Anda di halaman 1dari 14

ENERGI MEMANG KEKAL TUHAN JUGA KEKAL

Oleh Agus Nurihsan S.Si, HP: 081283771226

Direktur Perguruan Islam Al Syukro Universal Ciputat, Tangerang Selatan

Tulisan Dilombakan dalam Lomba Menulis : Sayembara Penulisan Naskah Golongan Non Fiksi,

dan berhasil mendapat penghargaan.

Pada umumnya dari kita pasti sudah mengenal Hukum Kekekalan Energi. Hukum

kekekalan energi berbunyi “Energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan, energi

hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.”

Memahami hukum kekekalan energi di atas adalah bahwa, energi tercipta dengan

sendirinya dia tidak diciptakan oleh apa pun dan tak akan musnah oleh apapun dan ada selama-

lamanya. Wujudnya energi tak ada mulanya dan tak ada akhinya, kekal selama-lamanya.

Jumlahnya dari mulai tercipta sendiri sampai kapan pun tetap, tidak berkurang atau bertambah

sedikit pun. Energi sifatnya hanya berubah-ubah bentuknya, misalnya, energi potensial berubah

menjadi bentuk energi gerak, berubah menjadi bentuk energi listrik, berubah menjadi bentuk

energi cahaya, berubah menjadi bentuk energi kalor, dan dapat berubah kembali menjadi bentuk

energi potensial. Demikian sifat energi hanya berubah-rubah bentuknya dan terjadi terus menerus

selama-lamanya. Tak ada akhirnya. Saat terjadi perubahan bentuk energi, tidak ada sedikit pun

dari jumlah energi yang hilang.

Kalau kita cermati hukum kekekalan energi di atas, kita menjadi bertanya-tanya, apa

betul energi itu kekal? Jika energi yang kekal, apakah Tuhan juga kekal? Antara energi dan

Tuhan apakah sama-sama kekal? Apakah Tuhan itu energi? Atau Energi itu Tuhan? Bukankah

yang kekal selama-lamanya itu hanya Tuhan? “Ah, ternyata ada juga yang kekal selain Tuhan!
Bagaimana memahami kontroversi hukum kekekalan energi ini? Bukankah dalam agama

kita, bila ada orang meyakini sesuatu selain dari Tuhan yang kekal itu syirik? Bisa jadi mungkin

semua kita jadi syirik dengan meyakini hukum kekalan energi ini. Bagaimana menyikapinya?

Bagaimana pula aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari? Mari kita ikuti jawaban penulis

berikut.

PANDANGAN TENTANG HUKUM KEKEKALAN ENERGI

Perlu diingat disini bahwa hukum adalah pernyataan yang sudah tak akan terbantahkan

lagi kebenarannya. Mutlak kebenarannya! Jadi hukum kekekalan energi mutlak kebenarannya.

Energi memang benar kekal keberadaannya. Tak ada yang bisa menciptakan dan tak akan ada

yang bisa memusnahkan.

Demikian paparannya…

Energi dalam fisika didefinisikan sebagai kemampuan benda (makhluk, termasuk

manusia) untuk melakukan kerja. Tidak mungkin kita atau benda melakukan kerja (usaha) tanpa

memiliki energi. Jadi energi adalah kemampuan, kebisaan, atau kuasa sehingga benda bisa hidup,

bergerak, berpindah, belajar, mencari nafkah atau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lain.

Dimanakah terdapatnya energi? Kita bisa rasakan sendiri dalam kehidupan sehari-hari,

kita bisa bekerja, belajar, mencari nafkah atau berusaha karena kita mengkonsumsi makanan dan

minuman. Dalam makanan dan minuman itulah terdapatnya energi. Dalam tubuh kita pula ada

energi. Energi mendiami benda-benda yang ada di sekitar kita. Energi mendiami seluruh benda

yang ada di seluruh alam semesta ini. Di dalam partikel elektron, proton, neutron, air, api, batu,

tanah, daging, planet, matahari, galaksi, dan di seluruh benda yang memiliki massa. Sehingga

memungkinkan benda untuk bisa bernafas, berpindah, bergerak, dan berputar-putar. Seperti
ditunjukan elektron berputar-putar mengelilingi inti atom, yang keberadaannya selalu mendiami

benda-benda di sekitar kita. Jadi bila dikatakan ada benda pasti ada massanya, bila ada massanya

pasti akan ada energinya.Lihat persamaan energi-energi berikut rumusnya dalam tabel di bawah

ini:

Energi Rumus

Potensial mgh

Kinetik ½ m v2

Kalor mcT

Radiasi eσAT4

Cahaya mc2

Gelombang foton hf
(koleksi pribadi)

Tabel 1.1. Rumus-rumus energi

Semua persamaan energi di atas menunjukan bahwa energi selalu memiliki hubungan

dengan massa (bersimbol m). Misalnya pada energi gelombang foton ada lambang h (konstata

plank) memiliki hubungan dengan massa (m) berasal dari persamaan:

2πr mv = h

Jadi bagaimana untuk memahami hukum kekekalan energi ini?

Bila kita sudah memahami pengertian energi maka sekarang kita perlu memahami juga

pengertian Tuhan. Dalam agama Islam, Tuhan adalah zat yang suci, maha kuasa, kekal adanya
yang memiliki sifat-sifat yang wajib pada diri Tuhan. Jadi Tuhan adalah zat yang memiliki nama,

sifat dan perbuatan. Dalam ilmu tasauf, guru mualim shohibi, dalam bukunya Rahasia Bismillah,

mengatakan bahwa, kata Allah terdapat empat huruf yaitu huruf alif, lam, lam dan ha, yang

memiliki pengertian hakikat empat makna yaitu Zat, Sifat, Asma (nama) dan Af'al (perbuatan).

Jadi Tuhan itu namanya Allah, memiliki zat, bersifat dan memiliki perbuatan.

Tidak ada Tuhan selain Allah (lailaha ilallah),

Tidak ada yang ada kecuali Allah (lamaujuda ilallah)

Tidak yang dituju kecuali Allah (lamaksuda ilallah),

Tidak ada yang wajib diibadahi kecuali Allah (laa ma'buda ilallah)

Dari kata-kata demikian kita perlu meyakini tidak ada Tuhan kecuali Allah, pada

hakikatnya tidak ada yang berwujud kecuali wujud Allah.

Dalam ajaran ahli sunah wal jamaah. Tuhan memiliki sifat-sifat yang ada dan menunggal

pada diri Tuhan yaitu;

 Wujud artinya ada, Ada dalam pengertian mata dapat melihat, telinga dapat mendengar,

hidung dapat mencium, lidah dapat berkata-kata, tangan dan kaki memiliki jari.

 Qidam artinya tidak boleh didahului oleh atau dengan sepatutnya didahului oleh ada, jadi

wujud lebih dahulu. Dikatakan qidam atau didahului wujud berarti tidak didahului dengan

tiada, yang berarti selalu stand by atau selalu siap sedia. Maksudnya adalah wujud yang

menjadi qidam, dan qidam yang sebenar-benarnya adalah diri si Wujud juga.

