Anda di halaman 1dari 11

C.

Gejala Relativitas Khusus Einstein

Akibat Postulat Einstain

Pada postulat Einstain telah dijalaskan bahwa besaran yang tetap dan sama untuk semua
pengamat hanyalah kecepatan cahaya berarti besaran lain tidaklah sama. Besaran – besaran itu
diantaranya adalah kecepatan relatih benda, panjang benda waktu, massa dan energi.
1. Dilatasi Waktu
Dilatasi waktu adalah fenomena yang dijelaskan dalam teori relativitas dimana waktu
yang dirasakan oleh sesuatu yang diam akan terasa lebih lama dibandingkan dengan
waktu yang ditempuh benda yang bergerak dengan syarat benda yang bergerak tersebut
memiliki kecepatan mendekati kecepatan cahaya, yaitu 3 x 108 m/s.

Dilatasi waktu adalah peristiwa dimana terdapatnya perbedaan kecepatan waktu pada
suatu kejadian yang diamati oleh 2 pengamat yang berbeda medan grafitasi. Seperti yang
kita ketahui bahwa hubungan waktu, kecepatan konstan dan jarak lalu lintas objek
terdapat pada persamaan berikut :

D = ct
Dimana D adalah jarak lintas, c adalah kecepatan cahaya, dan t adalah waktu perjalanan.

Misalkan pada suatu pengamatan terdapat dua cermin A dan B yang memiliki jarak besar
D. Sebuah sinar dipancarkan dengan kecepatan c. Waktu yang dibutuhkan sinar untuk
pergi dari A menuju B dan kembali lagi menuju A adalah t. Sehingga waktu yang
dibutuhkan sinar untuk melakukan perjalanan adalah

Δt = 2

Berdasarkan teorema phythagoras, dapat kita tentukan bahwa panjang D adalah sebagai
berikut :

D=
substitusikan Δt = 2L/c  L =c

D=

Bila digabung pada persamaan ini , maka :

Δt’= 2D/c

Δt’ =

Substitusikan D pada persamaan awal maka akan didapatkan persamaan berikut

Kembalikan kepada persamaan awal dimana L adalah D sehingga :

2L t
c t ' 
t '  v2
v2 1 2
1 menurut
∆t’ = selang waktu kejadian pengamat yg bergerak
c
c2

∆t = selang waktu kejadian menurut pengamat yg diam

v = kecepatan pengamat yg bergerak

c = kecepatan cahaya

3. Kontransi Panjang
Kontraksi panjang adalah penyusutan panjang suatu benda akibat gerak relatif pengamat atau
benda yang bergerak mendekati cepat rambat cahaya. Penyusutan panjang yang terjadi
merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan pemekaran waktu. Panjang benda
yang diukur dalam kerangka acuan di mana bendanya berada dalam keadaan diam
disebut panjang patut (panjang benda menurut pengamat), l. Kita tinjau sebatang tongkat
dalam keadaan diam di S' dengan satu ujung di x2' dan ujung lainnya di x1' , seperti pada
Gambar 2.. Panjang tongkat dalam kerangka ini adalah l = x2' – x1'.

Gambar 2. Kontraksi panjang.

Untuk menentukan panjang tongkat di kerangka S, didefinisikan bahwa l = x2 – x1. Berdasarkan


invers dari persamaan (18) akan diperoleh:

x2' = γ (x2 – vt2) ................................................. (15)

dan

x1' = γ (x1 – vt1) ................................................. (16)

Karena waktu pengukuran x1 sama dengan waktu pengukuran x2, maka t1 = t2, sehingga:

dengan l0 adalah panjang benda sebenarnya, v adalah kecepatan benda, c adalah cepat rambat
cahaya, dan l adalah panjang benda menurut pengamat. Adanya dilatasi waktu yang dipengaruhi
oleh gerak benda relatif, akan memengaruhi pengukuran panjang. Panjang benda yang bergerak
terhadap pengamat kelihatannya lebih pendek daripada panjang sebenarnya.
dengan :

L = panjang benda menurut pengamat yang bergerak relatif terhadap benda


L0 = panjang benda menurut pengamat yang diam relatif terhadap bend

2. Pemuaian Massa

Perubahan besaran oleh pengamat diam dan bergerak juga terjadi pada massa benda dan
energinya.

