Anda di halaman 1dari 15

RADIASI BENDA HITAM

Tujuan Pembejalaran
1. Mahasiswa dapat menerangkan tentang radiasi benda hitam
2. Mahasiswa dapat menjelaskan mengenai intensitas radiasi benda hitam
3. Mahasiswa dapat menerangkan teori spektrum radiasi

Pendahuluan: Ayat al-qur’an tentang sifat fisik cahaya

‫ور ِه َك ِم ْش َكا ٍة فِيهَا ِمصْ بَا ٌح ْال ِمصْ بَا ُح فِي‬ ِ ُ‫ض َمثَ ُل ن‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬ َ ‫هَّللا ُ نُو ُر ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
َ َ‫اجةُ َكأَنَّهَا َك ْو َكبٌ ُدرِّ يٌّ يُوقَ ُد ِمن َش َج َر ٍة ُّمب‬
‫ار َك ٍة َز ْيتُونِ ٍة اَّل َشرْ قِيَّ ٍة‬ َ ‫الز َج‬ ُّ ‫اج ٍة‬
َ ‫ُز َج‬
ُ ‫ور يَ ْه ِدي هَّللا‬
ٍ ُ‫ُضي ُء َولَ ْو لَ ْم تَ ْم َس ْسهُ نَا ٌر نُّو ٌر َعلَى ن‬ ِ ‫َواَل غَرْ بِيَّ ٍة يَ َكا ُد َز ْيتُهَا ي‬
٣٥﴿ ‫علِي ٌم‬ َ ‫اس َوهَّللا ُ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء‬
ِ َّ‫ال لِلن‬ َ َ‫ور ِه َمن يَ َشاء َويَضْ ِربُ هَّللا ُ اأْل َ ْمث‬ ِ ُ‫﴾لِن‬

Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti
sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung
kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak
dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di
barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di
atas cahaya (berlapislapis/ nuurun ‘ala nuurin), Allah membiri petunjuk kepada cahaya-Nya bagi
orang yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nuur[24]:35).
Dari ayat tersebut kita bisa dapat mengetahui bahwa kata Allahu nurus samawati wa al-ard
dapat diartikan bahwa Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Dengan demikian,
sudah seharusnya kita selalu bersyukur atas semua keadaan yang kita alami. Kata Nur sendiri
ditafsirkan oleh Abdullah Yusuf Ali (1935) sebagai light of beauty yang berarti cahaya indah.
Sedangkan dalam potongan ayat di atas, nur diartikan sebagai cahaya fisik atau cahaya
penerang jagat raya yang tidak lain adalah bintang-bintang di alam semesta (Masalu nurih). Kita
ketahui bahwa bintang terdekat dari Bumi adalah Matahari . Selanjutnya, kalimat kamisykatin
fiha misbaha tau diartikan seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada
pelita besar. Kalimat tersebut dapat dimaknai sebagai gambaran sekilas anatomi matahari atau
bintang. Pada inti paling dalam (core) dari matahari merupakan tempat terjadinya reaksi-reaksi
nuklir inti-inti hydrogen, dengan panas sekitar 14.500.000K. Bagian core tersebut yang
merupakan sumber cahaya matahari.
Kalimat al Misbahu fi zujajah az-zajajatu ka’annaha kaukabun durriy yang artinya pelita itu di
dalam tabung kaca dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan. Pelita atau core
berada dalam kaca, dimana kaca dalam struktur matahari merupakan lapisan zona konfektif
(convective zone) yang mempunyai fungsi untuk menyebarkan panas keseluruh bagiab
matahari sehingga maahari terlihat berkilauan. Selanjutnya, kata minyak yang digunakan untuk
menyalakan lampu merupakan suatu energi yang berasal dari dirinya sendiri. Reaksi
termonuklir yang terjadi pada matahari berasal dari core. Sehingga kalimat yang minyaknya saja
hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api megisyaratkan betapa hebat energi
termonuklir matahari tersebut.
Untuk kalimat nurun ‘ala nur atau cahaya di atas cahaya, dapat dipahami sebagai cahaya yang
dipancarkan oleh matahari merupakan spektrum elektromagnetik atau spektrum cahaya yang
berlapis-lapis sesuai Panjang gelombangnya. Spektrum elektromagnetik yang dipancarkan oleh
matahari meliputi sinar- ( < 0,01 nm), sinar-X ( 0,01 -10 nm), cahaya ultra violet ( 10-380
nm), cahaya tampak ( 380 – 700 nm), cahaya inframerah ( 700 nm – 1 mm), gelombang micro
( 1 mm – 1m), dan gelombang radio ( 1 mm – 100.000 km). Terakhir kalimat yahdillahu
linurihi man yasya artinya Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia
kehendaki. Kalimat tersebut dapat dimaknai bahwa Allah akan membimbing siapa saja yang
dikehendaki-Nya untuk bisa memanfaatkan cahaya-Nya. Seperti telah diketahui bahwa
gelombang elektromagnetik telah banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan
peradaban manusia itu sendiri. Dengan demikian, atas pencapaian tersebut kita patut selalu
bersyukur atas rahmat dan karunia yang telah diberika kita semua.
Pandangan Fisika Klasik Tentang Partikel Gelombang
Para ilmuwan pada masa ini, menganggap bahwa partikel dan gelombang metupakan dua hal
yang berbeda. Elektron, proton, neutron dipandang sebagai sebuah partikel, sedangkan radiasi
elektromagnetik seperti cahaya matahari, sinar-X, dan sinar gamma dipanadang sebagai
gelombang. Diawali oleh Newton (1642-1727) yang menjelaskan dalam teorinya bahwa cahaya
terdiri atas partikel-partikel ringan yang berukuran sangat kecil. Dimana partikel tersebut
dipancarkan dari sumbernya kesegala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi (teori
korpuskular). Teori yang dikemukaan oleh Newton bukanlah teori baru, karena pertengahan
abad X atau enam ratus tahun sebleum Newton lahir, Seorang ilmuwan islam dari Basrah,
Abu-‘Aliy Al Hasan bin Al Haisam (965 – 1039), sudah menyatakan bahwa cahaya merupakan
kumpulan partikel kecil yang bergerak pada kecepatan tertentu. Dia juga mengembangkan teori
Ptolemy tentang refraksi cahaya namun usaha Alhazen tidak dikenal di Eropa sampai pada akhir
abad 16.
Selanjutnya, teori gelombang dikemukana oleh Christiaan Huygens (1629 – 1695). Huygen
berpendapat bahwa cahaya dipancarkan sebagai gelombang ke semua arah seperti halnya
bunyi. Dua pendapat tersebut bertentangan, karena tidak mungkin cahaya bersifat gelombang
sekaligus sebagai partikel (dualism gelombang partikel). Pada masa Newton dan Huygens,
orang-oarang masih beranggapan bahwa gelombang merambat pasti memerlukan medium
sedangkan ruang diantara bintang-bintang dan planet-planet merupakan ruang hampa
(vakum). Dengan demikian, pendapat Huygens belum dapat diterima. Namun bebarapa
eksperimen yang dilakakukan oleh ilmuwan lain dapat mendukung pendapat Huygens.
Misalnya percobaan Young dengan menggunakan celah ganda menunjukkan gejala difraksi dan
interferensi (teori gelombang) dari sebuah sumber cahaya tunggal. Kemudian, James Clerk
Maxwell (1831-1874), fisikawan dari Skotlandia, berpendapat bahwa cahaya dapat dibangkitkan
oleh gejala kelistrikan dan kemagnetan yang tegolong gelombang electromagnet. Dengan
demikian, Maxwell menegaskan cahaya berbeda dengan bunyi yang merupakan gelombang
mekanik. Gelombang elektromagnetikpun dapat merambat melalui ataupun tanpa medium
dengan kecepatan rambatnya sangat tinggi jika dibandingkan dengan kecepatan rambat bunyi.
Akhirnya pada tahun 1860, Maxwell merumuskan kerangka matematis hubungan atara listrik.
Magnet dan cahaya yang dikenal dengan persamaan Maxwell untuk gelombang
elektromegnetik. Maxwell sangat kaget Ketika mendapati hasil perhitungan untuk kecepatan
rambat gelombang elektromagnetik sama dengan kecepatan cahaya yang pada saat itu telah
diketahui besarnya adalah 3 x 108 m/s dengan akurasi 1 persen. Dengan demikian, pendapat
Maxwell dapat diterima secara luas, apalagi Ketika Hertz (1857 – 1894) berhasil membuktikan
secara eksperimen, serta penemuan-penemuan berbagai gelombang yang termasuk gelombang
elektromagnetik seperti sinar-X, sinar gamma dan gelombang mikro radar.
Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Radiasi geombang elektromagetik atau radiasi elektromagnetik merupakan bentuk energi sinar
yang menjalar kembang (propagates) melalui antartika dalam bentuk gelombang
elektromagnetik dan/atau partikel yang disebut foton. Sebagai suatu gelombanga
elektromagnetik, radiasi elektromagnetik mempunyai komponen elektrik dan magnetik, yang
saling berosilasi satu terhadap yang lain, tegak lurus sesamanya dan tegak lurus pula terhadap
arah energi serta propagasi gelombang (lihat Gambar 1). Untuk spektrum elektromagnetik
dengan komponen-komponen sinar, cahaya, atau gelombang penyusunnya dapat dilihat pada
Gambar 2.

