Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul Metode praktek
keperawatan professional Model Fungsional tepat pada waktunya.Dalam penulisan makalah ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan siapa saja yang membacanya.

Kendari,8 Oktober 2014

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk
bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
dan profesional tersebut adalah pengembangan model praktek keperawatan profesional
(MPKP) yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. MPKP
sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan
asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggung
jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP
harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai.
Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35 tahun
terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan
primer, praktik bersama, dan manajemen kasus. Setiap unit keperawatan mempunyai 2
upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara
ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Katagori pasien didasarkan
atas, tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien , Usia, Diagnosa atau
masalah kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan (Bron , 1987).
Pelayanan yang profesional identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dalam melakukan kegiatan penerapan standart
asuhan keperawatan dan pendidikan berkelanjutan. Dalam kelompok keperawatan yang
tidak kalah pentingnya yaitu bagaimana caranya metode penugasan tenaga keperawatan
agar dapat dilaksanakan secara teratur, efesien tenaga, waktu dan ruang, serta
meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja. Menurut Tappen (1995), model pemberian
asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus, model fungsional, model tim,
model primer, model manajemen perawatan, dan model perawatan berfokus pada pasien.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Fungsional
Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan
yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.Era globalisasi
dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi,
memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model
praktik keperawatan profesional (MPKP).
Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pembagian
tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
metode ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara
umum, sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan, tugasnya : Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan
perawatan pasein, membuat penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.
b. Perawat staf : Melakukan askep langsung pada pasien, Membantu supervisi askep yang
diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan.
c. Perawat Pelaksana : Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang,
pasein dalam masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan
membantu tindakan sederhana (ADL).
d. Pembantu Perawat : Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk
mandi, menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.
e. Tenaga Admionistrasi ruangan : Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi
informasi, mengerjakan pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan
pulang, membuat duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan lab untuk obatobatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.

B. Tujuan Metode Fungsional

Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian tugas


dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk
dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan. Model ini
digambarkan sebagai keperawatan yang berorientasi pada tugas dimana fungsi
keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap anggota staff. Setiap staff perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan pada semua pasien di bangsal. Misalnya
seorang perawat bertanggung jawab untuk pemberian obat-obatan, seorang yang lain
untuk tindakan perawatan luka, seorang lagi mengatur pemberian intravena, seorang lagi
ditugaskan pada penerimaan dan pemulangan, yang lain memberi bantuan mandi dan
tidak ada perawat yang bertanggung jawab penuh untuk perawatan seorang pasien.
Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawat. Perawat senior
menyibukan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pelaksana pada tindakan
keperawatan.
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan
oleh tim keperawata.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
anggota tim keperawatan.
Ada lima komponen MPKP :
1.
Nilai professional
2.
Pendekatan manajemen
3.
Metode pemberian asuhan keperawatan
4.
Hubungan professional
5.
System penghargaan dan kompensasi

C. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Fungsional


Kelebihan Metode Fungsional

Efisien karena dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam waktu singkat dengan
pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang baik

Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga

Perawat akan trampil untuk tugas pekerjaan tertentu saja

Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai kerja.

Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk tugas
sederhana.

Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang melakukan
praktek untuk ketrampilan tertentu.

Kekurangan Metode Fungsional

Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga kesulitan dalam penerapan
proses keperawatan.

Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas pekerjaan.

Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan saja

Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.

Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat

Hubungan perawat dan klien sulit terbentuk

D. Manfaat Metode Fungsional MPKP


Manfaat pada model fungsional itu merupakan pemberian asuhan keperawatan
ditekankan pada penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan. Setiap perawat diberikan
satu atau beberapa tugas untuk dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat disuatu
ruangan. Seorang perawat mungkin bertanggung jawab dalam pemberian obat, mengganti
balutan, monitor infuse dan sebagainya. Prioritas utama yang dikerjakan adalah
pemenuhan kebutuhan fisik sesuai dengan kebutuhan pasien dan kurang menekan kepada
pemenuhan kebutuhan pasien secara holistic.

E. IMPLEMENTASI MPKP (METODE PRAKTEK KEPERAWATAN


PROFESIONAL)
Implementasi pengembangan MPKP terdiri dari :

Tahap Persiapan
a) Pembentukan tim terdiri dari koordinator departemen, kepala ruang rawat,
perawat ruangan, ketua MPKP
b) Rencana penilaian mutu : Kelompok kerja yang membuat rencana asuhan
keperawatan yang meliputi kepuasan klien
c) Presentasi MPKP : untuk mendapatkan nilai dukungan dari semua yang
terlibat pada saat presentasi
d) Penetapan tempat implementasi : dalam menentukan tempat implementasi
perlu memperhatikan : mayoritas tenaga perawat apakah ada staf baru.
e) Identifikasi jumlah klien : kelompok klien terdiri dari 3 kriteria, yaitu :
minimal.parsial,dan total.
f) Penetapan tenaga keperawatan
g) Penetapan jenis tenaga : kepala ruang perawat,clinical care
manager,perawat primer,perawat associate.
h) Pengembangan standar asuhan keperawatan : bertujuan untuk mengurangi
waktu perawat untuk menulis, sehingga waktunya habis untuk melakukan
tindakan keperawatan.
i) Penetapan format dokumentasi keperawatan
j) Identifikasi fasilitas terdiri dari badge atau kartu nama tim,papan
nama,papan MPKP.

Tahap pelaksanaan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Pelatihan MPKP
Memberikan bimbingan kepada PP dalam melakukan konferensi
Memberikan bimbingan kepada PP dalam melakukan ronde PA
Memberi bimbingan kepada PP dalam memanfaatkan standar repra
Member bimbingan kepada PP dalam membuat kontrak dengan klien
Member bimbingan dalam melakukan presentasi dalam tim
Memberikan bimbingan kepada CCM dalam bimbingan PP dan PA
Member bimbingan tentang dokumentasi keparawatan

Tahap Evaluasi
a) Memberikan instrument evaluasi kepuasan klien/keluarga untuk setiap
klien pulang

b) Mengevaluasi kepatuhan perawat terhadap standar penilaian


c) Penilaian infeksi nasokominal di ruang perawat
d) Penilaian rata-rata lama hari rawat.

F. Contoh kasus pengaplikasian metode fungsional dalam praktek rumah


sakit
Seorang kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas kepada
seorang perawat dan menerima laporan dari seorang perawat tentang semua kondisi
pasien pada tiap unit atau ruangan. Kemudian seorang kepala perawat memberikan tugas
kepada seorang perawat diberikan tugas menyuntik maka perawat tersebut bertanggung
jawab untuk memberikan program pengobatan melalui suntikan kepada semua pasien di
tiap unit atau ruangan tersebut hal ini dapat terjadi jika salah seorang perawat tidak dapat
melakukan tugasnya karena alasan tertentu maka perawat lain dapat menggantikan tugas
dari perawat tersebut dengan catatan perawat tersebut mendapatkan izin dari kepala
ruangan dan menguasai tugas yang ia gantikan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian tugas
dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk

dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan. Model ini
digambarkan sebagai keperawatan yang berorientasi pada tugas dimana fungsi
keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap anggota staff. Setiap staff perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan pada semua pasien dibangsal.
Model pemberian asuhan keperawatan ini berorientasi pada penyelesaian tugas
dan prosedur keperawatan. Perawat ditugaskan untuk melakukan tugas tertentu untuk
dilaksanakan kepada semua pasien yang dirawat di suatu ruangan.
Manfaat pada model fungsional itu merupakan pemberian asuhan keperawatan
ditekankan pada penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

http://aanborneo.blogspot.com/2013/04/makalah-mpkp-model-praktikkeperawatan.html
file:///E:/UHO/Kumpulan%20materi%20Mata%20kuliah%20blok/FK
%20(Keperawatan)/Materi%20Semester%201/Konsep%20dasar%20keperawatan
%201/Website/S1%20Keperawatan%20angkatan%2020122013%20%20MODEL%20PRAKTEK%20KEPERAWATAN
%20PROFESIONAL%20(MPKP).htm

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
NAMA KELOMPOK..
KATA PENGANTAR..
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang..

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Pengertian Metode Fungsional..


Tujuan Metode Fungsional
Kelebihan Dan Kekurangan..
Manfaat Metode Fungsional MPKP..
Implementasi MPKP (Metode Praktek Keperawatan Profesional)
Contoh Kasus Pengaplikasian Metode Fungsional Dalam Praktek RS

BAB III
Kesimpulan

NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

LA ODE ALMUSYABAR (KIA2 14 008)


MUH IKHSAN FADLY NANLOHY (KI12 14 027)
MOH AFRIANDI (KIA2 14 009)
LA ODE ABDUL RIZAL (KIA2 14 014)
RANDA PRATAMA PUTRA ADITYA (KIA2 14 021)
LA ODE PURWANTO (K1A2 14 028)

KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1


MPKP MODEL FUNGSIONAL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014-2015

Anda mungkin juga menyukai