Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PENYAKIT ADENOMA HIPOFISIS

OLEH :
KELOMPOK 1
1. ANDI BESSE ANDINI (190402001)
2. ANDI HAFIDHA APRILIA (190402002)
3. ANDI MUTMAINNA (190402003)
4. ANNISA SALSABILA (1904004)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS PUANGRIMAGGALATUNG
SENGKANG
2021
ASKEP TUMOR HIPOFISIS

A.    PENGERTIAN
Kelenjar hipofisis medula kelenjar yang sangat penting bagi tubuh
manusia, kelenjar inimengatur fungsi dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal,
ovarium dan testis, kontrol laktasi, kontraksi uterine sewaktu melahirkan
dan tumbuh kembang yang linear, dan mengatur osmolalitas dan volume
dari cairan intravascular dengan memelihara resorpsi cairan diginjal.
Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus, lobus anterior dan lobus posterior,
pada lobus anterior kelenjar ini terdapat 5 tipe sel yang memproduksi 6
hormon peptida. Sedangkan pada lobus posterior dilepaskan 2 macam
hormon peptida. Pituitary tumor, pertumbuhan abnormal yang
berkembang di kelenjar hipofisis di otak, hampir selalu noncancerous
(jinak).
Sebagian besar tumor hipofisis (adenomas) tidak menyebar di luar
tengkorak (nonmetastatic) dan biasanya masih terbatas pada
kelenjar  pituitari atau di dekatnya jaringan otak. Pituitary tumor cukup
umum dan seringdidiagnosis melalui scan MRI yang dilakukan untuk
alasan lain.
Klasifikasi dibedakan berdasarkan hormon yang diproduksi oleh kelenjar
hipofisis dan dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
a)      Adenoma hipofisis non fungsional (tidak memproduksi hormon)
Tumor ini berkisar sekitar 30% dari seluruh tumor pada hipofisis.
Biasanya muncul pada dekade ke 4 dan ke 5 dari kehidupan, dan biasanya
lebih sering ditemukan pada laki-laki dari pada wanita. Nama lain dari
tumor ini yaitu Null cell tumor, Undifferentiated tumor dan non hormon
producing adenoma. Karena tumor ini tidak memproduksi hormon, maka
pada tahap dini seringkali tidak memberikan gejala apa-apa. Sehingga
ketika diagnose ditegakkan umumnya tumor sudah dalam ukuran yang
sangat besar, atau gejala yang timbul karena efek masanya. Tumor
biasanya solid walaupun biasa ditemukan tumor dengan campuran solid
dan kistik.
b)      Adenoma hipofisis fungsional yang terdiri dari :
·         adenoma yang bersekresi prolaktin 
·         adenoma yang bersekresi growth hormon (GH)
·         adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)
·         adenoma yang bersekresi adrenokortikotropik hormon (ACTH)

B.     ETIOLOGI
Penyebab tumor hipofisis tidak diketahui. Sebagian besar diduga tumor
hipofisis hasil dari perubahan pada DNA dari satu sel, menyebabkan
pertumbuhan sel yang tidak terkendali. Cacat genetik, sindroma neoplasia
endokrin multipel tipe I dikaitkan dengan tumor hipofisis. Namun, account
cacat ini hanya sebagian kecil dari kasus-kasus tumor hipofisis. Selain itu,
tumor hipofisis didapat dari hasil penyebaran (metastasis) dari kanker situs
lain. Kanker payudara pada wanita dan kanker paru-paru pada pria
merupakan kanker yang paling umum untuk menyebar ke kelenjar
pituitari. Kanker lainnya yang menyebar kekelenjar pituitari termasuk
kanker ginjal, kanker prostat, melanoma, dan kanker pencernaan.

C.     MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis Adenoma Hipofisis non fungsional:
a)      Nyeri kepala
b)      Karena perluasan tumor ke area supra sella, maka akan menekan
chiasma optikum, timbul gangguan lapang pandang bitemporal. Karena
serabut nasal inferior yang terletak pada aspek inferior dari chiasma
optikum melayani lapang pandang bagian temporal superior (Wilbrand’s
knee), maka yang pertama kali terkena adalah lapang pandang quadrant
bitemporal superior. Selanjutnya kedua papil akan menjai atrophi.
c)      Tumor yang tumbuh perlahan akan menyebabkan gangguan fungsi
hipofisis yang progressif dalam beberapa bulan atau beberapa tahun
berupa :
·         Hypotiroidism, tidak tahan dingin, myxedema, rambut yang kasar 
·         Hypoadrenalism, hipotensi ortostatik, cepat lelah 
·         Hypogonadism, amenorrhea (wanita), kehilangan libido dan
kesuburan
Manifestasi Klinis Adenoma Fungsional 
a)      Adenoma yang bersekresi Prolaktin
·         Hyperprolactinemia pada wanita didahului amenorhoe, galactorhoe,
kemandulan dan osteoporosis.
·         Pada laki-laki biasanya asimptomatik atau timbul impotensi atau
daya sexual yang menurun. Karena perbedaan gejala tersebut maka tumor
ini pada laki-laki biasanya ditemukan jika sudah menimbulkan efek
kompresi pada struktur yang berdekatan. 
b)     Adenoma yang bersekresi growth hormone
Gejala timbul secara gradual karena pengaruh meningginya kadar GH
secara kronik. Dari sejumlah kasus menunjukkan bahwa gejala yang
timbul lebih karena efek kompresi lokal dari masa tumor, bukan karena
gangguan somatiknya. Gejala dini berupa:
·         Ukuran sepatu dan baju membesar 
·         Lalu timbul visceromegali
·         Muka yang kasar dan skin tags yaitu perubahan pada cutis dan
jaringan subcutisyang lambat berupa fibrous hyperplasia terutama
ditemukan pada jari-jari, bibir,telinga dan lidah. Adanya skin tags ini
penting karena hubungannya dengankeganasan pada kolon.
c)      Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH) Kecuali
untuk tumor yang bersekresi TSH, yang menunjukkan gejala :
·         Hypertiroidism glycoprotein secreting adenoma tidak memberikan
gejala yang spesifik sehubungan dengan hipersekresinya, sehingga
adenoma ini biasanya baru ditemukan sesudah memberikan efek kompresi
pada struktur didekatnya seperti chiasma optikum atau tangkai hipofisis.
·         Hipertiroid yang disebabkan oleh TSH adenoma berbeda dengan
Graves disease, graves disease merupakan penyakit yang diturunkan,
dimana terdapat resistensi yang efektif terhadap hormon tiroid yang
menyebabkan pengaruh umpan balik negatif dari hormon tiroid atau TSH
lemah, sehingga timbul hipersekresi TSH. Kelainan ini sering bersamaan
dengan bisu tuli, stipled epiphyse dan goiter, iniyang membedakan dengan
hipertiroid akibat adanya adenoma.
·         Pada hipertiroid akibat TSH adenoma, biasanya lebih banyak
mengenai wanita, gejala lainnya yaitu gangguan lapang pandang, pretibial
edema dan kadar serum immunoglobulim stimulasi tiroid jumlahnya
sedikit.
d)     Adenoma yang bersekresi ACTH
·         Biasanya menyerang wanita sekitar usia 40 tahun
·         Khas ditandai dengan truncal obesity, hipertensi, hirsutisme
(wanita),hyperpigmentasi, diabetes atau glukosa intoleran, amenorrhea,
acne, striaeabdominal, buffallo hump dan moon facies. Kelainan
endokrinologik yang berat ini sudah muncul pada tahap sangat dini dari
tumornya yang menyulitkan dalam mendeteksi dan identifikasi
sumbernya.

