Anda di halaman 1dari 4

DILATASI WAKTU & KONTRAKSI PANJANG

Bagaimana konsep mengenai dilatasi waktu dan kontraksi panjang dalam relativitas khusus?
Suatu perubahan mendasar mengenai waktu dan besaran fisis yang sifatnya mutlak berubah setelah
Einstein mengajukan dua postulat. Kedua postulat ini pada akhirnya akan mengubah semua besaran fisis
yang dulunya dianggap sebagai besaran yang mutlak atau sama bagi setiap pengamat baik diam maupun
bergerak, sekarang menjadi "relative" terhadap pengamat tertentu. Beberapa konsekuensi yang terjadi
selain waktu, panjang yang diukur oleh seorang pengamat juga merupakan besaran yang bersifat relatif
dan bergantung pada pengamat. Dua postulat yang dikemukakan oleh Einstein adalah sebagai berikut:

 Prinsip Relativitas: Semua hukum fisika mempunyai bentuk yang sama dalam semua kerangka
acuan inersia.
 Prinsip dari kelajuan cahaya: Kelajuan cahaya dalam ruang bebas (free space) adalah sama
bagi semua kerangka inersia. Hal tersebut tidak bergantung pada gerak sumber ataupun
pengamat.

Kedua postulat di atas dibatasi oleh suatu kerangka acuan inersia. Kerangka acuan inersia merupakan
suatu kerangka acuan yang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan. Dua postulat diatas sangat
terkenal sebagai postulat dalam "relativitas khusus". Mengapa khusus, karena keduanya dibatasi dalam
suatu kerangka inersia, kekhususan inilah yang menjadikannya sebagai postulat relativitas khusus
Einstein. Dalam kerangka acuan yang dipercepat Eistein memasukannya kedalam teori umum relativitas
(general theory of relativity). Baiklah marilah kita bahas dua konsekuensi dari postulat Einstein yaitu
dilatasi waktu dan kontraksi panjang.

A. DILATASI WAKTU
Atau disebut juga dengan pemekaran waktu adalah efek bertambah lamanya selang waktu
yang di ukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian.
Dalam relativitas khusus, waktu tidaklah mutlak tetapi relatif, tergantung pada gerak
pengamat relatif terhadap kejadian yang diamatinya. Misalkan selang waktu antara 2 kejadian
yang terjadi pada tempat yang sama (𝑥2 ′ − 𝑥1 ′) dalam kerangka acuan s′ [kerangka awam
pengamat yang diam terhadap kejadian], diukur adalah ∆𝑡𝑝 . Tentu saja ∆𝑡𝑝 = (𝑡2 ′ − 𝑡1 ′). Tetapi
hasil pengukuran selang waktu menurut kerangka awam x [kerangka awam pengamat yang
bergerak terhadap kejadian] adalah ∆𝑡. Tentu saja, ∆𝑡 = 𝑡2 ′ − 𝑡1
Akibat penting postulat Einstein dan transformasi Lorentz adalah bahwa selang waktu
antara dua kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka acuan selalu lebih
singkat daripada selang waktu antara kejadian sama yang diukur dalam kerangka acuan lain yang
kejadiannya terjadi pada tempat yang berbeda.
Pada dua kejadian yang terjadi di x0' pada waktu t1' dan t2' dalam kerangka S ', kita dapat
menentukan waktu t1 dan t2 untuk kejadian ini dalam kerangka S dari persamaan (9). Kita
peroleh:
Sehingga, dari kedua persamaan tersebut diperoleh:

t2 - t1 = γ (t2' – t1')

Waktu di antara kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu kerangka
acuan disebut waktu patut, tp. Dalam hal ini, selang waktu Δtp = t2' – t1' yang diukur dalam
kerangka S' adalah waktu patut. Selang waktu Δt yang diukur dalam kerangka sembarang lainnya
selalu lebih lama dari waktu patut. Pemekaran waktu ini disebut dilatasi waktu, yang besarnya:

Δt = γ.Δtp

Sebelum melakukan perjalanan ke ruang antariksa, seorang astronaut memiliki laju detak
jantung terukur 80 detak/menit. Ketika astronaut mengangkasa dengan kecepatan 0,8 c terhadap
Bumi, berapakah laju detak jantung astronaut tersebut menurut pengamat di Bumi?

Penyelesaian:
Kecepatan astronaut terhadap Bumi:

v = 0,8 c
v/c = 0,8

γ dapat ditentukan dengan persamaan:

persamaan konstanta dilatasi waktu

Waktu patut, Δtp adalah selang waktu detak jantung astronaut yang terukur di Bumi. Jadi,
Δtp = 1 menit/80 detak.

Selang waktu relativistik, Δt adalah selang waktu detak jantung astronaut yang sedang
mengangkasa diukur oleh pengamat di Bumi. Pemekaran waktu dihitung melalui persamaan (14):

Δt = γ . Δtp = 10/6 (1menit/80 detak) = 1 menit/((6/10) x 80 detak) = 1 menit/48 detak.


B. KONTRAKSI PANJANG

Kontraksi panjang adalah penyusutan panjang suatu benda akibat gerak relatif pengamat
atau benda yang bergerak mendekati cepat rambat cahaya. Penyusutan panjang yang terjadi
merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan pemekaran waktu. Panjang benda yang
diukur dalam kerangka acuan di mana bendanya berada dalam keadaan diam disebut panjang
patut (panjang benda menurut pengamat), l. Kita tinjau sebatang tongkat dalam keadaan diam di
S' dengan satu ujung di x2' dan ujung lainnya di x1' , seperti pada Gambar 2.. Panjang tongkat
dalam kerangka ini adalah l = x2' – x1'.

Kontraksi panjang
Gambar 2. Kontraksi panjang.

Untuk menentukan panjang tongkat di kerangka S, didefinisikan bahwa l = x2 – x1.


Berdasarkan invers dari persamaan (18) akan diperoleh:

x2' = γ (x2 – vt2)

dan

x1' = γ (x1 – vt1)

Karena waktu pengukuran x1 sama dengan waktu pengukuran x2, maka t1 = t2,
sehingga:
panjang dilatasi waktu

dengan L0 adalah panjang benda sebenarnya, v adalah kecepatan benda, c adalah cepat
rambat cahaya, dan l adalah panjang benda menurut pengamat. Adanya dilatasi waktu yang
dipengaruhi oleh gerak benda relatif, akan memengaruhi pengukuran panjang. Panjang benda
yang bergerak terhadap pengamat kelihatannya lebih pendek daripada panjang sebenarnya.

Contoh Soal 2 :

Sebuah tongkat dengan panjang 50 cm, bergerak dengan kecepatan v relatif terhadap
pengamat dalam arah menurut panjangnya. Tentukan kecepatannya, jika panjang tongkat menurut
pengamat adalah 0,422 m!
Penyelesaian:
Diketahui:
l0 = 50 cm = 0,5 m
l = 0,422 m

Ditanya: v = ... ?

Pembahasan :
Berdasarkan persamaan (17) maka kita dapat menentukan kecepatan benda, yaitu:
kecepatan panjang benda dilatasi waktu

Anda mungkin juga menyukai