elektrolit
(132
(

meq
102

c)

Mg

(0,5

d)

(0

cairan
meq
meq
meq

Test)
CAPD:
/lt)
/lt)
/lt)
/lt)

C. Beberapa hal yang harus di perhatikan saat pemasangan CAPD


Dalam peritoneal dialysis dilakukan pergantian cairan setiap hari tanpa menimbulkan
rasa sakit. Proses mengeluarkan cairan tersebut dalam jangka waktu tertentu dan
kemudian menggantikannya dengan cairan baru. Proses ini terdiri dalam 3 langkah:
1. Mengeluarkan cairan, proses pengeluaran cairan dari rongga peritoneal
berlangsung dengan bantuan gaya gravitasi dan memerlukan waktu sekitar 20 menit.
2. Memasukan cairan, cairan dialysis ke dalam rongga peritoneal melalui kateter dan

memerlukan

proses

10

menit.

3. Waktu tinggal, tahap cairan disimpan di dalam rongga peritoneal selama 4 samapi
6 jam (tergantung anjuran dari dokter). Pergantian cairan diulang setiap 4 atau 6 jam,
dengan maksud minimal 4 kali sehari, 7 hari dalam seminggu. Anda dapat melakukan
pergantian di mana saja seperti di rumah, tempat bekerja, atau di tempat lainnya yang
anda kunjungi, namun tempat-tempat tersebut harus memenuhi syarat agar terhindar
infeksi.
Pemilihan tempat yang baik untuk pergantian cairan memiliki beberapa kriteria :
1. Pastikan tempat tersebut : bersih, tidak ada hembusan agin (kipas angin, pintu /
jendela

terbuka),

dan

memiliki

penerangan

yang

baik.

2. Tidak diperkenankan adanya binatang disekitar saat pergantian cairan dan di


tempat

penyimpanan

3.

Bebas

peralatan
gangguan

anda.

dari

luar.

Peralatan

1. Ultrabag / twinbag sistem : Kateter, Konektor titanium, Short transfer set, Cairan
dialysis (ultra bag / twin bag system), Minicap, Outlet port clamps (untuk twin bag
system).
2. Sistem Ultraset / Easi-Y_system : Kateter, Konektor titanium, Short transfer set,
Cairan dialysis, Minicap, Outlet port Clamps (untuk sistem kantung kembar), Ultra
set

Easi-Y

Pola

set,

Kantong

drainase

Makan

untuk

Easi-Y

Pengguna

system.
Terapi

Pengguna terapi peritoneal dialysis memerlukan makanan berprotein tinggi guna


melawan infeksi.Dikarenakan sejumlah protein terbawa cairan dialisis pada saat
cairan tersebut dikeluarkan.Sehingga diperlukan protein lebih banyak guna
menggantikan protein yang hilang terbawa cairan dialysis. Ada beberapa hal yang
dapat

menyebabkan

protein

tidak

terserap

oleh

tubuh:

Semakin besar kandungan dextrose pada cairan dialysis (4,25%) semakin banyak
protein

Jika

yang
terjadi

infeksi

dapat

hilang.

menyebabkan

kehilangan

protein

juga.

Selain memerlukan protein tinggi ada beberapa kandungan zat yang perlu di batasi,
dikarenakan ada sejumlah produk sisa di dalam darah yang tidak dapat terbuang
dengan sempurna selama dialysis peritoneal. Produk sisa tersebut adalah:
1.

Fosfor

Ketika ginjal tidak dapat mengeluarkan kelebihan fosfor, maka fosfor akan
menumpuk pada tubuh anda. Dalam jangka waktu yang lama fosfor akan
menyebabkan tulang lebih rapuh dan mudah patah, fosfor banyak terdapat pada
kacang-kacangan,
2.

ikan,

dan

produk

susu.
Kalium

Merupakan elektrolit yang dibutuhkan untuk fungsi syaraf dan otot yang baik. Ginjal

yang tidak berfungsi dengan baik akan sulit untuk membuang kelebihan kalium.
Kelebihan dan kekurangan dalam kalium dapat menyebabkan otot menjadi lemah dan
sering kram. Dan kadar kalium yang tinggi dapat membahayakan jantung. Perlu
diperhatikan dalam mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran hijau yang mengandung
kalium tinggi seperti pisang, jambu biji, pepaya, tomat, kentang dan kacangkacangan.Sebaiknya hindari garam diet dikarenakan mengandung kalium tinggi.
3.

Natrium

Adalah elektrolit yang berperan dalam mengontrol cairan dan tekanan darah di
dalam tubuh.Saat ginjal tidak berfungsi, ginjal tidak dapat mengeluarkan natrium
yang berlebih sehingga tetap berada dalam jaringan bersama dengan air.Asupan
natrium dan garam yang tinggi menyebabkan tubuh menahan air dan tekanan darah
menjadi tinggi. Dapat diperhatikan jika mengkonsumsi makanan yang mengandung
natrium (garam) akan menimbulkan rasa haus sehingga akan sulit mengontrol jumah
cairan yang diminum. Makanan yang mengandung natrium tinggi sangat perlu
dihindari, makanan ini berupa makanan kaleng, fast food, kudapan yang asin, bumbu
penyedap, kecap, dan keju.Untuk menggantikan natrium dapat menggunakan bawang
putih, bawang, lada, jeruk limau, dan bumbu rempah lainnya.Hindari menggunakan
garam

diet

pengganti.

4.

Kabohidrat

Pada saat menjalani terapi Dialysis peritoneal, tubuh menerima kalori secara normal
dari makanan yang dikonsumsi, ditambah dari cairan dialysis yang masuk ke dalam
rongga peritoneal mengandung glukosa sejenis gula. Jumlah kalori yang diserap
setiap 2 liter cairan berbeda pada setiap pasien, kurang lebihnya sebagai berikut:

kantung

1,5%

kantung

2,5%

kantung

4,25%

mengandung
mengandung

80

kalori.

14%

kalori.

230

kalori.

mengandung

Nilai tersebut tergantung karateristik peritoneal, dan jumlah yang diresepkan oleh
dokter.

D. Permasalahan CAPD
Cara Mengatasi Masalah Yang Kemungkinan Terjadi Di Rumah saat pemasangan
CAPD
1.

Jika
karena

keluar
menstruasi

cairan
>

yang
akan

berwarna
hilang

dengan

merah

sendirinya

karena mengangkat beban > hindari mengangkat beban dan kunjungi unit dialysis
anda.
2. Jika cairan keluar berwarna kuning tua tetapi tidak keruh cairan berada di dalam

rongga peritoneum selama beberapa jam, contohpergantiandi pagi hari> tidak perlu
khawatir (jika berlanjut, kunjungi tempat dialysis).
Efek

samping

yang

1.

dapat

terjadi

Sakit

antara

punggung

lain:
(5%)

2.

Nyeri

dada

(5%)

3.

Sakit

kepala

(5%)

4.

Hipotensi

5.
6.

(tekanan

darah

Gatal
Rasa
Mual

8.

Demam

turun

di

kram

7.

tiba-tiba

di

drastis)

kulit
kaki

dan
dan

(5

(20%)
(5%)

20%)

muntah

(15%)

menggigil

(jarang)

9. Komplikasi berat yang jarang terjadi seperti: reaksi alergi (anaphylaksis) akut,
banyak sel-sel darah merah pecah (hemolisis), adanya gelembung udara (air
embolism) yang menyumbat pembuluh darah, kadar oksigen yang rendah dalam
darah

(hipoksemia)

10. Komplikasi jangka panjang seperti: anemia, infeksi, denyut jantung tidak teratur
(aritmia), penyakit jantung koroner, gizi kurang, kekurangan mineral (degenerasi)
tulang,
Tips

kekurangan
menghilangkan

rasa

vitamin
sakit

setelah

dan
proses

cuci

mineral.
darah

CAPD

Bagi penderita gagal ginjal yang harus menjalani proses cuci darah, mungkin
alternatif cuci darah yang bernama CAPD atau Continouos Ambulatory Peritoneal
Dialysis sudah tak asing lagi. Sebuah alat cuci darah yang dipasang permanen diperut
pasien. Dengan alat ini pasien bisa menjalani proses cuci darah hingga 4 kali per hari
dan dapat dilakukan di rumah tanpa bantuan dokter. Tentu sebuah alat yang sangat
membantu. Asal selama proses cuci darah berlangsung dalam keadaan steril dan
dikerjakan tepat waktu. Tentu alat yang sangat membantu serta praktis.
Namun setelah proses cuci darah selesai pasien sering kali merasa kedinginan,
bahkan hingga menggigil kedinginan. Atau juga pasien merasa sakit yang amat sangat
diperutnya.Kedinginan pada pasien bisa diatasi dengan merendam cairan dextrose
dalam air mendidih sampai cairan hangat.Caranya rebus air sampai mendidih, lalu
tuang kedalam ember, rendam cairan dextrose bersama kemasannya beberapa saat
sampai cairan hangat. Setelah hangat baru lakukan proses cuci darah. Cara kedua
taruh cairan dextrose dalam kardus yang telah diberi lampu beberapa jam sebelum
proses cuci darah, setelah cairan hangat baru mulai proses pencucian. Sedang rasa
sakit terasa ditusuk-tusuk setelah proses cuci darah itu disebabkan oleh masuknya
udara kedalam tubuh pasien melalui selang bersama dengan cairan dextrose. Jadi jika
kita melihat ada gelembung udara pada selang segera hentikan aliran dextrose,
kemudian keluarkan gelembung dengan mendorongnya kembali ke botol. Setelah

semua gelembung kelur barulah proses dilanjutkan kembali. Sepertinya sepele, tapi
sangat membantu pasien mengurangi penderitaannya
E. Indikasi dan kontraindikasi penggunaan CAPD
Indikasi

Indikasi dilakukannya CAPD pada penderita gagal ginjal stadium terminal antara lain
karena
1.

telah

Kelainan

fungsi

otak

karena

keracunan

terjadi:
ureum

(ensepalopati

uremik)

2. Gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit misal: asidosis metabolik,


hiperkalemia

dan

hipercalsemia

3. Kelebihan cairan (volume overload) yang memasuki paru-paru sehingga


menimbulkan

sesak

nafas

berat

4. Gejala-gejala keracunan ureum (uremic symptoms)


Kontra
1.
2.

indikasi
Hilangnya
Operasi

CAPD

fungsi
berulang

membran
pada

abdomen,

:
peritoneum
kolostomi

F. Perbandingan antara HD dengan CAPD


Pasien Gagal Ginjal pada umumnya memilih terapi pengganti fungsi ginjal dengan
cara Cuci Darah, istilah medisnya Hemodialisis (HD), karena dianggap lebih
sederhana, praktis dan murah. Padahal sekarang para pasien di Negara-negara maju
banyak yg sudah beralih ke CAPD, bahkan Negara tetangga saja sudah sejak tahun
1980-an mempraktekannya. Singapura, Thailand, Malaysia, Philipina, Cina dll.
Di Negara tersebut para pasien yg baru divonis gagal ginjal kronis/terminal akan
langsung dioperasi pasang cateter di perutnya agar bisa melakukan refil (isi ulang)
cairan ke dalam perut. Bahkan cairan Dianeal yang merupakan kebutuhan pokok
pasien CAPD di Indonesia pun sampai sekarang masih di impor dari Singapura.
Yang membuat CAPD ini lebih unggul daripada cuci darah (HD/hemodialisa) yaitu
dapat dilakukan sendiri di rumah atau di tempat kerja. Yang terpenting bila
menggunakan CAPD mesti selalu menjaga kebersihan tubuh dan menjaga keteternya
tidak terinfeksi.Infeksi yang lazim terjadi adalah peritonitis (infeksi pada
peritoneum).peritoneum sebagai membrane semi permeable yang berfungsi sebagai
tempat yang dilewati cairan tubuh yang berlebihan dan solute yang berisi racun yang
akan dibuang. Cairan dimasukkan melalui sebuah selang kecil yang menembus
dinding perut ke dalam rongga perut.Cairan harus dibiarkan selama waktu tertentu
sehingga limbah metabolik dari aliran darah secara perlahan masuk ke dalam cairan
tersebut, kemudian cairan dikeluarkan, dibuang, dan diganti dengan cairan yang baru.

Agar lebih jelas mengetahui perbedaan antara cuci darah (HD) dengan cuci perut
(CAPD),

silakan

HD
CAPD

Anda

(Hemo

perhatikan

Dialysis)

(Continues

Ambulatory

bagian
atau

Peritoneum

berikut
Cuci

Dialysis)

atau

ini:
Darah

Cuci

Perut

Fungsi
HD : Menyaring racun darah dan mengeluarkannya bersama cairan tubuh, agar darah
menjadi

bersih.

CAPD :Menyerap racun darah dan kelebihan cairan pada tubuh pasien dengan system
difusi

melalui

membran

peritoneum

di

dalam

perut.

Proses
HD : Darah dialirkan ke mesin penyaring racun melalui selang yang ditusukkan
dengan jarum vistula pada urat nadi di pangkal paha (selangkangan jika belum
memiliki Ave-shunt) untuk menyalurkan darah keluar dan satu jarum lagi di tangan
untuk memasukkan darah yg sudah bersih. Jarum vistula bisa dipasang keduanya di
tangan

bila

sudah

operasi

Ave-shunt.

CAPD :Sebelum melakukan refill(isi ulang) pasien harus menjalani operasi


pemasangan cateter di perut sebelah kanan. Melalui satu cateterlah cairan masuk dan
keluar, karena cairan yg akan diisi sudah dilengkapi dg kantong yg kosong untuk
pembuangan makanya disebut twinbag Dianeal yg hanya sekali pakai. Tidak
membutuhkan mesin, karena hanya menggunakan gaya gravitasi baik untuk
pengeluaran

cairan,

maupun

pemasukkan

cairan.

Tempat
HD : Harus dilakukan di rumah sakit tertentu yang memiliki fasilitas ruangan khusus
untuk

hemo

dialysis.

CAPD :Dapat dilakukan di mana saja, asal bersih, baik di rumah, di dalam mobil
bahkan

di

tempat

wisata.

Waktu
HD : Setiap kali cuci darah membutuhkan waktu selama 4 s.d.5 jam dalam periode 2
s.d. 3kali per minggu. Banyak tambahan waktu yang dibutuhkan untuk menunggu
giliran,

pemasangan

alat

dan

pencabutan

alat.

CAPD:Satu kali refill hanya membutuhkan waktu 20 s.d. 30 menit, setiap hari
sebanyak

Menu

atau
Makanan

kali
dan

refill.
Minuman

HD : Makanan yang berkelium tinggi terutama santan, buah-buahan dan sayuran


hanya diperbolehkan dalam porsi yang sangat kecil.Contohnya, sebuah apel Fuji
hanya bisa dikonsumsi s.d. 1/3-nya satu kali dalam sehari.Volume air minum juga
sangat

terbatas.

Sangat

dianjurkan

banyak

makan

protein.

CAPD: Asupan gizi yg mengandung protein harus dua kali lipat porsi makan orang
sehat! Makan minum lebh bebas.Kita bisa memakan apel Fuji 2s.d.3 buah per hari

bahkan makan sayuran punboleh.Lotek, karedok, rujak hiris, rujak ulek, rujak bebek,
dll

masih

bisa

kita

konsumsi

dalam

porsi

yang

cukup,

tetapi

jangan

berlebihan.Volume air minum bisa banyak disesuaikan dengan akumulasi cairan yang
terserap

dianeal

setiap

harinya.

Biaya
HD : Biaya operasi Ave-shunt ( Cimino) untuk memperbesar pembuluh darah di
tangan,transfort menuju tempat HD 2 s.d.3 kali per minggu besarnya tergantung jarak
tempuh, biaya proses HD jika tak memiliki kartu jaminan Askes atau sejenisnya, juga
obat-obatan.
CAPD :Biaya operasi pemasangan carteter memang cukup tinggi sekitar 25 jutaan,
tapi bagi peserta Askes tak jauh beda dengan pasang Ave-shunt, tak ada biaya transfor
bolak-balik ke rumah sakit, paling sebulan sekali beli cairan sekitar 5 jutaan (peserta
Askes gratis), obat-obatan yg dikonsumsi semakin berkurang, kecuali betadin, NaCl,
kassa

dan

plester

untuk

Kebutuhan

dressing

tutup

Tenaga

execite.
Medis

HD :Sangat membutuhkan bantuan tenaga medis yang professional, untuk memasang


dan mencabut jarum vistula.Harus selalu dalam pengawasan perawat/dokter jaga,
karena

banyak

resiko

yang

terjadi

saat

HD

berlangsung.