D.    PATOFISIOLOGI
Kemajuan biologi molekuler membuktikan tumor ini berasal dari
monoklonal, yang timbul dari mutasi sel tunggal diikuti oleh ekspansi
klonal. Neoplasia hipofisis merupakan proses multi-step yang meliputi
disregulasi pertumbuhan sel atau proliferasi, diferensiasi dan produksi
hormon. Ini terjadi sebagai hasil aktifasi fungsi onkogen setelah inaktifasi
gen tumor supresor. Proses aktivasi fungsi onkogen merupakan hal yang
dominan, karenanya gangguan allel tunggal dapat menyebabkan
perubahan fungsi sel.
      Inaktifasi tumor supresor bersifat resesif, karenanya kedua gen allel
harus terlibat untuk mempengaruhi fungsi seluler. Heterogenitas defek
genetik ditemukan pada adenoma hipofisis sesuai dengan proses
neoplastik multi step. Abnormalitas protein G, penurunan ekspresi protein
nm23, mutasi ras gen, delesi gen p53, 14 q, dan mutasi, kadar c-myc
onkogen yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan adenoma kelenjar
hipofisis.
      Penelitian in vitro membuktikan peranan estrogen dalam menginduksi
terjadinya hiperplasia hipofisis dan replikasi laktotroph. Terbukti produk
PTTG (Pituitary tumor transforming gene) menyebabkan transformasi
aktifitas dan menginduksi sekresi dasar bFGF, sehingga memodulasi
angiogenesis hipofisis dan formasi tumor. PTTG ini diinduksi oleh
estrogen.
Pathway
E.     KOMPLIKASI
1.      Adenoma akan bermetastasi pada organ lain yang akan menimbulkan
kanker dan organ yang terdekat dapat diserang adalah otak yang
mengakibatkan menjadi tumor ataupun kanker otak.
2.      Hypotiroidism.
3.      Hypoadrenalism.
4.      Hypogonadism.
5.      Hyperprolactenemia.

F.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
v  Adenoma Hipofisis non fungsional:
1)      Pada rontgen foto lateral tengkorak terlihat sella turcica membesar,
lantai sella menipisdan membulat seperti balon. Jika pertumbuhan
adenomanya
asimetrik maka padalateral foto tengkorak akan menunjukkan double
floor. Normal diameter AP darikelenjar hipofisis pada wanita usia 13-35
tahun < 11 masing-masing, sedang pada yanglainnya normal < 9 masing-
masing. 
2)      MRI dan CT scan kepala, dengan MRI gambaran a.carotis dan
chiasma tampak lebih jelas, tetapi untuk gambaran anatomi tulang dari
sinus sphenoid CT scan lebih baik.c. Test stimulasi fungsi endokrin
diperlukan untuk menentukan gangguan fungsi darikelenjar hipofisis.
v  Adenoma Fungsional 
1)      Adenoma yang bersekresi Prolaktin
Penilaian kadar serum prolactin, kadar serum lebih dari 150 ng/ml
biasanya berkorelasi dengan adanya prolactinomas. Kadar prolactin antara
25-150 ng/ml terjadi pada adanya kompresi tangkai hipofisis sehingga
pengaruh inhibisi dopamin berkurang, juga pada stalk effect (trauma
hypothalamus, trauma tungkai hipofisis karena operasi). 
2)      Adenoma yang bersekresi growth hormone
Pengukuran kadar GH tidak bisa dipercaya karena sekresi hormon ini yang
berupa cetusan, walaupun pada keadaan adenoma. Normal kadar basal Gh
<1 ng/ml, pada penderita acromegali bisa meningkat sampai > 5 ng/ml,
walaupun pada penderita biasanya tetap normal. Pengukuran kadar
somatemedin C lebih bisa dipercaya, karenakadarnya yang konstan dan
meningkat pada acromegali. Normal kadarnya 0,67 U/ml, pada acromegali
mebningkat sampai 6,8 U/ml. Dengan GTT kdar GH akan ditekan sampai
< 2 ng/ml sesudah pemberian glukosa oral (100 gr), kegagalan penekanan
ini menunjukkan adanya hpersekresi dari GH. Pemberian GRF atau TRH
perdarahan infusakan meningkatkan kadar GH, pada keadaan normal
tidak. Jika hipersekresi telah ditentukan maka pastikan sumbernya dengan
MRI, jika dengan MRI tidak terdapatsesuatu adenoma hipofisis harus
dicari sumber ektopik dari GH.
3)      Adenoma yang bersekresi glikoprotein (TSH, FSH, LH)
Hormon TSH, LH dan FSH masing-masing terdiri dari alpha dan beta
subarakhnoidunit, alpha subarakhnoid unitnya sama untuk ketiga
hormon,sedangkan betasubarakhnoid unitnya berbeda. Dengan teknik
immunohistokimia yang spesfik bisa diukur kadar dari alpha subarakhnoid
unit atau kadar alpha dan beta subarakhnoid unit.Pada tumor ini terdapat
peninggian kadar alpha subarakhnoid unit, walaupun padaadenoma non
fungsional 22% kadar alpha subarakhnoid unitnya juga meningkat.
MRIdengan gadolinium, pada pemeriksaan ini tidak bisa dibedakan antara
adenoma yangsatu dengan yang lainnya
4)      Adenoma yang bersekresi ACTH
CRH dilepaskan dari hipotalamus dan akan merangsang sekresi ACTH
dari adenihipofisis, ACTH akan meningkatkan produksi dan sekresi
cortisol dari adrenalcortex yang selanjutnya dengan umpan balik negatif
akan menurunkan ACTH. Pada kondisi stres fisik dan metabolik kadar
cortisol meningkat, secara klinik sulit mengukur ACTH, maka cortisol
dalam sirkulasi dan metabolitnya dalam urine digunakan untuk status
diagnose dari keadaan kelebihan adrenal. Cushing’ssyndroma secara klinik
mudah dikenal tapi sulit untuk menentukan etiologinya.

