Tulisan Dilombakan dalam Lomba Menulis : Sayembara Penulisan Naskah Golongan Non Fiksi,
Pada umumnya dari kita pasti sudah mengenal Hukum Kekekalan Energi. Hukum
kekekalan energi berbunyi “Energi tidak bisa diciptakan dan tidak bisa dimusnahkan, energi
Memahami hukum kekekalan energi di atas adalah bahwa, energi tercipta dengan
sendirinya dia tidak diciptakan oleh apa pun dan tak akan musnah oleh apapun dan ada selama-
lamanya. Wujudnya energi tak ada mulanya dan tak ada akhinya, kekal selama-lamanya.
Jumlahnya dari mulai tercipta sendiri sampai kapan pun tetap, tidak berkurang atau bertambah
sedikit pun. Energi sifatnya hanya berubah-ubah bentuknya, misalnya, energi potensial berubah
menjadi bentuk energi gerak, berubah menjadi bentuk energi listrik, berubah menjadi bentuk
energi cahaya, berubah menjadi bentuk energi kalor, dan dapat berubah kembali menjadi bentuk
energi potensial. Demikian sifat energi hanya berubah-rubah bentuknya dan terjadi terus menerus
selama-lamanya. Tak ada akhirnya. Saat terjadi perubahan bentuk energi, tidak ada sedikit pun
Kalau kita cermati hukum kekekalan energi di atas, kita menjadi bertanya-tanya, apa
betul energi itu kekal? Jika energi yang kekal, apakah Tuhan juga kekal? Antara energi dan
Tuhan apakah sama-sama kekal? Apakah Tuhan itu energi? Atau Energi itu Tuhan? Bukankah
yang kekal selama-lamanya itu hanya Tuhan? “Ah, ternyata ada juga yang kekal selain Tuhan!
Bagaimana memahami kontroversi hukum kekekalan energi ini? Bukankah dalam agama
kita, bila ada orang meyakini sesuatu selain dari Tuhan yang kekal itu syirik? Bisa jadi mungkin
semua kita jadi syirik dengan meyakini hukum kekalan energi ini. Bagaimana menyikapinya?
Bagaimana pula aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari? Mari kita ikuti jawaban penulis
berikut.
Perlu diingat disini bahwa hukum adalah pernyataan yang sudah tak akan terbantahkan
lagi kebenarannya. Mutlak kebenarannya! Jadi hukum kekekalan energi mutlak kebenarannya.
Energi memang benar kekal keberadaannya. Tak ada yang bisa menciptakan dan tak akan ada
Demikian paparannya…
manusia) untuk melakukan kerja. Tidak mungkin kita atau benda melakukan kerja (usaha) tanpa
memiliki energi. Jadi energi adalah kemampuan, kebisaan, atau kuasa sehingga benda bisa hidup,
bergerak, berpindah, belajar, mencari nafkah atau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lain.
Dimanakah terdapatnya energi? Kita bisa rasakan sendiri dalam kehidupan sehari-hari,
kita bisa bekerja, belajar, mencari nafkah atau berusaha karena kita mengkonsumsi makanan dan
minuman. Dalam makanan dan minuman itulah terdapatnya energi. Dalam tubuh kita pula ada
energi. Energi mendiami benda-benda yang ada di sekitar kita. Energi mendiami seluruh benda
yang ada di seluruh alam semesta ini. Di dalam partikel elektron, proton, neutron, air, api, batu,
tanah, daging, planet, matahari, galaksi, dan di seluruh benda yang memiliki massa. Sehingga
memungkinkan benda untuk bisa bernafas, berpindah, bergerak, dan berputar-putar. Seperti
ditunjukan elektron berputar-putar mengelilingi inti atom, yang keberadaannya selalu mendiami
benda-benda di sekitar kita. Jadi bila dikatakan ada benda pasti ada massanya, bila ada massanya
pasti akan ada energinya.Lihat persamaan energi-energi berikut rumusnya dalam tabel di bawah
ini:
Energi Rumus
Potensial mgh
Kinetik ½ m v2
Kalor mcT
Radiasi eσAT4
Cahaya mc2
Gelombang foton hf
(koleksi pribadi)
Semua persamaan energi di atas menunjukan bahwa energi selalu memiliki hubungan
dengan massa (bersimbol m). Misalnya pada energi gelombang foton ada lambang h (konstata
2πr mv = h
Bila kita sudah memahami pengertian energi maka sekarang kita perlu memahami juga
pengertian Tuhan. Dalam agama Islam, Tuhan adalah zat yang suci, maha kuasa, kekal adanya
yang memiliki sifat-sifat yang wajib pada diri Tuhan. Jadi Tuhan adalah zat yang memiliki nama,
sifat dan perbuatan. Dalam ilmu tasauf, guru mualim shohibi, dalam bukunya Rahasia Bismillah,
mengatakan bahwa, kata Allah terdapat empat huruf yaitu huruf alif, lam, lam dan ha, yang
memiliki pengertian hakikat empat makna yaitu Zat, Sifat, Asma (nama) dan Af'al (perbuatan).