Dan energi benda diam dan bergerak memiliki hubungan sebagai berikut.

(a) Energi total : E = mc2


(b) Energi diam : E0 = m0 c2
(c) Energi kinetik : Ek = E – E0
Poin-poin diatas merupakan formulasi energi dari teori relativitas einstein.

3. Efek Doppler

Efek Doppler adalah efek di mana seorang pengamat merasakan perubahan frekuensi
dari suara yang didengarnya manakala ia bergerak relatif terhadap sumber suara. Efek ini
ditemukan oleh seorang ahli fisika Austria Christian Doppler pada tahun 1842. Untuk
menghormati penemuan tersebut maka efek ini disebut efek Doppler.

Efek Doppler yang dirasakan oleh seorang pengamat adalah tatkala ia merasakan
frekuensi bunyi yang lebih tinggi dari frekuensi sumber bunyi itu sendiri manakala ia dan/atau
sumber bunyi bergerak relatif saling mendekati, dan merasakan frekuensi bunyi yang lebih
rendah manakala ia dan/atau sumber bunyi bergerak relatif saling menjauhi.

Kita mengenal efek doppler pada bunyi, dimana terjadinya pertambahan tinggi nada jika
sumbernya mendekati kita dan sebaliknya. Perubahan frekuensi ini merupakan efek doppler yang
asal usulnya dapat dicari secara langsung. Efek doppler tentang bunyi menyatakan bahwa
pertambahan tinggi nada terjadi, jika sumber bunyi mendekati kita, dan menurun jika sumber
bunyi menjauhi kita atau kita menjauhi sumber bunyi. Gerak relatif antara pengamat dengan
sumber bunyi mengubah frekuensi yang diterima. Hubungan frekuensi sumber V0 dan frekuensi
pengamat V dapat dinyatakan sebagai:
Dengan :

c = kelajuan bunyi

V = kelajuan sumber (+ jika bergerak kearah pengamat dan sebaliknya)

v = kelajuan pengamat (+ jika bergerak kearah sumber dan sebaliknya)

v = frekuensi pengamat

= frekuensi sumber

Efek doppler untuk bunyi jelas berubah bergantung pada sumbernya, atau pengamatnya
atau keduanya bergerak, seakan bertentangan dengan prinsip relativitas, semua hanya bergantung
pada gerak relatif antara sumber dan pengamat. Diketahui bahwa gelombang bunyi hanya terjadi
dalam medium materi seperti udara atau air, medium itu sendiri merupakan kerangka acuan,
terhadap kerangka ini bergerak sumber dan dan pengamat dapat diamati dan diukur. Berarti tidak
ada kontradiksi.

Sedangkan untuk kasus cahaya tidak berkaitan dengan medium melainkan hanya oleh
gerak relatif antara pengamat dan sumber saja. Jadi efek doppler dalam cahaya berbeda dengan
bunyi. Pada efek doppler pada cahaya Frekuensi yang teramati selalu lebih kecil jika pengamat
bergerak tegak lurus terhadap sumber. Efek doppler relativistik dapat terjadi secara transversal
maupun longitudinal.

1. Efek doppler relativistik transversal terjadi jika :


a. Pengamat bergerak tegak lurus pada baris antara ia dengan sumber cahaya.
Waktu proper antara titik sehingga selang waktu antara titik berikut

Jadi frekuensi yang teramati adalah :

= frekuensi pengamat

= frekuensi sumber

= kelajuan cahaya

= kelajuan pengamat

Frekuensi yang diamati selalu lebih kecil dari frekuensi sumber

b. Pengamat menjauhi sumber cahaya. Pengamat menempuh jarak vt menjauhi sumber

antara dua titik. Hal ini berarti cahaya dari suatu titik tertentu mengambil waktu

lebih panjang untuk samapi kepadanya dibandingkan sebelumnya. Jadi total waktu
antara kedatangan gelombang yang berurutan adalah :

T=t+ = =
T= , sehingga frekuensi yang teramati adalah :

Atau

Sehingga,

= frekuensi pengamat (menjauhi)

= frekuensi sumber

= kelajuan cahaya

= kelajuan pengamat

Frekuensi yang diamati lebih rendah dari frekuensi sumber.

c. Pengamat mendekati sember cahaya. Pengamat menempuh jarak menuju sumber

antara titik masing-masing gelombang cahaya mengambil lebih sedikit waktu

datang dari sebelumnya. Dengan cara yang sama pada langkah 2.