 Baqa artinya kekal, tidak berawal dan tak berakhir

 Mukholafatulil Khawadith artinya berlainan bagi-Nya dengan sesuatu yang baru


 Qiyamuhu Binafsihi artinya berdiri sendiri

 Wahdaniat artinya tunggal, esa

 Qudrot artinya kuasa, mampu, bisa

 Irodat artinya berkehendak, keinginan

 Ilmu artinya mengetahui,

 Hayat artinya hidup,

 Samma artinya mendengar,

 Basar artinya melihat,

 Kalam artinya berkata-kata,

 Kaunuhu Qaadiran artinya keadaan-Nya yang berkuasa,

 Kaunuhu Muriidan artinya keadaan-Nya yang berkehendak,

 Kaunuhu ‘Aliman artinya keadaan-Nya yang mengetahui,

 Kaunuhu Hayyan artinya keadaan-Nya yang hidup,

 Kaunuhu Sami’an artinya keadaan-Nya yang mendengar,

 Kaunuhu Basiiron artinya keadaan-Nya yang melihat,

 Kaunuhu Mutakalliman artinya keadaan-Nya yang berkata-kata,

Sangat sederhana untuk menerangkan hubungan kekekalan Tuhan dengan kekekalan

energi. Bila kita melihat sifat-sifat yang ada pada Zat Tuhan, yang dua puluh di atas. Terdapat

Sifat Kuasa, Bisa atau mampu yaitu urutan yang ke tujuh dan Sifat kekal yaitu urutan ketiga.

Bila kita kembali melihat definisi dari Energi, yang menerangkan energi adalah

kemampuan untuk melakukan kerja. Maka kemampuan itu merupakan kemampuan Tuhan.

Kemampuan yang dimiliki oleh segenap benda-benda (termasuk kita) yang ada di alam semesta

ini dan terbagi pada segenap makhluk yang tercipta. Bukan kemampuan benda itu sendiri, benda
sendiri tidak memiliki kemampuan apa-apa dan mulanya juga tidak ada. Dan karena dijadikan

Tuhan maka kemudian ada.

Tuhan berfirman dalam Hadis Qudsi ”Pada mulanya Aku adalah perbendaharaan yang

tersembunyi, karena Aku suka dikenal maka Aku jadikan Makhluk(manusia), maka dengan Aku

dia (manusia) mengenal akan Daku.

Adanya zat (benda-benda) karena Allah yang jadikan benda-benda tersebut. Jadi bila

pada saat ini kita memiliki kemampuan, hakikatnya bukan kemampuan kita sendiri tapi adalah

kemampuan Allah yang Allah jadikan pada mahluk itu.

Untuk memahami kata jadikan ini saya ambil contoh dalam kalimat: dari benih maka jadi

batang, dari batang maka jadi daun, dari daun maka jadi buah, dari buah maka jadi biji dari

biji maka jadi bibit.

Kalau begitu energi merupakan suatu istilah lain dari qudrot atau kuasanya Tuhan. Bila

zat Tuhan bersifat kekal maka kemampuan atau energi yang ada pada zat Tuhan juga akan kekal.

Zat yang ada semua di alam semesta pada hakikatnya adalah zat dari Tuhan. Betul gak?

Analoginya adalah gula adalah suatu zat yang memiliki sifat manis, sifat manis akan melekat

pada gula. Selagi zat gula ada maka manis akan ada. Kalau gula kekal maka manisnya akan

kekal karena selalu melekat pada gula yang rasanya manis tersebut. Dengan demikian sekarang

kita bisa menerangkan bahwa karena zat Tuhan kekal maka energi pun kekal. Terjawablah

sudah!

Jadi dapat disimpulkan bahwa: Energi (Kuasa Tuhan) tak dapat diciptakan dan tak dapat

dimusnahkan, Kuasa Tuhan hanya dapat berubah dari satu bentuk kebentuk lain. Kuasa Tuhan

bersifat kekal tak berawal dan tak berakhir, jumlahnya tetap.


Pengertian tetap adalah tetap ada dan tak terhitung jumlahnya. Tidak bisa dihitung berapa

banyaknya energi yang ada dalam alam semesta ini. Banyaknya energi diluar perhitungan

manusia, luar biasa banyak jumlahnya tak ada seorang pun yang bisa menghitungnya meskipun

dengan menggunakan alat yang super canggih. Bayangkan berapa banyaknya energi yang

terkandung di sebuah desa yang banyak sekali benda-benda di dalamnya, kalikan dengan

banyaknya desa di jawa, sumatra, kalimantan, di planet bumi, matahari, di galaksi bima sakti.

Satu galaksi terdiri dari bermiliar-miliar matahari, alam semesta terdiri dari bermiliar-miliar

galaksi. Dari satu galaksi ke galaksi berjarak beribu-ribu, berjuta-juta, bermiliar-miliar tahun

cahaya. Apakah kita dapat menghitungnya Energi Tuhan atau Qudrot Tuhan ini?

Pengertian energi berubah-ubah bentuk. Bahwa itulah sifat Tuhan yang berubah-ubah

bentuk tersebut,sesuai kehendak-Nya namun jumlahnya tidak berkurang atau bertambah!..

Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini.

Dapatkah kita melihat Kuasa Tuhan di (pada Zat) Tuhan?

Dapatkah kita melihat Besar Tuhan di Tuhan?

Dapatkah kita melihat Kekal Tuhan di Tuhan?

Dapatkah kita mengetahui Ilmu Tuhan di Tuhan?

Dapatkah kita melihat Zat Tuhan di Tuhan?

Kita tak akan mampu melihat atau mengetahui sifat-sifat tersebut di Diri Tuhan. Sifat-

sifat tersebut berdiri pada makhluknya. Pada manusia yang diciptakannya. Kita lihat allah

memiliki sifat berlainan dengan makhluknya, seperti apakah perbedaan allah dengan
makhluknya. Tak akan ada yang mampu menjawabnya. Yang terang adalah perbedaan itu berdiri

pada makhluk Allah yang kita lihat memang berbeda satu sama lain.

Dalam Al-Quran Surat Ar Rohman ayat 27,” Kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai

kebesaran dan kemuliaan”. Dalam memahami ayat ini, kalimat “Kekal Zat Tuhanmu...“,

memakai Nama Allah, namun perlu difahami bahwa kita tidak akan mendapatkani kebesaran

dan kemulian Allah pada Zat Allah, tetapi carilah pada zat yang ada di dalam dunia ini sebagai

suatu realita ialah diri kita dan seluruh makhluk yang diciptakan-Nya. Diri kita itulah kebesaran

Allah.

Begitu pula sifat kekal, kita tidak bisa melihat sifat kekal
pada(Zat) Tuhan, yang terang adalah kita hidup akan kekal
selama-lamanya. Jangan mencari-cari kekekalan Tuhan pada
Zat Tuhan, pikiran kita tidak akan bisa menjangkaunya. Yang
terang adalah kita akan hidup kekal selama-lamanya.

Perintah Allah:

“Janganlah anda memikirkan Zat Allah tapi pikirkan lah yang zat dijadikannya, karena anda tak

kan mampu menjangkaunya.”

Ketika kita berbicara tentang energi sekarang kita mengetahui sebenarnya kita sedang

berbicara tentang Sifat Tuhan yaitu Kuasa atau Kemampuan Tuhan. Namun karena kita

membicarakan energi menjauhkan diri dari Tuhan, maka seolah-olah kita bukan membicarakan

Kuasa Tuhan. Tuhan menjadi jauh dari pembicaraan, Tuhan menjadi jauh dari diri kita.

Masalahnya adalah pengetahuan tentang Tuhan yang kita cari adalah Tuhan sedemikian rupa

yang kita anggap Tuhan berada diluar diri kita. Padahal semakin kita mencari Tuhan keluar dari

diri kita semakin tidak akan ketemu Tuhan.


Kita renungkan, kata orang bijak, “Barang siapa yang mengenal dirinya maka akan

mengenal Tuhannya. Barang siapa yang mengenal Tuhannya maka akan merasa bodohlah

dirinya”.

