Anda di halaman 1dari 31

TEORI RELATIVITAS

KHUSUS
PRESENT BY :
KELOMPOK 1 KELAS XII MIPA 2
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
Abdul Muhaimin Al Qadri (01)
Adi Muh Yusuf (02)
Ahmad Luthfi Baihaki (03)
Airul Fadil Hasfian (04)
Amiyatul Ummah (06)
Asfirah Damayanti Surahman (08)
Asma Ul Husna (09)
Ayrin Eka Putri (10)
Sukma Mairani Arsiah (34)
KEGAGALAN
RELATIVITAS
KLASIK

UJI PERCOBAAN POSTULAT


TEORI EINSTEIN & AKIBAT
RELATIVITAS DARI POSTULAT
KHUSUS EINSTEIN

TEORI RELATIVITAS
KHUSUS
DINAMIKA TRANSFORMASI
RELATIVITAS LORENT
Relativitas klasik

Hukum-hukum Newton tentang gerak harus digunakan pada sebuah kerangka acuan.

y Kerangka acuan ini dinamakan


Kerangka inersia dengan syarat
hukum-hukum Newton berlaku pada
kerangka ini.

Kerangka ini dapat terwujud pada


x sebuah benda bergerak dengan
z kecepatan konstan dan tidak ada gaya
luar yang bekerja pada benda
tersebut.

4
Transformasi Galileo

Pandangan tentang alam yang berasal dari Galileo mengatakan bahwa:


a. Ruang (x,y,z) dan waktu (t) adalah mutlak
b. Pembahasan tentang transformasi galileo hanya
terbatas pada suatu kerangka acuan inersia.
Pada kerangka O = (x, y, z, t)
Pada kerangka O’ = (x’, y’, z’, t’)

O y P = (x, y, z, t)
P = (x’, y’, z’, t’)

z x

Newton merumuskan kaidah untuk transformasi dari K to K’ dan sebaliknya kembali


dari K’ to K.
5
contoh
Dua buah mobil melaju dengan laju tetap di sepanjang sebuah jalan lurus dalam arah
yang sama. Mobil A bergerak dengan laju 60 km/jam, sedangkan mobil B 40 km/jam,
masing-masing laju ini diukur relative terhadap seorang pengmat di tanah. Berapakan
laju mobil A terhadap B.?

Pemecahan :

Misalkan O adalah pengmat di tanah yang mengamati mobil A bergerak dengan laju v =
60 km/jam. Anggaplah O’ bergerak dengan mobil B dengan laju u = 40 km/jam. Maka

v’ = v – u = 60 – 40 = 20 km/jam

6
Percobaan Michelson-Morley

Michelson dan Morley


percaya bahwa bumi tidak
selalu diam relatif trerhadap
eter.
Dan juga cahaya akan
memiliki waktu tempuh
pergeseran pfase yang
Edward
Albert Michelson Morley berbeda bergantung arah
(1852-1931) (1838-1923) perambatannya apakah
paralel, anti paralel atau
tegak lurus terhadap eter.

7
Rancangan Percobaan Michelson-Morley

8
Rancangan Percobaan Michelson-Morley

Cermin
B

Albert Michelson Edward


(1852-1931) Morley Sumber
Setengah cermin Cermin
(1838-1923) cahaya
S
C
A

Layar

9
Hasil Percobaan Michelson-Morley

Hasil pengukuran awal maupun


pengukuran setelah interferometer diputar
90 menghasilkan pola interferensi yang
sama

Interferometer
Micelson-Morley

Hasil percobaan Michelson dan Morley's


Diambil dari A. A. Michelson, Studies in Optics
10
kesimpulan Percobaan Michelson-Morley

Dengan beberapa kali melakukan


percobaan yang sama dibawah bimbingan
Edward Morley, Michelson selalu
memperoleh hasil yang sama,

Michelson menyimpulkan bahwa postulat


tentang keberadaan ether tidak benar.

Albert Michelson Edward Morley


Jadi, ether tidak ada (1852-1931) (1838-1923)

11
Postulat Einstein

Pada tahun 1905 Einstein mengemukakan Teori


Relativitas Khusus dengan dua postulat yang menjadi
dasar pengembangan Teori Relativitas Umum.
a. Postulat I : Hukum-hukum fisik dapat dinyatakan
dengan persamaan yang berbentuk sama, dalam
semua kerangka acuan yang bergerak dengan
kecepatan tetap satu terhadap yang lain, artinya
bentuk persamaan dalam fisika selalu tetap
meskipun diamati dari keadaan yang bergerak
b. Postulat II : Kelajuan cahaya dalam ruang
hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak
tergantung dari gerak pengamat. Artinya laju
cahaya tetap c = 3108 m/s walaupun diamati oleh
Albert Einstein (1879-1955) pengamat yang diam maupun oleh pengamat
yang sedang bergerak, dan tidak ada benda yang
kelajuannya = laju cahaya.
Akibat Postulat Einstein