Gambar 1. Gelombang elektromagnetik (sumber: rooksheathscience.com)


Gambar 2. Spektrum elektromagnetik (sumber: https://ozonedepletiontheory.info/-
ImagePages/electromagnetic-spectrum.htm)
Kecepatan rambat gelombang elektromagnetik dapat diperoleh melalui perhitungan
1 1
c= = =2,998 x 108 m/s (1)
√ μ0 ε 0 √(4 π x 10 H /m)(8,854 x 10 F /m)
−7 −12

Dimana μ0 adalah permeabilitas magnetic dan ε 0 adalah permitivitas hampa.

Sinar-X
Sinar-x atau radiasi sinar-x merupakan bentuk radiasi gelombang elektromagnetik dengan
Panjang gelombang yang sangat pendek antara 0,01 – 10 nm. Jika dibandingkan dengan cahaya
tampak maka 1/10.000 dari Panjang gelombang cahaya tampak. Sinar-X dapat dihasilkan
melalui proses interaksi radiasi dan interaksi tumbukan (collisional). Pada kedua proses
tersebut electron-elektron dari proyektil akan menumbuk target dan berinteraksi dengan
ataom-atom target. Interaksi electron dengan inti akan menyebabkan arah pergerakkan
electron berubah dan terjadi pengurangan energi kinetic pada electron tersebut.
Pada proses interaksi radiasi, perubahan arah dari sinar-X tersebut disebabkan interaksi
electron proyektil dengan medan energi pada inti atom, sebagai target. Akibat dari interaksi
tersebut akan disertai dengan pemancaran foton sinar-X yang disebut sebagai sinar-X
breamstarhlung. Adapun pada proses interaraksi tumbukan, electron proyektil berinteraksi
dengan electron pada kulit-kulit atom sebagai terget sehingga akan menghasilkan sinar-X
karakteristik.
Sinar-X biasanya dikenal juga dengan nama sinar Rontgen, yang merupakan nama dari penemu
sinar-X yaitu Dr. Wilhelm Conrad Rontgen (1845-1923) berkebangsaan Jerman. Salah seorang
ilmuwan yang penyelidikannya langsung bersandar dari hasil penemuan Rontgen adalah
Antoine Henri Bacquerel. Awalnya, Bacquerel menyelidiki sinar-X. namun beliau menemukan
fenomena radioaktivitas.
Dalam aplikasi sinar-X didasarkan pada sifat difraksi yang dilakukan oleh sinar-X sehingga sering
dikenal dengan difraksi Sinar-X. Prinsip kerja difraksi sinar-X yaitu ketika seberkas sinar-X
melewati kisi-kisi bidang krital pada suatu material yang lebarnya seorde dengan panjang
gelombang sinar-X. Akibatnya akan terjadi penyebaran/hamburan dan penguatan amplitudo
gelombang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa syarat terjadinya difraksi adalah jarak
celah kisis, d dan Panjang gelombang suber cahaya, λ adalah setara (seorde). Interaksi antara
sumber gelombang dan kisi bidang kristal ditunjukkan pada Gambar 3.

