Anda di halaman 1dari 62

TEORI

RELATIVITAS
Kelompok 2 - 12 IPA 4
Kelompok 2
1. Muthiah Naurah Arafah (20)
2. Azhliha Dwiamaedi Khaerani Syam
(09)
3. Nur Anggun Maharani Burham Mae
(22)
4. Warda Putri Awalia (32)
5. Muh. Misbah Ikhsan (17)
6. Yusril Ikhsan Apriyaldi (33)
Yuk Kenalan dengan Para Tokoh!
Karena pepatah mengatakan “Tak Kenal maka Tak Sayang”

Albert Abraham Michelson Edward Williams Morley Galileo Galilei Albert Einstein Hendrik Antoon Lorentz
(9 Desember 1852 – 9 Mei 1931) (29 Januari 1838 – 24 Februari (15 Februari 1564 – 8 Januari (14 Maret 1879 – 18 April 1955) (1853 – 1928)
1923) 1642)
Teori Relativitas
Hi teman-teman! Pada Kesempatan ini kita akan berdiskusi mengenai

PERCOBAAN MICHELSON DAN MORLEY


TRANSFORMASI GALILEO DAN TRANSFORMASI LORENTZ
POSTULAT RELATIVITAS KHUSUS EINSTEIN
KONTRAKSI PANJANG DAN MASSA RELATIVISTIK

DILATASI WAKTU DAN KESETARAAN MASSA & ENERGI

MOMENTUM RELATIVISTIK

Enjoy!
01
Percobaan
Michelson dan
Morley
Percobaan Michelson dan Morley
Semua gelombang mekanik memerlukan medium untuk merambat. Oleh karena itu, saat Maxwell
menemukan gelombang elektromagnetik, para ilmuwan terdahulu beranggapan bahwa gelombang tersebut
juga memerlukan medium untuk merambat. Para ilmuwan kemudian mengusulkan “eter” sebagai medium
perambatannya dengan sifat-sifat sebagai berikut.:

1. Ada di mana-mana, bahkan di ruang hampa,

2. Tidak bermassa,

3. Tidak memberikan efek apa pun pada pergerakan planet.


Percobaan Michelson dan Morley
Sehingga pada tahun 1887 untuk membuktikan keberadaan eter, Michelson dan Morley melakukan
percobaan dengan menggunakan alat interferometer berikut:
Percobaan Michelson dan Morley
Pada percobaan ini, Michelson dan morley menggunakan prinsip penjumlahan vektor kecepatan dengan
pemisalan:
c: kecepatan cahaya
v: kecepatan eter
u: kecepatan cahaya menurut pengamat

Sehingga didapatkan dengan besar:


Percobaan Michelson dan Morley
Jika L(A) adalah jarak lintasan dari cermin transparan ke cermin tetap, waktu yang ditempuh
cahaya dari cermin transparan ke cermin tetap dan kembali lagi ke cermin transparan adalah
sebagai berikut

Berdasarkan gambar, dapat dilihat bahwa panjang lintasan yang ditempuh cahaya dari cermin
transparan ke cermin yang dapat bergerak sama dengan panjang lintasan cahaya. Ini berarti:
Percobaan Michelson dan Morley
Tujuan dari percobaan ini adalah membuktikan keberadaan eter. Jika eter memang benar adanya,
maka akan ada perbedaan waktu yang dilalui oleh berkas sinar. Ketika panjang gelombang yang
digunakan dalam percobaan diubah, seharusnya terjadi pergeseran pita interferensi.

Akan tetapi, setelah setahun melakukan penelitian, Michelson dan Morley tidak menemukan
adanya pergeseran pita interferensi. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa:
1. Eter tidak ada
2. Kecepatan Cahaya adalah besaran mutlak, tidak bergantung pada kerangka acuan inersia.
Percobaan Michelson dan Morley
Jika panjang lintasan vertikal dan horizontal dibuat sama, perubahan pita interferensi terhadap panjang
gelombang cahaya yang dilewatkan seharusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:
∆λ = pergeseran pita interferensi;
L = panjang lintasan (m);
λ = panjang gelombang (m);
v = kelajuan eter atau benda (m/s);
c = kelajuan cahaya (m/s).
Contoh Soal
Suatu percobaan Michelson dan Morley dilakukan dengan memperkirakan v adalah kelajuan orbit Bumi
mengelilingi Matahari sebesar 3 × 104 m/s. Jika sinar hijau (λ = 5,5 × 10−7 m) dilewatkan pada jarak L
yang ekuivalen dengan 11 m, seharusnya terjadi pergeseran pita interferensi sebesar……..
Dit: ∆λ = ...? Penyelesaian: Jadi, ∆λ = 0,4 bagian
Dik:
v = 3 × 104 m/s
λ = 5,5 × 10−7 m
L = 11 m
c = 3 × 108 m/s
02
Transformasi Galileo
dan Transformasi
Lorentz
Perbedaan
Transformasi galileo Transformasi Lorentz
1. Tinjauan kecepatan benda 1. Tinjauan kecepatan benda
Benda yang kecepatannya jauh Benda yang kecepatannya
lebih kecil dari kecepatan mendekati kecepatan cahaya
cahaya (v<<<c) (v ~ c)
2. Tinjauan waktu oleh pengamat 2. Tinjauan waktu oleh pengamat
Waktu yang diukur oleh kedua Waktu yang diukur oleh kedua
pengamat adalah sama (t=t’) pengamat adalah berbeda (t≠t’)
3. Tinjauan kerangka acuan 3. Tinjauan kerangka acuan
x’ = x - vt x’ = γ (x - vt)
x = x’ + vt
Transformasi Galileo
Transformasi Galileo
Gerak dapat dikatakan bersifat relatif. Relativitas yang terjadi dalam gerak ini dapat ditinjau dari konsep kejadian,
pengamat, dan kerangka acuan.

1. Kejadian adalah suatu peristiwa fisika yang terjadi dalam suatu ruang pada suatu waktu sesaat yang tertentu.
Contoh kejadian adalah: kilat di langit, tumbukkan antara dua mobil, dan sebagainya.

2. Seseorang yang mengamati suatu kejadian dan melakukan pengukuran, misalnya pengukuran koordinat dan
waktu disebut pengamat.

3. Dalam menentukan letak sebuah titik dalam ruang kita memerlukan suatu sistem koordinat atau kerangka
acuan. Misalnya, untuk menyatakan buah sebelum jatuh dari pohonnya, seorang pengamat memerlukan suatu
kerangka acuan dengan koordinat (x, y, z). Jadi, kerangka acuan adalah suatu sistem koordinat.
Transformasi Galileo
Berdasarkan teori relativitas khusus, transformasi Galileo hanya berlaku untuk kecepatan yang relatif rendah, jauh
lebih lambat dibanding kecepatan cahaya.
Transformasi sendiri berarti hubungan antara dua buah sistem yang relatif bergerak dengan dengan kecepatan
tetap satu terhadap yang lainnya. Kerangka acuan yang digunakan adalah kerangka acuan inersia.

Kerangka acuan inersia adalah suatu kerangka acuan yang berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan terhadap kerangka acuan lain pada garis lurus. Untuk menyatakan hubungan suatu kejadian
(dalam kerangka acuan inersia) yang diamati oleh pengamat (dalam kerangka acuan lain) yang bergerak dengan
kecepatan relatif konstan, digunakan transformasi Galileo.
Transformasi Galileo
Untuk merumuskan transformasi Galileo, diilustrasikan sebuah kejadian berikut:
Transformasi Galileo
1. Mula-mula S dan S' berimpit
2. Setelah selang waktu t sekon, S' menempuh jarak sejauh d (d=vt)

3. Seorang penumpang p di dalam kereta bergerak secara konstan dengan kecepatan ux terhadap S dan ux'
terhadap S' yang searah dengan v
Transformasi Galileo
Pada saat t sekon, P memiliki koordinat ruang (x,y,z) dan koordinat waktu t terhadapt S, serta memiliki koordinat
ruang (x', y', z') dan koordinat waktu t' terhadap S' yang memenuhi hubungan:
Contoh Soal
Sebuah gerbong kereta bergerak dengan kelajuan 15 m/s relatif terhadap Andi yang berdiri di atas tanah.
Di dalam gerbong, Dina berjalan dengan kelajuan 1 m/s relatif terhadap kereta. Jika arah gerak Dina
searah dengan gerak kereta, tentukan kelajuan Dina relatif terhadap Andi!
Dit: u(x) Penyelesaian: Jadi, Kelajuan Dina
Dik: = ...? relatif terhadap Andi
v = 15 m/s adalah 16 m/s.
ux ’ = 1 m/ss
Transformasi Lorentz
Transformasi Lorentz
> Persamaan Transformasi Lorentz dipakai pada keadaan umum.