1. Perpanjangan waktu (time dilatation)

L O 𝐿2 + 𝑈∆𝑡 2

O
-u
O’
O

O’
u
Pengamat O’, mengukur selang waktu yang ∆𝑡
lebih lama daripada yang di ukur O ∆𝑡 ′ =
𝑢2
1− 2
𝑐
Akibat Postulat Einstein
2. Penyusutan panjang
𝐿′ − 𝑢∆𝑡′1
L L’ L’
-u
O O O

O’ O’ O’
𝑢∆𝑡2 ′
u
L’

O
O’

Panjang L’ menurut O’ lebih pendek daripada


𝑢2
panjang L menurut O. hal ini memenuhi 𝐿′ =𝐿 1− 2
persamaan 𝑐
Akibat Postulat Einstein

3. Pergeseran doppler

Dalam kasus gelombang bunyi dapat dibedakan “gerak mutlak” terhadap zat
perantara yang merambatkan gelombang bunyi.

Postulat pertama Einstein mengatakan bahwa situasi tersebut


tidak mungkin berlaku bagi gelombang cahaya, karena
3
gelombang cahaya tidak membutuhkan zat perantara (tidak ada
“eter”). Oleh karena itu, kita mensyaratkan bahwa bagi
gelombang cahaya terdapat rumus pergeseran Doppler yang
berbeda, yang tidak membedakan antara gerak sumber dan
gerak pengamat, melainkan melibatkan gerak relatif.
c T 1 c u
 (c  u ) 
v' 1 u 2 c2 v 1 u 2 c2

atau

1 u2 c2 1 u c
3 v'  v  v
1 u c 1 u c

Persamaan tersebut merupakan rumus


pergeseran Doppler yang taat asas dengan
kedua postulat Einstein.
TRANSFORMASI LORENTZ

TRANSFORMASI GALILEO

Sesuai dengan “akal sehat” kita namun


tidak memberi hasil yang sesuai dengan
berbagai percobaan pada laju tinggi.

Hendrik A. Lorentz
(1853-1928)
Dibutuhkan Persamaan Trasformasi baru
TRANSFORMASI LORENTZ yang dapat meramalkan efek relativistik
baik ketika meninjau benda berlaju tinggi
ataupun rendah
x’= 𝛾 (x – vt)

x = 𝛾’ (x’ + vt’) , where 𝛾 could be anything.

By Einstein’s first postulate: 𝛾’ = 𝛾


1
x’ = ct’ and x = ct

Thus: x’ = ct’= 𝛾 (ct – vt). Solving for t’: t’= 𝛾 t (1– v/c) 1 v / c
2 2

and: x = ct = 𝛾 (ct’+ vt’). Solving for t: t = 𝛾 t’(1 + v/c)

Substituting for t’ in t = 𝛾 t’ (1 + v/c) :

 v  v 
t   2t 1  1  
 c  c 
PERSAMAAN TRANSFORMASI LORENTZ
Untuk koordinat dari suatu peristiwa (x,y, z,t) sebagaimana diamati dari kerangka
acuan O dengan koordinat peristiwa yang sama (x’,y’, z’,t’) yang diamati oleh
kerangka acuan O’ yang sedang bergerak dengan kecepatan u terhadap O. Maka
bentuk persamaan Transformasi Lorent adalah :

𝒖
𝒙 − 𝒖𝒕 ′
𝒚 =𝒚 𝒕 − 𝒙
𝒙′ = 𝒕′ = 𝒄𝟐
𝒖𝟐 𝒖𝟐
𝟏− 𝟏 − 𝟐
𝒄𝟐 z’ = z 𝒄

Kita menganggap bahwa gerak relatifnya adalah sepanjang arah x (atau x’) positif
(O’ bergerak menjauhi O, jika O’ bergerak menuju O, ganti u dengan –u.
Andaikan sebuah objek yang diamati oleh O bergerak dengan kecepatan V= (Vx,
Vy, Vz ), untuk mencari kecepatannya V’ = (V’x, V’y, V’z) sebagiamana diamati
oleh O’, maka kita perlu menggunakan transformasi kecepatan Lorentz berikut :

2 2
𝑣𝑥 − 𝑢 𝑣𝑦 1 − 𝑢 ൗ 2 𝑣z 1−𝑢 ൗ 2
𝑐 𝑐
𝑣′𝑥 = 𝑣 𝑢 𝑣′𝑦 = 𝑣 𝑢 𝑣′z =
1 − 𝑥2 𝑣 𝑢
𝑐 1 − 𝑥2 1 − 𝑥2
𝑐 𝑐
Kontraksi Lorentz
v = 10% c

Pesawat yang bergerak dengan


kecepatan berbeda

v = 80% c

𝒖 𝟐
𝑳′ = 𝑳 𝟏 − 𝟐
𝒄
v = 99% c

v = 99.9% c
Contoh :
Dua buah roket saling mendekati sepanjang garis lurus. Masing – masing roket
bergerak dnegan laju 0,5c relatof terhadap seorang pengamat bebas ditengah
keduannya. Dengan kecepatan berapakah pengamat roket yang satu mengamati
roket yang lain mendekatinya ?

Pemecahan :

Misalkan O menyatakan pengamat bebas, dan O’ salah satu roketnya. Maka


“peristiwa” yang sedang mereka amati adalah mendekatnya roket kedua , seperti
dalam peristiwa berikut.
Roket 1 Roket 2

O’ O
u= 0,999c Vx= -0,999c
Pengamat O melihat roket 2 bergerak dengan kecepatan Vx = -0,999c . Pengamat O’
(roket 1) sedang bergerak relative terhadap O dengan kecepatan u = 0,999c . Maka
dengan menggunakan persamaan untuk transformasi bagi Vx ,
𝑣𝑥 − 𝑢 −0,999𝑐 − (0,999𝑐)
𝑣′𝑥 = 𝑣𝑥 𝑢 = = −0,99999995𝑐
1 − 2 (−0,999𝑐)(0,999𝑐)
𝑐 1−
𝑐2

Jika kita menggunakan persamaan dari transformasi Galileo, maka :

𝑣′𝑥 = 𝑣𝑥 − 𝑢 = −0,999 − 0,999 = −1,998𝑐

Teori Relatifitas Khusus mensyaratkan


bahwa nilai c adalah laju batas tertinggi
bagi semua gerak relative
DINAMIKA RELATIVISTIK

Penafsiran “relative” baru terhadap konsep-


konsep mutlak yang dianut sebelumnya seperti
panjang dan waktu. Juga darinya kita
berkesimpulan bahwa konsep klasik kita
tentang laju relative tidak lagi benar. Dengan
demikian, cukup beralasan bagi kita untuk
menanyakan sejau manakah revolusi konsep ini
mengubah tafsiran kita terhadap konsep fisika.
Albert Einstein (1879-1955) Oleh karena itu, kita membahas ulang besaran
besaran dinamika seperti massa, energy, dan
momentum serta hukum-hukum kekekalan
dalam dinamika klasik.
DINAMIKA RELATIVISTIK
sebelum sesudah
1 2
v v

v V=0

Jika kita meninjau dari kerangka acuan yang bergerak denga kecepatan v ke kanan
maka menurut mekanika klasik, massa 1 akan tampak diam, sedangkan massa 2
akan bergerak dengan laju 2v . Tetapi, transformasi Lorents ternyata memberi hasil
yang berbeda. Misalkan O’ bergerak kekanan dengan laju u = v. maka menurut O’,
kecepatan massa 1 adalah :
𝑣1 − 𝑢
𝑣′1 = 𝑣 𝑢
1 − 12
𝑐
Dan kecepatan massa 2 adalah (dengan V2= -v)

Kecepatan massa gabungan 2m adalah


Berikut ini adalah ilustrasi percobaan tersebut sebagaimana dilihat oleh O’ :

sebelum sesudah
V’2 V’

Menurut O, momentum linear sebelum dan setelah tumbukan adalah

Menurut O’,
Karena menurut pengukuran O’, p’ awal ≠ p’ akhir , maka bagi O’ momentum linear

Kecepatan telah kita tangani dengan


benar
?,

m0 disebut massa diam dan diukur terhadap


Massa Relativistik : kerangka acuan yang terhadapnya benda diam.
𝑚0 Dalam kerangka acuan lainnya, massa relativistik m
𝑚= akan lebih besar dari pada m0. (konsep ini
𝑣2
1− 2 membantu kita mengatasi masalah yang mengacu
𝑐
pada obejak yang bergerak dengan laju yang
mendekati laju cahaya.
Selain mendefinisikan massa
relatifistik seperti yang kita lakukan
di atas, kita dapat pula
mendefinisikan ulang momentum
relativistik dan energi relatifistik
total E sebagai berikut :
𝑚0 𝑣
𝑝=
𝑣2
1− 2
𝑐
𝐸 = 𝑚𝑐 2
MASSA DAN ENERGI RELATIVISTIK

Bukti langsung kebenaran ramalan teori relativitas khusus yang pertama diperoleh hanya dalam
selang beberapa tahun setelah Einstein menerbitkan makalahnya pada tahun 1905. pertambahan
massa karena bertambahnya kecepatan, yang diramalkan pada persamaan

𝑚0
𝑚=
𝑣2
1− 2
𝑐

Diuji dengan mengukur momentum dan kecepatan electron berenergi tinggi yang di pancarkan
dalam beberapa proses peluruhan radioaktif tertentu.
TERIMA KASIH
Salam Pendidikan
Terus berlari
Untuk pendidikan yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai