1. Leukosituria : adalah adanya leukosit dalam urin, normalnya hanya sekitar 0-4, jika lebih dari itu
artinya ada infeksi, misal infeksi pada saluran kemih.(kamus Dorland, edisi 28)
2. Kostovertebra : adalah batas sudut di setiap ginjal yang tepinya dibentuk oleh kurva lateral dan
ke bawah dari iga terbawah dan kolumna spinalis. (kamus Dorland, edisi 28)
3. Hematuria : Hematuria adalah adanya peningkatan jumlah eritrosit dalam urin karena:
kerusakan glomerular, tumor yang mengikis saluran kemih, trauma ginjal, batu saluran kemih,
infeksi, inflamasi, infark ginjal, nekrosis tubular akut, infeksi saluran kemih atas dan bawah,
nefrotoksin, dll. Hematuria dibedakan menjadi hematuria makroskopik (gross hematuria) dan
hematuria mikroskopik. Darah yang dapat terlihat jelas secara visual menunjukkan perdarahan
berasal dari saluran kemih bagian bawah, sedangkan hematuria mikroskopik lebih bermakna
untuk kerusakan glomerulus. (kamus Dorland, edisi 28)
4. Genetalia eksterna : Genitalia eksterna adalah suatu alat atau organ reproduksi pria/wanita
yang terletak di luar rongga pelvis. (kamus Dorland, edisi 28)
5. Nyeri pingang akut : Nyeri pinggang biasanya digambarkan sebagai nyeri, ketegangan otot, atau
kekakuan yang terlokalisir di batas bawah kosta dan di atas lipatan gluteus inferior, dengan atau
tanpa rasa nyeri yang menjalar ke kaki (sciatica). Nyeri pinggang dikatankan akut apa bila
menetap kurang dari 6 minggu.( Koes BW, van Tulder MW, Thomas S. Clinical review: Diagnosis
and treatment of low back pain. BMJ 2006;332:14304.)
6. Kultur urin : merupakan Tes kultur urin digunakan untuk melihat ada atau tidaknya kuman
dalam urin. Tes ini dilakukan dilaboratorium oleh pekerja analisis. Sampel urin yang diambil akan
dimasukkan ke dalam sebuah tempat khusus kemudian akan disimpan pada mesin inkubator
selama 24 hingga 48 jam sesuai keperluan. Jika budidaya kuman yang dimasukkan dalam tempat
sampel bisa berkembang maka urin menunjukkan kondisi yang kurang baik. Pengujian ini
diperlukan untuk mengetahui adanya bakteri atau jamur yang tinggal dalam urin. Biasanya
seseorang yang terindikasi menderita infeksi pada saluran kemih akan menjalani pengujian urin
ini. Jika ada bakteri atau kuman yang ditemukan dalam urin maka bisa menunjukkan adanya
infeksi pada saluran kemih. Dengan cara ini maka perawatan bisa dilakukan dengan jenis
antibiotik khusus yang memang bisa membunuh bakteri atau kuman yang tinggal dalam saluran
kemih.(repository USU)
7. Urinalisis : Urinalisis adalah pengujian sampel urin yang dapat mengungkapkan banyak masalah
sistem kemih dan sistem tubuh lainnya. Sampel dapat diamati warna, kekeruhan, dan
konsentrasinya. (kamus Dorland, edisi 28)
Pertanyaan-pertanyaan penting
Infeksi saluran kemih (ISK). Infeksi saluran kemih terjadi ketika ada bakteri yang memasuki tubuh melalui
uretra (dari luar) dan mulai berkembang biak di kandung kemih. Gejala yang sering kali timbul yaitu
berupa dorongan buang air kecil terus-menerus, rasa sakit dan panas saat kencing, (kencing sedikit
sedikit dan terasa sakit = anyang-anyangan) urin berbau tak sedap. Akibat peradangan yang terjadi,
selain gejala di atas, ISK juga dapat menyebabkan kencing berdarah yaitu hematuria mikroskopis. Infeksi
ginjal. Infeksi Ginjal (pielonefritis) atau radang ginjal, dapat terjadi ketika bakteri memasuki ginjal dari
aliran darah atau naik dari ureter ke ginjal. Tanda dan gejalanya seringkali mirip dengan infeksi kandung
kemih. Namun infeksi ginjal lebih mungkin menyebabkan demam dan nyeri pinggang. Batu ginjal atau
batu saluran kemih. Batu yang terdapat dalam saluran kencing akan melukai saluran kencing yang
dilewatinya apabila saluran yang dilewatinya itu sempit, sebagai akibatnya timbul rasa sakit yang luar
biasa dan menyebabkan kencing berdarah yang dapat terdeteksi secara langsung (gross) ataupun
melalui pemeriksaan urin rutin yang menunjukkan adanya eritrosit dalam urin.
Pembesaran Kelenjar prostat. Kelenjar prostat terletak tepat di bawah kandung kemih dan mengelilingi
bagian atas uretra. Ketika kelenjar prostat membesar maka akan menekan uretra, dan membuat saluran
uretra menyempit. Sehingga tanda dan gejala pembesaran prostat ini (benign prostatic hyperplasia, atau
BPH) meliputi kesulitan buang air kecil, sebentar sebentar ingin kencing, kencingnya menetes, terasa
tidak lampias dan juga dapat menyebabkan kencing berdarah baik terlihat atau pun tidak ( mikroskopis
). Disamping itu, infeksi pada prostat (prostatitis) serta kanker atau rumor prostat dapat menyebabkan
tanda-tanda dan gejala yang sama. Penyakit ginjal. Perdarahan mikroskopis merupakan gejala umum
glomerulonefritis atau terjadinya peradangan pada sistem penyaringan di ginjal sehingga sel darah bisa
lolos sehingga menyebabkan kencing berdarah atau darah dalam urin. Glomerulonefritis dapat menjadi
bagian dari penyakit sistemik, seperti diabetes, atau dapat berdiri sendiri. Glomerulonefritis ini dapat
dipicu oleh infeksi virus atau radang, penyakit pembuluh darah (vaskulitis), dan masalah kekebalan
tubuh. Kelainan bawaan. Anemia sel sabit kelainan hemoglobin sel darah merah dapat menjadi
penyebab kencing berdarah, baik terlihat maupun tidak. Cedera atau trauma ginjal dan saluran kemih.
Adanya pukulan atau cedera lain pada ginjal ketika kecelakaan atau olahraga dapat menyebabkan darah
dalam urin yang dapat Anda lihat. Kanker atau tumor Kanker atau tumor pada kandung kemih, ginjal,
atau prostat juga dapat menyebabkan hematuria.( Kowalak, P, dkk. 2011. Buku Ajar Patofisiologi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta)
a. Ginjal
Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti
kacang berwarna merah tua, panjangnya sekitar 12,5 cm dan tebalnya sekitar 2,5 cm (kurang lebih
sebesar kepalan tangan). Ginjal adalah organ yang berfungsi sebagai penyaring darah yang terletak di
bagian belakang kavum abdominalis di belakang peritoneum melekat langsung pada dinding belakang
abdomen. Setiap ginjal memiliki ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal
yang merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih.23 Setiap ginjal terdiri atas 1-4
juta nefron.21 Selama 24 jam dapat menyaring darah 170 liter.20 Fungsi yang lainnya adalah ginjal
dapat menyaring limbah metabolik, menyaring kelebihan natrium dan air dari darah, membantu
mengatur tekanan darah, pengaturan vitamin D dan Kalsium. Ginjal mengatur komposisi kimia dari
lingkungan dalam melalui suatu proses majemuk yang melibatkan filtrasi, absorpsi aktif, absorpsi pasif,
dan sekresi. Filtrasi terjadi dalam glomerulus, tempat ultra filtrate dari plasma darah terbentuk. Tubulus
nefron, terutama tubulus kontortus proksimal berfungsi mengabsorpsi dari substansi substansi yang
berguna bagi metabolisme tubuh, sehingga dengan demikian memelihara homeostatis lingkungan
dalam. Dengan cara ini makhluk hidup terutama manusia mengatur air, cairan intraseluler, dan
keseimbangan osmostiknya. Gangguan fungsi ginjal akibat BSK pada dasarnya akibat obstruksi dan
infeksi sekunder. Obstruksi menyebabkan perubahan struktur dan fungsi pada traktus urinearius dan
dapat berakibat disfungsi atau insufisiensi ginjal akibat kerusakan dari paremkim ginjal
b. Ureter
Ureter merupakan saluran kecil yang menghubungkan antara ginjal dengan kandung kemih (vesica
urinearia), dengan panjang 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm.20 Saluran ini menyempit di tiga
tempat yaitu di titik asal ureter pada pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik
pertemuannya dengan kendung kemih. BSK dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat tersebut,
yang mengakibatkan nyeri (kolik ureter). Lapisan dinding ureter terdiri dari dinding luar berupa jaringan
ikat (jaringan fibrosa), lapisan tengah terdiri dari lapisan otot polos, lapisan sebelah dalam merupakan
lapisan mukosa. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesica urinearia). Setiap ureter akan
masuk ke dalam kandung kemih melalui suatu sfingter. Sfingter adalah suatu struktur muskuler
(berotot) yang dapat membuka dan menutupsehingga dapat mengatur kapan air kemih bisa lewat
menuju ke dalam kandung kemih. Air kemih yang secara teratur tersebut mengalir dari ureter akan di
tampung dan terkumpul di dalam kandung kemih
a. Kandung Kemih
Kandung kemih merupakan kantong muscular yang bagian dalamnya dilapisi oleh membran mukosa dan
terletak di depan organ pelvis lainnya sebagai tempat menampung air kemih yang dibuang dari ginjal
melalui ureter yang merupakan hasil buangan penyaringan darah. Dalam menampung air kemih
kandung kemih mempunyai kapasitas maksimal yaitu untuk volume orang dewasa lebih kurang adalah
30-450 ml. Kandung kemih bersifat elastis, sehingga dapat mengembang dan mengkerut. Ketika kosong
atau setengah terdistensi, kandung kemih terletak pada pelvis dan ketika lebih dari setengah terdistensi
maka kandung kemih akan berada pada abdomen di atas pubis.22 Dimana ukurannya secara bertahap
membesar ketika sedang menampung jumlah air kemih yang secara teratur bertambah. Apabila
kandung kemih telah penuh, maka akan dikirim sinyal ke otak dan menyampaikan pesan untuk
berkemih. Selama berkemih, sfingter lainnya yang terletak diantara kandung kemih dan uretra akan
membuka dan akan diteruskan keluar melalui uretra. Pada saat itu, secara bersamaan dinding kandung
kemih berkontrasksi yang menyebabkan terjadinya tekanan sehingga dapat membantu mendorong air
kemih keluar menuju uretra.
b. Uretra
Saluran kemih (uretra) merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar. Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah
prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian penis panjangnya
20 cm. Uretra pada laki-laki terdiri dari uretra prostatika, uretra membranosa, dan uretra kavernosa.
Uretra prostatika merupakan saluran terlebar dengan panjang 3 cm, dengan bentuk seperti kumparan
yang bagian tengahnya lebih luas dan makin ke bawah makin dangkal kemudian bergabung dengan
uretra membranosa. Uretra membranosa merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal.
Uretra kavernosa merupakan saluran terpanjang dari uretra dengan panjang kira-kira 15 cm. Pada
wanita, uretra terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya 3-4
cm. Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan uretra
disini hanya sebagai saluran ekskresi. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada uretra laki-laki. (Hall, J.
