BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1.1 Definisi
2.1.2 Anatomi
Saluran kemih adalah sistem drainase tubuh untuk mengeluarkan urin, yang
terdiri dari limbah dan cairan yang berlebih.Agar terjadinya buang air kecil yang
normal, semua bagian tubuh di saluran kemih harus bekerja sama3.
a. Ginjal. Dua organ berbentuk seperti kacang, masing-masing seukuran kepalan
tangan. Ginjal ini terletak tepat di bawah tulang rusuk, satu di setiap sisi tulang
belakang. Setiap hari, ginjal menyaring sekitar 120 hingga 150 liter darah
untuk memproduksi sekitar 1 sampai 2 liter urine. Ginjal bekerja sepanjang
waktu; kerjanya tidak dikontrol oleh individu tersebut.
b. Ureter, selang tipis berupa otot-satu di setiap sisi kandung kemih-yang
membawa urin dari masing-masing ginjal ke kandung kemih tersebut.
c. Kandung kemih atau buli-buli, yang terletak di panggul antara tulang panggul,
adalah, otot berongga yang berbentuk balon, yang mengembang jika penuh
denganurine. Meskipun seseorang tidak mengontrol fungsi ginjal, tetapi tiap
individu mengontrol kapan buli-buli kosong. Pengosongan kandung kemih
dikenal sebagai buang air kecil. Seberapa sering seseorang perlu untuk buang
air kecil tergantung pada seberapa cepat ginjal menghasilkan urin yang
mengisi buli-buli. Otot dinding buli-buli tetap rileks ketika kandung kemih
terisi dengan urine. Sampai buli-bulimelewati kapasitasnya, sinyal mengirim
ke otak memberitahu seseorang untuk menemukan toilet sesegera mungkin.
Saat buang air kecil, buli-buli mengosongkan melalui uretra, yang terletak di
bagian bawah kandung kemih.Tiga set otot bekerja bersama-sama seperti
3
2.1.3. Etiologi
Retensi urin dapat dikarenakan dari :
a. Obstruksi uretra, yang menyebabkan retensi urin dengan menghalangi
jalannya aliran urin keluar dari tubuh. Kondisi seperti benign prostatic
hyperplasia, juga disebut BPH, striktur uretra, batu saluran kemih, cystocele,
rectocele,sembelit, dan tumor ataupun kanker tertentu dapat menyebabkan
obstruksi.
Benign prostatic hyperplasia, untuk pria di usia 50-an dan 60-an, retensi
urin sering disebabkan oleh pembesaran prostat. Benign prostatic
hyperplasia adalah suatu kondisi medis di mana kelenjar prostat membesar
dan tidak bersifat kanker. Prostat adalah kelenjar berbentuk kenari yang
4
2.1.4 Klasifikasi
Retensi urin dapat terjadi secara akut atau kronis.Retensi urin akut terjadi secara
tiba-tiba dan berlangsung hanya dalam waktu singkat. Orang dengan retensi urin akut
tidak dapat buang air kecil sama sekali, meskipun mereka memiliki kandung kemih
penuh. Retensi urin akut dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit
sekali.Serasa ingin segera buang air kecil atau BAK.Retensi urin akut, merupakan
kondisi medis yang berpotensi mengancam nyawa, dan membutuhkan perawatan
darurat3.
Sedangkan retensi urin kronis bisa menjadi kondisi medis yang tahan lama.Orang
dengan retensi urin kronis dapat buang air kecil.Di mana sering BAK, biasanya
delapan kali atau lebih dalam sehari.Namun, tidak benar-benar mengosongkan semua
urine dari kandung kemih. Sering kali orang bahkan tidak menyadari mereka
memiliki kondisi ini sampai mereka mengembangkan masalah lain, seperti
inkontinensia urin-hilangnya kontrol kandung kemih, yang mengakibatkan
pengeluaran urine secara kebetulan-, adanya masalah memulai atau melemahnya
pancaran urin yang dikeluarkan, atau infeksi saluran kemih (ISK) yang merupakan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri berbahaya tumbuh di saluran kemih3.
2.1.5 Diagnosa
Pemeriksaan Urologi
A. Gejala klinis
Gejala retensi urin akut dapat mencakup berikut ini dan memerlukan
tindakkan medis segera:
Ketidakmampuan untuk buang air kecil
Kebutuhan mendesak untuk buang air kecil
Rasa sakit atau ketidaknyamanan di perut bagian suprapubik
Perut terasa kembung
Bila pasien kurus dapat terlihat dan teraba adanya benjolan disuprapubik
Gejala retensi urin kronis termasuk:
Polaksiuri (±delapan kali atau lebih sehari)
Kesulitan memulai aliran urin
Lemah atau aliran urin terganggu
Kebutuhan mendesak untuk buang air kecil dengan diperlukan mengedan
Buang air terasa belum tuntas setelah menyelesaikan buang air kecil
Ketidaknyamanan ringan dan mendadak di bagian bawah saluran perut dan
saluran kencing
Penderita dengan retensi urin kronis lebih beresiko mengalami komplikasi
karena ketidaksadaran akan penyakit yang diderita. Pada retensi urin totalis, penderita
sama sekali tidak bisa miksi, gelisah, mengedan bila ingin miksi, dan terjadi
inkontinensia paradoksal.
9
B. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik dari perut bagian bawah kandung kemih
mengalami distensi, dapat dilakukan dengan ringan menekan pada perut bagian
bawah. Pada perkusi akan terdengar pekak, yang menentukan adanya buli-bili yang
penuh pada penderita yang gemuk.
D. Cystoscopy
Sebuah cystoscopy adalah pemeriksaan bagian dalam kandung kemih dan
uretra, saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh. Dokter
melakukan pemeriksaan menggunakan cystoscope-a, instrumen tipis panjang dengan
lensa mata di ujung eksternal dan lensa kecil dan ringan di ujung yang dimasukkan ke
dalam kandung kemih. Dokter memasukkan cystoscope ke dalam uretra pasien, dan
lensa kecil memperbesar lapisan dalam uretra dan kandung kemih, yang
memungkinkan dokter untuk melihat ke dalam kandung kemih kosong. Banyak
cystoscopes memiliki saluran ekstra dalam sarungnya untuk memasukkan instrumen
kecil lainnya yang dapat digunakan untuk mengobati atau mendiagnosa masalah
urinary.
E. CT scan
CT scan menggunakan kombinasi sinar x dan teknologi komputer untuk
membuat gambar. CT scan dapat menunjukkan:
Batu saluran kemih
UTI
10
Tumor
Cedera traumatis
kista
F. Tes urodinamik
Tes urodinamik meliputi berbagai prosedur yang melihat fungsi kandung
kemih dan uretra dan pemgeluaran air seni. Sebuah penyedia perawatan kesehatan
mungkin menggunakan satu atau lebih tes urodinamik untuk mendiagnosa retensi
urin. Untuk tes yang menggunakan kateter, pasien sering mendapatkan anestesi lokal.
G. Uroflowmetry
Uroflowmetry mengukur kecepatan urin dan volume. Secara otomatis
mengukur jumlah urin dan aliran,bagaimana kecepatan urine keluar. Peralatan
menciptakan grafik yang menunjukkan perubahan laju aliran dari detik ke detik
sehingga dapat melihat laju aliran tertinggi dan berapa banyak detik yang dibutuhkan
untuk sampai ke sana. Otot kandung kemih yang lemah atau aliran urin tersumbat
akan menghasilkan hasil tes yang abnormal.
# Pressure flow study
Sebuah studi aliran tekanan mengukur tekanan kandung kemih yang
diperlukan untuk buang air kecil dan laju aliran tekanan yang diberikan
menghasilkan. Sebuah penyedia layanan kesehatan menempatkan kateter dengan
manometer ke dalam kandung kemih. Tekanan mengukur manometer kandung kemih
dan laju alir kandung kemih kosong. Sebuah studi aliran tekanan membantu
mendiagnosa obstruksi kandung kemih.
# Urodinamik Video
Tes ini menggunakan sinar x atau USG untuk membuat gambar real-time dari
kandung kemih dan uretra selama pengisian atau pengosongan kandung kemih. Untuk
sinar x, penyedia layanan kesehatan lewat kateter melalui uretra ke dalam kandung
kemih. Dia mengisi kandung kemih dengan media kontras, yang terlihat pada gambar
video. Gambar urodinamik Video dapat menunjukkan ukuran dan bentuk dari saluran
kemih, aliran urin, dan penyebab retensi urin, seperti obstruksi leher kandung kemih.
