Anda di halaman 1dari 15

MA’RIFATULLAH

(Mangenal Allah)
SULUK NUSANTARA

SESI KE-3 (PENGANTAR)


MEMAHAMI
HAKIKAT PRIBADI
(I)
Menjadi manusia yang sesungguhnya ternyata bukan
semata-mata menjadi makhluk yang wujudnya dikenal
sebagai manusia. Wujud manusia ternyata diperleng-
kapi dengan alat-alat ragawi yang dapat digunakan
untuk berzikir, berfikir, dan bertafakur. Dengan
mengaktualisasikan zikir, pikir dan tafakur, manusia
mewujudkan hak hidupnya, kemandirian hidup dan
kodratnya.

Bila untuk menjadi manusia yang sesungguhnya ia


menegaskan perbedaannya dengan makhluk lainnya,
maka dengan memahami hakikat pribadinya manusia
berusaha menyingkap siapa sebenarnya dirinya itu.
Jadi, yang diperhatikan adalah struktur diri. Fokusnya
adalah substansi yang ada pada diri manusia. Yang
kita pelajari adalah “apanya” dan “siapanya” manusia.
2
Pribadi manusia bersifat abstrak. Tidak terjangkau oleh
indra manusia. Oleh karena abstraknya itu, kita pun
akan menemukan kesulitan dalam memahami atau
mengenal diri kita sendiri. Ada sebuah Hadis atau
ungkapan bijak: “man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa
rabbahu”, barangsiapa mengenal dirinya, pasti ia akan
mengenal Tuhannya. Bahkan ungkapan ini sudah ada
di masa kejayaan akademi Yunani. Ungkapan tersebut
berbunyi: “Gnothi se auton!” “Kenalilah dirimu sendiri.
Perintah ini ditulis pada kuil dewa-dewi Yunani di
Delphi yang menjadi dasar filsafat Sokrates.

Mengenal diri diperlukan untuk mencapai pengetahuan


dan tingkah laku yang lebih baik. SSJ sangat menekan-
kan pengetahuan tentang diri ini; sehingga bagi yang
salah tangkap, ajaran ini dianggap ajaran atheisme.
3
Pribadi bersifat amat abstrak. Alquran tidak memuat
istilah “pribadi” –tentu dalam bahasa Arabnya– meski
kosa kata Arab untuk pribadi ada yaitu “syakhshy”.
Pribadi merupakan wilayah batin manusia. Pribadi
dapat berkembang pada masyarakat yang memiliki
diferensiasi kehidupan atau memiliki pembagian kerja
yang jelas untuk tegaknya suatu masyarakat.

Tampaknya masyarakat Arab pada waktu lahirnya


agama Islam belum memiliki wilayah privasi yang jelas.
Sistem kesukuan masih sangat kental. Dalam sistem
kesukuan hak milik perorangan minimal, dan yang kuat
adalah hak milik kolektif. Oleh karena itu, wajar bila
kosa kata “syakhshy” tidak ditemukan dalam Alquran.
Pada masa awal turunnya agama-agama, wilayah priba-
di belum dihargai dengan semestinya.
4
Kuatnya kekuasaan elite agama dan maraknya perbu-
dakan menekan atau bahkan menghilangkan wilayah
pribadi. Apakah pribadi itu? Kata “pribadi” berasal dari
bahasa Kawi (bahasa hasil paduan kosa kata Jawa
Kuno dan Sanskerta) yang ber-arti sendiri atau diri
sendiri. Inilah wilayah hidup yang tidak boleh diganggu
atau dihilangkan oleh pihak lain. Bila wilayah ini dihi-
langkan, maka yang terjadi adalah sosok manusia yang
isinya orang lain. Dengan kata lain, seseorang yang
dihilangkan wilayah pribadinya, maka dia disebut
“tidak memiliki kepribadian”.

Bila sebuah bangsa tidak memiliki kepribadian akan


terjadi dua kemungkinan:
1. Bangsa itu lenyap dari permukaan bumi, seperti
Romawi, Viking, dan lain-lainnya.
5
2. Bangsa itu hanya menjadi pasar bagi bangsa/negara
lain.