E. 2010. Buku Saku Fisiologi Kedokteran Guyton & Hall, edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta )
Hematuria atau kencing darah adalah kehadiran sel-sel darah merah (eritrosit) dalam urin. Kencing
darah atau hematuria, bisa dalam bentuk gross hematuria atau kencing yang dominan mengandung
darah, bisa berupa kencing yang bercampur darah yang masih dapat dilihat dengan kasat mata dan
dapat berupa kencing yang kandungan darahnya hanya bisa dilihat lewat pemeriksaan urine di
laboratorium. Yang terakhir ini disebut juga dengan mikroskopis hematuria.(repository USU)
Penyebab hematuria dapat disebabkan oleh kelainan di dalam sistem saluran kencing atau di luar sistem
saluran kencing. Kelainan yang berasal dari sistem saluran kencing antara lain berupa batu saluran
kencing, tumor jinak atau tumor ganas seperti tumor ginjal, tumor ureter, tumor buli-buli, tumor
prostat, dan hiperplasia prostat jinak. Kelainan bawaan seperti kista ginjal, trauma yang menciderai
sistem saluran kencing dan Infeksi Saluran Kencing (ISK) juga merupakan penyebab hematuria yang
berasal sistem saluran kencing, Sedangkan kelainan-kelainan yang berasal dari luar sistem urogenitalia
adalah adanya kelainan pembekuan darah, SLE, dan kelainan sistem hematologik yang lain. Air kemih
yang berdarah juga dapat disebabkan beberapa faktor. Yang paling sering terjadi karena gangguan
penyakit atau kerusakan pada ginjal, kandung kemih, dan saluran kemih. Selain itu, karena gangguan
kelenjar prostat atau testis pada laki-laki atau merupakan salah satu gejala leukemia. Dikatakan
hematuria jika ditemukan adanya sel eritrosit didalam urine lebih dari 5 buahlapang pandang
perbesaran kuat. Kencing darah sering diakibatkan oleh trauma perut dan punggung (jatuh dari
ketinggian, terbentur benda keras, kecelakaan lalu lintas), infeksi saluran kencing, infeksi usus buntu,
tumor ginjal dan saluran kencing, batu saluran kencing dan pembesaran prostat. .( Kowalak, P, dkk.
2011. Buku Ajar Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta)
6. Patofisiologi kencing berdarah !
Patofisiologi hematuria tergantung pada tempat anatomi pada traktus urinarius dimana kehilangan
darah terjadi. Pemisahan konvensional telah dilakukan antara perdarahan glomerular dan
ekstraglomerular, memisahkan penyakit nefrologi dan urologi.
Darah yang berasal dari nefron diistilahkan hematuria glomerular nefronal. Sel darah merah dapat
masuk ke ruang urinari dari glomerulus atau, jarang dari tubulus renalis. Gangguan barier filtrasi
glomerulus dapat disebabkan abnormalitas turunan atau didapat pada struktur dan integritas dinding
kapiler glomerulus. Sel darah merah ini dapat terjebak pada mukoprotein tamm-horsfall dan akan
bermanifestasi sebagai silinder sel darah merah pada urin. Temuan silinder pada urin merupakan
masalah signifikan pada tingkat glomerular. Meskipun demikian, pada penyakit nefron, silinder dapat
tidak ditemukan dan hanya ditemukan sel darah merah terisolasi. Adanya proteinuri membantu
menunjang perkiraan bahwa kehilangan darah berasal dari glomerulus.
Hematuria tanpa proteinuria atau silinder diistilahkan sebagai hematuria terisolasi (isolated hematuria).