11
H. Electromyography.
Elektromiografi menggunakan sensor khusus untuk mengukur aktivitas listrik
otot dan saraf di sekitar kandung kemih dan sfingter. Seorang teknisi yang terlatih
khusus menempatkan sensor pada kulit dekat uretra dan rektum atau pada uretra atau
kateter dubur. Rekor sensor, pada kegiatan mesin, otot dan saraf. Pola-pola impuls
saraf menunjukkan apakah pesan yang dikirim ke kandung kemih dan sfingter
berkoordinasi dengan benar. Seorang teknisi melakukan electromyography di kantor
penyedia perawatan kesehatan, pusat rawat jalan, atau rumah sakit. Pasien tidak perlu
anestesi jika teknisi menggunakan sensor yang ditempatkan pada kulit. Pasien akan
menerima anestesi lokal jika teknisi menggunakan sensor ditempatkan pada uretra
atau kateter dubur.
I. Pemeriksaan Lainnya
Foto polos abdomen untuk menunjukkan bayangan buli-buli penuh,
mungkin terlihat bayangan batu opak pada uretra atau pada buli-buli
Uretroskopi
2.1.6 Komplikasi
Buli-buli akan mengembang melebihi kapasitas meksimal sehingga tekanan
didalam lumennya dan tegangan dari dindingnya akan meningkat, Bila keadaan ini
dibiarkan berlanjut, tekanan yang meningkat didalam lumen akan menghambat aliran
urin dari ginjal dan ureter sehingga terjadi hidroureter dan hidronefrosis dan terjadi
gagal ginjal. Bila tekanan didalam buli-buli meningkat dan melebihi besarnya
hambatan didaerah uretra, urin akan memancar berulan-ulang ( dalam jumlah sediki
tanpa bisa ditahan oleh penderita, sementara itu buli-buli tetap penuh dengan urin atau
Overflow incontinence,
12
Tegangan dari dinding buli-buli terus meingkat sampai tercapai batas toleransi
dan setelah batas ini dilewati, oto buli-buli akan mengalami dilatasi sehingga
kapasitas buli-buli melebihi kapsitas maksimalnya, dengan akibat kekuatan kontraksi
otot buli-buli akan menurun. Retensi urin merupakan predileksi untuk terjadinya
infeksi saluran kemih dan bila berlanjut akan mengalami pielonefritis, urosepsis
terutana pada pasien usia lanjut. Sehingga urine yang tertahan lama di dalam buli-buli
harus segera dikeluarkan untuk mencegah terjadinya Infeksi saluran kemih,
kelemahan otot buli-buli, timbulnya hidroureter, hidronefrosis yang menjadi gagal
ginjal.
Akibat retensi urine kronis dapat terjadi trabekulasi (penebalan otot detrusor),
sacculae (tekanan intravesika meningkat, selaput lendir dianatar otot-otot membesar),
divertikel, infeksi, fistulam pembentukan batu, overflow incontinence.
2.1.7 Penatalaksanaan
bladder drainage
urethral dilation
urethral stents
prostate medications
surgery
Jenis dan lamanya pengobatan tergantung pada jenis dan penyebab retensi
urin.
A. Bladder Drainage
Kandung kemih drainase melibatkan kateterisasi untuk mengalirkan urin.
Pengobatan retensi urin akut dimulai dengan kateterisasi untuk meringankan
penderitaan segera kandung kemih penuh dan mencegah kerusakan kandung kemih.
Bila kateterisasi gagal maka akan dilakukan sistostomi.
Keteterisasi
Indikasi kateterisasi
1) Mengeluarkan urin dari buli-buli pada keadaan obstruksi infravesikal, baik
yang disebabkan oleh hiperplasi prostat maupun oleh benda asing (cloting)
yang menyumbat uretra
2) Mengeluarkan urin pada disfungsi buli-buli
3) Diversi urin setelah tindakkan operasi sistem urinari bagian bawah, yaitu
pada operasi prostatektomi, vesikolitektomi.