(a) (b)
Gambar 3. Hamburan sinar-X pada kristal

Gambar 3.1 menunjukkan seberkas sinar-X yang dipantulkan oleh bidang kristal yang
berjarak d hkl . Berkas sinar yang dipantulkan pada bidang kristal kedua menempuh jarak 2d sin θ
lebih panjang dibandingkan dengan jarak yang diempuh berkas sinar pada bidang kristal
pertama. Berkas sinar pantul yang sefase dengan lintasan berbeda sebesar kelipatan bilangan
bulat dari panjang gelombang akan menyebabkan perpaduan gelombang yang saling
menguatkan (interferensi konstruktif maksimum). Interferensi konstruktif tersebut hanya
terjadi ketika:
n=AB +BC (2)
dimana AB=BC sehingga
n = 2AB (3)
dari Gambar 3(b) diperoleh bahwa sin θ = AB/d sehingga AB = d sin θ. Jadi persamaan (3) dapat
dituliskan
n = 2 d sin θ (4)
dengan d merupakan jarak antar bidang (hkl) pada kristal, θ merupakan sudut Bragg, λ
merupakan panjang gelombang radiasi, dan bilangan n=1, 2, 3, … merupakan orde refleksi
Bragg. Persamaan (4) tersebut dikenal dengan Hukum Bragg. Intensitas gelombang yang
terdifraksi bergantung pada bidang orientasi kristal. Sebagian besar material terususun dari
bidang orientasi kristal yang berbeda sehingga terbentuk beberapa puncak difraksi, yang
disebut dengan polikristalin. Contoh spektrum difraksi sinar-X yang berinteraksi dengan suatu
bahan ditunjukkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Difraksi sinra-X untuk material serbuk garam dapur (NaCl)


Radiasi Termal
Benda yang memepunyai temperature lebih tinggi akan memancarkan panas pada
lingkungannya yang dikenal dengan radiasi termal. Berdasrkan hasil pegamatan eksperimen
diperoleh bahwa banyaknya radiasi termal yang dipancarkan oleh suatu benda dipengaruhi
oleh:

a. Suhu benda
Benda yang kebih tinggi suhunya akan memancarkan radiasi yang lebih banyak
b. Sifat Permukaan Benda
Permukaan yang kasar akan lebih banyaj memancarkan radiasi panas dibandingkan
dengan permukaan yang halus
c. Bentuk Benda atau Luas permukaan Benda
Permukaan yang luas akan memancarkan radiasi yang lebih banyak
d. Jenis Material
e. Tungsten dapat memancarkan radiasi dengan laju 23,5 w/cm2, sedangkan molybdenum
hanya meradiasikan 19,2 w/cm2, untuk ukuran yang sama.
Pada tahun 1879, Josep Stefan nerumuskan bahwa intensitas radiasi yang dipancarkan oleh
suatu benda sebanding dengan T pangkat empat, atau dituliskan sebagai berikut:

I = kT4 (5)

Dengan k adalah suatu konstanta yang bergantung pada sifat benda dan sering ditulis
sebagai eσ, e adalah emisivitas suatu benda, dan σ adalah konstanta Stefan Boltzmann (5,67
x 10-8 W/m2K4), sehingga persamaannya menjadi

I = eσT4 (6)

Untuk menghitung daya yang dipanacarkan oleh benda dengan menggunakan persamaan

P=IA (7)

Atau

P = e σ T4 A (8)

Dengan demikian, energi radiasi total yang dipancarkan, E oleh benda pada suhu tertentu dapat
dituliskan

E = P t = eσT4 A (9)

Persamaan (9) dikenal dengan persamaan atau tumus Stefan Boltzmann. Stefan menemukan
rumusan tersebut berdasarkan eksperimen yang kemudian dikonfirmasi Kembali oleh Ludwig
Boltzmann melalui perhitungan teori termodinamika.