Jadi Tuhan itu namanya Allah, memiliki zat, bersifat dan memiliki perbuatan.
Tidak ada yang wajib diibadahi kecuali Allah (laa ma'buda ilallah)
Dari kata-kata demikian kita perlu meyakini tidak ada Tuhan kecuali Allah, pada
Dalam ajaran ahli sunah wal jamaah. Tuhan memiliki sifat-sifat yang ada dan menunggal
Wujud artinya ada, Ada dalam pengertian mata dapat melihat, telinga dapat mendengar,
hidung dapat mencium, lidah dapat berkata-kata, tangan dan kaki memiliki jari.
Qidam artinya tidak boleh didahului oleh atau dengan sepatutnya didahului oleh ada, jadi
wujud lebih dahulu. Dikatakan qidam atau didahului wujud berarti tidak didahului dengan
tiada, yang berarti selalu stand by atau selalu siap sedia. Maksudnya adalah wujud yang
menjadi qidam, dan qidam yang sebenar-benarnya adalah diri si Wujud juga.
energi. Bila kita melihat sifat-sifat yang ada pada Zat Tuhan, yang dua puluh di atas. Terdapat
Sifat Kuasa, Bisa atau mampu yaitu urutan yang ke tujuh dan Sifat kekal yaitu urutan ketiga.
Bila kita kembali melihat definisi dari Energi, yang menerangkan energi adalah
kemampuan untuk melakukan kerja. Maka kemampuan itu merupakan kemampuan Tuhan.
Kemampuan yang dimiliki oleh segenap benda-benda (termasuk kita) yang ada di alam semesta
ini dan terbagi pada segenap makhluk yang tercipta. Bukan kemampuan benda itu sendiri, benda
sendiri tidak memiliki kemampuan apa-apa dan mulanya juga tidak ada. Dan karena dijadikan
Tuhan berfirman dalam Hadis Qudsi ”Pada mulanya Aku adalah perbendaharaan yang
tersembunyi, karena Aku suka dikenal maka Aku jadikan Makhluk(manusia), maka dengan Aku
Adanya zat (benda-benda) karena Allah yang jadikan benda-benda tersebut. Jadi bila
pada saat ini kita memiliki kemampuan, hakikatnya bukan kemampuan kita sendiri tapi adalah
Untuk memahami kata jadikan ini saya ambil contoh dalam kalimat: dari benih maka jadi
batang, dari batang maka jadi daun, dari daun maka jadi buah, dari buah maka jadi biji dari
Kalau begitu energi merupakan suatu istilah lain dari qudrot atau kuasanya Tuhan. Bila
zat Tuhan bersifat kekal maka kemampuan atau energi yang ada pada zat Tuhan juga akan kekal.
Zat yang ada semua di alam semesta pada hakikatnya adalah zat dari Tuhan. Betul gak?
Analoginya adalah gula adalah suatu zat yang memiliki sifat manis, sifat manis akan melekat
pada gula. Selagi zat gula ada maka manis akan ada. Kalau gula kekal maka manisnya akan
kekal karena selalu melekat pada gula yang rasanya manis tersebut. Dengan demikian sekarang
kita bisa menerangkan bahwa karena zat Tuhan kekal maka energi pun kekal. Terjawablah
sudah!