> Misal kecepatan P terhadap S' sama dengan kecepatan cahaya, maka: ux'= c

> Mengacu pada Postulat Einstein yang kedua, maka: ux = c

> Maka berlaku hubungan:


Pada kelajuan rendah, x = ct dan x' = ct'
transformasi Lorentz ini akan
menjadi transformasi Galileo,
karena nilai γ ≈ 1. Transformasi
Lorentz berlaku untuk kerangka S
dan S’ yang berimpit saat t = 0.
Transformasi Lorentz
Pada transformasi Lorentz, hubungan kerangka S dan S’ untuk ruang-waktu dinyatakan sebagai berikut.
Transformasi Lorentz
Untuk menyederhanakan penulisan, didefinisikan dan ini
berarti:
Contoh Soal
Seorang pengamat di kerangka S mencatat kejadian pada x = 4 m dan t = 10^−8 s. Kerangka S’ bergerak
dengan kelajuan 0,6c relatif terhadap kerangka S ke arah sumbu X positif. Tentukan koordinat yang
dicatat oleh pengamat di kerangka S’.
Penyelesaian:
Dik:
x=4m Jadi, koordinat
pada kerangka
t = 10^−8 s
S’ adalah
v = 0,6c = 0,6 × 3 × 10^8 m/s x’ = 2,75 m dan
t’ = 2,5 × 10^−9
Dit: x’ dan t’ s.
= ...?
03
Postulat Relativitas
Khusus Einstein
Definisi
Postulat artinya adalah asumsi. Jadi, Einstein telah
membuat sebuah asumsi yang sangat revolusioner.
Postulat relativitas Einstein merujuk pada kerangka
acuan inersia yang bergerak dengan kecepatan konstan
(tetap) relatif terhadap kerangka acuan inersia lainnya.
Postulat Relativitas Einstein

Postulat Pertama Postulat Kedua


Kecepatan cahaya yang merambat
Hukum-hukum fisika memiliki di ruang hampa udara (ruang
bentuk yang sama pada semua vakum) bernilai sama untuk semua
kerangka acuan inersia. kerangka acuan inersia, yaitu
sekitar c = 3 x 10^8 m/s
Postulat Pertama
“Hukum-hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan inersia.”

Postulat ini didasarkan pada tidak adanya kerangka acuan umum yang diam mutlak, sehingga tidak dapat
ditentukan mana yang dalam keadaan diam dan mana yang dalam keadaan bergerak.

Misalnya, seseorang berinisial A berada di dalam pesawat dan seseorang berinisial B berada di permukaan bumi.
Dari sudut pandang A, pesawat diam terhadap dirinya dan permukaan bumi-lah yang bergerak.

Sedangkan dari sudut pandang B, permukaan bumi tempat dia berpijak yang tetap diam dan pesawat tempat A
beradalah yang bergerak. Itulah kenapa disebut relativitas. Karena semua kerangka acuan inersianya kita pandang
secara relatif, tergantung di mana sudut pandang kita berada
Postulat Kedua
“Kecepatan cahaya yang merambat di ruang hampa udara (ruang vakum) bernilai sama untuk semua
kerangka acuan inersia, yaitu sekitar c = 3 x 10^8 m/s .”

Pada postulat ini, Einstein menyatakan bahwa kecepatan cahaya (c) yang merambat di ruang hampa udara (ruang vakum)
bernilai sama untuk semua kerangka acuan inersia.

Jadi, ketika kerangka acuan yang kita gunakan adalah kerangka acuan inersia, maka nilai kecepatan cahaya itu selalu sama,
mau kita memandang dari kerangka acuan inersia yang satu maupun kerangka acuan inersia lainnya.

Jika mediumnya berupa ruang hampa udara (ruang vakum), kecepatan cahaya itu konstan dinilai sekitar 3108 m/s. Dampak
dari postulat kedua relativitas khusus Einstein ini menyebabkan, segala pengukuran peristiwa relativistik harus
dibandingkan dengan kecepatan cahaya dan tidak ada kecepatan yang lebih besar dari kecepatan cahaya.
Postulat Kedua
“Kecepatan cahaya yang merambat di ruang hampa udara (ruang vakum) bernilai sama untuk semua
kerangka acuan inersia, yaitu sekitar c = 3 x 10^8 m/s .”

Contohnya lia berdiri beberapa meter dari rel kereta yang dinaiki Zeni. Lalu di atas kereta yang sedang
bergerak tersebut, Zeni menyalakan senter. Apakah karena keretanya sedang bergerak dan lia sedang
diam di tempat, cahaya senter Zeni kecepatannya jadi lebih tinggi dibandingkan dengan kalau posisi
keretanya sedang diam? Tentu tidak, karena menurut Einstein tadi , kalau kecepatan cahaya mau
kerangka acuannya bagaimana pun, besarnya akan tetep sama.

Jadi kalo seumpama lia lari mengejar kereta yang dinaiki Zeni pun, kecepatan cahaya yang memancar
dari senter juga tetap sama. Tidak ada ada bedanya dengan ketika lia diam di tempat.
Akibat Postulat Einstein

1 3
Kecepatan Relatif Dilatasi Waktu

2 4
Kontrasi Panjang Massa dan Energi Relatif
01 - Kecepatan Relatif
Kecepatan
Relatif

Jika ada sebuah pesawat (acuan O’) yang bergerak dengan kecepatan v terhadap bumi (acuan O) dan
pesawat melepaskan bom (benda) dengan kecepatan tertentu maka kecepatan bom tidaklah sama menurut
orang di bumi dengan orang di pesawat. Kecepatan relatif itu memenuhi persamaan berikut.
dengan :
vx = kecepatan benda relatif terhadap pengamat diam (m/s)
vx’ = kecepatan benda relatif terhadap pengamat bergerak (m/s)
v = kecepatan pengamat bergerak (O’) relatif terhadap pengamat diam (O)
c = kecepatan cahaya
02 - Kontraksi Panjang
Kontrasi
Panjang
Kontransi panjang adalah penyusutan panjang suatu benda menurut
pengamat yang bergerak. Penyusutan ini memenuhi persamaan berikut.

dengan :
L = panjang benda menurut pengamat yang bergerak relatif terhadap benda
L0 = panjang benda menurut pengamat yang diam relatif terhadap benda
03 - Dilatasi Waktu
Dilatasi
Waktu
Dilatasi waktu adalah peristiwa pengembungan waktu menurut pengamat
yang bergerak. Hubungannya memenuhi persamaan berikut.

dengan :
Δt = selang waktu menurut pengamat yang bergerak terhadap kejadian
Δt0 = selang waktu menurut pengamat yang diam terhadap kejadian
04 - Massa & Energi Relatif
Massa &
Energi Relatif
Perubahan besaran oleh pengamat diam dan bergerak juga terjadi pada
massa benda dan energinya.

Dan energi benda diam dan bergerak memiliki hubungan sebagai berikut.
(a) Energi total : E = mc2
(b) Energi diam : E0 = m0 c2
(c) Energi kinetik : Ek = E – E0
04
Kontraksi Panjang
dan
Massa Relativistik
Kontraksi Panjang
Definisi
Kontraksi panjang adalah fenomena memendeknya sebuah objek
yang diukur oleh pengamat yang sedang bergerak pada kecepatan
bukan nol relatif terhadap objek tersebut. Kontraksi ini biasanya
hanya dapat dilihat ketika mendekati kecepatan cahaya. Kontraksi
panjang hanya terlihat pada arah paralel dengan arah dimana benda
yang diamati bergerak. Efek ini hampir tidak terlihat pada kecepatan
sehari-hari dan diabaikan untuk semua kegiatan umum. Hanya pada
kecepatan sangat tinggi dapat terlihat. Pada kecepatan 13.400.000
m/s (30 juta mph, 0.0447c) kontraksi panjangnya adalah 99.9% dari
panjang saat diam; pada kecepatan 42.300.000 m/s (95 juta mph,
0.141c), panjangnya masih 99%.
Kontraksi Panjang
Kontraksi panjang atau penyusutan panjang hanya terjadi pada pada komponen panjang benda yang sejajar
dengan arah gerak. Semua komponen panjang lainnya yang tegak lurus terhadap arah gerak (arah kecepatan v)
tidak mengalami penyusutan panjang. Ketika semakin mendekati kecepatan cahaya, maka efeknya semakin
kelihatan, seperti pada rumus:

Keterangan:

Lo = Panjang diam (m)


L = Panjang yang dilihat pengamat pada gerak relative terhadap objek (m)
v = Kecepatan relatif (m/s)
c = Kecepatan cahaya (3 x 10^8 m/s)
Contoh Soal
Jarak dua kota di bumi adalah 800 km. Berapakah jarak kedua kota tersebut bila diukur dari sebuah
pasawat antariksa yang terbang dengan kecepatan 0,6c searah kedua kota ?

Dit: L = ...? Penyelesaian: Jadi, L = 640 km


Dik:

L0 = 800 km
v = 0,6c
Massa Relativistik
Definisi
Menurut teori relativitas khusus bahwa massa relativistik m
dari sebuah partikel yang bergerak dengan laju v terhadap
pengamat dinyatakan: Dengan m0 adalah massa diam, yaitu
massa yang diukur bila partikel tersebut berada dalam
keadaan diam (v = 0) dalam suatu kerangka acuan, dan m
disebut massa relativistik partikel.
Massa Relativistik
Untuk gerakan – gerakan benda dengan kecepatan relative kecil tidak terjadi perubahan massa. Perubahan itu
baru tampak jika kecepatannya mendekati kecepatan cahaya. Oleh Einstein hubungan massa diam dan massa
bergerak yang ditinjau oleh pengamat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan:
m0 = Massa diam (m)
m = Massa yang dilihat pengamat pada gerak relative terhadap objek (m)
v = Kecepatan relatif antara pengamat dan benda bergerak (m/s)
c = Kecepatan cahaya (m/s)
Contoh Soal
Sebuah partikel dalam diam memiliki massa 100 gram. Berapakah massanya jika partikel tersebut
bergerak dengan kecepatan sebesar 0,6c?

Dit: m = ...? Jadi, m = 125 gram


Dik:
m0 = 100 g
Penyelesaian:
v = 0,6c
05
Dilatasi Waktu dan
Kesetaran Massa &
Energi
Dilatasi Waktu
Definisi
Dilatasi waktu adalah penguluran waktu yang menjadi tambah
besar. Kalau menurut kamus Merriam Webster, pengertiannya
dari dilatasi ini yaitu perlambatan waktu.
Jadi secara sederhana, ada dua pengamat yang bergerak secara
bersamaan tetapi waktu yang berjalan di antara kedua
pengamat itu berbeda.
Dilatasi Waktu
Waktu yang diukur oleh sebuah jam yang bergerak terhadap kejadian lebih besar daripada jam yang diam
terhadap kejadian. Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut

Keterangan
∆t = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian (s)
∆t o = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap kejadian/proper time (s);
c = cepat rambat cahaya (3 x 10^8 m/s);
v = kecepatan relatif kerangka acuan (m/s)
Contoh Soal
Perbandingan dilatasi waktu untuk sistem yang bergerak dengan kecepatan 0,8c dengan sistem yang
bergerak pada kecepatan 0,6c adalah ...

Jadi, perbandingan
Dit: Penyelesaian:
Dik: dilatasi waktunya
adalah 4 : 3.
v1 = 0,5c
v2 = 0,6c
Kesetaraan Massa & Energi
Kesetaraan Massa & Energi
Menurut Einstein, jika terjadi penyusutan massa, akan timbul energi. Hal ini menunjukkan adanya kesetaraan
massa dan energi. Benda yang diam maupun bergerak memiliki energi.

1. Energi saat benda diam dirumuskan sebagai berikut. E0 = m0 c2 → mo = massa benda saat diam
2. Energi saat benda bergerak adalah energi total, dirumuskan sebagai berikut. E = mc2 → m = massa benda saat
bergerak
3. Hubungan E, E0 , dan Ek dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
Ek = energi kinetik secara relativistik (J);
E0 = energi saat diam (J); dan
E = energi total (J).
06
Momentum
Relativistik
Momentum Relativistik
Tiap benda yang bergerak dengan kecepatan v, memiliki momentum linier yang berbanding lurus dengan massa
dan kecepatannya. Momentum suatu benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya c, akan
mengalami perubahan dalam momentum tersebut karena mengalami gejala relativitas.

Momentum relativistik dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:
Ek = energi kinetik secara
relativistik (J);
Sementara itu, hubungannya dengan energi total adalah sebagai berikut:
Eo = energi saat diam (J);
ET = energi total (J);
c = cepat rambat cahaya 3 x 10^8
m/s; dan
P = momentum relativistik (kg
m/s).
“Barangsiapa yang mempermudah
presentasi temannya, maka akan
dipermudah meraih PTN”
—KELOMPOK DUA
TERIMAKASIH!
Albert Abraham
Michelson
Seorang fisikawan yang hasil
penemuannya secara akurat menentukan
laju cahaya. Penemuan ini dianggap
sebagai penemuan kunci dalam sejarah
ilmiah. Ia merupakan peraih nobel Fisika
pada tahun 1907

Anda mungkin juga menyukai