Izinkan saya memulai dengan mengutip Ayat dalam Alqur’an yang artinya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan mereka sendiri (QS. Ar-Ra’d:11).
Sejarah revolusi industri dimulai dari industri 1.0, 2.0, 3.0, hingga industri 4.0. Fase
industri merupakan real change dari perubahan yang ada. Industri 1.0 ditandai dengan
mekanisasi produksi untuk menunjang efektifitas dan efisiensi aktivitas manusia,
industri 2.0 dicirikan oleh produksi massal dan standarisasi mutu, industri 3.0 ditandai
dengan penyesuaian massal dan fleksibilitas manufaktur berbasis otomasi dan robot.
Industri 4.0 selanjutnya hadir menggantikan industri 3.0 yang ditandai dengan cyber
fisik dan kolaborasi manufaktur. Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang
diprakarsai oleh pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi
manufaktur.
Tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0 berupa perubahan dari cara belajar,
pola berpikir serta cara bertindak para peserta didik dalam mengembangkan inovasi
kreatif berbagai bidang. Dengan hal ini, dapat menekan angka pengangguran di
Indonesia khususnya dalam persaingan pasar global," ungkapnya.
Dalam hal ini pula, banyak aspek yang dapat mengubah cara berpikir manusia di era
digital. Karakteristik yang muncul di dunia digital abad 21 antara lain civitas
akademika harus selalu menjelajah jejak teknologi, berbagi dalam menciptakan ide
dan ilmu yang akan dibuat, berinteraksi serta berkolaborasi dalam hal sosial dengan
memandang berbagai aspek yang akan diterapkan.
Era digital mempunyai banyak ancaman apabila tidak diwaspadai terlebih dahulu.
Secara global, era ini dapat menghilangkan sekitar 1 sampai 1,5 juta pekerjaan dalam
kurun waktu 10 tahun karena adanya peran pengganti manusia dengan mesin
otomatis. Selain itu, 65% murid usia sekolah di dunia akan bekerja pada profesi yang
belum pernah ada saat ini.
Adapun hubungan dunia pendidikan dengan revolusi industri 4.0. adalah dunia
pendidikan dituntut harus mengikuti perkembangan teknologi yang sedang
berkembang pesat serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
fasilitas lebih dan serba canggih untuk memperlancar proses pembelajaran. Selain itu,
diharapkan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pola pikir
pembelajaran dapat bergeser dari berpusat pada guru (teacher centered) menjadi
berpusat pada peserta didik (student centered).
B. Hakikat Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara hariah berarti perantara atau pengantar. Medὀẽ adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Association of Education and
Communication Technology (AECT) di Amerika membatasi media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
Menurut Briggs (Arifin dkk, 2012:6) media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu, Sudiman
(2010:126) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat yang dapat
membantu siswa supaya terjadi proses belajar. Dengan menggunakan media
pembelajaran diharapkan siswa akan dapat memperoleh berbagai pengalaman nyata
sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat diserap dengan mudah dan lebih
baik.
C. Jenis Media Pembelajaran
1. Media Audio, berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke
penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan indra pendengaran. Dilihat dari
sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal (bahasa
lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi). Contoh
media : radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dll.
2. Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media
visual menampilan materialnya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor,
karena melalui media ini perangkat lunak (software) yang melengkapi alat proyeksi
ini akan dihasilkan suatu bias cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang
diinginkan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam bentuk-bentuk visual.
Selain itu fungsi media visual juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas
sajian ide, menggambarkan fakta yang mungkin dapat mudah untuk dicerna dan
diingat jika disajikan dalam bentuk visual.
Media visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak :
Media visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard,gambar pilihan dan potongan
gambar, film bingkai, film rngkai, OHP, grafik, bagan, diagram, poster, peta, dan lain-
lain.
Media visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan
sebagainya.
3. Media Audio Visual
Media audio visual merupakan media yang mampu menampilkan suara dan gambar.
Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual dibedakan menjadi 2 yaitu madia
audio visual diam, dan media audio visual gerak.
Contoh media serbaneka di antaranya adalah papan tulis, media tiga dimensi, realita,
dan sumber belajar pada masyarakat.
Papan (board) yang termasuk dalam media ini diantaranya : papan tulis, papan
buletin, papan flanel, papan magnetik, papan listrik, dan papan paku. Media tiga
dimensi diantaranya : model, mock up, dan diorama. Realita adalah benda-benda
nyata seperti apa adanya atau aslinya . contoh pemanfaatan realit misalnya guru
membawa kelinci, burung, ikan atau dengan mengajak siswanya langsung ke kebun
sekolah atau ke peternakan sekolah. Sumber belajar pada masyarakat diantaranya
dengan karya wisata dan berkemah.
D. Klasifikasi Media
Klasifikasi sumber belajar tidak jauh berbeda dengan bentuknya. Klasifikasi sumber
belajar menurut Degeng dalam Azhar Arshad (2006) adalah sebagai berikut:
8) media cetak.
a) Lama presentasi yaitu presentasi sekilas, misalnya TV, dan presentasi tak sekilas,
misalnya OHP.
b) sifat presentasi yaitu presentasi kontinyu, misalnya TV, dan presentasi tak
kontinyu, misalnya OHP.
a) berdasarkan jumlah pemakai, yaitu media untuk kelas besar, kelas kecil, dan
belajar individual,
b) berdasarkan usia dan tingkat pendidikan pemakai, yaitu media untuk TK, SD,
SMP, SMU, dan PT.
DAFTAR PUSTAKA