4) Sebagai splint setelah operasi rekontruksi uretra untuk tujuan stabilisasi
uretra
5) Memasukkan obat-obatan intavesika, anatara lain sistostatika atau
antiseptik untuk buli-buli
Kontraindikasi kateterisasi:
Penatalaksanaan kateter
1. Menyiapkan penderita : untuk penderita laki-laki dengan posisi terlentang
sedang wanita dengan posisi dorsal recumbent atau posisi Sim
2. Aturlah cahaya lampu sehingga didapatkan visualisasi yang baik
3. Siapkan deppers dan cucing , tuangkan bethadine secukupnya
15
Untuk penderita wanita : Jari tangan kiri membuka labia minora sedang
tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai penderita
menarik nafas dalam . kaji kelancaran pemasukan kateter, jik ada
hambatan kateterisasi dihentikan. Menaruh nierbecken di bawah pangkal
kateter sebelum urine keluar. Masukkan kateter sampai urine keluar
sedalam 18 – 23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi +/- 3 cm.
Kesalahan:
Ukuran kateter yang terlalu besar akan menekan mukosa uretra dan
menghambat pengaliran sekrit yang diproduksi sehingga mengundang
terjadinya uretritis dengan segala konsekuensinya (striktura)
Mengembangkan balon dan kateter yang ujungnya belum masuk sempuma di
dalam lumen buli-buli akan menimbulkan nyeri dan bila dipaksakan dapat
menimbulkan lesi pada uretra
Melakukan kateterisasi secara kasar akan menimbulkan nyeri dan terjadi
spasme dan sfingter sehingga kateter tidak dapat masuk
Keteterisasi Suprapubik
Sistotomi Trokar
-Indikasi
19
Syarat-syarat:
-Retensi urin dan bull-buli penuh, kutub atas lebih tinggi pertengahan jarak
antara simfisis – umbilicus
- Ukuran kateter Foley lebih kecil daripada celah dalam trokar (< - > 20F)
Kesalahan:
-Cara kerja yang tidak sistematis dan kurang cepat bisa berakibat buli-buli
sudah menguncup
(karena semua urin mengalir keluar) sebelum berhasil masuk kedalam
lumen buli-buli.
Kekuatan besar untuk mengatasi tahanan dan kulit dan fasia dapat
menyebabkan dorongan kelewatan sehingga trokar menembus dinding
belakang buli-buli.
Sistostomi Terbuka
Indikasi
- Sama dengan sistostomi trokar
- Bila sistostomi trokar gagal
- bila akan melakukan tindakan tambahan seperti mengambil batu di dalam
bull- buli, evaluasi gumpalan darah, memasang "drain" di rongga Retzii,
dan sebagainya.
B. Urethral Dilation
Dilatasi uretra memperlakukan striktur uretra dengan memasukkan tabung
semakin luas ke dalam uretra untuk memperluas striktur tersebut. Sebuah metode
alternatif pelebaran melibatkan menggembungkan balon kecil di ujung kateter di
dalam uretra.
20
21
C. Stent uretra
Pengobatan lain untuk striktur uretra melibatkan memasukkan tabung buatan,
yang disebut stent, ke dalam uretra ke daerah striktur tersebut. Setelah di tempat, stent
mengembang seperti pegas dan mendorong kembali jaringan di sekitarnya, pelebaran
uretra. Stent mungkin bersifat sementara atau permanen. Sebuah penyedia layanan
kesehatan melakukan penempatan stent selama kunjungan kantor atau di pusat rawat
jalan atau rumah sakit. Pasien akan menerima anestesi lokal. Dalam beberapa kasus,
pasien akan menerima sedasi dan anestesi regional.
Alpha blocker. Obat-obat ini melemaskan otot polos prostat dan leher kandung
kemih untuk meningkatkan aliran urin dan mengurangi penyumbatan kandung kemih:
* Terazosin (Hytrin)
* Doxazosin (Cardura)
* Tamsulosin (Flomax)
22
* Alfuzosin (Uroxatral)
* Silodosin (Rapaflo)
Obat kombinasi. Beberapa penelitian, seperti Terapi Medis prostat studi Gejala
(MTOPS), telah menunjukkan bahwa menggabungkan dua kelas obat, daripada
menggunakan hanya satu, lebih efektif dapat memperbaiki gejala, aliran urin, dan
kualitas hidup. Kombinasi antara
* Finasteride dan doxazosin
* Dutasteride dan tamsulosin (Jalyn), kombinasi kedua obat yang tersedia dalam
satu tablet
* Alpha blockers dan antimuscarinics
E. Operasi
Operasi prostat.