Jadi dapat disimpulkan bahwa: Energi (Kuasa Tuhan) tak dapat diciptakan dan tak dapat
dimusnahkan, Kuasa Tuhan hanya dapat berubah dari satu bentuk kebentuk lain. Kuasa Tuhan
banyaknya energi yang ada dalam alam semesta ini. Banyaknya energi diluar perhitungan
manusia, luar biasa banyak jumlahnya tak ada seorang pun yang bisa menghitungnya meskipun
dengan menggunakan alat yang super canggih. Bayangkan berapa banyaknya energi yang
terkandung di sebuah desa yang banyak sekali benda-benda di dalamnya, kalikan dengan
banyaknya desa di jawa, sumatra, kalimantan, di planet bumi, matahari, di galaksi bima sakti.
Satu galaksi terdiri dari bermiliar-miliar matahari, alam semesta terdiri dari bermiliar-miliar
galaksi. Dari satu galaksi ke galaksi berjarak beribu-ribu, berjuta-juta, bermiliar-miliar tahun
cahaya. Apakah kita dapat menghitungnya Energi Tuhan atau Qudrot Tuhan ini?
Pengertian energi berubah-ubah bentuk. Bahwa itulah sifat Tuhan yang berubah-ubah
Kita tak akan mampu melihat atau mengetahui sifat-sifat tersebut di Diri Tuhan. Sifat-
sifat tersebut berdiri pada makhluknya. Pada manusia yang diciptakannya. Kita lihat allah
memiliki sifat berlainan dengan makhluknya, seperti apakah perbedaan allah dengan
makhluknya. Tak akan ada yang mampu menjawabnya. Yang terang adalah perbedaan itu berdiri
pada makhluk Allah yang kita lihat memang berbeda satu sama lain.
Dalam Al-Quran Surat Ar Rohman ayat 27,” Kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan”. Dalam memahami ayat ini, kalimat “Kekal Zat Tuhanmu...“,
memakai Nama Allah, namun perlu difahami bahwa kita tidak akan mendapatkani kebesaran
dan kemulian Allah pada Zat Allah, tetapi carilah pada zat yang ada di dalam dunia ini sebagai
suatu realita ialah diri kita dan seluruh makhluk yang diciptakan-Nya. Diri kita itulah kebesaran
Allah.
Begitu pula sifat kekal, kita tidak bisa melihat sifat kekal
pada(Zat) Tuhan, yang terang adalah kita hidup akan kekal
selama-lamanya. Jangan mencari-cari kekekalan Tuhan pada
Zat Tuhan, pikiran kita tidak akan bisa menjangkaunya. Yang
terang adalah kita akan hidup kekal selama-lamanya.
Perintah Allah:
“Janganlah anda memikirkan Zat Allah tapi pikirkan lah yang zat dijadikannya, karena anda tak
Ketika kita berbicara tentang energi sekarang kita mengetahui sebenarnya kita sedang
berbicara tentang Sifat Tuhan yaitu Kuasa atau Kemampuan Tuhan. Namun karena kita
membicarakan energi menjauhkan diri dari Tuhan, maka seolah-olah kita bukan membicarakan
Kuasa Tuhan. Tuhan menjadi jauh dari pembicaraan, Tuhan menjadi jauh dari diri kita.
Masalahnya adalah pengetahuan tentang Tuhan yang kita cari adalah Tuhan sedemikian rupa
yang kita anggap Tuhan berada diluar diri kita. Padahal semakin kita mencari Tuhan keluar dari
mengenal Tuhannya. Barang siapa yang mengenal Tuhannya maka akan merasa bodohlah
dirinya”.
mengingkari Allah, sedangkan kamu (tadinya) mati, lalu ia hidupkan, kemudian ia matikan
kemudian ia hidupkan (kembali), kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan” (Al Baqoroh ayat
28).
Mati, lalu dihidupkan, lalu dimatikan kemudian dihidupkan kembali seperti pada ayat di
atas memberikan pengetahuan kepada kita tentang perubahan bentuk energi yang dialami oleh
kita ini. Kemudian Al Qur’an mengungkapkan pula tentang kekekalan hidup manusia dan
makhluk yang lainnya yaitu,” Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang
terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi
Jadi dimanakah kemusnahan manusia dan alam sekitarnya itu adanya? Jawabnya tidak
ada materi yang benar-benar musnah. Yang terjadi adalah perubahan bentuk energi dan
kekekalan energi. Matinya kita bukan berarti musnah, hilang gak membekas. Namun matinya
kita menandakan adanya transfer energi mengubah bentuk energi satu ke bentuk yang lain.
