Sumbu x dan x' saling berimpitan, dan diasumsikan kerangka S′ bergerak ke kanan
(arah x) dengan kecepatan v relatif terhadap S. Untuk menyederhanakan, diasumsikan
bahwa acuan O dan O' dari kedua kerangka acuan saling berimpit pada t = 0.
Sekarang, dimisalkan terjadi sesuatu di titik P yang dinyatakan dalam
koordinat x ', y ', z' dalam kerangka acuan S' pada saat t'. Bagaimana koordinat P di S?
Perlu diketahui, karena S dan S' mula-mula berimpitan, setelah t, S' akan bergerak
sejauh vt'. Sehingga pada saat t ' akan berlaku:
y = y'.............................................................. (2)
t = t '.............................................................. (4)
Jadi, kecepatan P seperti terlihat dari S akan memiliki komponen ux, uy, dan
uz. Untuk komponen yang berhubungan dengan komponen kecepatan di S' diperoleh:
C. Percobaan Michelson-Morley
Pada tahun 1887, Albert Michelson (1852 - 1931) dan Edward Morley
(1838 - 1923) melakukan suatu percobaan untuk mengukur kecepatan bumi dengan eter,
yaitu suatu medium hipotetik yang dahulu diyakini diperlukan untuk membantu
perambatan radiasi elektromagnetik. Dengan menggunakan interferometer Michelson,
mereka berharap dapat mengamati suatu pergeseran pada pita interferensi yang
terbentuk saat alat diputar 90°, untuk menunjukkan bahwa laju cahaya yang diukur pada
arah rotasi bumi, atau arah lintasan orbit, berbeda dengan laju pada arah 90° terhadap
arah rotasi.
X = ɤ(x’+vt’)………………….. (10.10)
Y = y’………………………………..(10.11)
Z = z’ ……………………………….(10.12)
X’ = ɤ (x – vt)
Maka diperolah ɤ :
1
ɤ= v2
√ 1−
c2
u ' x +v
ux =
1+ v u' x /c 2
u' y √ 1−v 2 /c 2
uy =
1+ v u ' x /c 2
u' z √ 1−v 2 /c2
uz =
1+v u ' x /c 2
2. Dilatasi Waktu
Akibat penting postulat Einstein dan transformasi Lorentz adalah bahwa
selang waktu antara dua kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu
kerangka acuan selalu lebih singkat daripada selang waktu antara kejadian sama yang
diukur dalam kerangka acuan lain yang kejadiannya terjadi pada tempat yang berbeda.
Pada dua kejadian yang terjadi di x0' pada waktu t1' dan t2' dalam
kerangka S ', kita dapat menentukan waktu t1 dan t2 untuk kejadian ini dalam kerangka S
dari persamaan (9). Kita peroleh:
Waktu di antara kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu
kerangka acuan disebut waktu patut, tp. Dalam hal ini, selang waktu Δtp = t2' – t1' yang
diukur dalam kerangka S' adalah waktu patut. Selang waktu Δt yang diukur dalam
kerangka sembarang lainnya selalu lebih lama dari waktu patut.
Pemekaran waktu ini disebut dilatasi waktu, yang besarnya:
Δt = γ.Δtp ..................................................... (14)
3. Kontraksi Panjang
Kontraksi panjang adalah penyusutan panjang suatu benda akibat gerak
relatif pengamat atau benda yang bergerak mendekati cepat rambat cahaya. Penyusutan
panjang yang terjadi merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan pemekaran
waktu. Panjang benda yang diukur dalam kerangka acuan di mana bendanya berada
dalam keadaan diam disebut panjang patut (panjang benda menurut pengamat), l. Kita
tinjau sebatang tongkat dalam keadaan diam di S' dengan satu ujung di x2' dan ujung
lainnya di x1' , seperti pada Gambar 2.. Panjang tongkat dalam kerangka ini adalah l
= x2' – x1'.
Gambar 2. Kontraksi panjang.
dengan v = ds/dt, jadi:
Suku kedua persamaan (3) tidak bergantung pada kecepatan dan disebut
energi diam partikel E0, yang merupakan perkalian massa diam dengan c2 .
E0 = m0 . c2 ....................................................... (4)
Jumlah energi kinetik dan energi diam disebut energi relativistik, yaitu :
Kesimpulan
vB = vA + v
2. Teori relativitas khusus didasarkan pada dua postulat, yaitu:
Postulat I
“hukum-hukum fisika adalah sama dalam semua kerangka inersia”, postulat ini
merupakan perluasan prinsip relativitas Newton untuk mencakup semua jenis
pengukuran fisis, bukan hanya mekanis.
Postulat II
“ kelajuan cahaya adalah sama dalam semua kerangka inersia”, postulat pertama
karena tidak adanya acuan universal sebagai acuan mutlak. Postulat kedua memiliki
implikasi yang sangat luas dengan kecepatan, panjang, waktu dan massa benda yang
semuanya bersifat relative.
3. Relativitas penjumlahan kecepatan.
v1+ v2
v v
1 + 12 2
v= c
to = selang waktu yang diamati pada kerangka diam (diukur dari kerangka
bergerak)
t = selang waktu pada kerangka bergerak (diukur dari kerangka diam)
v2
L = Lo √ 1- 2
c
L = panjang benda pada kerangka bergerak
Lo = panjang benda pada kerangka diam
6. Momentum Relativistik
2
mo c
v2
Ek = √ 1-
c2 mo c2
Ek = m c2 mo c2
Ek = (m - mo) c²
Ek = E Eo
E = energi total = m c²
Eo = energi diam = mo c²
Ek = energi kinetik benda