Untuk mengobati retensi urin disebabkan oleh benign prostatic hyperplasia,
dapat dilakukan pembedahan menghancurkan atau menghilangkan jaringan prostat
yang membesar dengan menggunakan metode transurethral. Untuk operasi
transurethral, urolog menyisipkan kateter atau instrumen bedah melalui uretra untuk
mencapai prostat. Penghilangan jaringan membesar biasanya mengurangi
penyumbatan dan retensi urin disebabkan oleh benign prostatic hyperplasia. Sebuah
urolog melakukan beberapa prosedur pada pasien rawat jalan. Pada pasien pria
mungkin memerlukan perawatan yang lebih lama. Dalam beberapa kasus, dokter akan
menghilangkan seluruh prostat menggunakan operasi terbuka.
Urethrotomy internal.
Dapat memperbaiki striktur uretra dengan melakukan urethrotomy internal.
Untuk prosedur ini, dengan menyisipkan kateter khusus ke dalam uretra hingga
mencapai striktur tersebut. Kemudian menggunakan pisau atau laser untuk membuat
sayatan yang membuka striktur tersebut. Pasien akan menerima anestesi
umum.Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan alat endoskopi yang memotong
jaringan sikatriks uretra dengan pisau Otis atau dengan pisau Sachse, laser atau
elektrokoter.
23
Otis uretrotomi dikerjakan pada striktur uretra anterior terutama bagian distal
dari pendulans uretra dan fossa navicularis, otis uretrotomi juga dilakukan pada
wanita dengan striktur uretra.
Indikasi untuk melakukan bedah endoskopi dengan alat Sachse adalah striktur
uretra anterior atau posterior masih ada lumen walaupun kecil dan panjang tidak lebih
dari 2 cm serta tidak ada fistel, kateter dipasang selama 2-3 hari pasca tindakan.
Setelah pasien dipulangkan, pasien harus kontrol tiap minggu selama 1 bulan
kemudian 2 minggu sekali selama 6 bulan dan tiap 6 bulan sekali seumur hidup. Pada
waktu kontrol dilakukan pemeriksaan uroflowmetri, bila pancaran urinnya < 10
ml/det dilakukan bouginasi.
Uretrotomi eksterna
Cara Johansson; dilakukan bila daerah striktur panjang dan banyak jaringan
fibrotik.
Stadium II, beberapa bulan kemudian bila daerah striktur telah melunak,
dilakukan pembuatan uretra baru.
F. Komplikasi
* UTI
Urine biasanya steril, dan aliran normal urin biasanya mencegah bakteri dari
menginfeksi saluran kemih. Dengan retensi urin, urin yang alirannya abnormal
memberikan kesempatan pada bakteri untuk menginfeksi saluran kemih.
* Kerusakan kandung kemih
Jika kandung kemih menjadi meregang terlalu jauh atau untuk waktu yang
lama, otot-otot akan mengalami kerusakkan secara permanen dan kehilangan
kemampuan untuk berkontraksi.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. http://eu-acme.org/europeanurology/upload_articles/Kalejaiye.pdf
2. http://www.aafp.org/afp/2008/0301/p643.pdf
3. http://kidney.niddk.nih.gov/KUDiseases/pubs/UrinaryRetention/UrinaryRetent
ion_508.pdf
4. Purnomo, Basuki B. 2011. Dasar-dasar Urologi, Ed 3. Malang : Sagung Seto.
5. Selius BA,_Subedi R. Urinary retention in_adults_ : Diagnosis and initial
management. American Family Physician. 2008:77(5):643-650.
6. Urethral stricture. Mayo Clinic website. www.mayoclinic.org/urethral-
stricture/about.html. Updated November 20, 2012. Accessed April 1, 2014.
7. http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/UrinaryRetention/#sec6
8. http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/prostateenlargement/index.aspx
9. National Kidney and Urologic Diseases
Information Clearinghouse (NKUDIC)
10. Cook J, Sankaran B, Wasunna A.E.O. Uretra Pria, dalam: Penatalaksanaan
Bedah Umum di Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1995.
Hal;165-166.
11. Purwadianto A, Sampurna B. Retensi Urin, dalam: Kedaruratan Medik,
Pedoman Penatalaksanaan Praktis. Ed Revisi. Binarupa Aksara, Jakarta, 2000.
Hal;145-148.