Diibaratkan proses pendidihan dan pembekuan tidak kelihatan adanya kenaikan suhu pada saat
itu, mati!. Namun sebenarnya saat itulah bentuknya jadi berubah dari air menjadi gas atau dari
Lihat ayat Al Qur’an yang menunjukkan perubahan bentuk energi, “ Pada hari itu
manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada
Maka jelaslah apa yang diterangkan dalam ayat suci Al Qur’an dan ilmu pengetahuan
seiring sejalan tentang kekekalan dan perubahan bentuk energi, tidak ada sedikitpun yang
bertentangan. Memang kemampuan kita terbatas tidak bisa langsung memahaminya. Namun
dengan segala dan upaya melakukan usaha. Allah akan menunjukkan kebenaran tersebut.
Dulu saya sempat bekerja di suatu perusahaan. Saya berkawan dekat dengan seseorang
yang mengerti banyak tentang TI (Teknologi Informasi). Setelah dua tahun bekerja kami sepakat
memutuskan untuk keluar dan bersama-sama membangun perusahaan yang bergerak dalam
bidang konsultan TI. Beberapa bulan berjalan, telah banyak kegiatan yang kami jalankan,
melatih guru-guru TI, mengadakan seminar, workshop-workshop atas nama perusahaan kami.
Kami bersama-sama mengontrak sebuah rumah di Jakarta. Berkat usaha tersebut kami dipercayai
oleh lembaga pemerintah untuk menjalin kontrak dalam pembuatan software yang berhubungan
dengan pendidikan di sekolah-sekolah. Bersama teman yang lain kami memberikan training ke
indonesia barat. Sedangkan teman saya wilayah indonesia timur. Saya kunjungi sekolah-sekolah
unggulan untuk mensosialisasikan Software Pendidikan yang kami buat. Waktu terus bertambah,
jalan hidup kami berkata lain. Saya akhirnya memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut
dan beralih profesi menjadi guru. Sekitar satu dua tahunan lebih kami tidak berhubungan lagi.
Satu hari menjelang Idul Fitri tahun 2004, ada telpon masuk ke HP saya. Kawan lama itu
ternyata yang menelpon saya. Sebagai kawan yang setelah lama berpisah, kami bercakap-cakap
lama dengan dia. Dia baru mengatakan maksudnya bahwa sejumlah uang, akan segera ditransfer
ke rekening saya. Dia minta segera saya mengirimkan nomer rekening lewat sms secepatnya.
Terperanjat juga saya dibuatnya,” Bagaimana uang itu bisa jadi bagian saya?”, kata saya.
Sahutnya, “ Dulu kamu telah membantu banyak kepada saya dan telah menggunakan komputer
kamu berbulan-bulan, sekarang saya mau menggantinya.” “Wah itu sudah lama sekali,” kata
saya. “lupakan saja, komputer itu kan sudah kembali dipake saya dan sekarang ada disini,”
tambah saya lagi. Namun dia ngotot ingin memberi saya uang dan minta secepatnya
mengirimkan nomer rekening. Rezeki tak disangka-sangka tak bisa saya tolak. Saya kirim nomor
rekening, dan kemudian saya cek besoknya. Uang di ATM telah bertambah tiga juta rupiah.
Sedemikian ajaibnya, saya pikir. Mau lebaran, rezeki tak disangka-sangka datang. Maha
suci Allah, Terus menerus saya ucapkan syukur. Benak pikiran terus bertanya-tanya? Apa yang
membuat ini sedemikian rupa? Saya berpikir sangat mendalam. Beberapa saat saya baru teringat,
saya pernah memberikan uang sejumlah tiga ratus ribu rupiah sebagai zakat mal saya. Persis
menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun yang lalu. Pikir saya,”Saya yakin inilah yang disebut
transfer energi.”
Semakin banyak hal yang kita lakukan bagi orang lain, semakin banyak hal dilakukan
orang lain bagi kita. Ketika kita menawarkan diri untuk membantu atau melayani orang lain,
mereka juga akan membantu dan melayani kita. Berlaku hukum konpensasi,” Semakin banyak
yang kita berikan akan semakin banyak pula yang akan kita dapatkan.”
Kebiasaan saya adalah selalu menghubungkan segala sesuatu yang terjadi sebagai proses
sebab akibat atau aksi reaksi. Seperti cerita di atas saya senang sekali bila menghubungkannya
Memahami kekekalan energi adalah bagaimana kita memahami kekekalan Sifat Tuhan.
Kemampuan-Nya yang kekal tak berawal dan tak berakhir. Kemampuan dalam berubah-ubah
bentuk. Itulah Kuasa Tuhan terhadap segala sesuatu. Kemampuan gerak (energi gerak), berubah
menjadi kemampuan diam (energi potensial), berubah menjadi kemampuan menerangi (energi
Hancurnya semesta pada saat Qiyamah, bukan hancurnya energi atau kemampuan Allah,
namun perubahan bentuk energi semesta alam, yang berubah bentuk menjadi bentuk energi yang
baru. Yang disebut alam Akhirat. Syurga dan neraka adalah representasi dari perubahan bentuk
energi positif dan energi negatif yang dilakukan manusia. Bagi manusia yang selalu
menggunakan energi positif syurga bentukan energinya dan bagi manusia yang selalu
menggunakan energi negatif neraka bentukan energinya. Tidak ada yang hilang dari energi yang
telah digunakan manusia. Seluruhnya mengubah bentuk berubah menjadi bentuk energi baru.
Seperti juga pengalaman saya di atas. Sejumlah tiga juta rupiah itu adalah perubahan bentuk
energi yang saya keluarkan sebelumnya. Perubahan bentuk energi tidak terbatas hanya pada saat
pergantian alam dunia ke alam akhirat namun juga saat-saat hidup sekarang ini. Perubahan
energi tidak tergantung dari waktu, tidak dibatasi waktu. Mengapa demikian? Karena
kemampuan Allah tidak terbatasi oleh waktu. Kalau kemampuan Allah tergantung waktu, berarti
kalau begitu kemampuan Allah tidak kekal. Jadi pintar-pintar ambil pelaran dari apa yang sudah
terjadi pada kita. Seperti peristiwa pengalaman di atas tidak hanya itu saja, setiap detik, tiap
menit, tiap saat kita kita mendapatkan hal yang demikian. Yang membedakan adalah kesan kita.
Seolah-olah peristiwa demikian adalah hanya waktu-waktu tertentu padahal kita merasakan
Segala amal perbuatan adalah semua bentuk energi yang digunakan semua manusia
selama hidupnya di dunia. Semua benda-benda yang ada di sekeliling manusia akan menjadi
saksi atas perbuatan yang dilakukan manusia selama hidup di dunia. Artinya, bahwa bentuk-
bentuk materi yang ada di dunia akan berwujud menjadi bentuk materi baru juga pada alam
akhirat dan memberikan persaksian atas perbuatan manusia. Materi di alam semesta pada
hakikatnya adalah bentuk energi yang akan berubah menjadi bentuk energi yang baru yang akan
menjadi saksi di kemudian hari namun tersimpan seolah-olah mati, seperti saat perubahan wujud
es menjadi air tidak ada perubahan suhu pada kejadian itu. Ini pun demikian kelak dihidupkan
kembali untuk proses persaksian makhluk pada Tuhannya. Berarti dengan dasar pemikiran di
atas adanya alam akhirat yang menyediakan neraka dan surga secara logis dapat diterima
keberadaannya. Syurga dan neraka adalah bentuk perubahan energi positif dan energi negatif
yang dilakukan manusia. Perubahan energi yang terjadi bisa berhubungan dengan materi yang
diinfakannya, materi yang dizakatkannya, materi yang dijadikan fasilitas beribadah kepada-Nya,
atau perilaku kita selama hidup di dunia kemudian mewujud dalam bentuk energi yang baru.
Bentuk energi positif yang dimaksud adalah seperti kutipan ayat berikut, “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik
makhluk.”(Al Bayinah ayat 7) Balasannya, seperti kutipan ayat berikut,”Balasan mereka di sisi
Tuhan mereka ialah Syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang
demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. (Al Bayinah ayat 8)
LATIHAN TEKNIS
Silakan lakukan banyak memberi pada orang lain, bila kita punya kemampuan amalkan
kemampuan tersebut. Bila kita memiliki kelebihan harta, bagi-bagilah harta tersebut
Bila ini sering dilakukan lihatlah perubahan hidup yang terjadi! Pendapatan kita secara
Bila ini sering dilakukan ketentraman hidup, atau hidup yang penuh berkah akan segera kita
nikmati.