T=t- = =
T= , sehingga frekuensi yang teramati adalah :

Atau

Sehingga

= frekuensi pengamat (menjauhi)

= frekuensi sumber

= kelajuan cahaya

= kelajuan pengamat

Frekuensi yang diamati lebih tinggi dari frekuensi sumber.

2. Efek doppler longitudonal relativistik


Efek doppler longitudonal relativistik berlaku jika pengamat O bergerak menuju
atau menjauhi sumber dalam suatu garis yang menghubungkan keduanya. Frekuensinya
dapat dinyatakan :

D. Dinamika Relativistik

a. Momentum dan Energi


Momentum suatu partikel didefinisikan sebagai perkalian massa dan kecepatannya. Berdasarkan
hukum kekekalan momentum linier dalam relativitas umum, maka didefinisikan kembali
momentum sebuah partikel yang massa diamnya m0 dan lajunya v adalah:

Dalam mekanika klasik, usaha yang dilakukan oleh gaya yang bekerja pada partikel sama dengan
perubahan pada energi kinetik partikel tersebut. Sebagaimana dalam mekanika klasik, kita akan
mendefinisikan energi kinetik sebagai kerja yang dilakukan oleh gaya dalam mempercepat
partikel dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan tertentu. Jadi,

dengan v = ds/dt, jadi:

Kemudian, persamaan tersebut disubstitusikan ke persamaan (2), maka diperoleh:


Suku kedua persamaan (3) tidak bergantung pada kecepatan dan disebut energi diam partikel E0,
yang merupakan perkalian massa diam dengan c2 .

E0 = m0 . c2

Jumlah energi kinetik dan energi diam disebut energi relativistik, yaitu :

b. Kesetaraan massa dan energy

Persamaan E = mc 2 menunjukkan energi yang selalu massa pameran dalam bentuk


apapun energi yang diperlukan. Massa-energi kesetaraan juga berarti bahwa konservasi massa
menjadi penyajian kembali, atau persyaratan, dari hukum kekekalan energi, yang
merupakanhukum pertama termodinamika. Kesetaraan massa-energi tidak berarti massa yang
dapat "diubah" menjadi energi, dan memang menyiratkan sebaliknya. Teori modern menyatakan
bahwa baik massa maupun energi dapat dihancurkan, tetapi hanya pindah dari satu lokasi ke
lokasi lain.Massa dan energi keduanya dilestarikan secara terpisah dalam relativitas khusus, dan
tidak dapat dibuat atau dihancurkan.
Konsep kesetaraan massa-energi menghubungkan konsep kekekalan massa dan kekekalan energi,
yang terus memegang secara terpisah.memungkinkan partikel yang memiliki massa diam untuk
dikonversi menjadi bentuk lain dari massa yang memerlukan gerak, seperti energi kinetik ,
panas, atau cahaya. However, the mass remains. Namun, massa tetap.

Massa relativistik didefinisikan sebagai rasio momentum dari suatu obyek untuk kecepatannya.
massa relativistik tergantung pada gerak objek.

Rumus kemudian diminta untuk menghubungkan berbagai jenis massa dan energi, adalah versi
diperpanjang's persamaan Einstein, yang disebut hubungan energi-momentum relativistik :

Atau

Di sini (pc) 2 istilah merupakan kuadrat dari norma Euclidean (panjang vektor total) dari vektor
berbagai momentum dalam sistem, yang mengurangi dengan kuadrat besar momentum
sederhana, jika hanya satu partikel dianggap. Untuk foton dimana m 0 = 0,persamaan tereduksi
menjadi r E = pc.

Anda mungkin juga menyukai