G.    PENATALAKSANAAN
1)      Pengobatan :
Pengobatan adenoma hipofisis dimulai dengan koreksi elektrolit
disfungsidan penggantian hormon hipofisis, jika perlu, segera setelah
spesimen darah diagnostic  telah terkirim. Penggantian hormon tiroid atau
adrenal adalah sangat penting. Steroid penggantian harus cukup untuk
situasi stres, termasuk periode perioperatif. Tujuan perawatan berbeda
sesuai dengan aktivitas fungsional tumor. Untuk tumor endokrinaktif,
pendekatan yang agresif terhadap normalisasi hipersekresi sangat penting
sekaligus mempertahankan fungsi hipofisis normal. Hal ini biasanya dapat
dicapai dengan bedaheksisi, tetapi beberapa Prolaktinoma lebih baik
dikontrol secara medis.Untuk nonsecreting tumor, pengobatan diarahkan
bedah pengurangan efek massa bertanggung jawab atas gejala, dengan
tetap menjaga fungsi hipofisis. Meskipun bedahreseksi lengkap
diinginkan, yang radiosensitivity tumor ini mengundang subtotal
debulkingdiikuti dengan terapi radiasi untuk mengurangi risiko
kekambuhan atau keganasan.Adenomas asimtomatik insidentil tidak
memerlukan intervensi tetapi harus diikuti dengan pemeriksaan secara
berkala bidang visual dan MRI. Timbulnya gejala atau MRI dokumentasi
pertumbuhan indikasi untuk perawatan.
2)      Pembedahan :
Keberhasilan dan keselamatan pendekatan transsphenoidal
membuat prosedur pilihan untuk menghilangkan adenomas. Kebanyakan
tumor lunak dan gembur,dan transsphenoidal akses, meskipun terbatas,
memungkinkan untuk penghapusan lengkap bahkan jika ada suprasellar
signifikan ekstensi atau sella tidak diperbesar. Tingkat kematian kurang
dari 1%. Mayor morbiditas, termasuk stroke, kehilangan penglihatan,
meningitis, CSF bocor, atau cranial palsy, kurang dari 3,5%. Diabetes
insipidus permanen muncul setelah operasi dalam 2 sampai 5% dari pasien
dan diperlakukan oleh penggantinya.
3)      Terapi radiasi :
Terapi radiasi melengkapi operasi dalam mencegah perkembangan  atau
kekambuhan. Standar teknik radiasi melibatkan penggunaan tiga bidang
(bidang menentangsejajar dengan bidang koronal) atau teknik rotasi untuk
menghindari dosis yang tidak perludi lobus temporal. Dosis 4.500-5.000
cGy disampaikan dalam pecahan 180-cGydisarankan. Secara umum,
pasien dengan tumor subtotally resected diberikan terapi radiasi.Walaupun
radiasi mengurangi risiko kekambuhan atau penundaan kambuhnya setelah
brutototal reseksi, kita ikuti serial pasien dengan MRI scan dan
pemeriksaan bidang visual danmenahan radiasi kecuali ada tumor
didokumentasikan regrowth. Untuk tumor termasuk kelenjar pituitary
adenoma hipofisis, prolactinoma dan penyakit Cushings, keputusan yang
berkaitan dengan pengobatan untuk tumor kelenjar
hipofisis bergantung  pada pemahaman lengkap tentang risiko bersaing vs
manfaat untuk pengobatanyang berbeda. Pilihan untuk perawatan tumor
kelenjar pituitari dapat mencakup operasi, Radiosurgery dan gamma pisau.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN
1.      Pengkajian
a.       Identitas
1. Identitas Diri Pasien
Nama : Ny.S
Umur : 26 tahun
Agama : islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : jl.Cendrawasih
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Tanggal masuk : 27 Februari 2021

2. Penanggung Jawab
Nama : Tn.B
Umur : 30 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : jl. Cendrawasih
Hubungan dengan pasien : Suami
b.      Keluhan Utama
Klien mengeluhkan sakit kepala pada satu atau keduanya, atau di
tengah dahi kabur atau penglihatan ganda; kehilangan samping
(perifer) visi, ptosis yang disebabkan oleh tekanan pada saraf yang
menuju ke mata, perasaan mati rasa pada wajah, demensia,
perasaan mengantuk, kepala membesar, makan berlebih atau
berkurang. Klien juga sering bertanya tentang penyakitnya
c.       Riwayat penyakit sekarang
 Klien mengatakan kepalanya sering mengalami sakit pada
kepalanya, dan pandangan kabur.
e.       Riwayat penyakit dahulu
klien pernah mengalami cedera kepala ringan.
f.       Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada yang keluarga pernah menderita penyakit tumor
hipofisis.
2.      Pemeriksaan fisik 
a.       Inspeksi :
-          Klien tampak mengalami pembesaran yang abnormal pada
seluruh bagian tubuh (jika timbul saat usia dini)
-          Klien tampak mengalami akromegali atau pembesaran yang
abnormal pada ujung-ujung tubuh seperti kaki, tangan, hidung,
dagu (timbul pada saat usia dewasa)
-          Klien tampak mengalami diplopia (pandangan ganda)
-          Tampak atropi pada pupil Klien tampak susah membedakan
warna
-          Klien tampak susah menggerakkan organ-organ tubuh
karena kelemahan otot
b.      Palpasi :
-          Terdapat nyeri kepala
-          Terdapat kelemahan otot tonus otot
3.      Pengkajian data dasar
1.      Aktifitas /istirahat :
-          Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri
kepala.
-          Sakit kepala yang hebat saat aktivitas.
-          Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan
gangguan penglihatan.
-          Kelemahan otot.
2.      Sirkulasi
-          Edema pada ekstermitas kaki dan tangan.
-          Takikardi.
3.      Integritas ego
-          Ketidakberdayaan/putus asa sehubungan dengan perubahan
penampilan fisik.
4.      Eliminasi.
-          Perubahan pola berkemih.
-          Perubahan warna urin contoh kuning pekat.
5.      Makanan/cairan :
-          Nafsu makan menurun
-          Malnutrisi
-          Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot.
-          Perubahan pada kelembababn/turgor kulit, edema.
6.      Neurosensori.
-          Pening, disorientasi (selama sakit kepala), tidak mampu
berkonsentrasi.
-          Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas)
7.      Nyeri/kenyamanan
-          Nyeri hebat, menetap, menyeluruh atau intermiten, sering
sekali membuat pasien terbangun. Mungkin terlokalisasi, pada
posisi tertentu.
8.      Keamanan
-          Demam
-          Suhu meningkat (37,950 C atau lebih)
-          menggigil
Analisa data