Meskipun beberapa penyakit glomerular dapat mengakibatkan hematuria terisolasi, penemuan ini lebih
konsisten pada perdarahan ekstraglomerular. Setiap yang mengganggu epitelium seperti iritasi,
inflamasi, atau invasi, dapat mengakibatkan adanya sel darah normal pada urin. Gangguan lain termasuk
keganasan, batu ginjal, trauma, infeksi, dan medikasi. Juga, penyebab kehilangan darah non glomerular,
seperti tumor ginjal, kista ginjal, infark dan malformasi arteri-vena, dapat menyebabkan hilangnya darah
masuk kedalam ruang urinari.( Kowalak, P, dkk. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta)
Pada sebagian kasusnya orang yang menderita hematuria atau kencing berdarah tidak hanya ditandai
dengan urin yang disertai darah, namun bisa disertai keluhan lain yaitu :
Nyeri pada flank area (diantara iga dan panggul), punggung, perut bawah, atau kemaluan
Nyeri atau rasa panas saat berkemih
Demam
Mual dan muntah
Berat badan menurun
Kehilangan nafsu makan
Sering berkemih
Anyang-anyangan
sensasi terbakar pada saat buang air kecil
Urine berwarna kelabu oleh karena adanya nanah dalam urine.( Kowalak, P, dkk. 2011. Buku Ajar
Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta)
CT Scan
CT Scan merupakan pemeriksaan paling efektif yang dapat dilakukan saat ini. Melalui pemeriksaan ini
letak batu dapat diidentifikasi secara langsung dan jelas.
Rontgen
Rontgen atau foto X-Ray yang dilanjutkan dengan pemberian zat kontras (intravenous pielogram), jika
dilakukan secara benar dan penderita kooperatif selama pemeriksaan, zat kontras tersebut dapat
menunjukkan letak obstruksi batu.
USG
Pemeriksaan dengan ultrasonografi dapat dijadikan alternatif jika peralatan CT Scan belum ada. Pada ibu
hamil yang mengalami gejala batu ginjal sebaiknya pemeriksaan dilakukan dengan USG untuk melacak
adanya batu, karena pemeriksaan USG tentunya lebih aman bagi ibu hamil.
Analisa urin
Analisa urin dilakukan untuk menghitung jumlah protein, sel darah merah dan Kristal-kristal lain. Selain
itu analisa urin juga dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya infeksi.
-Analgesia diberi untuk meredakan nyeri dan mengusahakan agar batu keluar spontan.
-Opioid seperti injeksi petidin hidroklorida atau obat anti inflamasi nonsteroid seperti ketorolac
-antibiotik apabila terdapat infeksi saluran kemih
ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
-tindakan non-invasif,
-digunakan gelombang kejut eksternal yang dialirkan melalui tubuh untuk memecah batu
Endourologi
adalah tindakan invasif minimal untuk mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu, dan
kemudian mengeluarkannya dari saluran kemih melalui alat yang dimasukan langsung kedalam saluran
kemih.
Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui insisi kecil pada kulit (perkutan).
Beberapa tindakan endourologi tersebut adalah
PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy)
dengan cara memasukan alat endoskopi ke sistem kalies melalui insisi pada kulit.
Batu kemudian dikeluarkan atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
b. Litotripsi
memecah batu buli-buli atau batu uretra dengan memasukan alat pemecah batu (litotriptor) ke dalam
buli-buli.
c. Ureteroskopi atau uretero-renoskopi
adalah dengan memasukan alat ureteroskopi per-uretram. Dengan memakai energi tertentu, batu yang
berada di dalam ureter maupun sistem pelvikalises dapat dipecah melalui tuntunan
ureteroskopi/ureterorenoskopi ini.
d. Ekstrasi Dormia adalah mengeluarkan batu ureter dengan menjaringnya melalui alat keranjang
Dormia.
Tindakan Operasi
Tindakan bedah dilakukan jika batu tidak merespon terhadap bentuk penanganan lainnya.
