Anda di halaman 1dari 5

MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH

PAPER

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama katolik

oleh :
Bernadette Petria Pinasthika (170210402053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB I PENDAHULUAN

Manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna. Manusia memiliki akal dan budi yang
tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan Allah lainnya. Kita sebagai manusia patut bersyukur dan
bangga diberi anugrah lebih dari makhluk ciptaan yang lain. Manusia memiliki derajat yang lebih
tinngi jika dibandingkan dengan binatang, tumbuhan dan ciptaan lainnya. Oleh karena itu,
seharusnya sikap kita sebagai mahluk ciptaan dengan derajat yang paling tinggi, mampu
mengembangkan dan menjaga semua ciptaan yang dititipkan Allah pada kita.
Kitab Suci menjelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah sendiri serupa dan segambar
dengan-Nya. Oleh karena itu, manusia mampu mengenal dan mengasihi penciptanya. Sejak awal
diciptakan manusia merupakan penguasa atas segala cipataan Allah lainnya. Manusia diharapkan
mampu menjaga dan menggunakannya untuk memuliakan Allah.
Namun, sekarang ini banyak manusia mengalami krisis identitas. Bahkan mereka tidak sadar
jika mereka diciptakan segambar dan serupa dengan Allah penciptanya. Manusia lebih cenderung
mengikuti keinginan duniawi daripada mendengarkan suara hatinya. Hal ini membuat manusia
perlu memahami hakikat manusia sebagai citra Allah. Manusia juga perlu mengenal diri mereka
sendiri dengan baik, dengan begitu manusia akan mampu mengenal dan memahami dirinya sebagai
citra Allah.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manusia


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manusia adalah makhluk yang berakal budi (mampu
menguasai makhluk lain); insan; orang (Kemendikbud, 1996). Secara umum, manusia digambarkan
sebagai makhluk yang berakal budi yang mampu berinteraksi bahkan menguasai makhluk lain.
Manusia juga bukan makhluk yang sempurna, manusia juga memiliki keterbatasan dalam berpikir,
menafsirkan dan berimajinasi.
Menurut saya sendiri, manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang memiliki akal
dan budi. Dimana manusia ini selalu berkembang dan berproses dalam hidupnya. Kehidupannya
juga dinamis, selalu berubah mengikuti perkembangan jaman yang dialaminya.

2.2 Pandangan Sains tentang Manusia

Berbicara mengenai asal-usul manusia mengharuskan kita untuk berbicara tentang asal-usul
kehidupan dan hidup. Teori pertama yang dapat dikenali dari Aristotle (384-322M) yang disebut
sebagai teori Abiogenesis atau Generasio Spontanea. Menurut teori ini, semua yang hidup muncul
secara terus-menerus dari yang mati atau materi. Namun teori ini dibantah oleh Lazardo Spanlazani,
Frencesco Redi (dari Itali) dan Louise Pasteur (dari Perancis), berhasil membuktikan bahawa
makhluk hidup tidak dari materi yang mati.Kemudian tahun 1860, telah muncul teori baru yang
menyatakan bahwa semua makhluk yang hidup berasal dari yang hidup sebelumnya (omne vivum
ex vivo).

Setelah itu, munculnya teori evolusi dari Charles Darwin(1809-1882). Pada dasarnya
merupakan kelanjutan dari teori “omne vivum ex vivo”. Menurut Charles Robert Darwin pada
tahun 1800-1882 bahwa hewan, tumbuhan, dan juga manusia merupakan hasil perubahan evolusi
dari makhluk hidup yang sangat sederhana pada awal kehidupan di bumi, yang secara perlahan-
lahan melalui proses penurunan dengan modifikasi yang akhirnya berkembang menjadi spesies
organisme di muka bumi ini, termasuk di dalamnya adalah kejadian manusia.

Khusus tentang kejadian manusia, menurut teori evolusi Darwin, manusia adalah hewan atau
binatang yang lebih maju dibandingkan hewan atau spesies lain. Pada tahun 1842 Darwin telah
menyusun kerangka teorinya dalam sebuah buku yang setebal 250 halaman yang telah diselesaikan
pada tahun 1844, yang kemudian ia beri judul The Origin of the Species by Means of Natural
Selection pada tahun 1859 dan buku lain dengan judul The Origin of Men pada tahun 1871 yang
kemudian terkenal dengan istilahTeori Evolusi Darwin.

Para ilmuan terus berpikir dan mengkritisi sebenarnya bagaimana manusia diciptakan terlepas
dari sudut pandang agama, karena mereka berfikir secara logika atau pikiran Tuhan. Seiring
perkembangan waktu, teori-teori juga berubah dan memunculkan pandangan baru lagi, sehingga
tidak ada kepastian bagaimana manusia menurut sains.

2. 3 Pandangan Kitab Suci terhadap Manusia

Sumber utama untuk mengenal siapa manusia adalah Kitab Suci. Dalam Kitab Kejadian 1: 27,
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-
Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”, jadi manusia tidak hadir dengan
sendirinya. Dia diciptakan oleh Allah. Oleh karena itu, manusia membutuhkan Allah untuk menjadi
ada. Manusia tidak boleh sombong, karena sehebat apapun kita, sepintar apapun kita, tanpa Allah
kita tidak ada (Soru, 2012).

2.4 Sains VS Iman


Kedua pandangan ini sangat bertentangan. Kedua pandangan sama-sama meyakini asal usul
manusia dari dua hal yang berbeda. Sains menerangkan asal usul manusia dengan logikannya
sedangkan iman atau alkitab berdasarkan apa yang diilhamkan oleh Roh Kudus.
Saya lebih cenderung meyakini asal usul manusia dari Alkitab. Sebagai seorang yang beriman
saya menyadari adanya kekuatan yang luar biasa yang kadang tidak bisa dinalar oleh kita manusia.
Saya percaya bahwa Allah menciptakan kita sendiri dan bahkan menghembuskan nafas kehidupan
dalam diri kita.

2.5 Manusia sebagai citra Allah


Allah menciptakan manusia secitra dan segambar dengan Allah. Manusia diharapkan
mengenal diri sebagai pribadi citra Allah dan dipanggil agar mampu hidup sebagai Citra Allah yang
bersyukur atas keberadaan dirinya, menghargai hak azasi manusia, dan mampu bekerjasama dengan
sesama, menjaga kelestarian lingkungan hidup serta mampu berelasi dengan Tuhan sebagai
pencipta kehidupan.
Sebagai makhluk ciptaan seperti yang dinyatakan oleh kitab Kejadian tersebut, menunjukkan
bahwa manusia dijadikan memiliki sifat kekudusan dan keilahian Allah. Yang dimaksudkan sifat
manusia yang kudus dan memiliki kesamaan ilahi adalah kualitas hidup yaitu sebelum manusia
jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3:1-24). Kemudian manusia memperoleh keselamatan melalui Yesus
Kristus, dan kemudian manusia mendapatkan hidup yang baru dan dipanggil kembali untuk hidup
sesuai dengan kehendak Allah.

Manusia dijadikan segambar dan serupa dengan Allah, diharapkan manusia mampu hidup
ilahi dalam kehidupan sehari-harinya dan mampu membuka htinya terhadap Allah. Manusia juga
diciptakan untuk menguasai semua alam ciptaan dan makhluk lain di dunia ini.Oleh karena itu,
manusia harus mampu menjaga, merawat dan mengembangkan alam beserta isinya.

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Soru, Esra Alfred. 2012. Apa Kata Alkitab Tentang Manusia?. Diambil 20 Maret 2018 dari
pelangikasihministry2.blogspot.co.id/2012/10/apa-kata-alkitab-tentang-manusia-part1.html?mm=1.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. 2016. Pendidikan
Agama Katolik untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jendral Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai