Anda di halaman 1dari 6

A. SISTEM PENDIDIKAN REVOLUSI INDUSTRI 4.

Izinkan saya memulai dengan mengutip Ayat dalam Alqur’an yang artinya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan mereka sendiri (QS. Ar-Ra’d:11).

Ayat tersebut menyiratkan perlunya manusia berubah. Siapapun yang menolak


perubahan pasti akan tertinggal karena perubahan adalah suatu keniscayaan.
Perubahan dapat bersifat gradual, dapat pula bersifat sistematis. Salah satu bentuk
perubahan yang paling nyata adalah globalisasi. Interaksi antarindividu,
antarkomunitas, hingga antarbangsa terjadi dengan cepat. Para ahli menjelaskan
perubahan sebagai dimensi waktu. Dunia terhubung hanya disekat oleh batas maya.
Perubahan selalu memberikan tanda nyata dan memiliki jejak dalam kehidupan
manusia. Perubahan dalam fase kehidupan manusia ditandai banyak hal, salah satunya
adalah perubahan dalam era industri dan pendidikan.

Sejarah revolusi industri dimulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0. Fase
industri merupakan real change dari perubahan yang ada. Industri 1.0 ditandai dengan
mekanisasi produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia,
industri 2.0 dicirikan oleh produksi massal dan standarisasi mutu, industri 3.0 ditandai
dengan penyesuaian massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomasi dan robot.
Industri 4.0 selanjutnya hadir menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan cyber
fisik dan kolaborasi manufaktur. Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang
diprakarsai oleh pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi
manufaktur.

Tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0 berupa perubahan dari cara belajar,
pola berpikir serta cara bertindak para peserta didik dalam mengembangkan inovasi
kreatif berbagai bidang. Dengan hal ini, dapat menekan angka pengangguran di
Indonesia khususnya dalam persaingan pasar global," ungkapnya.

Pendidikan di abad 18 lebih mengandalkan pemahaman konseptual secara manual.


Manusia yang hidup di abad tersebut memiliki kemampuan intelektual melalui
referensi literature yang disediakan di perpustakaan. Namun, hal tersebut sangat tidak
efektif karena pendidikan hanya terserap untuk negara yang sudah mapan dalam
bidang industri. Kemudian berkembang di abad 20 dengan munculnya alat-alat
telekomunikasi modern yang mengubah gaya hidup manusia. Setelah itu, era digital
mulai memasuki pasar teknologi global untuk memperbarahui pola pikir dalam
berinovasi.

Dalam hal ini pula, banyak aspek yang dapat mengubah cara berpikir manusia di era
digital. Karakteristik yang muncul di dunia digital abad 21 antara lain civitas
akademika harus selalu menjelajah jejak teknologi, berbagi dalam menciptakan ide
dan ilmu yang akan dibuat, berinteraksi serta berkolaborasi dalam hal sosial dengan
memandang berbagai aspek yang akan diterapkan.

Era digital mempunyai banyak ancaman apabila tidak diwaspadai terlebih dahulu.
Secara global, era ini dapat menghilangkan sekitar 1 sampai 1,5 juta pekerjaan dalam
kurun waktu 10 tahun karena adanya peran pengganti manusia dengan mesin
otomatis. Selain itu, 65% murid usia sekolah di dunia akan bekerja pada profesi yang
belum pernah ada saat ini.

Tenaga pendidik di era revolusi industri harus meningkatkan pemahaman dalam


mengekspresikan diri di bidang literasi media, memahami informasi yang akan
dibagikan kepada para peserta didik serta menemukan analisis untuk menyelesaikan
permasalahan akademisi literasi digital. Harapannya, semua pihak harus
meningkatkan kolaborasi dalam orientasi pendidikan mendatang serta mengubah
kinerja sistem pendidikan yang dapat mengembangkan kualitas pola pikir pelajar dan
penguatan digitalisasi pendidikan yang berbasis aplikasi.

Adapun hubungan dunia pendidikan dengan revolusi industri 4.0. adalah dunia
pendidikan dituntut harus mengikuti perkembangan teknologi yang sedang
berkembang pesat serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
fasilitas lebih dan serba canggih untuk memperlancar proses pembelajaran. Selain itu,
diharapkan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pola pikir
pembelajaran dapat bergeser dari berpusat pada guru (teacher centered) menjadi
berpusat pada peserta didik (student centered).

B. Hakikat Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara hariah berarti perantara atau pengantar. Medὀẽ adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Association of Education and
Communication Technology (AECT) di Amerika membatasi media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Menurut Briggs (Arifin dkk, 2012:6) media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu, Sudiman
(2010:126) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang dapat
membantu siswa supaya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan media
pembelajaran diharapkan siswa akan dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata
sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dengan mudah dan lebih
baik.
C. Jenis Media Pembelajaran
1. Media Audio, berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke
penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan indra pendengaran. Dilihat dari
sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa
lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi). Contoh
media : radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dll.

2. Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media
visual menampilan materialnya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor,
karena melalui media ini perangkat lunak (software) yang melengkapi alat proyeksi
ini akan dihasilkan suatu bias cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang
diinginkan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam bentuk-bentuk visual.
Selain itu fungsi media visual juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas
sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dan
diingat jika disajikan dalam bentuk visual.

Media visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak :

Media visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard,gambar pilihan dan potongan
gambar, film bingkai, film rngkai, OHP, grafik, bagan, diagram, poster, peta, dan lain-
lain.
Media visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan
sebagainya.
3. Media Audio Visual
Media audio visual merupakan media yang mampu menampilkan suara dan gambar.
Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual dibedakan menjadi 2 yaitu madia
audio visual diam, dan media audio visual gerak.

 Media audiovisual diam diantaranya TV diam, film rangkai bersuara, halaman


bersuara, buku bersuara.
 Media audio visual gerak diantaranya film TV, TV, film bersuara, gambar
bersuara, dll.
4. Media Serbaneka, merupakan suatu media yang disesuaikan dengan potensi di
suatu daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di masyarakat yang dapat
dimanfaatkan sebagai media pengajaran.

Contoh media serbaneka di antaranya adalah papan tulis, media tiga dimensi, realita,
dan sumber belajar pada masyarakat.

Papan (board) yang termasuk dalam media ini diantaranya : papan tulis, papan
buletin, papan flanel, papan magnetik, papan listrik, dan papan paku. Media tiga
dimensi diantaranya : model, mock up, dan diorama. Realita adalah benda-benda
nyata seperti apa adanya atau aslinya . contoh pemanfaatan realit misalnya guru
membawa kelinci, burung, ikan atau dengan mengajak siswanya langsung ke kebun
sekolah atau ke peternakan sekolah. Sumber belajar pada masyarakat diantaranya
dengan karya wisata dan berkemah.

D. Klasifikasi Media

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengklasifikasi dan mengidentifikasi


media. Menurut bentuk informasi yang digunakan, anda dapat memisahkan dan
mengklasifikasi media penyaji dalam lima kelompok besar, yaitu media visual diam,
media visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media audio visual
gerak. Klasifikasi media ini dapat menjadi landasan untuk membedakan proses yang
dipakai untuk menyajikan pesan, bagaimana suara dan atau gambar itu diterima,
apakah melalui penglihatan langsung, proyeksi optik, proyeksi elektronik atau
telekomunikasi.

KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN MENURUT PAKAR :

1. Klasifikasi media pembelajaran menurut Azhar Arshad

Klasifikasi sumber belajar tidak jauh berbeda dengan bentuknya. Klasifikasi sumber
belajar menurut Degeng dalam Azhar Arshad (2006) adalah sebagai berikut:

1. Pesan (Apa informasi yang ditransmisikan?)

2. Orang (Siapa/Apakah yang melakukan transmisi?)

3. Bahan (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)

4. Alat (Siapa/Apakah yang menyimpan informasi?)

5. Teknik (Bagaimana informasi itu ditransmisikan?)

6. Lingkungan/Latar (Di mana ditransmisikan?)

2. Klasifikasi media pembelajaran menurut Rudy Bretz

Rudy Bretz, mengklasifikasikan media berdasarkan unsur pokoknya yaitu suara,


visual (berupa gambar, garis, dan simbol), dan gerak. Di samping itu juga, Bretz
membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording).
Dengan demikian, media menurut taksonomi Bretz dikelompokkan menjasi 8
kategori:

1) media audio visual gerak,

2) media audio visual diam,

3) media audio semi gerak,

4) media visual gerak,

5) media visual diam,

6) media semi gerak,

7) media audio, dan

8) media cetak.

3. Klasifikasi media pembelajaran menurut Sudjana dan Ahmad Rifa’i

Sudjana dan Ahmad Rifa’i membedakan atau mengklasifikasikan media ke dalam


empat kelompok, yaitu media grafis (dua dimensi), misalnya gambar, foto, dan
grafik. Media tiga dimensi, misalnya model susun dan model kerja. Media proyeksi,
misalnya OHP dan media lingkungan (alam).
4. Klasifikasi media pembelajaran menurut R. Murry Thomas

Menurut R. Murry Thomas media diklasifikasikan berdasarkan jenjang pengalaman ,


yaitu: (1) Pengalaman dari benda asli (reliefe experience), misalnya bola. (2)
Pengalaman dari benda tiruan (sudstitude of reliefe experience) misalnya gambar dan
foto. (3) Pengalaman dari kata-kata (word only), misalnya buku dan program radio.

5. Klasifikasi media pembelajaran menurut Soeparno

Klasifikasi media berdasarkan karakteristiknya, dibedakan menjadi:

a) media yang memiliki karakteristik tunggal, misalnya radio.


b) media yang memiliki karakteristik ganda, misalnya film dan TV.

Klasifikasi media berdasarkan dimensi presentasi, yang dibedakan menjadi:

a) Lama presentasi yaitu presentasi sekilas, misalnya TV, dan presentasi tak sekilas,
misalnya OHP.
b) sifat presentasi yaitu presentasi kontinyu, misalnya TV, dan presentasi tak
kontinyu, misalnya OHP.

Klasifikasi media berdasarkan pemakainya, dapatdibedakan menjadi

a) berdasarkan jumlah pemakai, yaitu media untuk kelas besar, kelas kecil, dan
belajar individual,
b) berdasarkan usia dan tingkat pendidikan pemakai, yaitu media untuk TK, SD,
SMP, SMU, dan PT.

DAFTAR PUSTAKA

Sudiman, Arif S, dkk. 2010. Media Pendidikan:Pengertian Pengembangan dan


Pemanfaatannya. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada.
Arifin, Zainal dan Setiyawan, Adhi. 2012. Pengembangan Pembelajaran Aktif dengan
ICT. Yogyakarta: Penerbit Skipta.
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai