Anda di halaman 1dari 18

DELEGASI DAN SUPERVISI DALAM MANAJEMEN

KEPERAWATAN

NAMA KELOMPOK 12 :
ANGGUN DYTA DURROTUNNISA
DESY AMILIA
META EKA SARI
RAKHMAD YUSRO RAMADHAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU-LAMPUNG (MPL)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan
kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “DELEGASI DAN SUPERVISI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN” tepat
pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen
keperawatan .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya, baik
dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
penyempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan
umumnya bagi pembaca.

Pringsewu , 20 Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar belakang ............................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
C. Tujuan Makalah........................................................................................................................... 4
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
A. DELEGASI ..................................................................................................................................... 6
1. Pengertian ............................................................................................................................... 6
2. Pedoman Pelimpahan Wewenang (Pendelegasian) ............................................................... 6
3. Pola Pendelegasian.................................................................................................................. 9
4. Cara Pendelegasian ............................................................................................................... 10
5. Tempat Dan Waktu Pendelegasian ....................................................................................... 11
6. Permasalahan Dalam Pendelegasian ..................................................................................... 12
7. Keberhasilan Dalam Pendelegasian ...................................................................................... 13
B. SUPERVISI .................................................................................................................................. 13
1. Pengertian ............................................................................................................................. 13
2. Tujuan ................................................................................................................................... 14
3. Prinsip Dan Teknik Supervisi ................................................................................................. 14
BAB III .................................................................................................................................................... 17
PENUTUP ............................................................................................................................................... 17
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 17
B. Saran ..................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu


fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu pelayanan keperawatan ini
perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan. Perawat harus mau
mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat dan
menjadi tenaga perawat yang professional, tidak hanya dalam ketrampilan teknis namun
juga kemampuan manajerial.

Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling


bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh karena itu inovasi
dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan , ilmu keperawatan dan kehidupan
keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia. Saat ini, dunia keperawatan
Indonesia masih berusaha mewujudkan keperawatan sebagai profesi. Proses ini tentunya
membawa berbagai perubahaan dalam aspek keperawatan yaitu : penataan pendidikan
tinggi keperawatan, pelayanan dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan
keprofesian, dan penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian delegasi ?
2. Wewenang yang didelegasikan ?
3. Cara Pendelegasian ?
4. Tempat Dan Waktu Pendelegasian ?
5. Pengertian supervisi ?
6. Tujuan supervisi ?
7. Apa saja prinsip dan tekhnik supervisi ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui delegasi
2. Untuk mengetahui Wewenang yang didelegasikan
3. Untuk mengetahui Cara Pendelegasian
4. Untuk mengetahui Tempat Dan Waktu Pendelegasian
5. Untuk mengetahui supervise
6. Untuk mengetahui Tujuan supervisi
7. Untuk mengetahui prinsip dan tekhnik supervisi
BAB II

PEMBAHASAN

A. DELEGASI
1. Pengertian
Secara umum, manajemen sering diartikan sebagai kemampuan untuk mencapai suatu
tujuan melalui tindakan orang lain. Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa
tindakan delegasi merupakan suatu hal yang inheren dan tidak dapat dihindari dalam
manajemen secara umum, maupun dalam manajemen keperawatan.
Dalam manajemen keperawatan, pendelegasian dapat diartikan sebagai:
1. Delegasi yaitu penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain atau dapat juga
diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas kepada seseorang atau kelompok
dalam menyelesaikan tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 1998).
2. Delegasi (Delegation) secara singkat dapat dikatakan bahwa delegasi adalah
pemberian sebagaian tanggung jawab dan kewibawaan kepada orang lain
(Charles J. Keating, 1991).
3. Menurut P. Jenks (1991) dalam bukunya Delegasi kunci management
menyatakan bahwa Menjadi seorang delegator yang baik adalah merupakan
suatu proses belajar maupun sebagai suatu cara untuk memperoleh hasil yang
spesifik.
4. Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada
bawahannya. Sebagai manajer perawat menerima prinsip-prinsip delegasi agar
menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.

2. Pedoman Pelimpahan Wewenang (Pendelegasian)


Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting dalam
fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima prinsip-prinsip
delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen
lainnya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer mengalokasikan
wewenang kepada bawahannya.
a. Asas-asas pendelegasian
 Asas Kepercayaan
 Asas Delegasi Atas Hasil yang Diharapkan
 Asas Penentuan fungsi dan Kejelasan Tugas
 Asas Rantai Berkala (Principle Scolar of Chain)
 Asas Tingkat Wewenang (The Authority Level Participle)
 Asas Kesatuan Komando (principle Unity of Command)
 Asas Keseimbangan Wewenang & Tanggung Jawab (Parity Of Authority &
Responsibility )
 Asas Pembagian Kerja (Devision of Work)
 Asas Efisiensi
 Asas Kemutlakan Tanggung Jawab (Principle of Authority of
Responsibility)

b. Syarat-Syarat Pendelegasian
Agar pendelegasian wewenang dapat berhasil dengan baik, sesuai dengan tujuan,
maka harus dilakukan dengan tepat atau baik pula. Adapun syarat-syaratnya
seperti yang dikemukakan oleh Drs. Sutrisno :
 Adanya kesediaan atau keikhlasan atasan untuk memberikan pelimpahan.
Dengan kesediaan dan keikhlasan yang tulus akan menimbulkan hubungan
kejiwaan yang dekat antara atasan dan bawahan tersebut hal ini penting
dalam usaha menimbulkan perasaan rasa percaya di antara keduanya.
 Tiap-tiap bawahan yang mendapat pelimpahan harus mempertimbangkan
kemampuannya.
Wewenang yang diserahkan kepada bawahan harus sesuai dengan
kemampuan bawahan. Di samping bawahan harus mengukur kemampuan
sendiri, atasan harus pula menimbang-nimbang kemampuan dalam
hubungannya dengan wewenang yang akan dilimpahkan, baik kemampuan
jasmaniah maupun kemampuan rokhaniah.
Dengan demikian tidak akan terjadi wewenang yang dilimpahkan tidak
sesuai dengan kemampuan bawahan, sebab apabila tidak sesuai akan dapat
menimbulkan resiko, yang pada akhirnya juga akan ditanggung atasan
bersangkutan.
 Tugas dan wewenang yang diserahkan harus jelas, bawahan mengerti
keinginan atasan dengan adanya pelimpahan itu.
Tugas, wewenang demikian pula tanggung jawabnya harus dirumuskan
dengan jelas. Ketidakjelasan akan menimbulkan kesukaran-kesukaran dalam
realisasinya, karena tidak tahu arah atau batas-batas yang boleh dan tidak
dapat dilakukan.
Demikian pula harus diketahui oleh bawahan kecenderungan dari pada
keinginan-keinginan atasan yang melimpahkan wewenang, demikian itu
agar pelaksanaan tugas dan wewenang mengarah kepada tujuan yang
ditentukan oleh atasan.
 Pelimpahan yang telah diberikan tidak boleh diperlemah oleh atasan, yang
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan.
Setelah pelimpahan dilakukan, atasan jangan selalu mencampurinya, lebih-
lebih mencampuri secara demonstratif yang demikian akan mengakibatkan
keresahan jiwa dan justru akan dapat mengakibatkan patah semangat bagi
bawahan.
Seterusnya dikemukakan pendapat lain tentang syarat-syarat mendelegasi
wewenang. Menurut Drs. Manulang, supaya delegasi itu efektif, mengemukakan
pedoman sebagai berikut :
 Unsur delegasi harus lengkap dan jelas
Seorang manajer harus memperhatikan ketiga unsur delegasi dan
memberikan penjelasan akan masing-masing unsur delegasi tersebut. Jadi
harus diperinci apa yang menjadi pekerjaan dari seseorang yang menerima
sesuatu tugas, demikian pula apa yang menjadi hak atau wewenangnya serta
apa yang diharapkan untuk menghasilkan bila ia mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan tersebut dan memakai wewenang yang ada padanya.
 Manajer harus mendelagasi pada orang yang tepat.
Tepat tidaknya seseorang untuk menerima delegasi dapat diketahui bila ia
sudah memenuhi kualifikasi fisik dan psikis sebagai dibutuhkan oleh
jabatannya.
 Manajer yang mendegasi harus memberikan peralatan yang cukup dan
mengusahakan keadaan yang efisien.
Untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, perlulah seseorang itu
mempunyai peralatan yang cukup.
 Manajer yang mendelegir harus memberikan incentive.
Agar dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya, maka harus diberikan
incentive atau perangsang, bersifat moril atau materil.

3. Pola Pendelegasian
Pola pendelegasian yang membawa hasil memiliki ciri-ciri khusus yang harus
dipahami oleh setiap orang. Ciri-ciri khusus tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Menekankan pada tercapainya hasil-hasil yang didambakan atau diinginkan pada
waktu depan yang telah ditentukan (“desired results”).
b. Pendelegasian menyatakan dengan tegas tentang apa yang harus dicapai, bukan
bagaimana mencapainya, di mana fokus utama diarahkan kepada hasil produksi.
c. Pendelegasian memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab, kewajiban
membuat/memberi laporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir tugas untuk
diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin.
d. Pelaksanaannya dilandasi pedoman/petunjuk (“guidelines”) yang jelas, baik bagi
tugas maupun pelaksana tugas. Artinya pendelegasian menyatakan pedoman-
pedoman, larangan-larangan, dan batas-batas dimana seseorang harus
bekerja/melakukan kewajibannya. Hal ini menolong setiap orang untuk bekerja
dengan baik/patut.
e. Melibatkan sumber-sumber daya (“resources”) yang pasti. Pendelegasian
menyatakan (disertai dengan pernyataan) akan adanya sumber-sumber daya,
antara lain sumber daya manusia, keuangan, teknis, atau organisasi yang dapat
dipakai seseorang untuk menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepadanya.
f. Dinyatakan dengan adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban
(“responsibility” dan “accountability”). Pendelegasian menyatakan patokan yang
akan digunakan untuk menilai hasil/prestasi akhir, yang diwujudkan dengan
adanya tanggung jawab dan pertanggungjawaban kerja yang dapat dilakukan
dengan membuat/memberi pelaporan pada awal tugas, dalam tugas, dan akhir
tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin.

Mempertimbangkan risiko-risiko yang akan terjadi atau ditindaki (“consequences”).


Pendelegasian dapat menyatakan akibat-akibat yang akan terjadi, yang baik maupun
yang tidak baik, sebagai hasil dari suatu pekerjaan atau tugas yang didelegasikan.
Akibat-akibat ini dapat diukur melalui evaluasi/pengkajian yang dilakukan dengan
meneliti deskripsi tugas dan hasil kerja atau produk yang telah dilakukan atau
dihasilkan. Dengan menanyakan apakah semuanya ini telah dilakukan dengan baik
dan sesuai dengan rencana, ketentuan dan prosedur, ataukah malah sebaliknya. Dalam
melakukan delegasi, American Nurse Association mengeluarkan panduan persyaratan
yang sangat komprehensif :
a. right task: tugas yang diberikan untuk didelegasikan harus tepat
b. right circumstances: situasi pemberian delegasi harus benar
c. right person: penerima delegasi harus kompeten untuk melakukannya
d. right direction and communication: petunjuk dan komunikasi dilakukan secara
benar
e. right supervision and evaluation: pemantauan dan evaluasi dilaksanakan dengan
benar.

4. Cara Pendelegasian
Manajer pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang dapat
didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau kepala unit,
dan dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup kewenangan
untuk persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas seharusnya dirangking
dengan waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu
kewajiban didelegasikan pada satu waktu. Adapun cara pendelegasian yaitu :
a. Seleksi dan susun tugas
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang harus
dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf. Kemudian
menyiapkan laporan yang kontinyu, menjawab setiap pertanyaan, menyiapkan
jadual berurutan dengan kriteria waktu yang diperlukan dan pentingnya bagi
institusi.
b. Seleksi orang yang tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas limpah tersebut berdasarkan
kemampuan dan persyaratan lainnya.
c. Berikan arahan dan motivasi kepada staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan yang jelas.
d. Lakukan supervisi yang tepat.
Anda harus bisa menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan supervisi dan
bantuan. Sepanjang kontrol penting, tergantung bagaimana staf melihatnya.
 Overcontrol, kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang
diberikan.
 Undercontrol, kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap
delegasi, dimana staf akan tidak produktif melaksanakan tugas limpah dan
berdampak secara signifikan terhadap hasil yang diharapkan.

5. Tempat Dan Waktu Pendelegasian


Hindari mendelegasikan kekuasaan dan tetap mempertahankan moral dalam
pelaksanaannya. Kontrol dilakukan khusus pada pekerjaan yang sangat teknis atau
tugas tugas yang melibatkan kepercayaan. Hal ini merupakan hal yang kompleks
dalam manajemen keperawatan/kebidanan, sehingga memerlukan pengetahuan dan
kemampuan yang khusus. Manajer perawat/bidan yang akan menangani hal
tersebut seharusnya memiliki kemampuan ilmu manajemen dan perilaku.
Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab dapat menyebabkan perawat/bidan klinis
berasumsi bahwa manajer tidak mampu untuk menangani tanggung
jawab kepemimpinannya terhadap manajemen keperawatan/kebidanan. Adapun
tempat dan waktu pendelegasian :
a. Tugas rutin
Tugas rutin seperti wawancara lamaran pekaryaaan, bertanggung jawab terhadap
masalah-masalah yang kecil, dan menyeleksi surat.
b. Tugas yang tidak mencukupi waktunya
Tugas limpah yang dikerjakan oleh staf karena manajer tidak mempunyai cukup
waktu untuk mengerjakannya.
c. Penyelesaian masalah
Pendelegasian yang diberikan kepada staf dengan tujuan memberikan
pengalaman kepada staf untuk menyelesaikannya. Staf akan termotivasi apabila
mereka menerimanya sebagai suatu tantangan.
d. Peningkatan kemampuan
Pendelegasian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf dan tim.
Dengan pengelolaan yang sesuai, pelimpahan akan menjadikan suatu latihan bagi
staf untuk belajar.
e. Kapan pendelegasian tidak diperlukan
Delegasi dapat mengakibatkan masalah jika tugas limpah tidak dilaksanakan
sesuai yang diharapkan. Untuk menghindari kesalahan tersebut tanggung jawab
manajer yaitu : 1) Disiplin dalam pemberian wewenang 2) Bertanggung jawab
terhadap pembinaan moral staf 3) Perlunya suatu kontrol 4) Hindari kesalahan
dalam penyampaian pendelegasian.

6. Permasalahan Dalam Pendelegasian


Delegasi dalam praktek keperawatan professional sering mengalami masalah, dimana
proses delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini diarenakan tiga hal :
a. under–delegation (kurang delegasi) : Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf
diberi wewenang yang sangat sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu jelas.
b. over-delegation (delegasi berlebihan) : Pemberian delegasi berlebihan. Dan
tidak sesuai dengan kompetensi hal ini dapat menimbulkan kesalahan dan
berdampak buruknya pelayanan dan beresiko untuk menimbulkan tuntutan
bila terjadi kesalahan.
c. unproper delegation (delegasi tidak tepat) : Pelimpahan yang tidak tepat.
Kesalahan yang ditemukan adalah, pemberian tugas limpah, orang yang tepat,
dan alasan delegasi hanya karena faktor senang/tidak senang. Pelimpahan ini
tidak efektif karena kecendrungan pimpinan menilai pekerjaanya berdasarkan
unsur subyektif.

Masalah lain yang dapat timbul :


a. Masukan tidak terkontrol dapat dilihat pada hasil nyata yang dicapai dalam
pengerjaan tugas, atau cara lain, antara lain menyediakan peluang/kondisi untuk
berdiskusi secara terbuka dengan para bawahan, mendengar keluhan mereka,
dsb., atau penemuan langsung yang ditemui di lapangan.
b. Tugas yang didelegasikan terlampau banyak, atau terlalu sedikit, yang dalam
kenyataannya tidak sesuai dengan kapasitas bawahan.
c. Tidak ada pelatihan bagi tugas, baik pelatihan tugas, atau latihan di dalam tugas
(“in-service training”).
d. Informasi yang kabur. Yang bersumber dari pemimpin yang “kurang jelas”
dalam berkomunikasi dengan para bawahan, atau gengsi dari bawahan, yang
walaupun tidak memahami suatu informasi, tetapi malu untuk bertanya.
e. Komando dari atas yang datang dari dua sumber yang berbeda. Ini menciptakan
kebingungan bagi dan di antara para bawahan yang dihadapkan dengan
pertanyaan, “perintah yang mana yang harus dituruti?”
f. Bawahan tidak mengerti nilai dari tugas yang diinformasikan. Apakah tugas
tersebut sangat mendesak karena bernilai primer atau dapat ditunda karena
sifatnya yang kurang penting, dsb.
g. Harapan pemimpin yang berlebihan, tanpa mengetahui dengan jelas akan
kemampuan para bawahannya dengan pasti.
h. Motivasi dan harapan para bawahan yang bersifat kompleks terhadap pemimpin,
tugas, imbalan, situasi/kondisi, dsb.

7. Keberhasilan Dalam Pendelegasian


Tindakan pendelegasian tugas dapat mempermudah dan meringankan kerja seseorang
dalam organisasi. Namun ada beberapa hal yang patut diperhatikan untuk memastikan
bahwa delegasi berjalan dengan lancar :
a. Komunikasi yang jelas dan lengkap : Kelengkapan informasi yang disampaikan,
akurasi terhadap pesan, penggunaan kata-kata atau istilah yang mudah diterima
oleh penerima pesan
b. Ketersediaan sumber dan sarana
c. Monitoring / Supervisi
d. Pelaporan kemajuan tugas limpah

B. SUPERVISI
1. Pengertian
Supervisi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka pemantauan disertai dengan
pemberian bimbingan, penggerakan atau motivasi dan pengarahan (Depkes, 2008).
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari
dan memperbaiki secara bersama-sama (H. Burton, dalam Pier AS, 1997).

Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,


mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus
menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap
perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat
dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat
(Thora Kron, 1987). Supervisi adalah suatu proses yang menunjang manajemen
dimana sebagian besar kegiatan merupakan bimbingan dan sebagian kecil
pengawasan.

2. Tujuan
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya
meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan
perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi
adalah :
a. Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan.
b. Melatih staf dan pelaksana keperawatan.
c. Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti
terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.
d. Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayananan pada klien dan
keluarga yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan dan kemampuan perawat
dalam melaksanakan tugas.

3. Prinsip Dan Teknik Supervisi


a. Prinsip Supervisi
Ada beberapa prinsip supervisi yang dilakukan di bidang keperawatan (Nursalam,
2007) antara lain:
 Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
 Supervisi menggunakan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan
hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan
kepemimpinan.
 Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi dan dinyatakan melalui
petunjuk, peraturan, tugas, dan standart.
 Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokratis antara supervisor dan
perawat pelaksana.
 Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik.
 Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif,
kreatifitas, dan motivasi.
 Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil dan berdayaguna dalam pelayanan
keperawatan yang memberikan kepuasan klien, perawat dan manajer.
b. Teknik Supervisi
Teknik supervisi dibedakan menjadi dua, supervisi langsung dan tak langsung.
1. Teknik Supervisi secara langsung
Supervisi yang dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung. Supervisor
terlibat dalam kegiatan secara langsung agar proses pengarahan dan
pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai suatu “perintah” Bittel, 1987
(dalam Wiyana, 2008). Cara memberikan supervisi efektif adalah : 1)
pengarahan harus lengkap dan mudah dipahami, 2) menggunakan kata-kata
yang tepat, 3) berbicara dengan jelas dan lambat, 4) berikan arahan yang
logis, 5) Hindari banyak memberikan arahan pada satu waktu, 6) pastikan
arahan yang diberikan dapat dipahami, 7) Pastikan bahwa arahan yang
diberikan dilaksanakan atau perlu tindak lanjut Supervisi lansung dilakukan
pada saat perawat sedang melaksanakan pengisian formulir dokumentasi
asuhan keperawatan. Supervisi dilakukan pada kinerja pendokumentasian
dengan mendampingi perawat dalam pengisian setiap komponen dalam
proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi langsung (Wiyana, 2008):
a. Informasikan kepada perawat yang akan disupervisi bahwa
pendokumentasiannya akan disupervisi.
b. Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat melakukan
pendokumentasian. Supervisor melihat hasil pendokumentasian secara
langsung dihadapan perawat yang mendokumentasikan.
c. Supervisor menilai setiap dokumentasi sesuai standar dengan asuhan
keperawatan pakai yaitu menggunakan form A. Depkes 2005
d. Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat yang
disupervisi komponen pendokumentasian mulai dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kepada
perawat yang sedang menjalankan pencacatan dokumentasi asuhan
keperawatan
e. Mencatat gasi supervise dan menyimpan dalam dokumentasi supervise

2. Teknik Supervisi secara tidak langsung


Supervisi tidak langsung adalah supervisi yang dilakukan melalui laporan
baik tertulis maupun lisan. Kepala ruangan tidak melihat langsung apa yang
terjadi di lapangan sehingga memungkinkan terjadi kesenjangan fakta.
Umpan balik dapat diberikan secara tertulis (Bittel 1987 dalam Wiyana 2008).
Langkah-langkah Supervisi tak langsung.
a. Lakukan supervisi secara tak langsung dengan melihat hasil dokumentasi
pada buku rekam medik perawat.
b. Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan.
c. Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar dokumentasi
asuhan keperawatan yang ditetapkan rumah sakit yaitu form A dari
Depkes.
d. Memberikan penilaian atas dokumentasi yang di supervisi dengan
memberikan tanda bila ada yang masih kurang dan berikan cacatan
tertulis pada perawat yang mendokumentasikan.
e. Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau
sesuai standar
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
Sebagai manajer perawat menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif
dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.

Supervisi adalah suatu proses yang menunjang manajemen dimana sebagian besar
kegiatan merupakan bimbingan dan sebagian kecil pengawasan.

B. Saran
Delegasi dan supervisi sebaiknya dilakukan oleh orang yang telah memiliki kompetensi
yang baik untuk mencapai keberhasilan. Karena kegagalan dalam melakukan delegasi dan
supervisi dipengaruhi oleh beberapa hal termasuk pengetahuan dan kemampuan
seseorang.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, (2008) Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta.

Charles J. Keating. 1991. Kepemimpinan teori dan Pengembanganya. Yogyakar Kanisius

Anda mungkin juga menyukai