Anda di halaman 1dari 19

TUGAS FISIKA

RELATIVITAS KHUSUS
KELOMPOK 4
MARDHIYAH
SESKY LESTARI
HIKMAH NURILAHI
SRI HARDIYANTI
RISNA AMALIA
RELATIVITAS KHUSUS
 Teori relativitas Albert Einstein adalah sebutan untuk kumpulan dua teori
fisika: "relativitas umum" dan "relativitas khusus". Kedua teori ini
diciptakan untuk menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetik tidak
sesuai dengan teori gerakan Newton.
 Gelombang elektromagnetik dibuktikan bergerak pada kecepatan yang
konstan, tanpa dipengaruhi gerakan sang pengamat. Inti pemikiran dari
kedua teori ini adalah bahwa dua pengamat yang bergerak relatif terhadap
masing-masing akan mendapatkan waktu dan interval ruang yang
berbeda untuk kejadian yang sama, namun isi hukum fisika akan terlihat
sama oleh keduanya. Relativitas khusus menunjukkan bahwa jika dua
pengamat berada dalam kerangka acuan lembam dan bergerak dengan
kecepatan sama relatif terhadap pengamat lain, maka kedua pengamat
tersebut tidak dapat melakukan percobaan untuk menentukan apakah
mereka bergerak atau diam.
 Kerangka acuan adalah suatu perspektif dari mana suatu sistem diamati.
Dalam bidang fisika, suatu kerangka acuan memberikan suatu pusat
koordinat relatif terhadap seorang pengamat yang dapat mengukur
gerakan dan posisi semua titik yang terdapat dalam sistem, termasuk
orientasi obyek di dalamnya.
Postulat Teori Relativitas Einstain
Dalam mengemukakan teori relativitas khusus ini Einstein
mengemukakan dua postulat, kedua postulat tersebut kemudian
menjadi dasar teori relativitas khusus. Kedua postulat itu adalah :
 Postulat pertama, hukum fisika dapat dinyatakan dalam persamaan
yang berbentuk sama dalam semua kerangka acuan inersia.
 Postulat kedua, kecepatan cahaya dalam ruang hampa sama besar
untuk semua pengamat, tidak tergantung dari keadaan gerak
pengamat itu. Kecepatan cahaya di ruang hampa sebesar c = 3.108
m/s.
 Dengan dasar dua postulat tersebut dan dibantu secara matematis
dengan transformasi Lorentz, Einstain dapat menjelaskan relativitas
khusus dengan baik. Hal terpenting yang perlu dijelaskan dalam
transformasi Lorentz adalah semua besaran yang terukur oleh
pengamat diam dan bergerak tidaklah sama kecuali kecepatan
cahaya. Besaran -besaran yang berbeda itu dapat dijelaskan
seperti dibawah.
Pada postulat yang pertama tersebut menyatakan ketiadaan kerangka
acuan universal. Apabila hukum fisika berbeda untuk pengamat yang
berbeda dalam keadaan gerak relatif, maka kita dapat menentukan
mana yang dalam keadaan “diam” dan mana yang “bergerak” dari
perbedaan tersebut. Akan tetapi karena tidak ada kerangka acuan
universal, perbedaan itu tidak terdapat, sehingga muncullah postulat
ini. Postulat pertama menekankan bahwa prinsip Relativitas Newton
berlaku untuk semua rumus Fisika, tidak hanya dalam bidang
mekanika, tetapi pada hukum-hukum Fisika lainnya. Sedangkan
postulat yang kedua sebagai konsekuensi dari postulat yang pertama,
sehingga kelihatannya postulat kedua ini bertentangan dengan teori
Relativitas Newton dan transformasi Galileo tidak berlaku untuk
cahaya. Dalam postulat ini Einstein menyatakan bahwa selang waktu
pengamatan antara pengamat yang diam dengan pengamat yang
bergerak relatif terhadap kejadian yang diamati tidak sama (t ≠ t’).
Menurut Einstein besaran kecepatan, waktu, massa, panjang adalah
bersifat relatif. Untuk dapat memasukkan konsep relativitas Einstein
diperlukan transformasi lain, yaitu transformasi Lorentz.
TRANSFORMASI LORENTZ
Transformasi Galileo dan Transformasi Lorentz kita kenal dalam pembahasan gerak.
Berdaaasarkan teori relativitas khusus, transformasi Galileo hanya berlaku untuk
kecepatan yang relative rendah, jauh lebih lambat dibanding  kecepatan cahaya.
Sementara menurut teori relativitas khusus, transformasi Lorentz berlaku umum untuk
semua kecepatan. Namun setelah kita memasukkan postulat ketiga dalam redefinisi
relativitas, bisa dibuktikan bahwa transformasi Galileo adalah transformasi inersia dan
berlaku umum untuk semua kecepatan pengamat. Sementara itu, dalam transformasi
Lorentz ditemukan pengabaian fundamental pada arah sebaran cahaya dari objek
kepada pengamat yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kondisi tertentu dalam
konsep koordinat ruang dan waktu.
Cahaya merambat dengan kecepatan tertentu, dalam ruang hampa sebesar c.
Bagaimanapun cepatnya, untuk mencapai jarak tertentu cahaya memerlukan waktu
tertentu juga. Jika jarak OP ≠ OP’, maka cahaya dari O tidak akan sampai dalam
waktu yang sama di titik P dan P’. Jika jarak OP > OP’ seperti yang digambarkan
dalam gambar berikut, dan jika waktu tiba cahaya di P’ adalah t1 dan waktu tiba
cahaya di P adalah t2, maka bisa disimpulkan bahwa t2 > t1.
Sekarang kita akan membahas transformasi Lorentz yang sesuai dengan
postulat Einstein. Pandang kerangka acuan S yang diam dan kerangka acuan S’
yang bergerak dengan kelajuan v terhadap S ke arah sumbu x positip, seperti
pada gambar 4.1.

Pada saat awal, yaitu t=t’=0, kedua kerangka acuan berimpit atau x=x’=0.
Transformasi koordinat menurut Lorentz mengikuti:
CONTOH SOAL
Sebuah tongkat dengan panjang 50 cm, bergerak dengan kecepatan v
relatif terhadap pengamat dalam arah menurut panjangnya. Tentukan
kecepatannya, jika panjang tongkat menurut pengamat adalah 0,422 m.
Penyelesaian:
Diketahui:
l0 = 50 cm = 0,5 m
l = 0,422 m
Ditanyaa: v...?
Penyelesaian :
Penjumlahan Kecepatan Berdasarkan
Relativitas Einstein
 Kita akan mencoba membatasi kecepatan hanya pada salah satu
arah saja, yaitu arah horizontal (sepanjang sumbu x). Misalnya,
suatu sistem S’ bergerak dengan kecepatan v dalam arah x
terhadap sistem lain S (kita tetapkan sebagai kerangka acuan diam).
Kemudian, pada sistem S’ bergerak suatu benda dengan kecepatan
ux dalam arah x. Maka, kecepatan benda tersebut terhadap sistem S
yaitu ux dirumuskan sesuai dengan persamaan pertama yaitu:
CONTOH SOAL
Pesawat angkasa P berkecepatan 0,9 c terhadap bumi. Apabila
pesawat angkasa Q bergerak melewati pesawat P dengan kecepatan
relatif 0,5 c terhadap pesawat P, berapakah kecepatan pesawat Q
terhadap bumi?
Jawab:
Pesawat Q memerlukan kecepatan relatif terhadap bumi adalah 0,9 +
0,5 c = 1,4 c, jelas tidak mungkin. Akan tetapi, menurut persamaan
relativitas dengan u’x = 0,5 c, v = 0,9 c, kecepatan relatif yang
diperlukan adalah:
Kontraksi Panjang dan Dilatasi Waktu
 Kontraksi Panjang: Batang yang panjangya l0, saat bergerak dengan kecepatan v akan
teramati lebih pendek daripada panjang semula menjadi l.
Dengan:

 Keterangan :
Lo = Panjang benda ketika diukur oleh pengamat diam (m)
L = Panjang benda ketika diukur pengamat yang bergerak (m)
v = Kecepatan gerak pengamat (m/s)
c = Kecepatan cahaya (3 x 10 m/s)

 Dilatasi waktu: Pengertian dilatasi waktu ialah selang waktu yang dipengaruhi oleh gerak
relatif kerangka (v).

 Keterangan:
Dt = Selangwaktu yang diukurolehpengamat yang relative bergerak (s)
Dto =Selangwaktu yang diukurolehpengamat yang relative diam (s)
v = kecepatan relative pengmat yang bergerakterhadappengamat yang diam (m/s)
c = kecepatancahaya( 3 x 108 m / s)
Kesimpulan:
Semakin cepat suatu benda bergerak maka semakin besar selang waktu yang dialami benda
tersebut.
CONTOH SOAL KONTRAKSI PANJANG
Panjang benda diukur oleh pengamat diam = 12 m. Berapakah panjang benda
itu bila diukur oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan 0,8 c (c =
kecepatan cahaya) relatif terhadap benda ?
Pembahasan
Diketahui :
Lo = 12 meter
v = 0,8 c
Ditanya : Panjang benda bila diukur oleh pengamat yang bergerak (L)
Jawab :

Panjang benda bila diukur oleh pengamat yang bergerak :


CONTOH SOAL DILATASI WAKTU
Suatu peristiwa terjadi selama 3 sekon menurut pengamat
yang bergerak menjauhi peristiwa itu dengan kecepatan 0,8 c
(c = kecepatan cahaya). Menurut pengamat yang diam,
peristiwa tersebut terjadi selama selang waktu?
EFEK DOPPLER
Efek Doppler adalah perubahan frekuensi atau
panjang gelombang suatu gelombang pada seorang
penerima yang sedang bergerak relatif terhadap
sumber gelombang. Efek Doppler dinamakan
berdasarkan seorang ilmuwan Austria, Christian
Doppler, yang pertama kali menjelaskan fenomena
tersebut pada tahun 1842. Efek Doppler dapat
ditemukan pada segala jenis gelombang, seperti
gelombang air, gelombang suara, gelombang cahaya,
dan lain-lain.
RUMUS EFEK DOPPLER
Efek Doppler dapat dirumuskan dengan:

dimana:
fp adalah frekuensi yang didengar oleh pendengar (Hz)
fs adalah frekuensi yang dikeluarkan oleh sumber suara (Hz)
v adalah kecepatan suara di udara (m/s)
vp adalah kecepatan pendengar -jika bergerak- (m/s)
vs adalah kecepatan sumber suara -jika bergerak- (m/s)

Pemakaian tanda positif dan negatif untuk sumber suara dan pendengar
Perhatikan rumus diatas, tanda ± di atas dapat berarti + (positif) ataupun – (negatif) tergantung
kondisi si pendengar dan juga sumber suara. Berikut ini perjanjian mengenai pemakaian tanda
plus dan minus tersebut:
vp bernilai + (positif) jika si pendengar mendekati sumber suara, dan bernilai – (negatif) jika
menjauhi sumber suara
vs bernilai + (positif) jika sumber suara menjauhi pendengar, dan bernilai – (negatif) jika mendekati
pendengar
CONTOH SOAL
Sebuah mobil polisi dengan sirine menyala yang berfrekuensi 940 Hz bergerak
dengan kecepatan 90 km/jam mendekati seseorang yang sedang berdiri di
pinggir jalan. Jika kecepatan suara di udara sebesar 340 m/s, berapa frekuensi
bunyi sirine yang didengar oleh orang tersebut?
Pembahasan:
Diketahui bahwa vs = 90 km/jam = 25 m/s.
Karena sumber suara mendekati pendengar, maka vs (-)
Karena pendengar dalam kondisi diam, maka vp = 0.
Sehingga:
GELOMBANG GRAVITASI
Gelombang gravitasi adalah riak atau gangguan dalam lengkung alam semesta yang
bergerak berbentuk gelombang menjauhi sumbernya. Dapat diibaratkan sebagai riak
dalam kolam yang tenang seperti saat kita mencelupkan dan menarik tangan kita di
dalamnya. Akan tetapi, tidak seperti riak dalam kolam yang nampak jelas, riak kosmos
ini sangat misterius dan tidak seorang pun mendengar, melihat atau merasakannya
dengan indera keenam sekalipun. 
Walaupun disebut kicauan alam semesta gelombang ini bukan gelombang suara yang
membutuhkan perantara untuk merambat. Gelombang ini dapat merambat dengan
jarak miliaran tahun cahaya hingga sampai ke bumi tanpa perantara.

Pada teori tersebut gelombang gravitasi digambarkan sebagai kerut-kerut yang timbul
akibat benda yang melewati kain empat dimensi itu. Gelombang ini dihasilkan oleh
segala macam obyek di alam semesta yang mengalami perubatan arah maupun
kecepatan. Besarnya gelombang bervariasi tergantung obyeknya. 
Perlu kita ketahui bumi sendiri berputar mengelilingi matahari, kecepatan
dan arahnya pun berbeda meski relatif konstan. Sehingga, bumi tempat
kita berpijak ini juga menghasilkan gelombang gravitasi. Pada penemuan
terbaru, gelombang ini dihasilkan oleh 2 lubang hitam yang berukuran 36
dan 29 kali massa matahari.

Kedua lubang tersebut telah berdekatan selama miliaran tahun dan


semakin mendekat dari masa ke masa. Maknanya, kecepatan berputar
satu sama lainnya terus berubah yang akhirnya menghasilkan gelombang
gravitasi.  Dua lubang hitam itu lalu kawin dan bersatu menjadi sebuah
lubang hitam yang luar biasa berukuran 62 kali massa matahari. 

Penyataan tersebut mendatangkan gelombang gravitasi yang sangat luar


biasa besarnya. Dapat disetarakan dengan selisih antara jumlah massa
lubang hitam yang sebanarnya dengan lubang hitam baru yang terbentuk.
Seharusnya dua lubang hitam yang mempunyai massa 36 dan 29 kali
matahari membentuk sebuah lubang hitam yang memiliki massa 65 kali
matahari. Tetapi, yang terbentuk yaitu 62 kali massa matahari, sisa 3 kali
massa matahari yang dikonversi menjadi energi gelombang gravitasi. 
The End

Anda mungkin juga menyukai