Kepribadian bersifat khas atau unik. Yang membe-


dakan satu orang dengan orang lain, satu komunitas
dengan komunitas lainnya, dan satu negara dengan
negara lainnya adalah kepribadian. Ini seperti sidik jari
tangan. Tak ada dua orang di dunia ini yang memiliki
sidik jari tangan yang sama. Kepribadian juga demi-
kian! Sidik jari tangan sebagai tanda lahiriah, sedang-
kan kepribadian ada di wilayah batiniah.

Pribadi bukan ego, sebab pribadi merupakan wujud


yang tidak menyandang pangkat, jabatan, posisi, gelar
dan atribut lainnya. Pribadi benar-benar sebagai subs-
tansi manusia yang tidak diperoleh dari luar dirinya.
6
Untuk memahami pribadi, kita harus menggunakan alat
bantu, yaitu alam materi.

Bumi, rembulan, matahari, gunung, dan semua jenis


tumbuhan dan hewan, juga sosok lahiriah manusia
adalah alam materi. Udara, air, api, bahkan atom atau
molekul gas yang tidak terlihat pun merupakan materi.
Pada prinsipnya, semua yang memiliki bentuk –ada
ukuran– sekecil apapun adalah materi atau benda. Dan,
benda yang terjangkau oleh indra disebut dalam
Alquran sebagai alam syahadah. Inilah alam yang
dapat disaksikan dan dapat pula diverifikasi kebenar-
annya. Ada pula benda yang karena saking kecilnya,
tidak terjangkau oleh indra seperti atom dan molekul,
namun masih bisa diverifikasi kebenarannya. Di sinilah
wilayah alam ghaib.
7
Baik benda yang berupa alam syahadah maupun ghaib,
ternyata mengandung kodrat atau kuasa. Masing-
masing jenis benda memiliki kodratnya sendiri. Dan,
akhirnya kita tahu bahwa meskipun sama-sama benda
cair; tetapi air, minyak tanah, dan minyak goreng
memi-liki kodratnya sendiri-sendiri.

Kodratnya benda selain manusia dapat diidentifikasi


karena terikat oleh wujud lahiriahnya. Nah, manusia,
selain memiliki kodrat fisik, juga ada kodrat batin. Yang
kodrat batin yang menentukan kepribadiannya.

Kodrat atau sifat kuasa itu ada karena ada “kekuatan”


atau tenaga yang dalam pandangan saintifik disebut
energi. Dan, ternyata aneka rupa wujud benda disebab-
kan kandungan energi di dalamnya.
8
Adalah Albert Einstein (1879–1955) orang yang pertama
kali memahami adanya hubungan antara materi dan
energi. Hubungan ini dirumuskan  E = mc2. Dengan
bahasa mudahnya, materi adalah wujud sejumlah
energi. Jumlah energi, yaitu energi yang men-jadi
materi dan yang masih berupa energi senantiasa tetap,
seperti air dalam bejana berhubungan. Bila dalam satu
bejana tampak berisi banyak air, pasti pada bejana
lainnya jumlah airnya berkurang.

Hasil kajian yang mendalam, ternyata menunjukkan


bahwa keberadaan segala hal berasal dari cahaya,
yang dalam bahasa Arabnya disebut nûr. Dalam Alqur-
an ada sebutan nûr ‘alâ nûr. Cahaya di atas cahaya.
Dan, yang menjadi sumber nûr adalah Zat YME yang
dalam Alquran disebut Allah.
9
Cahaya ternyata merupakan entitas yang tidak kita
ketahui jumlahnya. Masing-masing entitas cahaya
memiliki panjang gelombang tertentu, atau memiliki
frekuensi getar tertentu. Cahaya yang tampak oleh
mata manusia berada pada panjang gelombang ter-
tentu, sedangkan yang panjang gelombangnya berada
di atas atau di bawah cahaya tampak, justru tidak
terlihat oleh mata manusia.

Cahaya Tuhan berlapis-lapis, yang dalam bahasa Hadis


disebutkan bahwa keberadaan Tuhan terselimuti oleh
70 ribu lapis cahaya. Satu lapis cahaya saja tersingkap
akan terbakarlah alam semesta ini.

Dari sini kita tahu bahwa relasi manusia dengan Tuhan


harus melalui jalan tertentu sesuai dengan kodratnya.
10
Energi dan materi berasal dari cahaya. Dan, sumber
segala cahaya adalah Pribadi atau Zat yang kita sebut
Tuhan, atau Allah, atau berbagai nama lainnya. Energi
dan materi tak akan tumbuh menjadi aneka rupa dan
warna bila Tuhan tidak menempatkan kodrat di
dalamnya. Kodrat pada benda disebut sifat asal, atau
kita sebut ya seperti itulah sifatnya.