Data etiologi masalah


1. DS : Sakit kepala Nyeri akut

- klien mengatakan

sakit kepala

DO :

- wajah tampak

meringis

2. DS : Kurang terpapar Ansietas

- klien mengatakan informasi

cemas dengan

keadaan

penyakitnya.

DO :

-Pasien dan keluarga

sering bertanya pada

dokter dan perawat

tentang penyakitnya

3. DS :
Ketidakmampuan Resiko deficit nutrisi
menelan makanan
-Klien mengatakan
tidak nafsumakan

-mual

DO :

-klien tampak lemas

Diagnose keperawatan

NO Diagnose Keperawatan (SDKI) kode


1. Nteri akut b.d pencedera fisik D.0077

2. Ansietas b.d kurang terpapar informasi D.0080

3. Risiko deficit nutrisi b.d ketidak mampuan D.0032


menelan makanan

Intervensi keperawatan

N Diagnose Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI) Rasional


O Keperawata
n (SDKI)
1. Nteri akut Setelah Manajemen nyeri (I.08238) - Untuk
b.d dilakukan observasi mengetahui
pencedera Tindakan - Idetifikasi skala nyeri penyebab
fisik keperawatan - Identifikasi factor yang nyeri
selama 1x24 memperberat dan - Untuk
jam memperingan nyeri mengurangi
Tingkat nyeri Terapeutik rasa nyeri
dengan - Berikan Teknik
ekspektasi nonfarmakologis untuk
menurun mengurangi rasa
dengan kriteria nyeri(hypnosis,terapi
hasil : music,akupresur, terapi
pijat, kompres
-keluhan nyeri hangat/dingin)
menurun (5) - Control lingkungan
- meringis yang memperberat rasa
menurun (5) nyeri (suhu ruangan,
pencahayaan,kebisinga
n)
Edukasi
- Jelaskan
penyebab,periode dan
pemicu nyeri
- Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian
analgetic jika perlu

Reduksi ansietas
(I.09314)
2. Ansietas b.d Oservasi
kurang Tingkat - identifikasi saat tingkat - Untuk
terpapar ansietas ansietas berubah mengurangi
informasi (L09093) (kondisi,waktu,stressor perasaan
Setelah ) cemas klien
dilakukan - identifikasi dan
Tindakan kemampuan menumbuhka
keperawatan mengambil keputusan n rasa
selama 1x24 terapeutik percaya diri
- ciptakan suasana klien
jam tingkat
ansietas dapat terapeutik untuk
teratasi menumbuhkan
kepercayaan
dengan
ekpektasi - temani pasien untuk
mengurangi
menurun kecemasan, jika
dengan memungkinkan
kriteria hasil : - pahami situasi yang
- Verbalisas membuat ansietas
i khawatir edukasi
akibat - anjurkan keluarga
kondisi untuk tetap Bersama
yang pasien,jika perlu
dialami - anjurkan
menurun mengungkapkan
(5) perasaan dan persepsi
- Perilaku - latih Teknik relaksasi
gelisah kolaborasi
menurun - kolaborasi obat ansietas
(5) jika perlu

3. Risiko manajemen nutrisi


deficit Status nutrisi (I.03119) - Agar nafsu
nutrisi b.d (L.03030) observasi makan
ketidak Setelah - identifikasi status membaik
mampuan nutrisi seperti
dilakukan
menelan - identifikasi makanan sebelum sakit
makanan
Tindakan
yang disukai
keperawatan
- identifikasi kebutuhan
selama 1x24 kalori dan jenis nutrient
jam status terapeutik
nutrisi dengan - lakukan oral hygiene
ekspektasi sebeum makan, jika
membaik perlu
dengan - berikan makanan tinggi
kriteria hasil : serat untuk mencegah
konstipasi
- Kekuatan
otot - berikan makanan tinggi
pengunyah kalorii dan tinggi
meningkat protein
(5) edukasi
- Kekuatan - anjurkan posisi duduk,
otot jika perlu
menelan - anjurka diet yang
menigkat diprogramkan
(5) kolaborasi
- Nafsu - kolaborasi pemberian
makan medikasi sebelum
membaik makan (Pereda nyeri,
(5) antiemetic), jika perlu
- kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan jika perlu

Implementasi Keperawatan

Hari/Tanggal Waktu Implementasi Evaluasi


Minggu, 28 09.00 Manajemen nyeri (I.08238) S: Klien
Februari 2021 observasi mengatakan sakit
- mengidentifikasi skala kepala
nyeri O: Wajah klien
- mengidentifikasi factor tampak meringis
yang memperberat dan A: Masalah belum
memperingan nyeri teratasi
Terapeutik P: Lanjutkan
- memberikan Teknik Intervensi
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri(hypnosis,terapi
music,akupresur, terapi
pijat, kompres
hangat/dingin)
- mengontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (suhu ruangan,
pencahayaan,kebisingan
)
Edukasi
- menjelaskan
penyebab,periode dan
pemicu nyeri
- mengajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
kolaborasi
- mengkolaborasi
pemberian analgetic jika
perlu
Minggu, 28 12.00 S: klien
Februari 2021 mengatakan
Reduksi ansietas (I.09314) cemas dengan
Oservasi keadaan
- mengidentifikasi saat penyakitnya
tingkat ansietas berubah O: Pasien dan
(kondisi,waktu,stressor) keluarga sering
- mengidentifikasi bertanya pada
kemampuan mengambil dokter dan perawat
keputusan tentang
terapeutik penyakitnya
- menciptakan suasana A: Masalah
terapeutik untuk teratasi sebagian
menumbuhkan P: Lanjutkan
kepercayaan
Intervensi
- menemani pasien untuk
mengurangi kecemasan,
jika memungkinkan
- memahami situasi yang
membuat ansietas
edukasi
- menganjurkan keluarga
untuk tetap Bersama
pasien,jika perlu
- menganjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
- melatih Teknik relaksasi
kolaborasi
- mengkolaborasi obat
Minggu, 28 15.00 ansietas jika perlu S: Klien
Februari 2021
mengatakan
manajemen nutrisi tidak nafsu
(I.03119) makan
observasi Dan mual
- mengidentifikasi status O: klien
nutrisi
- mengidentifikasi tampak lemas
makanan yang disukai A: Masalah
- mengidentifikasi teratasi
kebutuhan kalori dan P: Intervensi
jenis nutrient dihentikan
terapeutik
- melakukan oral hygiene
sebeum makan, jika
perlu
- memberikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- memberikan makanan
tinggi kalorii dan tinggi
protein
edukasi
- menganjurkan posisi
duduk, jika perlu
- menganjurkan diet yang
diprogramkan
kolaborasi
- mengkolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan (Pereda
nyeri, antiemetic), jika
perlu
- mengkolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai