Anda di halaman 1dari 45

Kelompok 1

TEORI RELATIVITAS KHUSUS


Anggota :
1. Alvian Rezky
2. Cici Ramadani
3. Ella Vriwista
4. Hafizah Rahmi
5. Nova Desrian Siska
6. Yaumil khairiyah
7. Yofva Ramadhani
8. Wasni Fitri
TRANSFORMASI GALILEO
1. TRANSFORMASI GALILEO
Prinsip relativitas Galileo dikenal pula sebagai prinsip
relativitas klasik. Karena hanya berkaitan dengan hukum-
hukum gerak Newton.

Prinsip relativitas Galileo tersebut dibangun berdasarkan


dua postulat antara lain sebagai berikut :
• Waktu adalah besaran mutlak.
• Hukum-hukum gerak Newton tidak berubah bentuk
(invarian).
Transformasi Galileo dapat dibedakan atas dua bahagian
yaitu :

a. Transformasi Galileo untuk koordinat dan waktu


b. Transformasi Galileo untuk kecepatan dan
percepatan
A. Transformasi Galileo untuk koordinat dan
waktu

• Menunjukkan dua buah kerangka inersial S dan


S1. Misalkan kerangka acuan S berhubungan
dengan pengamat yang diam relatif terhadap
bumi dan memiliki sistem koordinat XYZ dengan
titik asal O.

• Kerangka acuan S1 berhubungan dengan


pengamat dan memiliki koordinat X1Y1Z1
dengan titik asal O1,
b. Transformasi Galileo untuk kecepatan dan
percepatan

Untuk memperoleh transformasi Galileo untuk


kecepatan, suatu persamaan harus kita
diferensialkan terhadap waktu .

x' = x – v t dx'/dt = , dx/dt = ux,


• Terdapat kerangka acuan S dengan sistem
koordinat (x, y, z) dan kerangka acuan S’ dengan
sistem koordinat (x’, y’, z’)
• Transformasi kebalikan

• Transformasi Galileo untuk kecepatan


POSTULAT GALILEO

• Postulat pertama Galileo memberikan


persyaratan:
t = t’
• Postulat kedua Galileo memberikan persyaratan
terhadap hukum Newton.

F = d2x/dt2 = F = d2x’/dt’2 . . . Persamaan (1)

Apabila menurut pengamat A, hukum Newton


memiliki bentuk:
F = d2x/dt2 . . .. persamaan (2)

Menurut pengamat B, hukum Newton juga harus


memiliki bentuk yang serupa, yaitu:
F = d2x’/dt’2 . . . . persamaan (3)
CONTOH SOAL

Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan 60


km/jam. Seorang penumpang berjalan dalam
kereta dengan kecepatan 6 km/jam searah dengan
kereta. Berapa kecepatan penumpang tersebut
terhadap orang yang diam di tepi rel?
JAWABAN :

v = 60 km/jam
u’x = 6 km/jam

Jadi, kecepatan penumpang (ux) terhadap orang


yang diam adalah :
u’x = ux - v
ux = u’x + v
ux = 6 km/jam + 60 km/jam
ux = 66 km/jam.
KEGAGALAN HIPOTESIS ETER
Postulat Enstein
Postulat Enstein

Teori relativitas Einstein merujuk pada kerangka


acuan inersial yaitu kerangka acuan yang bergerak
relatif pada kecepatan konstan (tetap) terhadap
kerangka acuan lainnya.
Einstein mengemukakan dua postulat, yaitu:

1. Hukum-hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada


semua kerangka acuan inersial.
2. Cahaya yang merambat di ruang hampa dengan kecepatan
c = 3 x 108 m/s adalah sama untuk semua pengamat dan
tidak bergantung pada gerak sumber cahaya maupun
kecepatan pengamat.
Akibat Postulat Einstain
a. Kecepatan relatif

Jika ada sebuah pesawat (acuan O’) yang bergerak


dengan kecepatan v terhadap bumi (acuan O) dan
pesawat melepaskan bom (benda) dengan kecepatan
tertentu maka kecepatan bom tidaklah sama menurut
orang di bumi dengan orang di pesawat
Kecepatan relatif itu memenuhi persamaan
berikut.

dengan :
vx = kecepatan benda relatif terhadap pengamat diam
(m/s)
vx’ = kecepatan benda relatif terhadap pengamat
bergerak (m/s)
v = kecepatan pengamat bergerak (O’) relatif terhadap
pengamat diam (O)
c = kecepatan cahaya
b. Kontransi Panjang
Kontransi panjang adalah penyusutan panjang
suatu benda menurut pengamat yang bergerak.
Penyusutan ini memenuhi persamaan berikut.
dengan :
L = panjang benda menurut pengamat yang
bergerak relatif terhadap benda
L0 = panjang benda menurut pengamat yang diam
relatif terhadap benda
Contoh soal
c. Dilatasi Waktu
Dilatasi waktu adalah peristiwa pengembungan
waktu menurut pengamat yang bergerak.
Hubungannya memenuhi persamaan berikut.
dengan :
Δt = selang waktu menurut pengamat yang
bergerak terhadap kejadian
Δt0 = selang waktu menurut pengamat yang diam
terhadap kejadian
d. Massa dan energi relatif
Perubahan besaran oleh pengamat diam dan
bergerak juga terjadi pada massa benda dan
energinya.
Dan energi benda diam dan bergerak memiliki
hubungan sebagai berikut.
(a) Energi total : E = mc2
(b) Energi diam : E0 = m0 c2
(c) Energi kinetik : Ek = E – E0
Dilatasi waktu
DILATASI WAKTU

Dilatasi waktu adalah


konsekuensi dari Peristiwa ini bukanlah
teori relativitas khusus di akibat dari kesalahan
mana dua pengamat yang jam atau faktor teknis
bergerak relatif terhadap satu lainnya, tetapi
sama lain akan mengamati merupakan sifat dasar
bahwa jam pengamat lain dari ruang-waktu yang
berdetak lebih lambat dari
dijelaskan dalam teori
jamnya.
relativitas.
Selang waktu Δt0 antara dua kejadian yang terjadi pada tempat
yang sama (x2= x1) dalam kerangka acuan S’ diukur
menjadi Δt0. Dari persamaan :

selang waktu Δt antara kedua kejadian yang diukur dalam


kerangka acuan S adalah Δt = t2 - t2
karena x’2 = x’1 maka x’2 - x’1 = 0, jadi Δt = k(t’ 2 - t’ 1) karena t’ 2 -
t’ 1 = Δt0 maka :

dengan:
Δt = selang waktu yang dinyatakan oleh jarum jam yang bergerak
terhadap kejadian
Δt0 = selang waktu yang dinyatakan oleh jarum jam yang diam terhadap
kejadian
Sekarang kita ambil contoh misalkan kita bergerak
dengan mobil kita terus menerus selama 100 tahun
(misalkan! ) dengan kecepatan 100 km/jam. Mula-
mula kita konversikan dulu kecepatan 100 km/jam
menjadi 27.8 meter/detik :
Lalu sesudah itu kita masukkan kecepatan tersebut ke
dalam rumus dilatasi waktu seperti di atas:
Kita dapat melihat di sini bahwa kalau kita
bergerak ‘hanya’ dengan kecepatan 100
km/jam dalam waktu 100 tahun, maka
waktu pada benda diam dan waktu pada
benda bergerak perbedaan sangat
sangat sangat kecil sekali, sehingga bisa
diabaikan. Alias 100 tahun pada benda
diam sama dengan 100 tahun pada benda
yang bergerak secepat 100 km/jam.
Nah, sekarang coba kalau kita naik pesawat ruang
angkasa dengan kecepatan 0,7 kali kecepatan
cahaya (0,7c) atau 0,7 X 1.080.000.000 km/jam =
756.000.000 km/jam. Kita masukkan ke dalam
rumus, maka:
Maka terlihat
bahwa 100 tahun
waktu di Bumi
sama dengan
71.4 tahun waktu
di pesawat luar
angkasa yang
melakukan
perjalanan
selama 100 tahun
di Bumi.
Dua orang saudara kembar A dan B
berusia 40 tahun. A melakukan
perjalanan le suatu bintang dengan
kecepatan v = 0,8 c. Ketika kembali ke
bumi, B berusia 70 tahun. Berapa usia
si A?
Jawab:
Menurut B yang ada di bumi, A
telah melakukan perjalanan
selama 30 tahun, berarti t = 30
tahun. Menurut A, ia telah
melakukan perjalanan selama

Maka, usia A adalah 40 + 18 = 58


tahun. Berarti ia lebih muda 12
tahun.
PERGERSERAN DOPPLER
Pengerutan Panjang
Pengerutan Panjang

Sebuah benda diam tampak lebih panjang jika


diukur oleh pengamat yang diam terhadap benda,
sedangkan untuk pengamat yang bergerak relatif
terhadap benda, maka panjang benda tampak lebih
pendek.
Dalam hal ini, dengan kecepatannya dapat
dikatakan mengalami penyusutan dan keadaan ini
disebut kontraksi panjang atau kontraksi Lorentz.
Hubungan antara benda yang diam (L0) dengan
panjang benda yang sedang bergerak (L) dapat
diturunkan dari persamaan transformasi Lorentz,
sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut.
Contoh soal
1. Panjang benda diukur pengamat yang diam =
12 m. Berapakah panjang benda itu bila diukur
oleh pengamat yang bergerak dengan
kecepatan 0,8 c (c = kecepatan cahaya) relatif
terhadap benda?
A. 12,6 m
B. 12,2 m
C. 9,6 m
D. 7,2 m
E. 6,0 m
TRANFORMASI LORENTS
Transformasi lorentz
adalah transformasi ruang-
waktu yang melandasi teori
relativitas khusus antara
dua pengamat yang
bergerak dengan kecepatan
konstan.
Transformasi Lorentz
x’ = ϒ(x – v.t), y’ = y, z’ = z dan t’≠ t

Kebalikan transformasi Lorentz


x = ϒ (x’ + v.t’), y = y’, z = z’
dan t’≠ t
TRANSFORMASI LORENTZ

t
Contoh Soal
Sebuah pesawat tempur yang bergerak dengan kecepatan 0,8 c relatif
terhadap bumi menembakkan roket dengan kecepatan 0,6 c. Berapakah
kecepatan roket tersebut menurut pengamat yang diam di bumi?
Penyelesaian :
Diketahui : v = 0,8 c
vx’= 0,6 c
Ditanyakan : vx =?

Anda mungkin juga menyukai