Jadi, secara fisik kodrat manusia pada mulanya sama,


artinya semua kelengkapan hidup yang diberikan
Tuhan pada setiap orang yang dilahirkan sama. Inilah
asal kodrat! Dalam perjalanannya manusia berinteraksi
dan bersinggungan dengan makhluk lainnya, sehingga
besarnya kodrat pada masing-masing orang berbeda-
beda. Dengan kodrat yang ada, seolah-olah semua
benda bisa bergerak dan tumbuh tanpa sentuhan-Nya.
11
Namun, kodrat ada takarannya. Setelah mencapai
tahap kesempurnaan pertumbuhannya, makhluk akan
mengalami penyusutan dan akhirnya mati. Benda
hidup setelah mati akan mengalami peruraian dan
kembali menjadi unsur-unsur penyusunnya. Nah,
menurut SSJ kita sebagai manusia ini harus bisa
kembali ke asal berdasarkan iradat kita, bukan oleh
paksaan dari luar diri kita. Inilah upaya untuk mengem-
balikan pada kodrat asalnya. Jadi, menurut SSJ, sebe-
lum kita mati kita harus belajar dan akhirnya bisa
melepaskan keinginan dan angan-angan kita. Oleh
karena itu, kita harus menyadari jenis tenaga dan
energi yang menumbuhkan kodrat kita.

Ada 3 jenis energi:


Pertama, energi yang diperoleh melalui makanan.
12
Dalam bahasa Tao, energi dari makanan disebut jing.
Jawa menyebutnya daya, Arab hawl. Energi ini harus
diperoleh dengan cara dan jenis yang halal, dan
konsumsinya tidak berlebihan. Baca Q. 7:31, 2:168,
5:88.

Kedua, ada energi yang lebih halus yang kita peroleh


melalui cahaya, suara, lukisan, maupun pernapasan.
Inilah yang disebut energi permana, di Cina disebut qi
(chi), dan disebut quwwah di Arab. Ini untuk kodrat
yang berkaitan dengan kerja batin. Q. 13:28.

Ketiga, energi yang diperoleh dengan cara hidup


penuh kesadaran, lewat zikir fana. Energi yang
diperoleh adalah energi pranawa, shen, atau ruhiyah.
Ini sumber kekuatan untuk hidup éling dan waspada.
13
Energi fisik (daya, Jing, hawl) dipancarkan dan diserap
oleh semua benda fisik. Kalau kita makan, maka kita
mendapatkan input energi dari benda yang kita makan.
Energi ini ada yang berupa protein, vitamin, mineral,
dan karbohidrat. Pada saat kita bergerak atau bekerja,
maka energi fisik tadi kita gunakan sebagai tenaga.
Agar kodrat tubuh kita bisa tumbuh baik dan sehat,
maka kita harus selektif dalam mengonsumsi makanan
dan minuman.

Kodrat yang dikandung dalam energi fisik bukan untuk


memberikan kehidupan. Yang membuat benda hidup
tampak hidup adalah energi Qi, prana atau permana.
Bila bagian tubuh yang menampung energi permana
sudah rusak, maka energi permqnanya akan bocor
alias mengalir keluar dan akhirnya makhluknya mati.
14
Energi permana berfungsi untuk menciptakan ketena-
ngan batin, untuk menahan gejolak emosi, dan menghi-
langkan berbagai kuasa negatif yang ada pada diri kita.
Oleh karena itu, rasa marah, kebencian, kedengkian,
dan keserakahan bisa disingkirkan atau dimusnakan
dengan cara melakukan senam/meditasi/zikir perna-
pasan serta dikombinasikan dengan penyerapan caha-
ya pagi hari (dari jam 04.00 – 06.00).

Hasil dari olah napas ini digunakan untuk meditasi


hening, i’tikaf, atau zikir fana. Q. 7:43. Dalam kondisi
bebas dari pengaruh luar inilah lubuk hati manusia
akan terbuka dan siap menerima cahaya dari Tuhan
semesta alam. Nah, seharusnya yang kita upayakan
dalam hidup ini adalah meningkatnya kandungan ener-
gi permana dan pranawa.
15

Anda mungkin juga menyukai