Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

FISIKA INTI
AKSELERATOR LINEAR

OLEH :

RIA MONICA (16033114)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah serta lindungan-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Akselerator Linear”.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih


adanya kekurangan dan keterbatasan, namun berkat bantuan dan bimbingan
serta dorongan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Dalam hal ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Ibu Hidayati, M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah Fisika Inti

Semoga amal baik dari semua pihak mendapat balasan yang berlipat
ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, meskipun belum dapat
memberikan informasi yang lebih lengkap, kami tetap berharap makalah ini
bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca tentu sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini,
membawa manfaat yang baik untuk pembaca dalam mengenal masalah yang
ditimbulkan dari sumber daya buatan.

Padang, 15 April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................... 4

1.2. Perumusan Masalah ........................................................... 5

1.3. Tujuan ................................................................................ 5

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Energetika Peluruhan Alfa………....................................... 6

2.2. Pengukuran Energi …........................................................ 10

2.3. Interaksi Zarah Alfa dengan Materi................................... 14

2.4. Stopping Power & Range ……………………………….. 14


2.5. Tingkat Energi dan Teori Peluruhan Alfa.......................... 15

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan ....................................................................... 19

3.2. Saran ................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 20

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Akselerator adalah alat yang dipakai untuk mempercepat gerak partikel bermuatan seperti elektron,
proton, inti-inti ringan, dan inti atom lainnya. Mempercepat gerak pertikel bertujuan agar pertikel tersebut
bergerak dengan cepat sehingga memiliki energi kinetik yang sangat tinggi. Untuk mempercepat gerak partikel
ini diperlukan medan listrik ataupun medan magnet. Dilihat dari jenis gerakan medan partikel, ada dua jenis
akselerator, yaitu akselerator dengan gerak partikelnya lurus (lebih dikenal sebutan akselerator liniear) dan
gerak partikelnya melingkar (akselerator magnetik).
Untuk lebih memahami tentang akselerator linear. Berikut akan dikaji tentang Akselerator Linear
dengan lebih mendalam.
1.2. Perumusan Masalah

1)

1.3. Tujuan

1)

BAB 2

AKSELERATOR LINEAR

4
2.1 Energetika Peluruhan Alfa
A. LINAC
LINAC (Linear Accelerator) adalah peralatan yang menggunakan medan listrik dan gelombang
elektromagnetik frekuensi tinggi untuk mempercepat partikel yang bermuatan sehingga memiliki energy tinggi.
Pada dasarnya asselerator dalam medis adalah sebuah mesin yang digunakan untuk pembangkit electron,
mempercepat sekaligus mengatur lintasannya dan kemudian dipancarkan dalam dua mode pilihan yaitu pancaran
electron yang digunakan untuk penyinaran tumor superficial dan pancaran yang ditumbukkan pada target sehingga
menghasilkan sinar x (untuk penyinaran tumor yang lebih dalam). Untuk mempercepat gerak partikel ini diperlukan
medan listrik ataupun medan magnet.
Pesawat LINAC
Akselerator digunakan untuik menghasilkan sinar X dengan energi yang tinggi dengan menggunakan yaitu
:
Tabung Betatron dan Sinkrotron
Penamaan Betatron mengacu pada jenis sinar radioaktif yaitu sinar-ß, yang merupakan aliran elektron berkecepatan
tinggi. Betatron terdiri atas tabung kaca hampa udara berbentuk cincin raksasa yang diletakan diantara dua kutub
magnet yang sangat kuat. Penyuntik berupa filamen panas yang berperan sebagai pemancar elektron dipasang untuk
menginjeksi aliran elektron ke dalam tabung pada sudut tertentu sehingga akan terbentuk dua gaya. Gaya yang
pertama membuat elektron bergerak mengikuti lengkungan tabung. Di dalam medan magnet, partikel akan bergerak
melingkar. Gaya yang kedua berperan mempercepat gerak elektron hingga kecepatannya semakin tinggi. Melalui
gaya ke dua ini, elektron memperoleh energi kinetik yang sangat besar. Dalam waktu sangat singkat, elektron akan
bergerak melingkar di dalam tabung beberapa ribu kali. Apabila energi kinetik elektron telah mencapai nilai
tertentu, elektron dibelokan dari jalur lengkungannya sehingga dapat menabrak target secara langsung yang berada
di tepi ruangan. Dari proses tabrakan ini pancaran sinar X berenergi sangat tinggi. Kelemahan betatron memerlukan
magnet berukuran sangat besar guna mendapatkan perubahan fluks yang diperlukan untuk mempercepat elektron.
Sinkrontron elektron ini yang digunakan mengatasi kelemahan betatron. Alat ini berfungsi sebagai pemercepat
elektron yang mampu menghasilkan elektron dengan energi kinetik lebih besar di bandingkan Betatron.
Prinsip kerja dari LINAC sebagai berikut:
LINAC semula dipakai untuk mempercepat partikel bermuatan positif seperti proton. Namun, setelah
berbagai modifikasi, mesin dapat pula dipakai untuk mempercepat partikel bermuatan negatif seperti elektron.
Dalam hal ini, elektron yang dipercepat mampu bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Jika
elektron berenergi tinggi itu ditabrakan pada target dari logam berat maka dari pesawat LINAC akan dipancarkan
sinar-X berenergi tinggi.
Radioterapi dapat juga dilakukan dengan menggunakan elektron berenergi tinggi. Elektron yang dipercepat
dalam LINAC dapat langsung di manfaatkan untuk radioterapi tanpa harus ditabrakan terlebih dahulu dengan
logam berat. Jadi, LINAC dapat juga berperan sebagai sumber radiasi partikel berupa elektron cepat yang dapat

5
dimanfaatkan untuk radioterapi tumor. Akselerator Linear dalam aplikasinya menggunakan teknologi gelombang
mikro yang juga digunakan untuk radar. Gelombang mikro ini dimanfaatkan untuk mempercepat elektron dalam
akselerator yang disebut “wave guide”.
LINAC menggunakan teknologi microwave (teknologi yang sama seperti yang digunakan dalam radar) untuk
mempercepat electron digunakan suatu alat yang disebut sebagai “wave guide”, hal tersebutlah yang kemudian
mengizinkan elektron bertumbukan dengan heavy metal target. Hasil dari tumbukan antara elektron dan metal
adalah high-energy x-rays yang dihasilkan oleh metal target. High energy x-rays tersebut kemudian akan diatur
untuk kemudian diberikan pada pasien tumor dan diatur keluarannya dari mesin yang disesuaikan dengan keadaan
dari pasien. Sinar yang keluar dari bagian accelerator disebut sebagai gantry yang berotasi di sekeliling pasien.
LINAC juga dilengkapi dengan MLC (Multi Leaf Collimator) sebagai pengganti blok individu yang akan
menyesuaikan dengan bentuk tumor dan mengurangi efek pada jaringan normal dengan area yang difokuskan pada
daerah tumor. Pesawat LINAC digunakan untuk organ yang kedalamannya ≥ 5 cm.

2.2 Pengukuran Energi

PRINSIP KERJA AKSELERATOR LINIER (LINAC)

Definisi dan Sejarah


Linear accelerator (LINAC) adalah instrumen radioterapi yang digunakan untuk mematikan sel tumor maupun
kanker pada penderita penyakit tersebut. Ide pengembangan linac diawali oleh eksperimen Wilhelm Conrad
Rontgen (1845 -1923) yang merujuk pada ditemukannya radiasi energi tinggi yang selanjutnya beliau namai sinar
– X. Kemudian pada tahun 1899, sinar -X diaplikasikan pada bidang kesehatan berupa terapi penyakit karsinoma
untuk pertama kalinya. Hal ini mendorong ilmuwan lain salah satunya Gebbert dan Schall untuk melakukan inovasi
baru dan berhasil meningkatkan energi sinar -X yang cukup tinggi yaitu sekitar 150 kV. Barulah pada tahun 1930
linac pertama diperkenalkan oleh Rolf Wideroe. Pada tahun- tahun berikutnya perkembangan linac semakin pesat
hingga saat ini setidaknya sudah terdapat 3 generasi dari linac.

Prinsip Kerja Linear Accelerator


Sebuah linear accelarator bekerja berdasarkan prinsip penjalaran gelombang frekuensi radio untuk mempercepat
partikel bermuatan sehingga partikel tersebut akan memliki energi kinetik yang tinggi pada arah/track yang lurus.
Proses mempercepat partkel bermuatan tersebut dilakukan didala sebuah tabung yang disebut accelarator
waveguide. Skema sederhana dari linac diperlihatkan pada gambar berikut :

6
Gambar 1. Skematik prinsip kerja linac

Untuk dapat menghasilkan foton yang selanjutnya digunakan untuk terapi radiasi, setidaknya sebuah linac
membutuhkan sumber gelombang mikro, sumber elektron yang akan dipercepat, serta lempengan target yang akan
ditumbuk.
Sumber gelombang mikro disuplai oleh komponen Magnetron ataupun Klystron. Magnetron berfungsi sebagai
osilator frekuensi yang mampu menghasilkan gelombang mikro dengan frekuensi tinggi. Gelombang mikro
tersebut digunakan untuk menghasilkan medan magnet statis yang selanjutnya digunakan untuk mempercepat
elektron yang dihasilkan oleh elektron gun.
Berbeda dengan magnetron kylstron bukanlah penghasil gelombang mikro, melainkan memperkuat gelombang
sumber yang diberikan menggunakan sebuah amplifier penguat frekuensi. Dari hasil penguatan frekuensi sumber
tersebut, akan dihasilkan sebuah sistem pandu gelombang dengan frekuensi mencapai 3 GHz. Khusus magnetron,
pada umumnya digunakan untuk menghasilkan energi radiasi rendah yaitu 4 – 6 MeV. Untuk rentang energi yang
lebih tinggi digunakan kylstron.
Selanjutnya, elektron gun merupakan sumber elektron yang akan dipercepat. Sebuah elektron gun dilengkapi
dengan filamen tungsten yang dipanaskan. Akibat pemanasan tersebut maka akan tejadi proses emisi termionik
yang mengakibatkan munculnya arus elektron yang terlepas dari tungsten tersebut. Besarnya intensitas elektron
berbanding lurus dengan besarnya suhu pemanasan pada tungsten tersebut.
Setelah elektron dihasilkan maka berkas elektron tersebut akan diarahkan ke tabung pemercepat (accelerating tube)
untuk dipercepat sehingga energi kinetiknya meningkat.

Gambar 2. Komponen pada accelerator tube

Tabung pemercepat dilengkapi dengan pengendali arus/ drift tube yang berfungsi membalik polarisasi dari medan
listrik. Dengan adanya proses ini akan terjadi lompatan partikel sehingga menambah kecepatan partikel akibat
pembalikan polarisasi tersebut. Semakin banyak dan panjang drift tube yang digunakan, semakin besar pula
kecepatan akhir / energi kinetik partikel yang dihasilkan. Namun , tentunya akan dibutuhkan konstruksi tabung
yang panjang untuk menghasilkan energi yang lebih tinggi.

7
Apabila energi kinetik yang dibutuhkan sudah tercapai, maka berkas elektron dengan kecepatan tinggi ini akan
arahkan untuk menumbuk lempengan logam. Karena energi yang menumbuk lempengan logam sanagat tinggi,
maka akan dihasilkan berkas foton dari proses ini. Berkas tersebut diarahkan keluar melalui kepala linac yang
disebut gantri untuk selanjutnya di arahkan menuju target.
Setelah dihasilkan foton dengan energi tertentu, perlu diadakan pengkondisian akan berkas tersebut dikarenakan
berkas yang dihasilkan tidak menghasilkan intensitas foton yang seragam yang artinya energinya juga tidak
seragam. Selain itu, dalam aplikasinya, geometri berkas yang dibutuhkan akan beragam, sehingga diperlukan
komponen yang bisa mengatasi kedua permasalahan tersebut.

Untuk menjadikan energi


berkas foton menjadi seragam/uniform dapat digunakan flattening filter (FF). Komponen ini bekerja dengan
menyerap sebagian berkas foton pada bagian menggunakan bahan tertentu agar intensitas dibagian tersebut
berkurang dan sama dengan bagian lainnya sehingga semua bagian memiliki intensitas energi yang merata. Berikut
ilustrasinya.

(a)

(b)
Gambar 3.a ) Profil energi tanpa FF, 3.b) Profil energi dengan FF

8
Sedangkan untuk memodifikasi geometri berkas, digunakan kolimator. Prinsip kerjanya adalah dengan meloloskan
berkas foton uniform pada sebuat kerangka sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Gambar 4. Modifikasi geometri dengan multi leaf colimator.

Dari kombinasi komponen flattening filter dan colimator akan dihasilkan berkas foton dengan intensitas seragam
dan sesuai dengan geometri yang dibutuhkan.

Kesimpulan

Jadi secara keseluruhan linac bekerja dengan prinsip mempercepat partikel bermuatan sampai energi yang
dibutuhkan tercapai. Kemudian berkas dengan energi kinetik tinggi tersebut digunakan untuk menumbuk
lempengan target sehingga terjadi peristiwa Bremstrahlung dan dihasilkan foton dengan energi tertentu. Namun
dalam aplikasi terapinya proses tersebut tidak berakhir sampai disini, perlu adanya pengkondisian dengan
melewatkan berkas tersebut pada sebuah flattening filter agar intensitas berkas yang dihasilkan seragam. Selain itu,
untuk memenuhi kebutuhan geometri yang beragam digunakan kolimator yang dapat digunakan untuk
memodifikasi berkas sesuai dengan bentuk geometri yang diinginkan.

2.3. Interaksi Zarah Alfa dengan Materi


JENIS AKSELERATOR

9
Penggolongan jenis akselerator memang unik, namun demikian umumnyapenggolongan jenis akselerator
dapat ditentukan dari bentuk lintasan, sistempemercepatan, luaran berkas partikel, dari besar energinya dan
bahkanaplikasinya

Dari bentuk lintasan akselerator dibagi menjadi dua yaitu:


1. Akselerator linier : akselerator elektrostatik dan RF linac (linear accelerator)
2. Akselerator sirkular : siklotron, sinkrosiklotron, isokron siklotron,
betatron,mikrotron, sinkrotron

Dari sistem pemercepatan yang dipakai dibagi menjadi dua yaitu:


1. Akselerator elektrostatik : Cockroft Walton, Van de Graaff,
Dynamitron,Tandem Peletron, Transformator
2. Akselerator elektrodinamik: siklotron, sinkrosiklotron, isokron siklotron,betatron, mikrotron,
sinkrotron, RF linac (linear accelerator)

Dari luaran berkas partikel dibagi menjadi tiga yaitu :


1.Akselerator elektron
2.Akselerator ion
3.Akselerator generator neutron

Dari aplikasi akselerator yang populer dibagi menjadi tiga yaitu:


1. Akselerator implantor ion untuk industri semikonduktor
2. Akselerator Linac untuk kedokteran
3. Mesin berkas elektron (MBE) untuk proses industri.Pembagian akselerator

berdasarkan energi dibagi menjadi tiga yaitu :


1. Rendah : ratusan keV – puluhan MeV
2. Sedang : ratusan MeV - GeV
3. Tinggi : puluhan GeV – TeV

Khusus untuk MBE mempunyai penggolongan energi sendir berdasarkanaplikasinya


yaitu:
1. MBE energi rendah (100 keV – 400 keV) dengan arus orde 1 - 20 mA.
2. MBE energi sedang (400 keV – 5 MeV) .dengan arus orde 10 - 100 mA.

10
3. MBE energi tinggi (5 MeV – 15 MeV) dengan arus orde 1- 10 mA.

11
12
2.4. Stopping Power dan Range
A. Akselelator linear ( LINAC )