Ada beberapa jenis tindakan pembedahan, nama dari tindakan pembedahan tersebut tergantung dari
lokasi dimana batu berada, yaitu :
Nefrolitotomi
merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di dalam ginjal
b. Ureterolitotomi
merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di ureter
c. Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di vesica urinaria
d. Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di uretra.( Smeltzer &
Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth, edisi 8. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta)
10. Asuhan keperawatan pada kasus !
Pengkajian
Anamnesa :
Tn. M, 40 Th
kencing berdarah disertai nyeri BAK
mengeluh nyeri pinggang akut yang hebat, menjalar ke perut bagian depan dan bawah sampai
genetalia eksterna
mengeluh mual dan muntah.
Di akhir berkemih terdapat darah
Pemfis :
Pemeriksaan diagnostic :
leukosituria
hematuria makroskopik (eritosit +2)
terdapat Kristal pembentuk batu
ditemukan bakteri pemecah urea
Anlisa data
Distensi
Reflex renointestinal
Proximili anatomic
Mual muntah
11. Penyebab adanya leukosituria dan Kristal pembentuk batu pada tuan M !
faktor yang dilibatkannya, sampai sekarang banyak teori dan faktor yang berpengaruh terhadap
pembentukan BSK yaitu :
Prinsip dari teori ini adalah terbentuknya BSK karena adanya proses kimia,
fisika maupun gabungan fisiko kimiawi. Dari hal tersebut diketahui bahwa
suatu bahan yang dapat mengkristal di dalam air dengan pH dan suhu
tertentu yang suatu saat akan terjadi kejenuhan dan terbentuklah kristal.
Tingkat saturasi dalam air kemih tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah
bahan pembentuk BSK yang larut, tetapi juga oleh kekuatan ion,
oksalat maupun kalsium fosfat akan menempel pada anyaman tersebut dan
laba terdiri dari protein 65%, heksana 10%, heksosamin 2-5% sisanya air.
Pada benang menempel kristal batu yang seiring waktu batu akan
timbulnya batu.
dan uropontin.
yang paling kuat adalah sitrat, karena sitrat akan bereaksi dengan kalsium
membentuk kalsium sitrat yang dapat larut dalam air. Inhibitor mencegah
semua buah-buahan tetapi kadar tertinggi pada jeruk. Hal tersebut yang
supersanturasi.
Pada teori ini dikatakan bahwa kristal dapat menempel pada kristal
lain yang berbeda sehingga akan cepat membesar dan menjadi batu
yang paling sering yaitu kristal kalsium oksalat yang menempel pada
Teori terbentuknya BSK juga dapat terjadi karena adanya infeksi dari
terbentuknya batu survit dipengaruhi oleh pH air kemih > 7 dan terjadinya
reaksi sintesis ammonium dengan molekul magnesium dan fosfat sehingga
diameter 50-200 nanometer yang hidup dalam darah, ginjal dan air kemih.
Pada penderita BSK sering didapat penyakit hipertensi dan kadar kolesterol
darah yang tinggi, maka Stoller mengajukan teori vaskuler untuk terjadinya
BSK, yaitu :
b.1 Hipertensi
ginjal sebanyak 52%. Hal ini disebabkan aliran darah pada papilla ginjal
berbelok 180 dan aliran darah berubah dari aliran lamine r menjadi
b.2 Kolesterol
Menurut Hardjoeno (2006), diduga dua proses yang terlibat dalam BSK yakni
supersaturasi dan nukleasi. Supersaturasi terjadi jika substansi yang menyusun batu
terdapat dalam jumlah yang besar dalam urine, yaitu ketika volume urine dan kimia
urine yang menekan pembentukan menurun. Pada proses nukleasi, natrium hidrogen
urat, asam urat dan kristal hidroksipatit membentuk inti. Ion kalsium dan oksalat
kemudian merekat (adhesi) di inti untuk membentuk campuran batu. Proses ini
memahami mekanisme patogenesis BSK dan merupakan tahap awal dalam penilaian dan awal terapi
pada penderita BSK. .( Kowalak, P, dkk. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta)