BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada fisika klasik kita memandang electron , proton, dan neutron sebagai
partikel , sedangkan radiasi elektromagnetik, sinar x, dan sinar gamma dipandang
sebagai gelombang . sebenarnya sifat gelombang dan sifat partikel merupakan suatu
sifat yang berkaitan satu sama lain yang hanya bergantung pada jenis eksperimen yang
diamati, berarti pada suatu tertentu partikel dapat berkelakuan seperti gelombang dapat
berkelakuan sebagai partikel sehingga terdapat dualismedari partikel dan gelombang.
Pada abad ke 17 Newton mengenalkan teori korpuskular yang menggap cahaya
terdiri dari partikel partikel yang dipancarkan oleh suatu sumber. Sebaliknya teori
gelombang dari huygen menyatakan bahwa cahaya terdiri dari gelombang –gelombang.
Eksperimen yang menunjang untuk teory huygen yaitu eksperimen young yang
menunjukkan gejala diffraksi dan interferensi hanya dapat diterangkan dengan teory
gelombang cahaya. Persamaan Maxwell tentang medan elektomagnetik dan percobaan
hertz yang membuktikan bahwa energy elektromagnetik mengalir secara kontinu.
Pada abad ke 20 terdapat beberapa eksperimen fisika yang tidak dapat
diterangkan dengan teori gelombang tapi dapat dijelaskan dengan memakai teori
korpuskular dari newton diantaranya , banyak nya gejala gejala fisika berupa spekrtum
radiasi dari benda hitam, efek foto listrik, efek Compton ,spectrum dari sinar x dan
banyak lagi gejala gejala kuantum lainnya.
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1
Fisika Modern
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah diharapkan setelah membaca makalah ini
dapat :
2
Fisika Modern
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat dan prilaku cahaya tidak memiliki padanan dalam fisika klasik, yakni
kuantisasi dan prilaku zarah kuantum cahaya, sedangkan sifatnya sebagai gelombang sudah
diterima baik dalam fisika klasik. Pengembangan konsep baru tentang cahaya ini
berlangsung cukup lama dan melibatkan banyak tokoh, seperti :
1. Max Planck membuat hipotesis tentang terkuantisasinya energi system sub atomic
yang menghasilkan radiasi termal. Dalam pandangan Planck, energy termal dihasilkan
disekitar benda yang memancarkannya berupa gumpalan atau kuantum energy.
2. Einstein menerangkan efek fotolistrik dengan usul pandang bahwa cahaya terdiri dari
kuantum energy yang masing-masing berenergi E = hv. Kuantum ini tidak hanya
berada disekitar pemancar, tetapi merupakan ciri tetap cahaya.
3. Compton menunjukkan bahwa pergeseran panjang gelombang sinar X yang
dihamburkan materi hanya dapat diterangkan dengan menganggap bahwa dalam
interaksinya kuantum sinar X berprilaku sebagai zarah.
1. Kuantisasi Cahaya
Pandangan bahwa cahaya menjalar sebagai sederetan paket energi (yang biasa
disebut foton) berlawanan dengan teori gelombang cahaya. Menurut teori gelombang,
3
Fisika Modern
energi yang dibawa cahaya terdistribusi secara kontinu ke seluruh pola gelombang.
Sebaliknya, menurut teori kuantum, cahaya menyebar dari sumbernya sebagai sederetan
konsentrasi energy yang terlokalisasi masing-masing cukup kecil, sehingga dapat diserap
oleh sebuah electron. Melalui teori ini, maka timbullah teori dualism partikel gelombang,
yaitu cahaya dapat bersifat sebagai partikel dan gelombang. Akan tetapi, cahaya tidak
menunjukkan kedua aspek gelombang dan partikel pada saat yang sama.
3. Kuantisasi Muatan
Percobaan dengan tabung sinar katoda oleh Thompson memperkuat konsep tentang
satuan muatan terkecil tersebut. Milikan mempelajari gerak butir-butir halus minyak yang
ditempatkan diantara dua keping kondensator berhasil menunjukkan bahwa “muatan listrik
pada butir-butir halus minyak berubah tidak secara kontiniu, tetapi dengan kelipatan dari
suatu harga tertentu”. Milikan berhasil mendapatkan bahwa satuan muatan terkecil adalah
1e = 1,6019 x 10-19 coulomb.
5
Fisika Modern
2. Gaya gesekan antara butir minyak dan udara dalam ruang di antara keping
kondensator, sesuai hukum Stokes
𝑭 = 𝟔𝝅𝒓𝒗
3. Jika ada medan listrik, dengan kuat medan , maka gaya listriknya adalah
𝑭 = 𝒒𝜺
Jika tanpa kehadiran medan listrik ( = 0), maka dalam kesetimbangan gaya
dapat dinyatakan :
𝟒𝝅 𝟑
𝒓 (𝝆 − 𝝆𝟎 )𝒈 = 𝟔𝝅𝒓𝒗𝟏
𝟑
𝟒𝝅 𝟑
𝒒𝜺 + 𝒓 (𝝆 − 𝝆𝟎 )𝒈 = 𝟔𝝅𝒓𝒗𝟐
𝟑
(v2 = kecepatan terminal terjadi dengan kehadiran medan listrik)
Dengan dengan keberhasilan Milikan ini, maka berdasarkan rasio massa dan muatan
electron (muatan spesifik electron e/m = 1,7589 x 1011 c/kg yang telah diperoleh
Thompson pada 1897) akan dapat diketahui massa electron sebagai berikut :
me = 9,1 x 10-31 kg
6
Fisika Modern
4. Kuantisasi Energi
Menurut Planck, dinding rongga benda hitam berfungsi sebagai osilator yang
dapat menyerap dan memancarkan energy hanya dalam jumlah diskret E yang
besarnya berhubungan dengan frekuensi f dari penyerap atau pemancar radiasi
K = hf -
7
Fisika Modern
orbit lingkaran dan memancarkan energy hanya ketika mereka berpindah dari orbit
stasioner satu ke orbit stasioner yang lain. Perpindahan electron ini terjadi seketika
yang sekarang dikenal dengan lompatan kuantum. Einstein menunjukkan bahwa teori
kunatum tidak dapat meramalkan kapan terjadi lompatan dan kemana arah radiasi
foton. Teori kuantum hanya dapat meramalkan probabilitas tempat terjadinya
lompatan.
Sifat- sifat tersebut akan ditolak jika hipotesis Max Planck digunakan, bahwa
energi radiasi hanya dapat dalam bentuk paket-paket energi tertentu saja. Dengan
demikian hipotesis Planck berarti :
Jadi terlihat bahwa hipotesis Max Planck sungguh berbeda dengan konsep
cahaya tentang gelombang, dan bila hal ini benar akan berpengaruh cukup besar
terhadap sendi-sendi fisika yang dianut para ilmuan. Radiasi termal adalah pemancaran
energi oleh benda-benda karena suhu yang dimilikinya. Sampai tahun 1900, para
ilmuwan belum menemukan dasar teoritik untuk menerangkan bentuk spektrum radiasi
termal yang dipancarkan oleh benda sempurna hitam. Spektrum yang dimaksud adalah
radiansi spektral RT = RT (𝜆), yang didefinisikan sebagai :
Jumlah energi radiasi dengan spektrum selebar satu satuan selang panjang
gelombang (∆λ= 1) yang dipancarkan oleh satuan permukaan benda bersuhu T
persatuan waktu.
Benda yang merupakan idealisasi teoritik ini dianggap memiliki spektrum
radiansi yang hanya bergantung dari suhu. Artinya faktor-faktor lain, seperti : warna,
halusnya permukaan, jenis bahan, dan sebagainya dianggap tidak berpengaruh terhadap
spektrum yang dipancarkan. Benda sempurna hitam dibataskan sebagai benda yang
menyerap semua radiasi yang sampai di permukaannya. Menurut termodinamika benda
demikian juga merupakan pemancar sempurna, artinya intensitas radiasinya tertinggi
diantara semua benda lain yang sama suhunya. Keunggulan dalam memancar ini
meliputi seluruh spektrum. Para ilmuwan menggunakan “lubang pada dinding rongga
yang dipanaskan” sebagai sumber radiasi termal karena ternyata pola spektrumnya
paling mendekati benda sempurna hitam. Lubang pada dinding satu rongga menyerap
semua radiasi yang datang, sehigga dari segi absorbsi memenuhi sifat benda sempurna
hitam (cavity radiation). 𝜆4
Sampai akhir abad 19 mekanisme pengalihan energi kalor menjadi energi
radiasi di dinding rongga belum diketahui, lalu andaikan bahwa pada permukaan
dinding terdapat sistem fisika sub-atomik yang berperan dalam pengalihan tersebut.
Energi rata-rata sistem E dari termodinamika diketahui bahwa rapat energi radiasi 𝜌T
(λ) di dalam rongga dinyatakan sebagai :
8𝜋
𝜌T(λ) ∆λ = 𝜆4 𝐸 ∆λ .........................................................(1)
8𝜋𝑣 2
𝜌T (v) dv = 𝐸 𝑑v......................................................(2)
𝑐3
9
Fisika Modern
10
Fisika Modern
8𝜋
𝑅T (λ) = c/4 𝜆4
kBT .................................................................(6)
Jika hasil persamaan (6) diplot, dan dicantumkan bersama dengan lengkung
eksperimental terlihat bahwa pada panjang gelombang rendah harga 𝑅T (λ) akan sangat
meningkat, bahkan menjadi ∞ untuk harga λ yang mendekati 0. Dapat disimpulkan dari
lengkung eksperimental dan lengkung teoritik, bahwa teori Rayleigh tentang radiasi
termal tidak memadai. Pada λ rendah bahkan menghasilkan radiansi berharg ∞, sesuatu
yang tidak mungkin dalam termodinamika. Penyimpangan hasil ramalan Rayleigh-
11
Fisika Modern
Jeans untuk panjang gelombang pendek ini dinamakan bencana ultraviolet (ultraviolet
catastrophe). Hal ini dapat diperlihatkan pada gambar berikut :
a. Penyerapan dan pemancaran energi oleh dinding rongga radiasi terjadi melalui
osilator linier harmonik yanng terdapat pada dinding-dinding itu.
b. Energi osilator-osilator harmonik tersebut hanya dapat memiliki harga diskrit
tertentu yang memenuhi hubungan E= nhv,
Dengan : v = frekuensi osilasi
h = 6,63 𝑥 10−34
n = bilangan bulat ( sejati) = 0, 1, 2, ...
c. Penyebaran energi osilator sesuai dengan distribusi Boltzman,
sebagai :
1
𝑃(𝐸)∆∈= 𝑐 𝐸𝐴𝑇 ∆𝐸 ...................................................(7)
𝑘𝑛𝑇
12
Fisika Modern
d. Transisi osilator dari tingkat energi tinggi ke tingkat yang lebih rendah hanya dapat
terjadi dengan: ∆𝐸 = ℎ𝑣. Beda energi itu dipancarkan sebagai radiasi termal benda
sempurna hitam.
Secara lebih lengkap hipotesis planck tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Transformasi energi kalor dari dinding rongga menjadi energi termal terjadi
melalui osilator-osilator harmonik yang ada pada permukaan dinding rongga.
b. Dipostulatkan bahwa energi osilator harmonik memiliki energi dengan harga
diskrit tertentu ( E= nhv ). Berarti plank meninggalkan konsep fisika klasik bahwa
harga energi osilator harmonik bersifat komtinu yang dapat memililki setap harga
antara 0 dan ∞.
c. Fungsi P(E) menunjukkan sebaran energi di antara osilator-osilator harmonik,
tepatnya P(E) ∆𝐸 memberikan besarnya probabilitas osilator memiliki energi
antara E dan ( E + ∆𝐸 ). Jika selang energi meliputi harga antara 0 sampai ∞ maka
probabilitasnya adalah satu, yang tercermin dari:
∞
∫0 𝑃(𝐸)𝑑𝐸 = 1......................................................(8)
Harga P(E) sama dengan 0 untuk E=∞, menyatakan bahwa probabilitasnya 0, bahwa
suatu osilator memiliki energi yang tak berhingga.
d. Energi yang dipancarkan osilator senantiasa ∆𝐸= hv. Walaupun planck
menghipotesiskan bahwa energi osilator terkuantisasi, tetapi dia tidak menganggap
bahwa energi termalyang dipancarkan juga terkuantisasi dalam kuantum energi.
Dianggapnya bahwa energi radiasi tetap merambat sebagai gelombang di dalam
rongga radiasi. Einstenlah yang mempostulatkan bahwa energi yang dipancarkan
oleh osilator tetap merambat sebagai kuantum energi, dan tidak sebagai
gelombang.
ℎ𝑐 1
E= 𝜆 ℎ𝑐 ..............................................................(9)
𝑐 𝜆𝑘𝑏 𝑇 −1
13
Fisika Modern
Dengan hipotesisnya ini planck menemukan rumus radiasi benda hitam sempurna :
8 𝜋𝑣 2 ℎ𝑣
𝑝𝑟 (𝑣) = 𝑐2 𝜆𝑐 .............................................................(10)
−1
𝑐 𝑘𝑏 𝑇
Ternyata bentuk lengkung dari radiansi spektral pada persamaan (10) berimpit
dengan lengkung eksperimen, artinya teori planck cocok dengan hasil eksperimen
untuk semua harga panjang gelombang atau frekuensi spektral yang ada.
Dengan bantuan einsten yang mempostulatkan bahwa energi yang dipancarkan
merambat sebagai paket energi yang dikenal dengan “ foton”. Dengan temuan planck
ini sekaligus dapat menerangkan hukum Stefan-Boltzman dan hukum pergeseran wien.
Jadi dengan hipotesis planck akhirnya dapat menjawab persoalan besar selama ini
menyangkut pancaran energi oleh benda sempurna hitam yang merupakan gejala
kuantum. Dengan menganggap bahwa cahaya terkuantisasi yang energinmya terbagi
dalam paket-paket energi tertentu (foton).
14
Fisika Modern
15
Fisika Modern
Gambar (5)
𝐾 = ℎ𝑣 − Ф = 𝑒 𝑉𝑃 ...........................................(12)
Atau
ℎ Ф ℎ
𝑉𝑃 = (𝑒 ) 𝑣 − 𝑒 = (𝑒 ) 𝑣 − 𝑊..........................................(13)
16
Fisika Modern
Dalam tahun 1905 Einstein menemukan bahwa paradoks yang timbul dalam
efek fotolistrik dapat dimengerti hanya dengan memasukkan pengertian radikal yang
pernah diusulkan lima tahun sebelumnya oleh fisikawan teoritis Jerman Max Planck.
Ketika itu Planck mencoba menerangkan radiasi karakteristik yang dipancarkan oleh
benda mampat.
Kita mengenal pijaran dari sepotong logam yang menimbulkan cahaya tampak,
tetapi panjang gelombang lain yang tak terlihat mata juga terdapat. Sebuah benda tidak
perlu sangat panas untuk bisa memancarkan gelombang elektromagnetik – semua
benda memancarkan energi seperti itu secara malar (kontinu) tidak peduli berapa
temperaturnya. Pada temperatur kamar sebagian besar radiasinya terdapat pada bagian
inframerah dari spektrum sehingga tidak terlihat.
Sifat yang diamati dari radiasi benda hitam ini tidak dapat diterangkan
berdasarkan prinsip fisis yang dapat diterima pada waktu itu. Planck dapat menurunkan
rumus yang dapat menerangkan radiasi spektrum ini (yaitu kecerahan relatif dari
berbagai panjang gelombang yang terdapat) sebagai fungsi dari temperatur benda yang
meradiasikannya kalau ia menganggap bahwa radiasi yang dipancarkan terjadi secara
tak malar (diskontinu), dipancarkan dalam caturan kecil, suatu anggapan yang sangat
asing dalam teori elektromagnetik. Catuan ini disebut kuanta.
Planck mendapatkan bahwa kuanta yang berpautan dengan frekuensi tertentu
vdari cahaya semuanya harus berenergi sama dan bahwa energi ini E berbanding lurus
dengan v. Jadi
𝐸 = ℎ𝑣...............................................(15)
ℎ = 6,626 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠
17
Fisika Modern
suatu saat, tetapi juga menjalar menurut kuanta individual; anggapan yang lebih
berlawanan dengan fisika klasik.
Menurut hipotesis ini efek fotolistrik dapat diterangkan dengan mudah.
Rumusan empiris persamaan 2.1 dapat ditulis
Pengusulan Einstein berarti bahwa tiga suku dalam persamaan 2.3 dapat
ditafsirkan sebagai berikut :
harus ada energi minimum yang diperlukan oleh elektron untuk melepaskan
diri dari permukaan logam, jika tidak demikian, tentu elektron akan terlepas walaupun
tidak ada cahaya datang. Energi hvo merupakan karakteristik dari permukaan itu disebut
fungsi kerja. Jadi persamaan 2.3 menyatakan bahwa
Beberapa contoh fungsi kerja fotolistrik terlihat pada tabel 2.1. untuk
melepaskan elektron dari permukaan logam biasanya memerlukan separuh dari energi
yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari atom bebas dari logam yang
bersangkutan (lihat tabel 10.1), sebagai contoh, energi ionisasi cesium ialah 3,9 eV
dibandingkan dengan fungsi kerjanya 1,9 eV. Karena spektrum cahaya tampak berkisar
dari 4,2 hingga 7,9 x 104 Hz yang bersesuaian dengan energi kuantum 1,7 hingga 3,3
eV, jelaslah dari tabel 2.1 bahwa efek fotolistrik ialah suatu gejala yang terjadi dalam
daerah cahaya tampak dan ultraungu.
1 𝑒𝑉 = 1,60 𝑥 10−19 𝐽
18
Fisika Modern
Jadi rumus
6,63 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠
𝐸= 𝑥𝑣
1,60 𝑥 10−19 𝐽/𝑒𝑉
= 4,14 𝑥 10−15 𝑣 𝑒𝑉. 𝑠
D. Efek Compton
hasil bahwa panjang gelombang foton yang terhanbur lebih besar dari panjang
gelombang foton sebelum terhambur. Untuk menganalisis efek Compton secara benar,
maka menurut teori kuantum cahaya, foton harus dipandang sebagai partikel, namun
tidak mempunyai massa diam. Dalam hal ini foton menumbuk electron, sehingga foton
menjadi terhambur, hamburannya inilah dianalisis dengan menggunakan teori
tumbukan. Dalam tumbukan ini foton akan kehilangan sejumlah energy ketika
mengalami hamburan, karena energy foton sebagian diterima oleh electron.
Efek Compton adalah peristiwa hamburan yang timbul jika radiasi (sinar x)
berinteraksi dengan partikel (elektron). Foton sinar x bersifat sebagai partikel
c λ
hf
dengan momentum p = = h . Skema efek Compton diberikan pada gambar 1. Efek
Compton dapat dijelaskan menggunakan konsep momentum dan tumbukan.
Gambar 1: Skema efek Compton. Foton datang dengan momentum p dan menumbuk
elektron yang diam. Lalu foton terhambur dengan momentum pj dan elektron
terhambur dengan momentum pe. Sudut hamburan foton θ dihitung terhadap arah
datangnya. (Gambar diambil dari buku Quantum Physics-nya Gasiorowicz)
20
Fisika Modern
radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai panjang gelombang yang
sangat pendek sehingga dapat menembus benda-benda.
Sejarah mengenai difraksi sinar-x telah berjalan hampir satu abad ketika tulisan
ini disusun. Tahun 1912 adalah awal dari studi intensif mengenai difraksi sinar-x.
Dimulai dari pertanyaan M. van Laue kepada salah seorang kandidat doktor P.P. Ewald
yang dibimbing A. Sommerfeld, W. Friedrich (asisten riset Sommerfeld) menawari
dilakukannya eksperimen mengenai 'difraksi sinar-x'. Pada saat itu eksperimen
mengenai hamburan sinar-x sudah dilakukan oleh Barkla. Laue mengawali
pekerjaannya dengan menuliskan hasil pemikiran teoretiknya dengan mengacu pada
hasil eksperimen Barkla. Laue berargumentasi, ketika sinar-x melewati sebuah kristal,
atom-atom pada kristal bertindak sebagai sumber-sumber gelombang sekunder,
layaknya garis-garis pada geritan optik (optical grating). Efek-efek difraksi bisa jadi
menjadi lebih rumit karena atom-atom tersebut membentuk pola tiga dimensi.
Eksperimen difraksi sinar-x yang pertama dilakukan oleh Herren Friedrich dan
Knipping menggunakan kristal tembaga sulfat dan berhasil memberikan hasil pola
difraksi pertama yang kemudian menjadi induk perkembangan difraksi sinar-x
selanjutnya.
Difraksi sinar-x merupakan proses hamburan sinar-x oleh bahan kristal.
