KOLOID
A. Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi
Ukuran Partikel < 10-7 cm atau 10-7 cm – 10-5 cm atau >10-5 cm atau
Padat Cair Sol Cat, tinta, sol emas, kanji, lem, lateks,
putih telur, sol emas
C. Sifat-sifat Koloid
o Cara oksidasi yaitu mengoksidasi unsur dalam senyawa sehingga terbentuk unsur bebas.
Contoh :
Sol belerang dibuat dengan mengoksidasi ion sulfida (mengalirkan gas H 2S ke dalam
larutan belerang dioksida).
2) Reaksi Hidrolisis ( Reaksi dengan air) adalah menghidrolisis senyawa ion sehingga terbentuk
senyawa yang sukar larut (koloid).
Contoh :
Membuat koloid Fe(OH)3 dengan memasukkan larutan FeCI3 kedalam air panas.
FeCl3 (aq) + H2O(l) → Fe (OH)3(s) + 3HCI(aq)
Pembuatan sol Al (OH)3 dari larutan AlCl3, Al2(SO4)3 atau tawas ke dalam air mendidih
AlCl3 + 3H2O → Al(OH)3 + 3 HCl
3) Reaksi Metatesis
adalah penukaran ion sehingga terbentuk senyawa yang sukar larut (koloid)
Contoh :
Membuat sol AgBr dengan larutan KBr encer
AgNO3 (aq) + KBr (aq) → AgCI(s) + KNO3
4) Reaksi Dekomposisi
adalah dua buah larutan encer yang masing-masing mengandung elektrolit dicampurkan
sehingga menghasilkan endapan yang berukuran koloid.
Contoh :
Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO3 dengan larutan NaCl encer
AgNO3 (aq) + NaCI(aq) → AgCI(s) + NaNO3(aq)
Pembuatan sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan gas H2S dengan asam arsenit (H3AsO3)
yang encer.
2 H3AsO3 + 3H2S → As2S3 + 6 H2O
b. Cara Fisika
Pendinginan
Pergantian pelarut atau menambahkan pelarut lain.
Contoh :
Pembuatan sol belerang dari larutan belerang ke dalam alkohal ditambah dengan air.
2. Cara Dispersi
Adalah menghaluskan partikel suspensi yang terlalu besar menjadi partikel yang berukuran koloid.
Cara Dispersi yang sering dilakukan :
a. Cara Mekanik
Melakukan penggerusan ( penggilingan untuk zat padat)
Contoh :
Pembuatan sol belerang dengan mengerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat
inert ( seperti gula pasir) kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
b. Cara Peptisasi
Adalah Partikel endapan dipecah dan dihaluskan menjadi partikel koloid dengan menambahkan
suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis.
Contoh :
sol Fe(OH)3 dibuat dengan menambahkan FeCI3
endapan Al(OH)3 dipeptisasi dengan AlCl3
endapan NiS dipeptisasi dengan H2S
agar-agar dipeptisasi dengan air
serat selulosa dipeptisasi dengan air
Adalah Pemecahan zat padatan logam menjadi partikel koloid dengan menggunakan arus listrik
tegangan tinggi.
Contoh : Pembuatan sol logam
F. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah penambahan koloid pada koloid lainnya untuk menstabilkan koloid. Fungsi
untuk untuk menstabilkan emulsi disebut emulgator (zat pengemulsi).
Contoh :
Pada pembuatan es krim ditambahkan gelatin untuk mencegah pembentukkan kristal besar es
atau gula
Susu yang merupakan emulsi lemak dan air mengandung kasein yang berfungsi sebagai zat
pengemulsi (emulgator)
Sabun dan detergen termasuk koloid pelindung dari emulsi antara minyak dengan air.
Minyak silikon pada cat.
Lecitin pada margarine
Kalsium Fosfat pada plasma darah
G. Peranan Koloid :
Koloid banyak dimanfaatkan oleh industri untuk membuat produknya, misalnya kosmetika,
makanan, dan farmasi.
Penggunaan Koloid di dalam industri disebabkan banyak zat yang diperlukan dalam produk
industri yang tidak saling tercampur. Dengan membuat produknya dalam bentuk sistem Koloid,
industri dapat menyajikan suatu campuran zat yang tidak saling bercampur menjadi campuran yang
homogen.
Koloid yang mencemari air adalah limbah yang berasal dari industri seperti logam berat ( misal
logam Pb dan Hg ) dan limbah yang berasal dari pemukiman seperti limbah detergen.
Koloid yang mencemari tanah adalah limbah pertanian seperti pestisida dan pupuk.
Sabun dapat dibuat dari lemak hewan atau minyak tumbuhan. Proses pembuatan sabun disebut
saponifikasi, yaitu dengan cara mendidihkan lemak atau minyak dengan NaOH atau KOH pekat agar
diperoleh gliserol dan garam dari asam lemak yang disebut sabun.
Pengotor umumnya melekat pada pakaian atau badan dalam lapisan minyak yang tipis. Jika lapisan
minyak ini dapat dibuang, partikel-pertikel pengotor dikatakan telah tercuci. Molekul-molekul sabun
terdiri dari rantai seperti hidrokarbon yang panjang dengan satu gugus ionik yang sangat polar pada
salah satu ujungnya.
Rantai karbon ini bersifat lipofilik (tertarik atau larut dalam minyak dan lemak) dan ujungnya yang
polar bersifat hidrofilik (tertarik atau larut dalam air). Dapat dikatakan bahwa molekul demikian adalah
“schizophrenik”, atau mempunyai dua “kepribadian”.
Jika sabun diguncang dengan air, ia membentuk dispersi koloid, bukan larutan yang sesungguhnya.
Larutan sabun ini yang mengandung agregat dari molekul-molekul sabun yang dinamakan misel
(micelle). Rantai karbon yang non polar atau lipofik terdapat di bagian tengah misel.
Prinsip kerja sabun dalam membersihkan noda adalah dengan cara menurunkan tegangan
permukaan air sehingga daya resap air pada kain meningkat. Selanjutnya, bagian hidrofob sabun akan
mengikat noda dan bagian hidrofilnya berinteraksi dengan air. Goncangan mekanik menyebabkan noda
terangkat dan tersuspensi dalam air membentuk misel yang tidak mudah mmengendap. Saat pakaian
dibilas, permukaan kain bersih dari noda.
Gambar pelangi
Berdasarkan wacana di atas jenis koloid Berdasarkan wacana di atas jenis koloid
dan sifat yang di hasilkan pelangi, secara
berurutan adalah.... dan fase terdispersi - medium pendispersi
A. aerosol dan gerak Brown yang tepat pada obat batuk secara
B. buih dan gerak Brown
C. aerosol dan efek Tyndall berurutan adalah....
D. buih dan efek Tyndall A. Sol, padat - cair