Contoh

Daya yang dipancarkan oleh permukaan benda yang bersuhu 500 K dan luasnya 2 m2 dan
emisitivitas benda 0,8 adalah.

Penyelesaian.

P = e T4 A = (0,8) (5,67 x 10-8)(500)4 (2)= 5670 watt


Benda yang mempunyai temperature T > 0K tidak hanya mempunyai sifat memancarkan
radiasi saja melainkan juga dapat menyerap radiasi yang dipancarkan oleh lingkungan atau
benda disekitarnya.

Jika sebuah bend amula-mula lebih panas dibandingkan lingkungan, maka benda tersebut
akan menurunkan suhunya karena laju pemancaran ridiasi berupa energi panas lebih besar dari
penyerapan radiasi. Pemancaran ini berlangsung terus sampai suhu benda dan suhu lingkungan
adalah sama, yang diknal dengan keseimbangan termal. Pada keseimbangan termal , panas
yang dipancarkan benda sama dengan panas yang diserap dari lingkungannya.

Radiasi Benda Hitam

Benda hitam didefiniskan sebagai benda dimana radiasi yang jatuh akan diserap seluruhnya
(tidak ada yang dipantulkan). Benda hitam sempurna sukar didapatkan, jelaga yang sangat
hitampun masih mempunyai daya pantul meskipun kecil sekali. Sebuah lubang kecil pada
sebuah dinding berongga dapat dianggap sebagai benda hitam sempurna. Seberkas sinar
datang mengenai lubang pada sebuah dinding berongga. Sinar ini akan dipantulkan berkali-kali
oleh dinding rongga dan setiap kali dipantulkan intensitasnya berkurang (karena sebagian
diserap) sampai suatu saat energinya kecil sekali (hampir nol). Jadi dapat dikatakan sinar yang
mengenai lubang tidak keluar lagi. Itulah sebabnya lubang ini dinamakan benda hitam.
Walaupun dinding dalam kaleng mengkilat, akan tetapi lubang tampak gelap. Dapat dikatakan
semkain kecil lubang akan semakin mirip dengan benda hitam sempurna karena semakin sedikit
peluang sinar/cahaya yang masuk dapat keluar Kembali. Ilustrasi benda berongga dan lubang
hitam ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5 Model Benda hitam dan pemantulan sinar didalam kotak (benda hitam sempurna

Pada saat benda hitam dipanaskan atau benda berongga dipanaskan pada temperature T
tertentu maka dinding sekeliling rongga akan memancarkan radiasi dan memantulkan Sebagian
radiasi yang dating (dan menyerap sisanya). Peristiwa penyerapan dan pemancaran oleh tiap-
tiap bagian dinding berongga akan berlangsung terus menerus sehingga mencapai keadaan
keseimbangan termal. Pada keseimbangan termal suhu bagian dinding yang sudah sama besar
sehingga radiasi yang dipancarkan sama dengan energi yang diserapnya, dalam keadaan ini
didalam rongga dipenuhi oleh gelombang-gelombang yang dipancarkan oleh tiap titik pada
dinding rongga. Radiasi yang terjadi didalam ronga tersebut bersifat uniform. Jika dinding
berongga diberi sebuah lobang yang kecil maka akan keluar radiasi dari lubang tersebut, dan ini
dianggap sebagai radiasi benda hitam.

Intensitas Radiasi Benda Hitam

Sebuah benda berongga jika dipanaskan maka electron-elektron pada dinding rongga akan
mendapatkan energi sehingga bergerak dipercepat. Sesuai dengan teori elektromagnetik,
muatan yang dipercepat gerakannya maka akan memancarkan energi radiasi, fenomena ini
dapat disebut dengan sumber radiasi benda hitam. Gerakan-gerakan muatan yang acak dan
besar percepatan yang berbeda-beda maka Panjang gelombang radiasi yang dipanacarkan oleh
setiap muatan tidaklah sama. Untuk mengetahui besarnya intensitas tiap satuan Panjang
gelombang dapat dilakukan dengan menangkap radiasi menggunakan prisma (Gambar 6).
Tujuan prisma adalah radiasi yang mengenainya akan diuraikan menjadi beberapa Panjang
gelombang/warna.