Gambar 1. Akselelator linear

Pada tahun 1956 Henry Kaplan bekerjasama dengan fisikawan dari Stanford
merancang sebuah alat yang diberi nama Linear Accelerator dan alat ini digunakan
sebagai alat medis dan telah berhasil menyembuhkan penyakit kanker pada seorang
pasien berumur dua tahun. Linear Accelerator atau yang biasa disingkat LINAC,
merupakan akeselerator partikel yang digunakan untuk mengakselerasi partikel
seperti electron, proton, atau atom berat lain dalam bentuk lintasan yang lurus.
Partikel bermuatan disimpan di salah satu sisi, kemudian diberikan medan listrik
dari perbedaan potensial yang sangat tinggi, sehingga partikel mengalami
percepatan dan melepaskan energy.
Pada massa awal ditemukan LINAC masih sangat sederhana dan bersifat
konvensional. Pada massa modern saat ini, penggunaan LINAC semakin
meningkat dan hal ini menuntut inovasi dari alat sehingga dapat melepaskan
partikel untuk target yang lebih presisi. Namun pada dasarnya cara kerja alat ini
tidak berubah sejak dahulu, hanya pada LINAC yang lebih modern, pengaturan
sudah menggunakan computer dan dapat dilakukan radiasi dari berbagai sudut
posisi tubuh dan dengan daerah radiasi yang lebih luas namun spesifik.
Selama 40 tahun kebelakang, LINAC yang digunakan untuk dunia medis
mengalami 5 tingkatan generasi alat berdasarkan nilai energy, jenis partikel yang
diakselerasi dan system kontrolnya, yaitu :

13
Foton energi rendah (4-6 MVolt): sinar radiasi lurus, pisau simetri, dan transmisi
tunggal bilik ionisasi, pemasangan isosentrik
Foton Energi sedang (10-15 MVolt) dan elektron: target bergerak dan filter rata,
transmisi ganda biliki ionisasi, corong elektron
Foton energi tinggi (18-25 MVolt) dan elektron: energy foton dobel, energy
elektron ganda, paparan ganda
Foton dan elektron energy tinggi : kontrol dengan computer, system pmindai tubuh
menggunakan electronic portal imaging device (EPID), pengaturan dosis radiasi
menggunakan multileaf collimator (MLC)
Foton dan elektron energy tinggi: kontrol computer,pengaturan sepenuhnya dosis
menggunakan modulasi intensitas (intensity modulation)

Prinsip Kerja Accelelator Linier

Gambar 2. Skema LINAC


• Tabung pemercepat dihubungkan secara bergantian ke sumber tegangan
periodik frekuensi tinggi

• Tabung ganjil mempunyai potensial negatif dan tabung genap mempunyai


potesial positif

• Ion positif dihasilkan di S melalui tabung C1 bergerak menuju celah C1 dan


C2. Saat ion positif itu memasuki celah, potensial di C2 adalah negatif
terhadap C1 dan C2 sehingga ion dipercepat menuju tabung C2.

• Kemudian ketika ion memasuki celah C2 dan C3, potensial di C2 berubah


menjadi positif terhadap C3. Sehingga ion positif ini dipercepat melalui
celah kedua, demikian seterusnya

Linear Accelerator atau biasa disingkat LINAC adalah alat yang digunakan
untuk mengakselerasi atom atau partikel yang mengalami percepatan sepanjang
lintasan lurus akibat perbedaan potensial antara katoda di antara lintasan tersebut.

14
Akeselerator juga mengandung gaya listrik dan gaya magnet untuk mengontrol arah
gerak dari partikel tersebut. Satuan energy dari setiap partikel adalah elektron volt,
yaitu energy yang yang dibutuhkan elektron untuk terionisasi saat beda
potensialnya 1 volt. Dalam dunia medis, alat ini membutuhkan radiasi energy tinggi
sehingga dapat digunakan untuk mengobati kanker dengan listrik memanfaatkan
partikel subatomic yang bergerak cepat.
LINAC menghasilkan energy tinggi seperti pada prinsip sumber radiasi sinar-
X dengan mempercepat elektron yang telah diekstrak dari lapisan permukaan
logam. Berkas elektron yang dihasilkan dan dipercepat melewati pandu gelombang
ini dapat meningkatkan energinya menjadi lebih besar mencapai daerah satuan KeV
dan MeV. Elektron dipercepat melewati ruang daerah vakum dengan menghasilkan
kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Elektron yang telah dipercepat melewati
plat logam sehingga terjadi tumbukan, sinar-X energy tinggi akan terhambur dari
target. Berdasarkan teori Planck, setiap foton memiliki nilai energy sama dengan h
(Plank’s Constan) dikalikan frekuensi (f).
Geometri dari setiap arah bergantung pada kondisi penyakit dari setiap pasien.
Biasanya dokter akan dibantu dengan tes pencitraan seperti PET ata CAT untuk
menentukan perawatan yang paling tepat untuk pasien. Pada masa sekarang ini
elektron biasanya menjadi pilihan untuk perawatan tumor di permukaan atau sekitar
5 cm dari permukaan kulit sedangkan photon digunakan untuk perawatan tumor
yang lebih di dalam. Hal ini dipengaruhi sifat partikel saat menembus suatu materi.
LINAC semula dipakai untuk mempercepat partikel bermuatan positif seperti
proton. Namun, setelah berbagai modifikasi, mesin dapat pula dipakai untuk
mempercepat partikel bermuatan negatif seperti elektron. Dalam hal ini, elektron
yang dipercepat mampu bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya
(elektron dengan energi 2 MeV bergerak dengan kecepatan 0,98 c, dengan c adalah
kecepatan cahaya). Jika elektron berenergi tinggi itu ditabrakan pada target dari
logam berat maka dari pesawat LINAC akan dipancarkan sinar-X berenergi tinggi.
Radioterapi dapat juga dilakukan dengan menggunakan elektron berenergi
tinggi. Elektron yang dipercepat dalam LINAC dapat langsung di manfaatkan untuk
radioterapi tanpa harus ditabrakan terlebih dahulu dengan logam berat. Jadi,
LINAC dapat juga berperan sebagai sumber radiasi partikel berupa elektron cepat

15
yang dapat dimanfaatkan untuk radioterapi tumor. Akselerator Linear dalam
aplikasinya menggunakan teknologi gelombang mikro yang juga digunakan untuk
radar. Gelombang mikro ini dimanfaatkan untuk mempercepat elektron dalam
akselerator yang disebut “wave guide”.
LINAC menggunakan teknologi microwave (teknologi yang sama seperti yang
digunakan dalam radar) untuk mempercepat electron digunakan suatu alat yang
disebut sebagai “wave guide”, hal tersebutlah yang kemudian mengizinkan elektron
bertumbukan dengan heavy metal target. Hasil dari tumbukan antara elektron dan
metal adalah high-energy x-rays yang dihasilkan oleh metal target. High energy x-
rays tersebut kemudian akan diatur untuk kemudian diberikan pada pasien tumor
dan diatur keluarannya dari mesin yang disesuaikan dengan keadaan dari pasien.
Sinar yang keluar dari bagian accelerator disebut sebagai gantry yang berotasi di
sekeliling pasien.
Pesawat Linac menghasilkan berkas radiasi elektron yang dipercepat atau foton
sinar X bertenaga tinggi. Sebelum melakukan pengukuran output perlu diketahui
berkas mana akan diukur, karena cara pengukuran kedua berkas tersebut tidak
sama, dalam metode maupun peralatan yang digunakan untuk pengukuran.
Sebelum dilakukan pengukuran, perlu dilakukan pengecekan energi berkas, apakah
sama dengan energi berkas pada panel kontrol. Jika terdapat perbedaan maka perlu
dilakukan penyesuaian energi dengan memutar tombol pengatur. Pengecekan
energi foton yang dihasilkan pesawat Linac, perlu dilakukan pengukuran dosis pada
kedalaman 10 dan 20 cm dalam fantom air. Dari hasil pengukuran ini ditetapkan
nilai perbandingan D10/D20 -nya, lalu dicari energi fotonnya melalu kurva
D10/D20 vs energi foton.
Pasien ditempatkan pada kursi pengobatan yang dapat bergerak kesegala arah,
agar dapat dipastikan pemberian radiasi dalam posisi yang tepat. Radiasi dikirim
melalui kursi pengobatan. Akselerator Linear yang merupakan akselerator dengan
partikel lurus mangandung unsure-unsur :

1. Sumber partikel.

16
Tergantung pada partikel yang sedang bergerak. Proton yang dihasilkan dalam
sumber ion memiliki desain yang berbeda. Jika partikel lebih berat harus
dipercepat, misalnya ion uranium.
2. Sebuah sumber tegangan tinggi untuk injeksi awal partikel.
3. Sebuah ruang hampa pipa vakum.
Jika perangkat digunakan untuk produksi sinar-X untuk pemeriksaan atau terapi
pipa mungkin hanya 0,5 sampai 1,5 meter, sedangkan perangkat yang akan
diinjeksi bagi sebuah sinkrotron mungkin sekitar sepuluh meter panjangnya,
serta jika perangkat digunakan sebagai akselerator utama untuk investigasi
partikel nuklir, mungkin beberapa ribu meter.

Panjang elektroda ditentukan oleh frekuensi dan kekuatan sumber daya penggerak
serta sifat partikel yang akan dipercepat, dengan segmen yang lebih pendek di dekat
sumber dan segmen lagi dekat target.

1. Satu atau lebih sumber energi frekuensi radio, Sebuah akselerator daya yang
sangat tinggi akan menggunakan satu sumber untuk elektroda masing-
masing. Sumber harus beroperasi pada level daya yang tepat, frekuensi dan
fase yang sesuai dengan jenis partikel dipercepat untuk mendapatkan daya
perangkat maksimum.
2. Sebuah sasaran yang tepat. Pada kecepatan mendekati kecepatan cahaya,
peningkatan kecepatan tambahan akan menjadi kecil, dengan energi yang
muncul sebagai peningkatan massa partikel. Dalam bagian-bagian dari
akselerator hal ini terjadi, panjang elektroda tabung akan hampir berjalan
konstan.
3. Tambahan elemen lensa magnetis atau elektrostatik Untuk memastikan
bahwa sinar tetap di tengah pipa dan elektroda nya.
4. Akselerator yang sangat panjang Akan menjaga keselarasan tepat
komponen mereka melalui penggunaan sistem servo dipandu oleh sinar
laser

Manfaat LINAC

17
LINAC mempunyai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan akselerator
magnetik. Di samping itu, penyutikan artikel yang akan dipercepat dalam
akseleratormagnetik sangat sulit dilakukan, sedang pada LINAC partikel dalam
bentuk berkas terkolimasi secara otomatis terpencar ke dalam tabung akselerator.
LINAC dapat dipakai untuk mempercepat partikel hingga berenergi di atas 1 BeV.
Manfaat LINAC diantaranya sebagai :
 Sumber radiasi partikel
 Mempercepat elektron mendekati kecepatan cahaya
 Mesin terapi kanker yang lebih baik daripada kobalt

Dalam fisika terapi atau dalam radioterapi linear accelerator (LINAC) yang biasa
digunakan antara lain adalah Intensity-Modulated Radiation Therapy (IMRT),
Image Guided Radiation Therapy (IGRT), Stereotactic Radiosurgery (SRS) and
Stereotactic Body Radio Therapy (SBRT).

2.5. Tingkat Energi dan Teori Peluruhan Alfa


PENDAHULUAN

T kehidupan
eknologi akselerator pada saat ini sudah menjamah berbagai bidang
manusia. Mulai dari bidang industri, kesehatan, bahkan sampai
dengan perdagangan. Di dalam kamus Ilmu Pengetahuan pengertian
akselerator itu sendiri adalah mesin untuk meningkatkan energi kinetik
partikel bermuatan dengan mempercepatnya di dalam medan listrik.
Berdasarkan medan elektromagnet yang digunakan, sistem pemercepat
partikel dapat dibedakan menjadi pemercepat elektrostatik (static
fields) dan pemercepat elektrodinamik (alternating fields). Berdasarkan
bentuk lintasan partikel, teknologi akselerator dibagi
menjadi dua yaitu akselerator linear (lurus) dan siklik (melingkar).

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - Badan Tenaga Nuklir


Nasional (PTAPB - BATAN) Yogyakarta telah melakukan litbang akselerator
sejak awal berdirinya. Salah satu jenis penelitian tentang akselerator adalah
penelitian tentang akselerator linear atau biasa disebut linac (linear accelerator).

18
Berdasarkan diagram aplikasi radiasi, kegiatan ini merupakan aplikasi radiasi
dalam bidang kedokteran untuk terapi kanker. Penelitian tentang teknologi
akselerator linear oleh PTAPB telah dimulai sejak tahun 1998 bekerja sama
dengan Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang dengan membentuk subkelompok
akselerator linear. Hal ini seiring dengan berkembangnya penggunaan akselerator
linear di Indonesia sebagai alternatif radioterapi khususnya teleterapi kanker
selain pesawat Cobalt 60. Pada saat itu RS Dr. Kariadi Semarang masih sebagai
satu-satunya pusat radioterapi di Jawa Tengah yang memiliki 2 pesawat
Cobalt 60, yang salah satu pesawat sudah tua, serta 1 pesawat akselerator linear
yang mempunyai energi 6 MeV dengan jam kerja sampai sore hari hanya
mampu menangani lebih kurang
1300 penderita baru per tahun.[1,2]
Penggunaan pesawat Cobalt 60 untuk radioterapi relatif lebih murah
dan sederhana, namun memiliki berbagai kekurangan teknis dan kendala
dalam penanganan sumber radiasi setelah
aktivitasnya rendah, sehingga di negara-negara maju

19
dan mampu mempercepat ion kalium sampai dengan
50 keV.

Walaupun prinsip dasarnya sederhana, tetapi pada kenyataannya diperlukan


kondisi yang spesifik untuk memastikan bahwa partikel diarahkan dan dipercepat
oleh medan RF. Selama setengah periode pada saat medan memiliki arah yang
berlawanan, partikel harus terlindungi dari medan agar tidak mengalami
perlambatan.

Secara teknis, persyaratan ini direalisasikan dengan melingkupi jalur berkas


dengan tabung- hanyut logam (metallic drift tube). Tabung ini melindungi partikel
dari medan RF eksternal dan panjang segmen tabung ditentukan sehingga partikel
dapat menjangkau celah (gap) antara dua tabung berturut-turut pada saat
medan RF mempermulai ditinggalkan untuk beralih ke pesawat cepatnya.

Untuk akselerator linear ion diperlukanakselerator linear. Keuntungan


menggunakan akselerator linear dengan energi tinggi sinar-X maupun elektron
adalah dapat memberikan kedalaman dosis yang besar, pemilihan energi yang
lebih luas, teknik yang semakin maju yaitu dapat dihidupkan dan dimatikan sesuai
keperluan dan besarnya dosis dapat dikontrol, serta tidak menimbulkan limbah

radioaktif.[3,4] Walaupun banyak keuntungan yang diperoleh terutama dari


segi pasien yang diterapi, akselerator linear membutuhkan banyak perangkat
pendukung yang cukup mahal dan manajemen SDM yang handal.
Karenanya, dalam paling tidak dua dekade ini diperlukan penguasaan
teknologi akselerator linear.[1]

DASAR-DASAR AKSELERATOR LINEAR


Elektron merupakan partikel bermuatan yang paling mudah diperoleh
dan dipercepat untuk menghasilkan berkas untuk iradiasi langsung maupun
taklangsung dengan membangkitkan foton. Percepatan dari elektron dapat
dilakukan dengan tegangan yang relatif rendah dengan cara berulang (siklik),
tetapi jika dilakukan dalam gerak melingkar (dibelokkan dengan medan
magnet) karena massanya yang relatif kecil elektron akan banyak kehilangan

tenaga geraknya akibat radiasi sinkroton yang sebanding dengan 1/m4.


Cara yang lebih

20
efisien adalah dengan percepatan lurus secara siklik

21
medan RF dengan frekuensi dalam orde hingga
puluhan MHz, sedang untuk akselerator linear elektron seperti yang digunakan
untuk teleterapi diperlukan RF dengan frekuensi orde 3 GHz dan pemasukkan RF
serta pemercepatan berkas elektron dilakukan dengan tabung pandu gelombang
(wave guide).[6]

BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

Apabila dalam penulisan dan penyusunan makalah ini ada kesalahan, kami
atas nama penyusun makalah ini memohon untuk memberikan kritik, saran dan
masukannya yang bersifat membangun demi menuju kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dwijananti, Pratiwi. 2013. Inti Atom dan Fenomenanya. Semarang : H2O


Publishing.

22
Hidayati,Mahrizal. Pendahuluan Fisika Inti. Padang : UNP PRESS.

Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern. Jakarta : UI-Press.

23

Anda mungkin juga menyukai