CAPD :Tidak membutuhkan bantuan tenaga medis yang professional, seperti dokter
jaga dan perawat, karena bisa dilakukan sendiri atau bantuan anggota keluarga,setelah
kita
Efek

mengikuti
Samping/

pelatihan

selama
dampak

tiga

hari.
negative

HD : Sering mengalami kram akibat dehidrasi karena terlalu banyak cairan yg


tersedot mesin, menggigil kedinginan, pusing, mual-mual, muntah, tensi ngedrop
tiba-tiba, sesak napas bahkan sampai pingsan. Biasanya badan jadi lemas, karena
terkuras energy dan saripati makanan dalam darah kita. Kehilangan nafsu
makan,bahkan lidahpun mati rasa. Esoknya badan masih terasa loyo. Lusanya baru
mulai bertenaga lagi, itu pun kalau asupan gizinya bagus! Hari ke-3 atau ke-4 harus
siap-siap HD lagi.Kulit akan semakin hitam, karena penumpukkan Fe di permukaan
kulit yg tidak terbuang, gatal-gatal seluruh tubuh, osteoporosis, dan sulit tidur. Sisa
fungsi ginjal semakin berkurang, akhirnya urine pun tak bisa keluar lagi.Kerjajantung
semakin berat saat HD berlangsung, sehingga jantung pun beresiko tinggi mengalami
gangguan. Jika terjadi uremia, sesak napas atau hiper kalemia harus cepat datang ke
tempat HD, di mana pun dan kapan pun kita berada, jangan menunggu sampai esok
harinya!
CAPD : Sekali-kali perut terasa kembung, gatal-gatal, pegal linu atau kurang tidur.
Bisa juga mual-mual sampai muntah, karena hiperkalemia.Jika mengalami hiper
kalemia, atau sesak napas akibat terlalu banyak minum, kita bisa mengatasinya
dengan mempercepat waktu periode refil sehingga refill bisa dilakukan sampai

dengan

kali.

Agar

kalium

yang

berlebih

cepat

terbuang.

Dampak

Positif

HD : Bisa mengeluarkan racun dalam darah dan kelebihan cairan di tubuh.Selain bisa
mengeluarkan racun dalam darah dan kelebihan cairan dalam tubuh, sisa fungsi ginjal
akan lebih awet dipertahankan. Kerja jantung akan ringan,karena bukan darah yang
terpompa jantung harus dikeluarkan dulu, sehingga mengurangi resiko serangan
jantung. Badan akan terasa selalu lebih bugar dari pada saat HD. Nafsu makan stabil.
Tensi darah semakin lama semakin mendekati normal yang pada akhirnya menjadi
normal

kembali

dan

tidak

perlu

mengkonsumsi

obat

penurun

tensi.

CAPD:Permukaan kulit tidak kehitam-hitaman, karena tidak ada penumpukkan Fe.

G. Kelebihan dan kelemahan penggunaan CAPD


Keuntungan
1.
2.

CAPD

Dapat
Pasien

3.

dilakukan
menjadi

Simpel,

dibandingkan
sendiri

mandiri

dapat

di

rumah

(independen),

dilatih

HD
atau

tempat

meningkatkan

dalam

periode

:
kerja

percaya
1-2

diri

minggu.

4. Jadwal fleksibel, tidak tergantung penjadwalan rumah sakit sebagaimana HD


5.

Pembuangan

6.

Diit

dan

7.

Cocok

bagi

cairan

dan

intake

cairan

pasien

yang

racun

lebih

stabil

sedikit

lebih

bebas

gangguan

jantung

mengalami

8. Pemeliharaan residual renal function lebih baik pada 2-3 tahun pertama
Kelemahan

CAPD

Resiko

infeksi:

:
Peritonitis

Exit

site
Tunnel

BB naik karena glukosa, pada cairan CAPD diabsorbsi


DAFTAR PUSTAKA
http://infoduniakesehatan449.blogspot.com/2013/06/capd-penatalaksanaan-gagalginjal.html
http://immashpratiwi.blogspot.com/2011/07/capd-continuous-ambulatoryperitoneal.html
http://akperpemdagarut2agroup3.blogspot.com/2011/04/makalah-peritoneal-dialysispada-sistem.html
http://www.edikusmiadi.com/2012/07/peritoneal-dialy

Anda mungkin juga menyukai