Pembahasan mengenai difraksi sinar-x mencakup pengetahuan yang berhubungan
dengan hal-hal berikut ini:
• pembentukan sinar-x
21
Fisika Modern
Dengan demikian, difraksi sinar-x adalah topik lanjut di bidang fisika (atau
kimia) yang memerlukan pengetahuan dasar yang cukup banyak dan komplek. Untuk
itulah tulisan ini disusun menurut urutan tersebut di atas dengan asumsi bahwa
pembaca sudah memiliki dasar yang cukup mengenai gelombang, optika dan fisika
zat padat. Bahasan mengenai prinsip kristalografi diberikan secara ringkas mengingat
penekanan pembahasan pada buku ini adalah pada difraksi sinar-x. Pembaca yang
berminat disarankan membaca buku-buku mengenai kristalografi seperti Introduction
to Crystallography karya Donald E. Sands.
Difraksi Bragg
Teori difraksi sinar x dikembangkan oleh Sir Willian H. Bragg pada tahun
1913, dimana hasil eksperimennya dikenal dengan difraksi Bragg. Bila berkas sinar-x
monokromatik dikenai pada permukaan sebuah kristal, maka berkas sinar-x tersebut
dipantulkan, akan tetapi pemantulan hanya terjadi bila sudut datang berkas sinar-x
tersebut memiliki harga-harga tertentu.
C’ Sinar pantul
Sinar datang
q q
A q C
d
B
22
Fisika Modern
E. Produksi Pasangan
Produksi berpasangan adalah proses yang dapat terjadi apabila foton menumbuk
atom, dimana seluruh energi foton hilang dan dalam proses ini dua partikel dapat tercipta,
yakni sebuah elektron dan sebuah positron. Positron adalah sebuah partikel yang massanya
sama dengan massa elektron, tetapi memiliki muatan positif
Ketika muatan suatu sistem bernilai nol, maka dua partiel yang berlawanan muatannya
harus diciptakan guna mengkonversi muatan. Untuk menggabungkan sebuah pasangan, foton
datang harus memiliki energi yang setidaknya setara dengan energi diam pasangan tersebut,
dan setiap kelebihan energi foton akan muncul sebagai energi kinetik partikel. Energi foton
yang hilang dalam proses ini berubah menjadi energi relativistik positron E+ dan elektrin E- :
Hv = E+ + E-
= (mec ²+ K+) + (mec²+K-)
Karena K+ dan K- selalu positif maka untuk melakukan produksi pasangan, photon
harus memiliki energi sekurang-kurangnya 2moc2=1,02 MeV atau 1,64 X 10-13 J.agar dapat
mendekati inti berat sehingga terjadi produksi pasangan berupa elektron dan positron. Foton
tersebut termasuk dalam sinar gamma inti atom.
23
Fisika Modern
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kuantisasi muatan listrik berarti bahwa ada suatu jumlah muatan listrik yang
terkecil yang tidak dapat dipecah lagi atau merupakan satu satuan muatan listrik.
Kuantisasi muatan merupakan muatan listrik total dalam suatu benda merupakan
kelipatan bulat dari e.
Benda sempurna hitam merupakan gejala kuantum dengan menganggap bahwa
cahaya terkuantisasi yang energinnya terbagi dalam paket-paket energi tertentu
(foton).
Efek fotolistrik yaitu terlepasnya elektron dari permukaan logam karena logam
tersebut disinari cahaya.
Efek Compton adalah peristiwa hamburan yang timbul jika radiasi (sinar x)
berinteraksi dengan partikel (elektron).
Sinar X merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang radio, panas, cahaya sinar ultraviolet, tetapi mempunyai panjang
gelombang yang sangat pendek sehingga dapat menembus benda-benda.
Produksi berpasangan adalah proses yang dapat terjadi apabila foton menumbuk
atom, dimana seluruh energi foton hilang dan dalam proses ini dua partikel dapat
tercipta, yakni sebuah elektron dan sebuah positron.
24
Fisika Modern
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1989. Konsep Fisika Modern Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.
Husna, Nailil dkk. 2003. Penyusunan Diktat Mata Kuliah Fisika Modern. Padang : FMIPA
UNP
Kusminarto. 1992. Pokok-pokok Fisika Modern. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan Pendidikan Tinggi.
25