Gambar 6 Radiasi akan mengenai prisma kemudian diuraikan menjadi beberapa warna dengan
mengatur sudut θ, intensitas radiasinya untuk tipa Panjang gelombang dapat diukur.

Dari hasil pengamatan, spektrum cahaya yang dipancarkan pada berbagai suhu benda
membuktikan bahwa Panjang gelombang radiasi cahaya dipancarkan berbanding terbalik
dengan suhu benda. Dengan kata lain, suatu benda berpijar, pada suhu tertentu hampir tidak
akan memancarkan energi radiasinya dalam daerah Panjang gelombang yang amat Panjang dan
Panjang gelombang yang amat pendek. Grafik hubungan antara E λ sebagai fungsi  pada suhu
tertentu memperlihatkan harga maksimum untuk harga tertentu seperti ditunjukkan pada
Gambar 7.

Gambar 7. Grafik hubungan antara energi radiasi terhadap Panjang gelombang


Pada Gambar 7 terlihat bahwa setiap kurva mempunyai satu nilai maksimum yang terjadi pada
Panjang gelombang dinamakan λ maks. Jika diperhatikan secara seksama Panjang gelombang
maksimum λ maks tersebut bergeser Ketika suhu benda hitam dinaikkan. Semakin tinggi suhu
yang diberikan pada benda hitam maka semakin pendek λ maks nya.

Fenomena pergeseran penjang gelombang maksimum ini ternyata sesuai denga napa yang
terjadi pada benda benda logam yang dipanaskan. Ketika logam mulai dipanaskan, logam
terlihat menjadi berwarna merah (radiasi yang dipancarkan logam mempunyai λ maks sama
dengan Panjang gelombang sinar merah, 6500Å. Ketika benda logam dinaikkan lagi suhunya
sampai dibawah titik lebur logam maka benda logam tersebut berubah menjadi kuning ( λ maks
bergeser lebih pendek menjadi Panjang gelombang sinar kuning, 5500Å). Dan Ketika suhunya
dinaikkan lagi, maka logam akan terlihat berwarna kebiru-biruan, dimana Panjang gelombang
sinar biru sebesar 4500Å.

Hukum Pergeseran Wien

Hubungan Panjang gelombang λ maks dengan suhu suatu benda diamati oleh Wien, dimana hasil
pengamatan menunjukkan bahwa Panjang gelombang maksimum berbanding terbalik dengan
suhu T.

1
λ maks=b (10)
T

Atau

λ maks T =b (11)

Dengan b adalah tetapan pembanding yang besarnya diperoleh dari eksperimen sebesar 2,89 x
10-3 mK. Persamaan (11) dinamakan hukum pergeseran Wien.

Teori Spektrum Radiasi Benda Hitam

Lord Reyleigh and James Janes mengusulkan suatu model untuk menerangkan bentuk kurva
intensitas radiasi benda hitam. Reyleigh and Janes menganggap bahwa muatan-muatan di
permukaan dinding benda berongga dihubungkan oelh semacam pegas. Ketika suhu benda
dinaikkan, muatan-muatan ini mendapatkan energi kinetiknya untuk bergetar. Terjadinya
getaran berarti bahwa muatan mempunyai kecepatan yang berubah-ubah (positif-not-negatif-
nol-positif…dst) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. Dengan kata lain, muatan selalu
mendapatkan percepatan setiap saat. Muatan yang dipercepat inilah yang menimbulkan radiasi
benda hitam yang kita kenal.

v0 v maks

Gambar 8 Model Reyleigh dan janes muatan-muatan dihubungkan dengan pegas

Dengan model ini, reyleigh dan Janes menurunkan rumus intensitas I, radiasi benda hitam
untuk Panjang gelombang tertentu, dan didapatkan

(12)

Dengan k adalah tetapan Boltzmann, 1,38 x 10-23 J/K. Model yang diusulkan oleh Reyleigh dan
Janes berhasil menerangkan bahwa spektrum intensitas radiasi benda hitam pada panajng
gelombang yang besar, namun gagal untuk Panjang gelombang yang kecil. Gambar 9
menunjukkan hasil perhitungan Reyligh dan Janes dibandingkan dengan hasil eksperimen.
Terlihat bahwa pada Panjang gelombang pendek ramalan teori Reyligh dan Janes gagal. Rumus
Rayleigh dan janes meramalkan bahwa pada  mendekati nol, intensitas radiasinya I λ
mendekati tak hingga, . Hal tersebut bertentangan sekali dengan hasil eksperimen. Hasil
perhitungan Reyligh dan janes yang tidak sesuai pada daerah Panjang gelombang pendek (mulai
daerah ultraviolet ke bawah) dan nilai radiasinya menjadi sangat besar sekali dikenal dengan
bencana ultraviolet.
Gambar 9 Grafik perbandingan intensitas radiasi benda hitam Reyligh -Janes dan hasil
eksperimen

Model klasik lain ditawarkan oleh Wien pada tahun 1900, dimana model ini dibuat dengan
menganggap benda hitam seperti sebuah silinder berisi radiasi benda hitam (gelombang
elektromagnetik). Dinding silinder bersifat pemantul sepernu dan piston dapat bergerak turun-
niak. Radiasi ini mampu memberikan tekanan pada piston (mirip dengan tekanan gas pada
piston). Dengan ekspansi adiabatic-isotermik kita dapat menghitung usaha yang dilakukan oleh
tekanan radiasi sebagai fungsi intensitas. Wien berhasil menghitung distribusi intensitas sebagai
fungsi panajng gelombang untuk suhu tertentu dengan menggunakan rumus sebagai beirku

(13)

Dengan menggunakan persamaan (13) tersebut Wien mampu menjelaskan kurva


intensitas radiasi sebagai fungsi panajng gelombang pendek namun gagal mejelaskan pada
Panjang gelombang Panjang. Hal tersebut berarti bahwa radiasi elektromagnetik tidak dapat
dianggap sederhana seperti proses termodinamika.

Pada tahun 1900, Max Planck menurunkan rumus untuk radiasi benda hitam dengan
menggunakan asumsi yang sama dengan asumsi yang dipakai Rayleigh-Janes yaitu menganggap
radiasi yang dihasilkan olelh muatan-muatan yang bergetar. Planck juga menambahkan asumsi
bahwa ragam getar gelombang elektromagnetik dengan frekuensi tertentu tidak dapat memiliki
energi sembarang (besar energi berbanding lurus dengan kuadrat amplitude getaran).
Sebaliknya, nilai-nilai tersebut harus merupakan kelipatan bulat dari suatu nilai kuantum energi
sebesar 0, , 2, 3,…, n dengan  adalah kuantum energi yang besarnya nhf. Energi dari
molekul dikatakan terkuantisasi dan keadaan-keadaan dimana energi diperbolehkan dinamakan
keadaan kuantum (quantum state). Asumsi selanjutnya molekul/muatan memancarkan atau
menyerap energi dalam satuan-satuan energi yang diskrit dinamakan kuanta (foton). Tiap foton
mempunyai energi sebesar E=hf. Molekul akan memancarkan atau menyerap energi hanya
Ketika berubah keadaan kuantumnya. Jika tetap pada suatu keadaan kuantumnya tidak ada
energi yang dipancarkan atau diserap. Berdasarkan asumsi tersebut rumusan intensitas radiasi
benda hitam dituliskan sebagai berikut

(14)

Gambar 10. Perbandingan hasil perhitungan intensitas radiasi oleh Wien, Rayleigh-Jane
dan eksperimen
Gambar 11. Perbandingan grafik intensitas radiasi hasil perhitungan, Wein, Rayleigh-
Jaeans dan Planck.

Anda mungkin juga menyukai