Hukum Kekekalan Energi yang ditemukan para ilmuan


MUSNAHKAH
sebenarnyaKITAtelah BESERTA
membuktikan ALAM“Hukum Kekekalan Tuhan,”
SEKITARNYA?
dan rahasia bahwa kita hidup hakikatnya adalah selama-
Jadi bila kita bicara energi berarti kita bicara Sifat Tuhan yaitu kemampuan (Qudrot).
lamanya. Namun kebanyakan dari mereka justru malah
Hukumsemakin
Kekekalanjauh dari Tuhan.
Energi Merekaayat
sejalan dengan semakin jauh dari Tuhan
yang disampaikan Tuhan tentang kekekalan
karena Tuhan tidak ditemukan oleh keilmuan mereka malah
menurut
kehidupan kita. mereka justru energi
Dalam Alquran yang kekal,
pun menyatakan sedangkan
bahwa kita yangTuhan
merupakan bagian energi
tidak ketemu logika kekekalannya.
mengalami perubahan bentuk energi yang berulang-ulang. Kata Al Qur’an, “Bagaimana kamu

mengingkari Allah, sedangkan kamu (tadinya) mati, lalu ia hidupkan, kemudian ia matikan

kemudian ia hidupkan (kembali), kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan” (Al Baqoroh ayat

28).

Mati, lalu dihidupkan, lalu dimatikan kemudian dihidupkan kembali seperti pada ayat di

atas memberikan pengetahuan kepada kita tentang perubahan bentuk energi yang dialami oleh

kita ini. Kemudian Al Qur’an mengungkapkan pula tentang kekekalan hidup manusia dan

makhluk yang lainnya yaitu,” Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang

mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha

terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi

orang yang takut kepada Tuhannya”. (Albayyinah ayat 8)

Jadi dimanakah kemusnahan manusia dan alam sekitarnya itu adanya? Jawabnya tidak

ada materi yang benar-benar musnah. Yang terjadi adalah perubahan bentuk energi dan

kekekalan energi. Matinya kita bukan berarti musnah, hilang gak membekas. Namun matinya

kita menandakan adanya transfer energi mengubah bentuk energi satu ke bentuk yang lain.
Diibaratkan proses pendidihan dan pembekuan tidak kelihatan adanya kenaikan suhu pada saat

itu, mati!. Namun sebenarnya saat itulah bentuknya jadi berubah dari air menjadi gas atau dari

air berubah bentuk menjadi es.

Matinya kita bukan berarti musnah, hilang tidak


membekas. Namun matinya kita menandakan adanya
transfer energi mengubah bentuk energi satu ke
bentuk yang lain. Diibaratkan proses pendidihan dan
pembekuan tidak kelihatan adanya kenaikan suhu
pada saat itu, mati!. Namun sebenarnya saat itulah
bentuknya jadi berubah dari air menjadi gas atau dari
air berubah bentuk menjadi es.

Lihat ayat Al Qur’an yang menunjukkan perubahan bentuk energi, “ Pada hari itu

manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada

mereka (balasan) pekerjaan mereka”.(Al Zalzalah ayat 6)

Maka jelaslah apa yang diterangkan dalam ayat suci Al Qur’an dan ilmu pengetahuan

seiring sejalan tentang kekekalan dan perubahan bentuk energi, tidak ada sedikitpun yang

bertentangan. Memang kemampuan kita terbatas tidak bisa langsung memahaminya. Namun

dengan segala dan upaya melakukan usaha. Allah akan menunjukkan kebenaran tersebut.

JANGAN TAKUT TAK TERBALAS

Dulu saya sempat bekerja di suatu perusahaan. Saya berkawan dekat dengan seseorang

yang mengerti banyak tentang TI (Teknologi Informasi). Setelah dua tahun bekerja kami sepakat

memutuskan untuk keluar dan bersama-sama membangun perusahaan yang bergerak dalam

bidang konsultan TI. Beberapa bulan berjalan, telah banyak kegiatan yang kami jalankan,
melatih guru-guru TI, mengadakan seminar, workshop-workshop atas nama perusahaan kami.

Kami bersama-sama mengontrak sebuah rumah di Jakarta. Berkat usaha tersebut kami dipercayai

oleh lembaga pemerintah untuk menjalin kontrak dalam pembuatan software yang berhubungan

dengan pendidikan di sekolah-sekolah. Bersama teman yang lain kami memberikan training ke

sekolah-sekolah yang tersebar di seluruh indonesia. Saya mengurusi pelatihan di wilayah

indonesia barat. Sedangkan teman saya wilayah indonesia timur. Saya kunjungi sekolah-sekolah

unggulan untuk mensosialisasikan Software Pendidikan yang kami buat. Waktu terus bertambah,

jalan hidup kami berkata lain. Saya akhirnya memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut

dan beralih profesi menjadi guru. Sekitar satu dua tahunan lebih kami tidak berhubungan lagi.

Satu hari menjelang Idul Fitri tahun 2004, ada telpon masuk ke HP saya. Kawan lama itu

ternyata yang menelpon saya. Sebagai kawan yang setelah lama berpisah, kami bercakap-cakap

lama dengan dia. Dia baru mengatakan maksudnya bahwa sejumlah uang, akan segera ditransfer

ke rekening saya. Dia minta segera saya mengirimkan nomer rekening lewat sms secepatnya.

Terperanjat juga saya dibuatnya,” Bagaimana uang itu bisa jadi bagian saya?”, kata saya.

Sahutnya, “ Dulu kamu telah membantu banyak kepada saya dan telah menggunakan komputer

kamu berbulan-bulan, sekarang saya mau menggantinya.” “Wah itu sudah lama sekali,” kata

saya. “lupakan saja, komputer itu kan sudah kembali dipake saya dan sekarang ada disini,”

tambah saya lagi. Namun dia ngotot ingin memberi saya uang dan minta secepatnya

mengirimkan nomer rekening. Rezeki tak disangka-sangka tak bisa saya tolak. Saya kirim nomor

rekening, dan kemudian saya cek besoknya. Uang di ATM telah bertambah tiga juta rupiah.

Sedemikian ajaibnya, saya pikir. Mau lebaran, rezeki tak disangka-sangka datang. Maha

suci Allah, Terus menerus saya ucapkan syukur. Benak pikiran terus bertanya-tanya? Apa yang

membuat ini sedemikian rupa? Saya berpikir sangat mendalam. Beberapa saat saya baru teringat,
saya pernah memberikan uang sejumlah tiga ratus ribu rupiah sebagai zakat mal saya. Persis

menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun yang lalu. Pikir saya,”Saya yakin inilah yang disebut

transfer energi.”

Semakin banyak hal yang kita lakukan bagi orang lain, semakin banyak hal dilakukan

orang lain bagi kita. Ketika kita menawarkan diri untuk membantu atau melayani orang lain,

mereka juga akan membantu dan melayani kita. Berlaku hukum konpensasi,” Semakin banyak

yang kita berikan akan semakin banyak pula yang akan kita dapatkan.”

PINTAR-PINTAR AMBIL PELAJARAN

Kebiasaan saya adalah selalu menghubungkan segala sesuatu yang terjadi sebagai proses

sebab akibat atau aksi reaksi. Seperti cerita di atas saya senang sekali bila menghubungkannya

dengan Hukum Kekekalan Energi.

Memahami kekekalan energi adalah bagaimana kita memahami kekekalan Sifat Tuhan.

Kemampuan-Nya yang kekal tak berawal dan tak berakhir. Kemampuan dalam berubah-ubah

bentuk. Itulah Kuasa Tuhan terhadap segala sesuatu. Kemampuan gerak (energi gerak), berubah

menjadi kemampuan diam (energi potensial), berubah menjadi kemampuan menerangi (energi

cahaya), berubah menjadi kemampuan bersuara/berkata-kata (energi bunyi), berubah menjadi

kemampuan mengirim pesan (energi gelombang), berubah menjadi kemampuan memanaskan

(energi kalor) dan berubah, berubah, berubah tak terbatas kemampuannya.

Hancurnya semesta pada saat Qiyamah, bukan hancurnya energi atau kemampuan Allah,

namun perubahan bentuk energi semesta alam, yang berubah bentuk menjadi bentuk energi yang

baru. Yang disebut alam Akhirat. Syurga dan neraka adalah representasi dari perubahan bentuk

energi positif dan energi negatif yang dilakukan manusia. Bagi manusia yang selalu
menggunakan energi positif syurga bentukan energinya dan bagi manusia yang selalu

menggunakan energi negatif neraka bentukan energinya. Tidak ada yang hilang dari energi yang

telah digunakan manusia. Seluruhnya mengubah bentuk berubah menjadi bentuk energi baru.

Seperti juga pengalaman saya di atas. Sejumlah tiga juta rupiah itu adalah perubahan bentuk

energi yang saya keluarkan sebelumnya. Perubahan bentuk energi tidak terbatas hanya pada saat

pergantian alam dunia ke alam akhirat namun juga saat-saat hidup sekarang ini. Perubahan

energi tidak tergantung dari waktu, tidak dibatasi waktu. Mengapa demikian? Karena

kemampuan Allah tidak terbatasi oleh waktu. Kalau kemampuan Allah tergantung waktu, berarti

kalau begitu kemampuan Allah tidak kekal. Jadi pintar-pintar ambil pelaran dari apa yang sudah

terjadi pada kita. Seperti peristiwa pengalaman di atas tidak hanya itu saja, setiap detik, tiap

menit, tiap saat kita kita mendapatkan hal yang demikian. Yang membedakan adalah kesan kita.

Seolah-olah peristiwa demikian adalah hanya waktu-waktu tertentu padahal kita merasakan

sendiri itu terjadi setiap saat. Energi tidak tergantung waktu!

Segala amal perbuatan adalah semua bentuk energi yang digunakan semua manusia

selama hidupnya di dunia. Semua benda-benda yang ada di sekeliling manusia akan menjadi

saksi atas perbuatan yang dilakukan manusia selama hidup di dunia. Artinya, bahwa bentuk-

bentuk materi yang ada di dunia akan berwujud menjadi bentuk materi baru juga pada alam

akhirat dan memberikan persaksian atas perbuatan manusia. Materi di alam semesta pada

hakikatnya adalah bentuk energi yang akan berubah menjadi bentuk energi yang baru yang akan

menjadi saksi di kemudian hari namun tersimpan seolah-olah mati, seperti saat perubahan wujud

es menjadi air tidak ada perubahan suhu pada kejadian itu. Ini pun demikian kelak dihidupkan

kembali untuk proses persaksian makhluk pada Tuhannya. Berarti dengan dasar pemikiran di

atas adanya alam akhirat yang menyediakan neraka dan surga secara logis dapat diterima
keberadaannya. Syurga dan neraka adalah bentuk perubahan energi positif dan energi negatif

yang dilakukan manusia. Perubahan energi yang terjadi bisa berhubungan dengan materi yang

diinfakannya, materi yang dizakatkannya, materi yang dijadikan fasilitas beribadah kepada-Nya,

atau perilaku kita selama hidup di dunia kemudian mewujud dalam bentuk energi yang baru.

Bentuk energi positif yang dimaksud adalah seperti kutipan ayat berikut, “Sesungguhnya

orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik

makhluk.”(Al Bayinah ayat 7) Balasannya, seperti kutipan ayat berikut,”Balasan mereka di sisi

Tuhan mereka ialah Syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di

dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang

demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Al Bayinah ayat 8)

LATIHAN TEKNIS

 Silakan lakukan banyak memberi pada orang lain, bila kita punya kemampuan amalkan

kemampuan tersebut. Bila kita memiliki kelebihan harta, bagi-bagilah harta tersebut

 Bila ini sering dilakukan lihatlah perubahan hidup yang terjadi! Pendapatan kita secara

materi akan berlipat-lipat pendapatannya

 Bila ini sering dilakukan ketentraman hidup, atau hidup yang penuh berkah akan segera kita

nikmati.

Anda mungkin juga menyukai